Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mutiara Sagita

NIM : 205593
Kelas : A1 S1 Pariwisata

Indonesia merupakan negara keberagaman dari penjuru nusantara. Terbentang dari


sabang sampai Merauke. Mempunyai banyak sekali pulau yang dihuni dan tidak
berpenghuni. Salah satunya adalah Pulau Jawa. Pulau ini merupakan pulau dengan penduduk
terbanyak dengan Kota metropolitannya. Tak heran jika banyak sekali transmigran yang
berbondong-bondong pergi ke kota metropolitan untuk mengadu nasib. Semakin banyaknya
penduduk di pulau Jawa membuat pulau Jawa sebagai pulau dengan penduduk paling banyak
dan crowded.

Jakarta sudah menjadi Ibukota sejak 61 tahun yang lalu. Menurut data Administrasi
Kependudukan (Adminduk) 2021, jumlah penduduk di Indonesia yakni sebanyak
272.229.372 jiwa. Dari total penduduk Indonesia yang mencapai 272 jiwa, dan sebanyak 56
persen penduduknya berada di Pulau Jawa. Sedangkan menurut data Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) 2021, penduduk DKI Jakarta berjumlah
11,25 juta jiwa. Dengan hal ini membuat banyak pertimbangan sebaiknya Indonesia harus
mempunyai Ibukota baru. Upaya pemindahan ibu kota Indonesia ke Nusantara dimulai pada
tahun 2019 pada masa kepresidenan Joko Widodo. Melalui rapat terbatas pemerintah pada
tanggal 29 April 2019, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memindahkan ibu kota
negara ke luar Pulau Jawa. Lokasi ibu kota baru diumumkan pada 26 Agustus 2019, yang
mencakup sebagian wilayah administratif Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten
Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur. Pemindahan ibu kota ke Nusantara tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020–2024.

Dengan rencana pemindahan Ibukota oleh Presiden Joko Widodo secara berkala, membuat
banyak sekali polemik yang sangat beragam sehingga munculah kubu pro dan kontra.
Sebagian besar masyarakat yang tidak menyetujui pemindahan Ibukota dikarenakan Jakarta
merupakan magnet dalam perekonomian, hutang negara yang belum teratasi, biaya
pemindahan yang sangat tinggi serta statement-statement yang muncul untuk menolak adanya
pemindahan Ibukota ke pulau Kalimantan. Namun, pemindahan Ibukota ke Pulau Kalimantan
oleh Presiden Joko Widodo merupakan pilihan yang sangat konsekuensial dan memang
seharusnya dilakukan. Alasan Presiden menjadikan Kalimantan Timur sebagai Ibukota baru
adalah dikarenakan pulau Kalimantan terletak di tengah-tengah Indonesia serta lokasinya
yang srategis dengan negara tetangga. Alasan yang membuat saya setuju bahwa Ibukota
haruslah dipindahkan dikarenakan agar meratanya penyebaran penduduk Indonesia, serta
untuk memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersebar dipenjuru pulau.
Banyaknya penduduk yang berhuni di Pulau Jawa menyebebkan ketimpangan sosial dan
susahnya dalam menerima akses kegiatan sosial di pulau lainnya, sehingga SDM di Provinsi
bagian Timur sangat tertinggal. Itulah mengapa banyak sekali anak-anak yang berpindah ke
Pulau Jawa dengan alasan Pendidikan dan kegiatan untuk menyeimbangi lajunya zaman.
Jakarta merupakan Kota yang sangat sempit serta minimnya Sumber Daya Air (SDA),
menjadikan Jakarta sebagai Kota yang memiliki lokasi geologis yang tidak lagi mumpuni
untuk menjadi Ibukota negara.

Alasan lain bahwa pemindahan Ibukota merupakan langkah yang tepat dikarenakan dapat
menjadi peluang dalam bisnis apapun, contohnya bisnis pariwisata dan dapat menarik
banyaknya investor yang berbondong ke Ibukota baru tersebut. Indonesia haruslah menjadi
negara yang maju dan tanggap akan perkembangan globalisasi dengan bertransformasinya
kegiatan dibidang sosial serta ekonomi yang terbarukan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang
tersebar diseluruh pelosok negeri pun harus dimaksimalkan untuk mempersiapkan
canggihnya kehidupan dimasa depan serta memaksimalkan Sumber Daya Alam (SDA) yang
berpotensi di Ibu Kota Negara (IKN)

Anda mungkin juga menyukai