Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

A. Alasan Pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN)

Ibu kota negara Indonesia, yakni Jakarta sedang dalam proses relokasi menuju
kawasan Indonesia timur atau lebih tepatnya ada di kawasan Kalimantan. Pemerintahan
tentunya memiliki alasan tersendiri dalam rencana pemindahan lokasi IKN.
“Semuanya ada di Jawa, 58 persen (PDB ekonomi), dan 56 persen penduduk
Indonesia itu ada di Jawa. Betapa sangat padatnya Pulau Jawa sehingga memerlukan yang
Namanya pemerataan pembangunan tidak Jawasentris tapi Indonesiasentris,” ujar
Presiden Jokowi pada pembukaan Muktamar ke-XVIII Pengurus Pusat Pemuda
Muhammadiyah yang digelar di Balikpapan, dikutip pada Rabu (22/02/2023).
(Setpres, 2023)
Secara jelas, pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa
alasan utama relokasi atau dibangunnya Ibu Kota Nusantara adalah upaya memeratakan
Pulau Jawa dalam berbagai hal, baik ekonomi, penduduk, maupun pembangunan.
Pemindahan IKN juga merupakan ide yang pertama kali dicetuskan oleh Presiden
Soekarno, bahwa beliau menginginkan IKN berada di Palangkaraya.
“Ini sudah sejak Bung Karno tahun 60, Bung Karno sudah akan memindahkan Ibu
Kota Jakarta it ke Kalimantan, yaitu di Palangkaraya,” ujar Presiden Jokowi masih pada
acara Muktamar ke-XVIII Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah. (Setpres, 2023)
Apabila dirangkum dengan lengkap, maka berikut adalah alasan dibentuknya IKN,
yaitu:
1. Sekitar 57 % penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Dari data BPS
pada tahun 2021, jumlah kepadatan penduduk di provinsi DKI Jakarta adalah 15.978
jiwa/km2, Jawa Barat sebesar 1.379 jiwa/km2, Jawa Tengah sebesar 1.120 jiwa/km2,
DI Yogyakarta sebesar 1.185 jiwa/km2, Jawa Timur sebesar 855 jiwa/km2, dan Banten
sebesar 1.248 jiwa/km2. Melihat besarnya kepadatan penduduk menurut provinsi,
Pulau Jawa memiliki penduduk yang sangatlah padat dibandingkan dengan Pulau
Kalimantan, Pulau Sumatra, maupun pulau-pulau lainnya. Di Pulau Jawa sendiri,
DKI Jakarta merupakan wilayah dengan jumlah penduduk yang paling padat di
antara provinsi lain. Hal ini tentunya tidak terlepas dari DKI Jakarta yang juga
merupakan ibu kota negara, di mana segala mekanisme pengaturan di berbagai
bidang kehidupan bangsa terpusat pada wilayah tersebut. Lantas menyebabkan
penduduk dari wilayah luar Pulau Jawa maupun di wilayah Pulau Jawa, dalam tanda
kutip provinsi di luar wilayah DKI Jakarta merantau ke ibu kota Jakarta dengan
alasan kurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal.
2. Kontribusi ekonomi per pulau terhadap PDB Nasional kurang merata. Dalam
kontribusi ekonomi terhadap PDB Nasional, Pulau Jawa menempati posisi pertama
sebagai wilayah dengan kontribusi tertinggi di Indonesia. Hal ini dapat diamati dari
data BPS pada tahun 2021, dimana Pulau Jawa memberikan kontribusi sebesar 57,89
% dan pertumbuhan sebesar 3,66 %, sedangkan pulau lain seperti Sumatra
menyumbang kontribusi sebesar 21,7 % dan pertumbuhan sebesar 3,18 %,
Kalimantan dengan kontribusi 8,25 % dan pertumbuhan sebesar 3,18 %, Sulawesi
dengan kontribusi 6,89 % dan pertumbuhan sebesar 5,67 %, lalu yang terakhir
Maluku & Papua dengan kontribusi sebesar 2,49 % dan pertumbuhan sebesar 10,09
%. Perekonomian Indonesia pada tahun 2021 berdasarkan PDB (Produk Domestik
Bruto) per kapita adalah Rp62,2 juta atau setara dengan US$4.349,5. Sehingga
perekonomian Indonesia pada tahun tersebut meningkat sebesar 3,69 %. Namun,
meningkatnya perekonomian di Indonesia penyebab utamanya adalah besarnya
kontribusi terhadap PDB dari Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan Pulau Jawa terutama
