1 Struktur Penduduk
Distribusi penduduk Indonesia sangat tidak merata, baik menurut wilayah geografis,
laju pertumbuhan penduduk (tingkat fertilitas dan mortalitas), maupun menurut struktur
usia. Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan persebaran penduduk secara geografis
sejak dahulu hingga sekarang adalah persebaran atau distribusi penduduk yang tidak merata
antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Penyebab utamanya adalah keadaan tanah dan
lingkungan yang kurang mendukung bagi kehidupan penduduk secara layak. Ditambah lagi
dengan kebijakan pembangunan di era Orde Baru yang terpusat di Pulau Jawa yang
menyebabkan banyak penduduk yang tinggal di luar Pulau Jawa bermigrasi dan menetap di
Pulau Jawa. Ini menyebabkan kepadatan Pulau Jawa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
kepadatan penduduk di pulau-pulau lain.
Informasi tentang distribusi penduduk secara geografis dan terpusatnya penduduk di
satu tempat memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk (yang umumnya
disertai dengan kemiskinan) dengan pembangunan dan program-program untuk mengurangi
beban kepadatan penduduk atau melakukan realokasi pembangunan di luar Pulau Jawa atau
relokasi penduduk untuk bermukin di tempat lain.
a. Sebaran per Wilayah Geografis
Lebih dari 132 juta orang (atau sekitar 55 persen penduduk Indonesia) pada
tahun 2008 yang berjumlah sekitar 240 juta orang bermukim di Pulau Jawa dan Madura,
sedangkan luas wilayah pulau itu sendiri hanyalah 132.186 (atau hanya sekitar 6,7
persen dari luas wilayah Indonesia sekitar 1.919.317 ). Kepadatan penduduk di
Pulau Jawa dan Madura rata-rata untuk tahun 2008 adalah sekitar 1000 orang per
. Pulau Sumatera dengan luas wilayah 473.481 km2 mempunyai jumlah penduduk pada
tahun 2008 sebanyak 48,6 juta orang atau kepadatan penduduknya sekitar 100 orang
per km2. Pulau Sulawesi, dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak
16.703.900 orang dan luas pulau 189.216 , mempunyai kepadatan penduduk hanya
sekitar 88 orang per . Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk tahun 2008
sebesar 13 juta orang dan luas pulau 539.460 , mempunyai kepadatan penduduk
per hanya sekitar 25 orang per . Pulau-pulau lainnya mempunyai kepadatan
penduduk yang lebih kecil dari Pulau Jawa dan Madura, Pulau Sumatera, Pulau
Sulawesi. Papua barat, misalnya hanya mempunyai kepadatan penduduk sekitar 5 orang
per . Sebaran penduduk Indonesia pada tahun 2008 pada berbagai pulau disajikan
pada tabel 1 berikut, dimana tabel ini menunjukkan dengan jelas terjadi distribusi
penduduk yang sangat timpang antar pulau.
Pulau Jumlah (000 orang) Persen
Pulau Sumatera 48.641,1 20,22
Pulau Jawa dan Madura 132.725,3 55,17
Pulau Bali 3.510,2 1,46
Kepulauan Nusa Tenggara 8.863,8 3,68
Pulau Kalimantan 13.371,7 5,56
Pulau Sulawesi 16.703,9 6,94
Kepulauan Maluku 2.263,6 0,94
Pulau Papua 2.699,5 1,12
Lain-lain 11.780,8 4,91
Indonesia 240.559,9 100,00
Perpindahan penduduk (migrasi) dari satu tempat ke tempat lainnya tidak bisa
dihindarkan, baik yang bersifat antar negara maupun internal dalam satu negara. Pada
dasarnya migrasi penduduk merupakan refleksi perbedaan kesejahteraan ekonomi dan
kurang meratanya fasilitas pembangunan antara satu negara/daerah dengan negara/daerah
lain. Penduduk dari negara/daerah yang tingkat kemakmuran ekonominya kurang akan
bergerak menuju ke negara/daerah yang mempunyai tingkat kemakmuran ekonomi yang
lebih tinggi.
Faktor pendorong dan penarik migrasi. Migrasi dipenuhi oleh daya dorong (push
factors) satu wilayah dan daya tarik (pull factors) wilayah lainnya. Adapun faktor-faktor
pendorong (push factors), antara lain, adalah:
1) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup atau
kesejahteraannya.
Secara luas, migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari satu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi international). Dengan kata lain, migrasi berarti sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari satu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Dimensi ini dikenal sebagai migrasi internasional dan migrasi internal. Migrasi
Internasional merupakan perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain atau
dari satu benua ke benua lain. Migrasi internal di Indonesia yang penting meliputi
perpindahan penduduk:
1. antar provinsi/kabupaten antar pulau yang dikenal dengan istilah transmigrasi atau
antar provinsi/kabupaten dalam satu pulau, dan
Aliran sebaliknya dari kota ke pedesaan disebut deurbanisasi. Istilah ini muncul
di Amerika Serikat dan kota-kota besar di Eropa Barat, ketika kota-kota besar sudah
begitu padat sehingga pasangan muda tidak nyaman bermukim di pusat kota. Mereka
memilih bermukim di pinggir-pinggir kota, dan hal yang demikian ini diikuti oleh
banyak orang sehingga dianggap sebagai aliran penduduk yang bermukim di pinggir
kota. Misalnya, di Jakarta telah banyak yang memilih untuk tinggal di Bogor dan daerah
sekitarnya dan pergi tiap hari bekerja di Jakarta.
b. Dimensi waktu
Dimensi waktu berarti perpindahan penduduk ke tempat lain dengan tujuan menetap
dalam waktu enam bulan atau lebih. Jenis migrasi dalam dimensi waktu yang paling
umum adalah migrasi sirkuler atau musim dan migrasi ulang-alik (commuter
migration). Migrasi sirkuler adalah penduduk yang berpindah tempat tetapi tidak
bermaksud menetap di tempat tujuan, biasanya orang yang masih mempunyai keluarga
atau ikatan dengan tempat asalnya. Misalnya seperti tukang becak, kuli bangunan, dan
pengusaha warung Tegal yang sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke
kampungnya setiap bulan atau beberapa bulan sekali. Sedangkan migrasi ulang-alik
adalah orang yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur, pergi ke tempat
lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau kegiatan-kegiatan laiinnya, dan pulang ke
tempat asalnya secara teratur pula. Migrasi ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah
penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya jumlah
penduduk Jakarta pada siang harinya diperkirakan mencapai 11-12 juta orang,
sedangkan jumlah penduduk di malam hari hanya sekitar 7-8 juta orang.
Kriteria migrasi. Terdapat beberapa kriteria seseorang agar dia bisa disebut
sebagai migran, ada yang dikenal dengan migrasi seumur hidup, migrasi risen, dan
migrasi total.
DAFTAR PUSTAKA
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis, dan Empiris.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. 2015. Kajian Kependudukan. Diakses
pada 28 September 2019.
(http://www.anggaran.depkeu.go.id/content/Publikasi/Kajian%20dan%20artikel/Kajian%20Ke
pendudukan.pdf)