Anda di halaman 1dari 11

`0

Pertanyaan
1. Ide pemindahan IKN pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno tanggal 17
Juli 1957. Soekarno memilih Palangkaraya sebagai IKN dengan alasan Palangkaraya
berada di tengah kepulauan Indonesia dan wilayahnya luas. Soekarno juga ingin
menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia mampu membangun IKN yang
modern. Ide Soekarno tersebut tidak pernah terwujud. Pada masa Orde Baru, tahun 1990,
ada juga wacana pemindahan IKN ke Jonggol. Pada era Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, wacana pemindahan IKN muncul kembali karena kemacetan dan banjir yang
melanda Jakarta. Terdapat tiga opsi yang muncul pada saat itu yaitu tetap
mempertahankan Jakarta sebagai IKN dan pusat pemerintahan dengan melakukan
pembenahan, Jakarta tetap menjadi IKN tetapi pusat pemerintahan dipindahkan ke
daerah lain dan membangun IKN baru. Pada akhirnya, keputusan pemerintah yang ingin
memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara
terwujud, hal ini dapat dilihat dari telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022
tentang Ibu kota Negara pada tanggal 15 Februari 2022. Apa yang Pasis ketahui tentang
urgensi pemindahan IKN, sehingga pemerintah mencantumkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020 – 2024 !
Jawab :
Melihat rencana panjang dan gerak cepat Jokowi untuk memindahkan IKN di atas,
urgensi pemindahan IKN, sehingga pemerintah mencantumkan dalam Rancana
1
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 antara lain :
Pertama, menghadapi tantangan masa depan. Sesuai dengan Visi Indonesia 2045
yaitu Indonesia Maju, ekonomi Indonesia akan masuk 5 besar dunia pada tahun 2045.
Pada tahun itu diperkirakan PDB per kapita sebesar US$ 23.119. Tahun 2036,
diperkirakan Indonesia akan keluar dari middle income trap. Oleh sebab itu dibutuhkan
transformasi ekonomi untuk mencapai Visi Indonesia 2045. Transformasi ekonomi
didukung oleh hilirisasi industri dengan memanfaatkan sumber daya manusia,
infrastruktur, penyederhanaan regulasi, dan reformasi birokrasi yang dimulai dari tahun
2020-2024. Oleh sebab itu dibutuhkan IKN yang dapat mendukung dan mendorong
transformasi ekonomi tersebut.
Kedua, IKN harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata
termasuk di Kawasan Timur Indonesia. Selama ini, Jakarta dan sekitarnya terkenal
dengan pusat segalanya (pemerintahan, politik, industri, perdagangan, investasi,

1
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kalbar/baca-artikel/14671/Urgensi-Pemindahan-Ibu-Kota-
Negara.html, Diakses : 06/05/2022
`1

teknologi, budaya dan lain-lain). Tidak mengherankan jika perputaran uang di Jakarta
mencapai 70 persen yang luasnya hanya 664,01 km² atau 0.003 persen dari total luas
daratan Indonesia 1.919.440 km². Sementara jumlah penduduknya 10,56 juta jiwa atau
3,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia 270,20 juta jiwa (data tahun 2020).
Hal ini menyebabkan ketidakmerataan pembangunan dan kesejahteraan di
Indonesia. Pembangunan tersentralisasi di Jakarta dan pulau Jawa. Kondisi ini kurang
baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan sustainable, tidak
termanfaatkannya potensi daerah secara optimal, kurang mendukung keadilan antara
daerah, dan rentan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh sebab itu dibutuhkan IKN yang dapat menjawab tantangan tersebut yaitu kota
yang berkelas dunia untuk semua rakyat Indonesia. IKN yang berlokasi di Kalimantan
diharapkan “pusat gravitasi” ekonomi baru di Indonesia termasuk di kawasan tengah dan
timur Indonesia. IKN baru diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru dan memaksimalkan potensi sumber daya daerah.
Ketiga, kondisi objektif Jakarta yang tidak cocok lagi sebagai IKN. Hal ini bisa
dilihat dari “beban” yang harus ditanggung Jakarta antara lain 1) kepadatan penduduk
16.704 jiwa/km² sementara kepadatan penduduk Indonesia hanya 141 jiwa/km². 2)
Kemacetan Jakarta yang merupakan kota termacet nomor 10 di dunia tahun 2019 walau
menurun menjadi nomor 31 dari 416 kota besar di 57 negara tahun 2020 (TomTom Traffic
Index). 3) permasalahan lingkungan dan geologi yang telah akut antara lain banjir yang
setiap tahun melanda Jakarta dan terjadinya penurunan tanah yang mengakibatkan
sebagian wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut.
Pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan pasti membawa pro dan kontra.
Namun sebagai negara demokrasi, ketika Negara telah memutuskan memindahkan IKN
dengan proses demokrasi melalui UU, seharusnya seluruh komponen bangsa
mendukungnya. Bangsa Indonesia perlu meminimalisasi ekses pemindahan IKN. Tidak
ada satu keputusan apapun yang memuaskan seluruh rakyat, namun keputusan yang
memberikan manfaat lebih besar kepada bangsa Indonesia harus didukung sebagai
wujud kecintaan dan bakti untuk NKRI.
Disisi lain beberapa faktor yang mendorong urgensi pemindahan IKN antara lain:
a. Masalah Kemacetan dan Banjir di Jakarta. Jakarta merupakan kota yang
padat dan rawan banjir. Masalah kemacetan dan banjir di Jakarta berdampak
negatif pada kehidupan masyarakat, perekonomian, dan lingkungan. Pemindahan
IKN diharapkan dapat mengurangi beban Jakarta dan memperbaiki kualitas hidup
masyarakat.
`2