DKI Jakarta merupakan wilayah pusat perekonomian di Indonesia. Sehingga
pembangunan lebih terkonsentrasi pada daerah tersebut. Namun penyebabnya bukan
hanya karena hal tersebut, melainkan juga karena alokasi investasi yang kurang
merata, tingkat mobilitas ditribusi barang dan jasa yang antardaerah yang rendah,
kondisi geografis di tiap daerah, dan potensi sumber daya alam (SDA) yang berbeda
antardaerah (Anggaran et al., n.d.).
3. Konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa. Konversi lahan yang terjadi di
Pulau Jawa penyebab utamanya adalah karena semakin pesatnya pembangunan di
wilayah tersebut. Seperti pembangunan gedung bertingkat, jalan tol, perumahan,
pabrik-pabrik perusahaan industri dan lain sebagainya. Mengingat fakta bahwa ibu
kota negara kita saat ini berada di Pulau Jawa, lantaran sebagai pusat pemerintahan
maka, pembangunan di wilayah tersebut juga semakin meningkat seiring berjalannya
waktu. Lantas memengaruhi daerah disekitarnya untuk terjadi sebuah pembangunan.
Alasan lain dari besarnya konversi lahan di Pulau Jawa adalah karena penduduk di
Indonesia lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa, maka pembangunan akan lebih terpusat
di wilayah tersebut. Itulah mengapa wilayah yang berada di luar Pulau Jawa masih
memiliki banyak lahan yang belum di bangun, kurang meratanya distribusi penduduk
Indonesia menjadi masalah utamanya. Apabila suatu wilayah memiliki jumlah
penduduk yang lebih banyak ketimbang wilayah yang satunya, maka wilayah dengan
jumlah penduduk banyak akan lebih banyak melakukan pembangunan demi
memenuhi kebutuhan dan keperluan dari penduduknya. Dikarenakan Pulau Jawa
menjadi pulau dengan konversi lahan terbesar, membuat lahan untuk pertanian dan
kehutanan juga berkurang, nantinya isu ini akan memengaruhi bagi lingkungan.
4. Meningkatnya beban Jakarta karena terjadinya penurunan daya dukung
lingkungan dan besarnya kerugian ekonomi. Dalam hal daya dukung lingkungan,
Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia saat ini sering mengalami banjir dan
terjadinya polusi udara. Disebabkan karena banyaknya alih fungsi lahan terbuka
hijau, menjadi wilayah gedung bertingkat maupun wilayah permukiman warga.
Penyebab sering terjadinya banjir di Jakarta diakibatkan oleh kurangnya daerah
resapan air, sistem jaringan drainase yang buruk, dan sistem pengelolaan limbah yang
kurang tepat. Di Jakarta, kita masih bisa melihat banyaknya sampah yang menumpuk
di Kali Ciliwung. Dan juga karena kurangnya lahan terbuka hijau membuat Jakarta
mengalami polusi udara yang sangat buruk akhir-akhir ini. Selain karena kurangnya
lahan terbuka hijau, juga disebabkan oleh asap yang berasal dari industri manufaktur
dan asap kendaraan bermotor. Sedangkan dalam bidang perekonomian, Jakarta
mengalami banyak kerugian dengan penyebab utama bencana banjir. Bencana banjir
di Jakarta merusak infrastruktur publik, baik rumah yang rusak ringan maupun rusak
berat. Banjir juga melumpuhkan produksi dari industri manufaktur dan toko yang
tidak beroperasi karena barang dagangan yang rusak terendam air. Selain karena
banjir, pandemi Covid-19 juga turut andil dalam hal tersebut. Dan yang paling hangat
baru-baru ini adalah kerugian ekonomi akibat polusi udara yang ditaksir mencapai
Rp35,1 triliun atau setara dengan US$2,3 miliar.
B. Visi dari Pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN)
Visi dari Ibu Kota Negara “Nusantara” adalah “Kota Dunia Untuk Semua”.
Menurut UU RI No. 3 Tahun 2022 Tentang Ibu Kota Negara menyatakan bahwa visi IKN
“Nusantara” terdiri atas kerangka besar sebagai berikut:

