Anda di halaman 1dari 4

Hasil Sensus Penduduk 2020; BPS: Meski

Lambat,Ada Pergeseran Penduduk Antarpulau

Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, berdasarkan hasil SP2020,


jumlah penduduk di Indonesia pada bulan September 2020 adalah
sebesar 270,2 juta jiwa atau bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan
SP2010.
Hasil SP2020 menunjukkan, dengan luas daratan Indonesia sebesar
1,9 juta kilometer persegi, maka kepadatan penduduk Indonesia
pada tahun 2020 adalah sebanyak 141 jiwa per kilometer persegi.
Berdasarkan data BPS, selama 2010-2020 rata-rata laju pertumbuhan
penduduk Indonesia sebesar 1,25 persen per tahun, yang
dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan juga migrasi.
“Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari periode ke periode
memiliki kecenderungan menurun, salah satu penyebabnya adalah
kebijakan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
lewat program Keluarga Berencana yang diluncurkan sejak tahun
1980,” ujar Suhariyanto.
Dengan luas sekitar 7 persen dari total wilayah Indonesia, Pulau Jawa
dihuni oleh 151,6 juta jiwa atau 56,10 persen penduduk Indonesia,
diikuti Sumatra (21,68 persen), Sulawesi (7,36 persen), Kalimantan
(6,15 persen), Bali-Nusa Tenggara (5,54 persen), dan Maluku-Papua
(3,17 persen).

Sumber:https://setkab.go.id/hasil-sensus-penduduk-2020-bps-meski-
lambat-ada-pergeseran-penduduk-antarpulau/
Daya Dukung dan Tampung Pulau Jawa
Mencemaskan

Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,92 juta kilometer persegi,


sebaran penduduknya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Data distribusi penduduk terpadat di Pulau Jawa adalah Jawa Barat
48.274.162 jiwa, Jawa Timur 40.665.696 jiwa, Jawa Tengah
36.516.035 jiwa, Banten 11.904.562 jiwa, DKI Jakarta 10.562.088
jiwa, dan DI Yogyakarta 3.668.719 jiwa. Kenapa pulau seluas
129.600,71 kilometer persegi ini menjadi magnet bagi mayoritas
bangsa Indonesia untuk bermukim?
Pertama, meskipun luasnya hanya sekitar tujuh persen dari seluruh
lahan di Indonesia, lahan di Pulau Jawa pada umumnya relatif subur
untuk budidaya pertanian, khususnya tanaman pangan (padi,
palawija, sayur-sayuran dan sejenisnya). Kondisi geografis dan
topografi Pulau Jawa banyak gunung berapi sehingga jenis tanahnya
vulkanik yang subur.Luas baku sawah Indonesia menurut
Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) tahun 2019 seluas 7.463.987 ha.Dari luas baku sawah
(2019), faktanya Jawa mendominasi (47 persen), disusul Sumatera
(24 persen), Sulawesi (13 persen), Kalimantan (10 persen), Nusa
Tenggara-Bali (6 persen), Maluku dan Papua (1 persen).Dengan kata
lain, Pulau Jawa adalah lumbung pangannya Indonesia, khususnya
produksi padi/beras
Kedua, karena ibu kota negara saat ini berada di Pulau Jawa (Kota
Jakarta), maka perputaran roda ekonomi (APBN) lebih dari 60 persen
berada di Pulau Jawa. Banyak penduduk dari luar Jawa berbondong
migrasi ke Pulau Jawa untuk mendapatkan pekerjaan, sarana
pendidikan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik.Sayangnya,
kemudahan dan aksesibilitas hidup di Pulau Jawa yang daya dukung
dan tampungnya makin meningkat setiap tahunnya, belum diimbangi
pengelolaan lingkungan hidup yang baik.Dari aspek daya dukung dan
daya tampung lingkungan, terkait dengan jumlah populasi penduduk
setiap kilometer persegi atau setiap hektare jelas penduduk di Pulau
Jawa telah melampaui/di atas ambang batas daya dukung atau daya
tampung lingkungan. Dengan kepadatan penduduk sebesar 1.317
jiwa/kilometer persegi, pulau ini juga menjadi salah satu pulau di
dunia yang paling dipadati penduduk.

Sumber:https://lestari.kompas.com/read/2023/08/08/155523686/da
ya-dukung-dan-tampung-pulau-jawa-mencemaskan?page=3
IKN Sebagai Upaya Mengurangi Kepadatan
Penduduk Pulau Jawa, Efektifkah?

Pada tahun 2019 lalu, presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa


terjadi pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa. Dalam rapat terbatas
pemerintah, disampaikan bahwa lokasi pemindahan ibu kota
tersebut ke provinsi Kalimantan Timur. Pembangunan Ibu Kota
Negara (IKN) Nusantara merupakan upaya pemerintah dalam
menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif, dengan
menyebarluaskan pertumbuhan ekonomi yang lebih baru sehingga
pusat administrasi dan ekonomi tidak hanya berada di Pulau Jawa
saja.Padatnya penduduk Pulau Jawa tentu tidak diragukan
lagi.Adanya ketimpangan antara kepadatan penduduk di Pulau Jawa
dengan pulau lainnya menimbulkan beberapa masalah yang dapat
menghambat terjadinya pembangunan. Antara lain kemacetan lalu
lintas, pertumbuhan ekonomi yang berat sebelah antara wilayah satu
dengan lainnya, keterbatasan atas ketersediaan air bersih,
pengangguran, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, angka
kriminalitas yang tinggi, muncul pemukiman kumuh, dan masih
banyak lagi.Pemindahan ibu kota ke IKN menjadi salah satu solusi
yang ditawarkan pemerintah untuk mengurangi kepadatan di Pulau
Jawa. Sehingga, dengan adanya IKN, maka urbanisasi yang terjadi
lebih merata dan tidak hanya di Pulau Jawa sajaDengan begitu,
diharapkan dari terjadinya pemindahan ibu kota ke IKN akan
meningkatkan pembangunan nasional, pertumbuhan ekonomi yang
lebih baik, pemerataan penduduk, dan terwujudnya negara Indonesia
yang lebih maju pada 2045 mendatang.

Sumber:https://m.kumparan.com/jahzi-syifa-azzahra/ikn-sebagai-
upaya-mengurangi-kepadatan-penduduk-pulau-jawa-efektifkah-
20bdaAE5DDR/full

Anda mungkin juga menyukai