b. Pemerataan Pembangunan. Pemindahan IKN ke wilayah Indonesia bagian


timur diharapkan dapat mendorong pemerataan pembangunan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Hal ini juga sejalan dengan program
pemerintah untuk mempercepat pembangunan di wilayah Indonesia Timur.
c. Mitigasi Bencana Alam. Indonesia merupakan negara yang rawan bencana
alam seperti gempa bumi, tsunami, dan erupsi gunung berapi. Pemindahan IKN ke
wilayah Indonesia bagian timur diharapkan dapat mengurangi risiko bencana alam
dan meminimalkan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam.
d. Modernisasi Pemerintahan. Pemindahan IKN diharapkan dapat
mempercepat modernisasi pemerintahan Indonesia dan meningkatkan kinerja
birokrasi dalam memberikan pelayanan publik. Pemerintah juga berharap bahwa
dengan membangun IKN yang baru, akan memperbaiki tata kelola pemerintahan
dan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pemerintahan.
Oleh karena itu, pemindahan Ibu Kota Negara merupakan agenda penting dalam
rencana pembangunan jangka menengah pemerintah Indonesia untuk periode 2020-2024

2. Perpindahan ibu kota Nusantara (IKN) dari Jawa ke Kalimantan Timur akan
mengubah posisi center of gravity (pusat perekonomian dan pusat pemerintahan).
Sehingga pembangunan Ibu Kota Negara harus disiapkan secara matang, salah satunya
dari aspek pertahanan negara dalam rangka perlindungan keamanan Ibu Kota Nusantara
dari segala ancaman keamanan negara. Pemerintah pun sudah mengidentifikasi
ancaman pertahanan dan gangguan keamanan yang akan terjadi di IKN. Menurut pasis
faktor apa saja yang perlu mendapat perhatian dari sisi Pertahanan dan keamanan Ibu
Kota Negara baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur !
Jawab :
Pengelolaan pertahanan negara yang termuat dalam kebijakan umum pertahanan
negara Tahun 2020-2024 dijabarkan pada kebijakan penyelenggaraan pertahanan negara
Tahun 2020 - 2024 dalam upaya mewujudkan satu kesatuan pertahanan untuk mencapai
tujuan nasional. Dalam merumuskan kebijakan penyelenggaraan pertahanan negara
Tahun 2020-2024 berpedoman pada visi dan misi pemerintah yang tercantum dalam
rencana pembangunan jangka menengah nasional Tahun 2020-2024. Untuk
merealisasikan hal tersebut, pengelolaan sistem pertahanan negara diorientasikan pada
keterpaduan antara pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter sebagai wujud
`3