 Identitas Nasional
Merepresentasikan Ibu Kota Nusantara sebagai pusat kegiatan dalam
manifestasi identitas, karakter sosial, persatuan, dan kebesaran sebuah bangsa,
sekaligus sebagai refleksi keunikan bangsa Indonesia.

 Cerdas, Hijau, Indah, dan Berkelanjutan


Merepresentasikan Ibu Kota Nusantara sebagai sebuah kota yang mengelola
sumber daya secara tepat guna. Ibu Kota Nusantara akan menjadi kota yang
memberikan layanan efektif melalui penggunaan air dan sumber daya energi yang
efisien, pengolaha limbah berkelanjutan, moda transportasi terpadu, lingkungan yang
sehat, sekaligus lingkungan alami yang terbangun secara sinergis. Perencanaan IKN
dilakukan dengan konsep kota hutan atau forest city untuk memastikan ketahanan
lingkungan dengan sekurang-kurangnya 50 persen kawasan hijau. Rencana ini akan
didukung oleh konsep Rencana Induk yang mumpuni dan memiliki risiko minimal
terhadap ekologi alami yang ttelah ada, lingkungan terbangun, dan sistem sosial.

 Modern dengan Standar Internasional


Merepresentasikan Ibu Kota Nusantara sebagai sebuah kota yang progresif,
inovatif, dan kompetitif dalam berbagai aspek, seperti teknologi, arsitektur,
perencanaan kota, dan isu-isu sosial. Selain itu, IKN akan dilengkapi dengan
infrastruktur berkelas dunia yang terhubung dengan berbagai pusat kota internasional
lainnya.

 Tata Kelola yang Efektif dan Efisien


Merepresentasikan Ibu Kota Nusantara sebagai kota dengan relokasi lembaga
dan instansi pemerintahan pusat serta desentralisasi aparatur sipil negara (ASN) serta
peningkatan kapasitas dan potensi ASN melalui wilayah yang saling terhubung.

 Sebagai Penggerak Kesetaraan Ekonomi bagi Kawasan Indonesia bagian Timur


Merepresentasikan Ibu Kota Nusantara sebagai kota yang bertujuan
mengembangkan industri bersih dna berteknologi tinggi serta mendorong sektor
ekonomi yang berdaya saing global.

Dari landasan kerangka besar visi “Kota Dunia Untuk Semua”, menurut UU RI
NO. 3 Tahun 2022, menyatakan bahwa pemindahan Ibu Kota Negara memiliki manfaat
sebagai berikut:

 Memberikan akses yang lebih merata bagi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
 Mendorong pembangunan Kawasan Indonesia bagian Timur untuk pemerataan
wilayah:
 Peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto) rill nasional
 Peningkatan kesempatan kerja
 Penurunan kemiskinan dan kesenjangan antarkelompok pendapatan.
 Mengubah orientasi pembangunan dari Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris
 Ketersediaan lahan yang luas dengan kawasan hijau yang lebih dominan dari wilayah
terbangun
 Mengurangi beban Pulau Jawa dan Kawasan Perkotaan Jabodetabek.

