Pertanyaan
1. Berdasarkan Keputusan Kasad nomor Kep/1171/XII/2022 tanggal 23 Desember
2022 tentang penetapan Satuan Kerja (Satker) di lingkungan TNI AD, bahwa pada tahun
2022 jumlah Satker jajaran TNI AD sebanyak 340 Satker. Namun yang baru
mendapatkan/memperoleh predikat WBK/WWBM masih sedikit sejumlah 16 Satker.
Jelaskan menurut Pasis, mengapa hal tersebut bisa terjadi apa yang menjadi
kendalanya ?
Jawab :
Program Reformasi Birokrasi di lingkungan TNI AD. Berdasarkan Peraturan
Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design RB 2010-2025 bahwa dalam
penyusunan perencanaan RB disesuaikan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
setiap Kementerian dan Lembaga. Tugas Pokok TNI AD sebagai bagian dari TNI,
menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, serta
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara di darat. Sedangkan dalam rangka
melaksanakan tugas pokok dan tugastugasnya, TNI AD menyelenggarakan fungsi utama
yang didukung oleh fungsi organik militer, fungsi pembinaan, fungsi teknis militer umum,
fungsi teknis militer khusus, fungsi teknis khusus, dan fungsi khusus. Dengan demikian
dalam penyelenggaraan RB di lingkungan TNI AD diarahkan kepada tugas pokok dan
fungsi TNI AD.
Berdasarkan Keputusan Kasad nomor Kep/1171/XII/2022 tanggal 23
Desember 2022 tentang penetapan Satuan Kerja (Satker) di lingkungan TNI AD,
bahwa pada tahun 2022 jumlah Satker jajaran TNI AD sebanyak 340 Satker. Namun
yang baru mendapatkan/memperoleh predikat WBK/WWBM masih sedikit sejumlah
16 Satker, kemungkinan terjadinya hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa
faktor seperti:
c. Masih adanya praktik korupsi dan kolusi. Praktik korupsi dan kolusi masih
menjadi kendala dalam upaya mencapai predikat WBK/WBBM. Satker yang masih
terdapat praktik korupsi dan kolusi akan kesulitan untuk memenuhi kriteria dan
standar yang ditetapkan dalam Reformasi Birokrasi dan Zona Integritas.
Itulah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya jumlah Satker yang
memperoleh predikat WBK/WBBM pada tahun 2022. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya-upaya yang efektif dan efisien untuk mengatasi faktor-faktor tersebut agar Satker
jajaran TNI AD dapat meningkatkan kinerja mereka dalam Reformasi Birokrasi dan
memenuhi kriteria Zona Integritas.
b. Terbatasnya Sumber Daya Manusia dan Materiil. Sumber daya manusia dan
materiil yang terbatas dapat menjadi kendala dalam implementasi WBK/WWBM di
Satker TNI AD. Terutama dalam hal pengadaan peralatan dan pelatihan yang
diperlukan untuk mengimplementasikan sistem tersebut secara optimal.
Indikator Kinerja
Revisi DIPA
Strategi Optimalisasi Capaian IKPA :
a. Melakukan reviu atas DIPA secara periodik (minimal sekali di akhir triwulan), dan
mengendalikan serta mengoptimalkan revisi anggaran dalam hal diperlukan penyesuaian
kebijakan program/kegiatan pada Satker.
b. Mempersiapkan dokumen yang diperlukan apabila masih terdapat anggaran yang
diberikan catatan dalam DIPA (tanda blokir) dan segera menyelesaikan pada Triwulan I.
c. Meminimalkan atau menunda revisi pergeseran antarjenis belanja di akhir triwulan
yang dapat menyebabkan trajektori penyerapan anggaran berubah.
1 https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/manokwari/id/data-publikasi/artikel/2986-reformulasi-indikator-kinerja-
pelaksanaan-anggaran-ikpa-tahun-2022-dan-strategi-persiapan-penilaian-ikpa-tahun-2022.html
`4
Indikator Kinerja
Deviasi Halaman III DIPA
Strategi Optimalisasi Capaian IKPA :
a. Mereviu rencana kegiatan secara periodik dan prognosis penyerapan anggaran
(minimal sekali di akhir triwulan), serta menyusun rencana penarikan dana masing-masing
jenis belanja.
b. Menyelaraskan RPD Halaman III DIPA dengan target penyerapan anggaran
triwulanan. Dalam hal terdapat perubahan komposisi pagu per jenis belanja, agar
memperhatikan perubahan target penyerapan anggaran dan melakukan penyesuaian
pada RPD Hal III DIPA.
c. Mengajukan revisi Hal III DIPA sebelum batas akhir cut off RPD triwulanan dalam
rangka penilaian IKPA.
Indikator Kinerja
Penyerapan Anggaran
Strategi Optimalisasi Capaian IKPA :
a. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan dan terjadwal,
serta tidak menumpuk pencairan anggaran pada akhir tahun.
b. Melakukan percepatan belanja, khususnya untuk belanja barang dan modal yang
proses pengadaan barang dan jasanya dapat dimulai sejak awal tahun anggaran.
c. Mengoptimalkan penyerapan anggaran secara proporsional setiap bulan
berdasarkan target, rencana kegiatan, dan rencana penarikan dana yang telah disusun.
Indikator Kinerja
Belanja Kontraktual
Strategi Optimalisasi Capaian IKPA :
a. Mengidentifikasi dan mempersiapkan PBJ tahun anggaran mendatang untuk
dilakukan percepatan lelang dan penandatanganan kontrak segera setelah DIPA
ditetapkan.
b. Menyiapkan dokumen dan segera melakukan pendaftaran kontrak ke KPPN.
c. Memastikan pengadaan barang/jasa yang sifatnya sekaligus dan nilainya s.d. Rp
200 Juta diselesaikan (s.d. pembayarannya kepada pihak ketiga) pada Triwulan I.
Indikator Kinerja
Penyelesaian Tagihan
Strategi Optimalisasi Capaian IKPA :
a. Segera menyelesaikan pembayaran dan tidak menunda proses penyelesaian
tagihan yang pekerjaannya telah selesai (termasuk pekerjaan termin).
`5
Namun, setiap Satker TNI AD mungkin memiliki tantangan dan kondisi yang
berbeda-beda, sehingga perlu melakukan analisis situasi secara khusus dan menyusun
strategi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Sebagai Ka Satker (Kepala Satuan Kerja) dalam lingkungan TNI AD, upaya
Pasis dalam menjabarkan Perkasad Nomor 4 Tahun 2020 tentang Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
DAFTAR PUSTAKA