kesemestaan dalam sistem pertahanan negara dengan berpedoman pada tujuan dan
sasaran strategis serta kebijakan pertahanan negara.
Pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur,
memang memerlukan persiapan yang matang, termasuk dalam aspek pertahanan
dan keamanan negara. Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian dalam hal
ini adalah:
a. Pertahanan adalah suatu komponen yang sangat penting bagi setiap
Negara berdaulat. Dari perspektif ilmu pertahanan, maka salah satu pertimbangan
penetapan ibu kota adalah pengendalian keamanan nasional, termasuk di
dalamnya adalah pengendalian pertahanan negara (Kementerian Pertahanan,
2016). Ibu kota suatu negara akan menjadi Markas Komando Militer yang
diharapkan mampu bereaksi menghadang kekuatan musuh saat bergerak
memasuki wilayah terluar sekaligus menjadi pusat kendali dalam menghadapi
situasi atau fenomena ancaman yang tidak terduga seperti wabah pandemi saat ini
(Shalih et al., 2018).
b. Perlu adanya design pemindahan ibu kota negara baru (IKNB) dari aspek
ekonomi dan juga pertahanan dengan mempertimbangkan adanya eskalasi
ancaman seperti pandemi, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, migrasi dan
fenomena lainnya sebagai ancaman keamanan serius (Setiadji, 2019). Artinya, di
era yang semakin maju ini, sudah saatnya untuk meng-upgrade dan mengadopsi
gagasan keamanan yang lebih luas yang melampaui pertimbangan militer dan
anggaran alutsista saja.
c. Dari perspektif kebencanaan, Pulau Jawa rawan bencana gempa bumi dan
Banjir, terlebih Jakarta yang berada dalam ring of fire. Selain itu, Lalu lintas dan
permukiman di Jakarta macet, penuh sesak dan kumuh. Kondisi di atas tentu
sangat berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi yang dapat mengakibatkan
kerugian ekonomi sebesar 56 triliun per tahun. Masalah berikutnya yakni kualitas
dan ketersediaan air bersih yang merupakan sarana vital bagi warga ibu kota.
Lapangan pekerjaan dan kesenjangan sosial serta masalah lainnya juga sudah
sangat mendesak. Jakarta dianggap terlalu padat sebagai ibu kota negara, pusat
pemerintahan dan pusat ekonomi (Balitbang Pontianak, 2018).
d. Strategi pemindahan ibu kota negara baru ini tentunya tanpa
mengesampingkan aspek ekonomi dan pertahanan konvensional seperti
penambahan alokasi anggaran bidang pertahanan untuk penambahan jumlah
personel dan satuan baru, serta pemutakhiran Alutsista yang lebih modern dalam
`4

mendukung tugas pengamanan Ibu Kota Negara yang baru. Keduanya harus
berjalan beriringan guna menghadapi ancaman militer, ancaman nirmiliter dan
ancaman hibrida.
e. Perlindungan terhadap infrastruktur kunci. Dalam konteks pertahanan dan
keamanan negara, infrastruktur kunci seperti jaringan listrik, sistem telekomunikasi,
air bersih, dan transportasi harus dilindungi dengan baik. Perlindungan ini perlu
dilakukan untuk menghindari potensi serangan terorisme, sabotase, atau kejahatan
siber yang dapat mengancam keamanan Ibu Kota Negara.
f. Pengamanan wilayah perbatasan. Penajam Paser Utara berbatasan
langsung dengan Malaysia, sehingga perlu dilakukan pengamanan yang ketat di
wilayah perbatasan. Pengamanan ini meliputi pengawasan terhadap aktivitas ilegal
seperti perdagangan manusia, perdagangan narkoba, penyelundupan senjata, dan
kejahatan lintas negara lainnya.
g. Perlindungan terhadap krisis alam dan bencana. Penajam Paser Utara
berada di wilayah Indonesia Timur yang rawan bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, dan banjir. Oleh karena itu, pemerintah harus memperhatikan faktor ini
dalam merancang infrastruktur Ibu Kota Negara baru dan menyediakan
perlindungan yang memadai terhadap krisis alam dan bencana.
h. Perlindungan terhadap ancaman asing. Sebagai Ibu Kota Negara, Penajam
Paser Utara akan menjadi pusat pemerintahan dan kebijakan yang vital bagi
keamanan nasional. Oleh karena itu, pemerintah harus memperkuat pertahanan
dan pengamanan terhadap ancaman asing seperti spionase, perang informasi,
atau aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi
dengan negara asing.
i. Pengembangan industri pertahanan. Penajam Paser Utara akan menjadi Ibu
Kota Negara baru yang modern dan memiliki infrastruktur yang lengkap. Hal ini
membuka peluang untuk mengembangkan industri pertahanan yang dapat
meningkatkan daya tangkal Indonesia terhadap ancaman pertahanan dan
keamanan negara.