Pembangunan IKN di wilayah Kalimantan membuat posisi Indonesia menjadi lebih


strategis dalam jalur perdagangan dunia, teknologi maupun alokasi investasi. Visi IKN
sendiri merepresentasikan konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable
Development), sehingga diharapkan nantinya akan memulihkan kondisi lingkungan dan
menjadi kota masa depan dengan teknologi yang menggunakan sumber daya terbarukan.
Dari visi tersebut muncullah tiga tujuan utama dari pembangunan Ibu Kota Negara
Nusantara, yaitu:

 Simbol identitas nasional: kota yang mewujudkan jati diri, karakter sosial, persatuan
dan kebesaran suatu bangsa
 Kota berkelanjutan di dunia: kota yang mengelola sumber daya secara efisien dan
memberikan pelayanan secara efektif dengan pemanfaatan sumber daya air dan energi
yang efisien, pengelolaan sampah, moda transportasi terintegrasi, lingkungan layak
huni dan sehat, sinergi lingkungan alam dan lingkungan binaan.
 Penggerak ekonomi Indonesia pada masa depan: progresif, inovatif, dan
kompetitif dalam hal teknologi, arsitektur, tata kota, dan sosial. Pendekatan strategi
ekonomi superhub untuk memastikan sinergi paling produktif antara tenaga kerja,
infrastruktur, sumber daya, dan jaringan serta untuk memaksimalkan peluang untuk
semua.

C. Kondisi Geografis Ibu Kota Negara Nusantara (IKN)


Ibu Kota Negara Nusantara terletak di sebelah utara Kota Balikpapan dan sebelah
Selatan Kota Samarinda dengan wilayah darat ±256.142 hektare dan luas wilayah
perairan laut ±68.189 hektare. Secara administratif, wilayah IKN terletak di antara dua
kabupaten yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Penajam dan Sepaku) dan
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan, Muara Jawa, dan
Samboja) serta dibatasi oleh:

 Bagian utara: Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Loa Janan, dan Kecamatan Sanga-
Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara.
 Bagian selatan: Kecamatan Penajam Paser Kabupaten Penajam Paser Utara, Teluk
Balikpapan, Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara, dan
Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan.
 Bagian timur: Selat Makassar
 Bagian barat: Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan
Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara.
Apabila dilihat dari letak geografisnya, maka Ibu Kota Nusantara terletak pada
bagian utara dengan koordinat 117 ° 0' 31.292 bujur timur dan 0 ° 38' 44.912 lintang
selatan, pada bagian selatan dengan koordinat 117 ° 11' 51.903 bujur timur dan
' '
1 °15 25.260 lintang selatan, pada bagian barat dengan koordinat 116 ° 31 37.728 bujur
timur dan 0 ° 59' 22.510 lintang selatan, dan pada bagian timur dengan koordinat
' '
117 ° 18 28.084 bujur timur dan 1 °6 42.398 lintang selatan. Berikut peta informasi
geospasial dasar Ibu Kota Negara (IKN).

Dalam perencanaannya IKN terbagi atas tiga wilayah perencanaan, yaitu sebagai
berikut:
Kawasan Pengembangan IKN (KPIKN) dengan luas wilayah kurang lebih
199.962 hektare
Kawasan IKN (KIKN) dengan luas wilayah kurang lebih 56.180 hektare. Wilayah
KIKN perencanaan polar uang akan diarahkan sebagai rencana peruntukkan ruang
sebagai fungsi pelindung dan fungsi budi daya. Fungsi budi daya sendiri meliputi
ruang kegiatan pemerintah, ruang kegiatan ekonomi, ruang kegiatan pertanian,
ruang kegiatan sosial budaya, dan ruang kegiatan terkait infrastruktur.
Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) merupakan bagian dari KIKN dengan
luas wilayah kurang lebih 6.671 hektare. Kawasan ini akan dibagi menjadi tigas
sub wilayah, yakni
1) Sub-WP 1A yang diperuntukkan sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan berskala nasional dengan fokus pengembangan pada pembangunan
Istana Negara, Kompleks perkantoran pemerintah, Kompleks diplomatik,
Kompleks TNI dan Polri, serta daerah hunian.
2) Sub-WP 1B yang diperuntukkan sebagai pusat kegiatan pengembangan
sumber daya manusia dengan fokus pengembangan pada pembangunan pusat
olahraga, pusat pendidikan dan riset, serta daerah hunian.
3) Sub-WP 1C yang diperuntukkan sebagai pusat kegiatan fasilitas kesehatan di
wilayah KIPP.
1. Prinsip Dasar Pengembangan Kawasan
Prinsip dasar pengembangan kawasan dalam IKN menerapkan konsep
berkelanjutan guna menyeimbangkan ekologi alam, lingkungan terbangun, dan sistem
sosial secara harmonis. Prinsip ini juga mencegah kemungkinan buruk dari dampak
urbanisasi dan cuaca ekstrem yang mengakibatkan bencana alam, seperti banjir dan
kekurangan air bersih. Maka dari itu, prinsip dasar pengembangan kawasan IKN
memadukan tiga konsep perkotaan, yakni IKN sebagai kota hutan (forest city), kota
spons (sponge city), dan kota cerdas (smart city). Penerapan dari tiga konsep kota di
IKN haruslah mengedepankan kerja sama dengan kota-kota mitra di sekitarnya,
karena pengembangan ketiga konsep kota tersebut tidak terlepas dari adanya
dukungan kota-kota yang ada di sekitarnya. Berikut adalah tiga konsep penerapan
prinsip dasar pengembangan kawasan IKN, yaitu:
 Kota Hutan (Forest City)
Ibu Kota Nusantara terletak di sekitar kawasan hutan yang memiliki
keanekaragaman hayati tinggi. Maka dari itu, pembangunan IKN akan difokuskan
untuk upaya mempertahankan dan merestorasi area hutan, mengingat wilayah
dibangunnya IKN merupakan wilayah dengan luas area hutan terbesar di
Indonesia dan juga menjadi paru-paru bagi Indonesia. Penerapan ini bukan berarti
menghutankan kota yang telah dibangun. Sehingga, menurut UU RI NO. 3 Tahun
2022, menyatakan bahwa “Kota hutan dengan menggunakan pendekatan lanskap
yang terintegrasi merupakan kota yang didominasi oleh bentang lanskap
berstruktur hutan atau RTH yang memiliki fungsi jasa ekosistem, seperti hutan,
dan bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang berdampingan dengan alam”.
 Kota Spons (Sponge City)
Konsep kota spons di IKN mengacu pada kemampuan kota yang seperti
spons, di mana ia mampu menahan air hujan agar tidak langsung melimpas ke
saluran drainase dan mampu meningkatkan peresapan air ke dalam tanah
sehingga bahaya bencana banjir dapat dikurangi. Menurut UU NO.3 Tahun 2022
menyatakan bahwa, sebagai kota spons, IKN memiliki tiga tujuan, yakni
 kota kepulauan (archipelago city), yakni koridor hijau dan biru menjadi
fondasi struktur pembentuk kota yang nantinya akan menghubungkan kota ke
alam, gunung ke lautan, terintegrasi ke desain kota untuk memelihara, dan
melestarikan keanekaragaman hayati, serta menunjang ketersediaan air
bersih.
 kota berdaya serap (absorbent city), yakni koridor hijau dan biru pada skala
kecamatan akan menangkap limpasan air dari kota dan menjadi koridor fauna
sekunder. Limpasan air dari kota akan dikumpulkan dan dialirkan menuju
taman kota. Taman tersebut didesain sebagai RTH yang bersifat seperti
spons/
 kota terintegrasi (integrated city), yakni elemen-elemen pada skala
keluarahan yang berfungsi untuk memperlambat aliran air, mengumpulkan
air hujan, serta meningkatkan daya serap tanah.
 Kota Cerdas (Smart City)
Konsep kota cerdas (smart city) sendiri menegaskan pembangunan IKN
sebagai ibu kota Indonesia yang dinamis, inklusif, didukung oleh masyarakat, dan