Demikian beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian dari sisi pertahanan dan
keamanan Ibu Kota Negara baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemerintah
perlu melakukan persiapan yang matang dan terintegrasi dengan baik untuk memastikan
bahwa Ibu Kota Negara yang baru benar-benar aman dan terlindungi dari berbagai
ancaman keamanan negara.
`5

3. Presiden Joko Widodo pada tanggal 26 Agustus 2019 telah mengumumkan Ibu
Kota negara baru di Kalimantan Timur. Rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) dari
Jakarta ke luar Pulau Jawa akhirnya terwujud. Sejumlah persiapan telah dilakukan.
Termasuk membuat aturan turunan dari UU Nomor 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara
(IKN). Sebagai jantung dari negara, ibu kota dinilai harus memiliki sistem pertahanan dan
keamanan yang kuat. Salah satu persiapan yang telah menjadi fokus dari perpindahan
adalah pembuatan master plan atau rencana utama dari sistem pertahanan dan
keamanan ibu kota baru Indonesia. Menurut Pasis Bagaimana Pemerintah membangun
Sistem Pertahanan dan Keamanan Ibu Kota Negara !
Jawab :
Pemerintah Indonesia telah membangun sistem pertahanan dan keamanan ibu
kota negara yang terintegrasi dan meliputi beberapa aspek, antara lain:
a. Dikutip dari Antara, Minggu (6/3), Direktur Pertahanan dan Keamanan
Kementerian PPN/Bappenas RI Bogat Widyatmoko mengatakan, empat
komponen utama dari arsitektur sistem pemerintahan dan keamanan ibu kota
negara telah berdasarkan kepada kajian ancaman pertahanan dan gangguan
keamanan yang mungkin terjadi di ibu kota negara. 2
Komponen pertama adalah intelijen. Komponen ini berfungsi untuk
mendeteksi ancaman dan tantangan secara dini, yang kemudian memberi
peringatan awal kepada pihak-pihak terkait guna melakukan langkah pencegahan,
penangkalan, dan penanggulangan. Para intelijen yang bertugas akan memberi
analisis situasi serta rekomendasi terkait langkah dan kebijakan yang paling tepat
untuk diambil oleh Pemerintah.
Komponen kedua adalah pertahanan. Pasal 30 Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945 mengamanatkan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri) sebagai kekuatan utama, kemudian rakyat sebagai
kekuatan pendukung. Komponen ini bertugas untuk menegakkan doktrin
sishankamrata, sekaligus melancarkan strategi pertahanan negara yang
menggunakan segenap kekuatan dan kemampuan komponen militer dan nonmiliter
secara menyeluruh dan terpadu. Adapun strategi yang dilancarkan oleh komponen
ini meliputi strategi penangkalan yang bersifat kerakyatan, kewilayahan, dan

2 https://www.merdeka.com/peristiwa/mengenal-empat-sistem-pertahanan-di-ibu-kota-nusantara.html,
Diakses : 06/05/2022
`6