siap menghadapi masa depan. Pada rencana induk IKN akan mengidentifikasi
elemen nilai tambah digital atau teknologi untuk memberikan manfaat yang lebih
besar bagi IKN secara keseluruhan. Sebagai kota cerdas, maka menurut UU NO.3
Tahun 2022 menyatakan bahwa, IKN memiliki strategi, yakni sebagai berikut.
 Visi dan hasil yang selaras dengan kerangka kerja strategis menyeluruh IKN
 Wilayah dan strategi cerdas yang mengikhtisarkan peluang digital utama
untuk IKN, dan
 Daftar panjang inisiatif cerdas yang memberi berbagai kemungkinan
pengembangan teraktualisasi.
2. Prinsip Dasar Pembangunan Ekonomi
Pada prinsip dasar pembangunan ekonomi, hal yang menjadi fokus utama
adalah terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata melalui percepatan
pembangunan Kawasan Timur yang diungkit dengan pembangunan Ibu Kota Negara
sebagai superhub ekonomi yang merupakan salah satu faktor keberhasilan utama
dalam merealisasikan Visi Indonesia 2045. Konsep superhub sendiri beroperasi pada
tiga tingkatan yang teritegrasikan dalam Visi Reimagined Indonesia: Locally
Integrated, Globally Connected, Universally Inspired.
Visi Locally Integrated (Terintegrasi secara Domestik) menyatakan bahwa IKN
sebagai superhub ekonomi akan mengubah perekonomian Indonesia menjadi lebih
inklusif dan merata melalui strategi tiga kota (IKN, Balikpapan, dan Samarinda),
selain itu juga menjadi penggerak perekonomian di Kalimantan Timur dengan adanya
kerja sama dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga
dapat memperkuat nilai domestik di wilayah bagian timur Indonesia. Visi Globally
Connected (Terhubung secara Global) dimaknai bahwa IKN sebagai superhub
ekonomi akan menggerakkan aktivitas ekonomi maju dan berdaya saing tinggi,
sehingga mampu menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih strategis dalam jalur
perdagangan dunia, arus investasi, dan inovasi teknologi. Visi Universally Inspired
(Terinspirasi secara Universal) dimaknai bahwa IKN sebagai superhub ekonomi akan
dibangun berdasarkan contoh terbaik dari kota yang cerdas dan berkelanjutan di
dunia.
Dalam mewujudkan ketiga visi tersebut, maka dirancanglah ekosistem tiga kota
sebagai penggerak ekonomi masa depan, yakni sebagai berikut:
 Ibu Kota Negara (IKN), sebagai pusat saraf. Nantinya akan menjadi inti
pemerintahan dan pusat inovasi hijau, seperti biosimilar dan vaksin, protein
nabati, nutraceutical, dan energi baru terbarukan.
 Samarinda, sebagai jantung. Nanatinya akan menjadi pusat sejarah Kalimantan
Timur dengan sektor energi yang diremajakan. Samarinda akan menjadi kota
yang mentransformasikan sektor pertambangan, minyak dan gas menjadi sektor
energi yang baru, rendah karbon, dan berkelanjutan. Serta mendapatkan manfaat
dari peningkatan aktivitas pariwisata di wilayah Kalimantan Timur.
 Balikpapan, sebagai otot. Nantinya akan menjadi simpul hilir migas dan logistik
Kalimantan Timur dengan layanan pengirimian yang mapan bagi sektor
kehidupan yang berorientasi impor dan ekspor dan memperkuat peran superhub
ekonomi dalam arus perdagangan intra-regional.
 Kalimantan Timur, sebagai paru-paru. Nantinya akan menjadi pusat pertanian
hulu dan pusat wisata alam.
Menurut UU RI NO.3 Tahun 2022, menyatakan bahwa, guna mewujudkan
visi superhub ekonomi, maka dibutuhkan enam poin klister ekonomi penggerak
utama, sebagai berikut:
1) Klaster indutri teknologi bersih
2) Klaster farmasi terintegrasi
3) Klaster industri pertanian berkelanjutan
4) Klaster ekowisata
5) Kllaster kimia dan produk turunan kimia
6) Klaster energi rendah karbon
3. Prinsip Dasar Pembangunan Sosial dan Sumber Daya Manusia
 Prinsip Dasar Pembangunan Sosial
Prinsip dasar pembangunan sosial dalam pembangunan IKN memiliki visi
kota berkelas dunia untuk semua sebagai prinsip inti. Untuk mewujudkannya
maka konsep pembangunan IKN mengambil landasan teori filosofis bangsa
Indonesia, yakni Pancasila. Landasan teori filosofis berupa Pancasila dikaitkan
dengan prinsip-prinsip KPI IKN. Menurut UU RI NO.3 Tahun 2022, menyatakan
bahwa prinsip dasar pembangunan sosial memiliki tujuan dan keluaran utama,
sebagai beirkut:
Menurut UU RI NO.3 Tahun 2022, menyatakan bahwa terdapat empat kelompok
Masyarakat yang diidentifikasi dapat terkena dampak:

 Pemahaman mengenai kondisi sosial saat ini


Dengan keluaran strategi berupa, sebagai berikut:
a. Peta indikatif terkait situs budaya penting masyarakat adat yang harus
dipertahankan lokasi potensial untuk pengakuan warisan budaya dan
konservasi hutan budaya berdasarkan sampel kegiatan pelibatan
Masyarakat.
b. Garis besar komoditas lokal bernilai ekonomi tinggi dikumpulkan dari
sampel pelibatan Masyarakat.
c. Kekhawatiran Masyarakat yang ada dikumpulkan dari sampel pelibatan
Masyarakat.
d. Distribusi indikatif terkait penduduk asli termasuk lokasi pemukiman
dan penduduk eksisting berdasarkan sampel lima desa.
 Integrasi untuk mendorong inklusi kesejahteraan dan memromosikan kohesi
sosial
Dengan keluar strategi berupa, sebagai berikut:
a. Strategi untuk menarik talenta baik talenta local maupun asing (dibahas
di sektor talenta dan pendidikan)
b. Strategi kohesi sosial untuk mendorong integrasi warisan budaya,
cerminan budaya di fasilitas publik dan akses terhadap peluang ekonomi
di IKN meliputi: strategi spasial, termasuk hunian terjangkau; strategi
ekonomi, dan; strategi komunikasi.
Menurut UU RI NO.3 Tahun 2022, menyatakan bahwa terdapat empat
kelompok Masyarakat yang diidentifikasi dapat terkena dampak:
a. Masyarakat di dalam KIKN yang akan terdampak langsung pembangunan
pada Tahap Pertama Pembangunan
b. Masyarakat di dalam KIKN yang lahannya tidak terkena dampak
langsung dari pembangunan pada Tahap Pertama Pembangunan
c. Mayarakat di dalam dan di luar KPIKN
d. Masyarakat di luar batas delineasi kawasan IKN.
 Prinsip Dasar Pembangunan Sumber Daya Manusia
 Kesehatan

 Pendidikan
 Ketenagakerjaan
4. Prinsip Dasar Penyediaan dan Pengelolaan Pertanahan
 Prinsip Dasar Penyediaan Tanah
 Prinsip Dasar Pengelolaan Pertanahan

Anda mungkin juga menyukai