kesemestaan. Doktrin sishankamrata juga melibatkan segenap departemen dan


lembaga pemerintah nondepartemen secara komprehensif untuk ikut serta
menjamin keamanan negara.
Komponen ketiga adalah komponen keamanan. Berbeda dengan
komponen pertahanan yang lebih memiliki orientasi dalam melindungi kedaulatan
Indonesia dari serangan militer, komponen keamanan lebih berorientasi pada
situasi keamanan domestik. Adapun yang termasuk di dalam komponen keamanan
adalah keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, serta pelayanan
dari aparat penegak hukum kepada masyarakat. Komponen ini merupakan
penyokong dari smart security, yakni sistem pengamanan kota modern yang
berdasarkan pada kemajuan teknologi, keterlibatan komunitas, serta keterlibatan
mitra keamanan dalam negeri. Smart security memiliki dua sasaran, yakni
keamanan digital dan keamanan pribadi. Pemerintah berharap, dengan terjaminnya
keamanan dari kedua sasaran tersebut, ibu kota negara dapat menjadi kota yang
aman dan damai.
Komponen Keempat adalah komponen siber. Komponen ini berfungsi
untuk menjaga kerahasiaan data, menegakkan integritas dalam pengelolaan data,
sekaligus memastikan ketersediaan data untuk menjalankan smart security dan
memaksimalkan smart city. Pada umumnya, layanan smart city membutuhkan
ketersediaan data yang tinggi. Hal ini menjadi kerentanan yang harus dilindungi
secara maksimal. Oleh karena itu, keamanan siber merupakan isu yang menuai
perhatian tinggi bagi Pemerintah. Komponen siber memiliki tugas untuk melahirkan
national security operation center (NSOC) atau security operation center (SOC).
b. Infrastruktur Pertahanan. Pemerintah telah membangun infrastruktur
pertahanan yang terintegrasi dengan sistem pertahanan nasional, seperti
pangkalan-pangkalan TNI dan Polri, serta pusat-pusat pelatihan dan latihan militer.
Selain itu, pemerintah juga membangun fasilitas-fasilitas pertahanan seperti sistem
radar, sistem pertahanan udara, dan sistem komunikasi dan jaringan informasi.
c. Keamanan Publik. Pemerintah juga telah memperkuat keamanan publik
dengan meningkatkan jumlah personel kepolisian dan penjagaan wilayah di sekitar
ibu kota baru. Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat sistem pemantauan
dan pengawasan melalui CCTV dan teknologi lainnya untuk meminimalisir tindakan
kriminal.
d. Perlindungan Lingkungan. Pemerintah juga memperhatikan aspek
lingkungan dalam membangun ibu kota negara baru. Hal ini meliputi pengendalian
`7

polusi udara, air, dan tanah, serta upaya penghijauan dan pelestarian lingkungan.
e. Sistem Transportasi. Pemerintah telah merencanakan sistem transportasi
yang terintegrasi dan modern di sekitar ibu kota baru. Hal ini meliputi
pembangunan jalan tol, kereta api, dan bandara yang dapat memudahkan mobilitas
masyarakat dan mengurangi kemacetan di sekitar ibu kota baru.
f. Cybersecurity. Pemerintah juga telah membangun sistem keamanan cyber
yang kuat untuk melindungi infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dari
serangan cyber. Hal ini meliputi pemantauan dan pengawasan sistem informasi,
serta peningkatan kemampuan dalam penanganan serangan cyber.

Secara keseluruhan, sistem pertahanan dan keamanan ibu kota negara baru
dirancang secara terintegrasi dan komprehensif untuk melindungi keamanan dan
kedaulatan negara, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang
tinggal di sekitar ibu kota baru.

4. Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan Negara dilaksanakan dengan


perkembangan kekuatan dan kemampuan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Kebijakan Pembangunan Pertahanan Negara Tahun 2020-2024 dititikberatkan pada hal-
hal yang meliputi: Pembangunan Karakter Bangsa, Postur Pertahanan Negara,
Kelembagaan, Wilayah Pertahanan, Teknologi Pertahanan, Industri Pertahanan, dan
Kerja Sama Internasional. Pada Pembangunan Kelembagaan diarahkan pada
optimalisasi, penataan, penguatan, serta pembentukan Pertahanan Militer terintegrasi
dengan Pertahanan Nirmiliter dalam kerangka pengelolaan sistem pertahanan negara.
Pembangunan kelembagaan diarahkan pada pembangunan dan penataan sistem
pertahanan militer secara terpadu di wilayah Kalimantan Timur sebagai lokasi ibukota
baru. Bagaimana penyelenggaraan pembangunan kelembagaan di wilayah Kalimantan
Timur sebagai lokasi ibu kota negara?
Jawab :
Pemindahan IKN ke Kalimantan didasarkan pada beberapa pertimbangan
keunggulan wilayah, yaitu :
a. Lokasi strategis yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia serta
dilewati oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II;
b. Memiliki infrastruktur yang relatif lengkap;
c. Lokasi yang berdekatan dengan dua kota pendukung yang sudah
berkembang yaitu Kota Balikpapan dan Kota Samarinda;
`8

d. Ketersediaan lahan yang dikuasai pemerintah yang memadai untuk


pengembangan IKN;
e. . Minim risiko bencana alam.
Perencanaan IKN disusun berdasarkan rekomendasi hasil Kajian
Liingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rapid Assessment (KLHK, 2019) dan KLHS
Masterplan IKN (Kementerian PPN/Bappenas, 2020).

Selanjutnya :
a. Penahapan Pembangunan dan Skema Pendanaan IKN – A. Penahapan
Pembangunan IKN (1/6) Substansi Muatan Rencana Induk dalam Lampiran UU
IKN Tahapan pembangunan dibagi menjadi 5 tahap : 3
1) Tahap 1 (2022-2024)
2) Tahap 2 (2025-2029)
3) Tahap 3 (2030-2034)
4) Tahap 4 (2035-2039)
5) Tahap 5 (2040-2045)
b. Penahapan ini juga menjelaskan perwujudan pemanfaatan ruang yang
mengindikasikan pengembangan Kawasan mulai dari KIPP, Kawasan IKN Timur,
Kawasan IKN Barat, hingga Kawasan IKN Utara.
c. Fokus dalam penahapan pembangunan meliputi:
1) Karakteristik Penduduk IKN
2) Sosial
3) Infrastruktur dan Lingkungan
4) Pengembangan Kawasan
5) Pengembangan Industri dan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di K-IKN
dan kawasan lainnya
6) Pertahanan dan Keamanan
d. Pengembangan Industri dan Pusat Pertumbuhan Ekonomi untuk 6 klaster
dan 2 enabler.

3
Rencana Induk IKN dalam Lampiran UU IKN, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 14 Maret 2022.
`9

Secara garis besar uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa


penyelenggaraan pembangunan kelembagaan di wilayah Kalimantan Timur sebagai
lokasi ibu kota negara antara lain :
Pertama, Pembangunan kelembagaan di wilayah Kalimantan Timur sebagai lokasi
ibu kota negara dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat sistem pertahanan militer
secara terpadu di wilayah tersebut. Hal ini dilakukan melalui pembentukan dan penataan
lembaga-lembaga pertahanan yang terintegrasi, termasuk TNI, Polri, dan Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Kedua, Pemerintah juga telah menetapkan pembangunan Markas Besar Komando
Daerah Militer (Mabes Kodam), Markas Besar Komando Armada (Mabes Koarmada),
Markas Besar Komando Pusat Kepolisian (Mabes Polri), dan Markas Besar BNPT
sebagai bagian dari pembangunan kelembagaan di wilayah Kalimantan Timur sebagai
lokasi ibu kota negara baru.
Ketiga, pemerintah juga telah melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas
personel dalam sistem pertahanan dan keamanan, termasuk melalui pelatihan,
pengembangan karir, dan pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas.
Keempat, pembangunan kelembagaan di wilayah Kalimantan Timur juga dilakukan
dengan memperhatikan ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang memadai, seperti
jaringan komunikasi dan transportasi yang handal, serta sistem pemantauan dan
pengawasan yang canggih.
Kelima, dalam rangka memastikan keamanan dan pertahanan negara yang
optimal, pemerintah juga melakukan kerja sama dengan negara lain, termasuk dalam
bidang pertahanan dan keamanan. Hal ini dilakukan melalui kerja sama bilateral dan
multilateral serta partisipasi dalam organisasi internasional yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Naskah Departemen PB. Kebijakan Hanneg, Seskoad, 30 Desember 2022.


2. Rencana Induk IKN dalam Lampiran UU IKN, Kementrian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 14
Maret 2022.
3. Surya Dwi Saputra, Thomas Gabriel, Mhd Halkis, Jurnal tentang Analisis Strategi
Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia ditinjau dari perspektif ekonomi pertahanan (studi
`10

kasus upaya pemindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Kutai Kartanegara dan
Penajam Paser Utara), Jurnal Ekonomi Pertahanan | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021.
4. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kalbar/baca-artikel/14671/Urgensi-
Pemindahan-Ibu-Kota-Negara.html, Diakses : 06/05/2022
5. https://www.merdeka.com/peristiwa/mengenal-empat-sistem-pertahanan-di-ibu-
kota-nusantara.html, Diakses : 06/05/2022

Anda mungkin juga menyukai