Anda di halaman 1dari 11

RPS 5

Analisis Masalah Kependudukan Dan Ketenagakerjaan

Ni Putu Ayu Bintang Maheswari


1907531091

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
Tahun 2021
A.Struktur Penduduk Indonesia
Di Indonesia, distribusi kependudukan sangat tidak merata. Permasalahan
yang sering dihadapi diantaranya adalah persebaran penduduk secara geografis
khususnya untuk penduduk antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Penyebab
utama dari masalah ini adalah kondisi tanah yang tidak layak untuk dihuni oleh
masyarakat, adanya kebijakan-kebijakan untuk pembangunan era Orde Baru yang
mengakibatkan banyaknya masyarakat mulai bermigrasi ke pulau Jawa dan
menetap sehingga berdampak pada kepadatan penduduk di pulau Jawa melebihi
pulau-pulau lainnya. Kepadatan penduduk ini sekiranya dapat diatasi pemerintah
dengan perencanaan pembangunan realokasi diluar pulau Jawa meskipun akan
disertai dengan kemiskinan.
B. Masalah Penduduk
Masalah kependudukan yang sering terjadi diantaranya adalah masalah
tingkat pertumbuhan, lalu meluas pada kepentingan pembangunan serta masalah
kesehjateraan masyarakat seperti belum meratanya pendapatan, pendidikan dan
kesehatan. Namun, hal-hal yang diperhatikan hanyalah masaah-maslaah mendasar
seperti :
a. Masalah tingkat pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan
penyebaran kependudukan yang semakin luas.
b. Masalah mengenai minimnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan
pengangguran terus bertambah dan belum masih kurangnya solusi dari
pemerintah untuk meningkatkan kesempatan kerja.
c. Masalah padatnya jumlah penduduk di suatu daerah yang mengakibatkan tidak
meratanya distribusi yang seharusnya dapat meringankan penderitaan hidup
dari masyarakat di daerah padat penduduk tersebut.
1. Sebaran per Wilayah Geografis
Pada tahun 2020, sebanyak kurang lebih 151juta dari total 270juta
penduduk Indonesia mendiami wilayah pulau Jawa dimana luas wilayahnya hanya
132.186 km2 atau

hanya sebesar 6,7% dari luas wilayah Indonesia. Berikut ini adalah sebaran per
wilayah geografis Indonesia tahun 2002 :
Pulau Jumlah Persentase
Pulau Sumatera 58,557,140 22%
Pulau Jawa 151,591,262 56%
Pulau Bali 4,317,404 2%
Kepulauan Nusa Tenggara 10,645,658 4%
Pulau Kalimantan 16,652,796 6%
Pulau Sulawesi 19,896,951 7%
Kepulauan Maluku 3,131,860 1%
Pulau Papua 5,437,775 2%
Total 270,230,846 100%

2. Tren Tingkat Kelahiran dan Kematian


Data penduduk di dunia menunjukkan bahwa tingkat kelahiran selalu lebih
tinggi dari tingkat kematian. Tingkat pertambahan penduduk (rate of population
increase) dihitung atas dasar presentase kenaikan relatif dari jumlah penduduk
neto per tahun yang bersumber dari pertambahan alami (natural increase) dan
migrasi internasional neto (net international migration). Pertumbuhan alami
merupakan selisih antara jumlah kelahiran dan kematian, sedangkan migrasi
internasional neto adalah selisih antara jumlah penduduk yang ber-emigrasi dan
berimigrasi.
Program Keluarga Berencana (KB) sangat memegang peranan penting
dalam upaya menurunkan tingkat fertilitas. Selin itu, telah terjadi perubahan pola
perkawinan diantaranya adalah meningkat usia kawin pertama, jumlah wanita
yang tidak kawin bertambah serta menurunnya jumlah perceraian. Hal tersebut
menyebabkan menurunnya tingkat fertilitas sebanyak yang awalnya 5,5% di tahun
1970 menjadi 2,7% di tahun 2000.
3. Struktur Usia dan Beban Ketergantungan
Keterangan tentang penduduk menurut umur sangat penting karena akan
berkaitan dengan pengembangan sumber daya. Informasi mengenai kelompok
usia pada penduduk suatu negara berperan penting dalam penentuan kebutuhan
arah pembangunan. Diketahuinya jumlah dan presentase penduduk di setiap
kelompok umur akan memudahkan mengetahui penduduk yang akan berpotensi
produktif maupun tidak produktif. Pada tahun 2008, hampir 40% penduduk
negara berkembang adalah anak berusia 15 tahun, berbeda dengan penduduk di
negara maju yang generasi muda nya hanya sekitar 20% dari jumlah total
penduduk. Yang artinya Angkatan kerja di negara berkembang menanggung
beban hidup anak-anak. Secara umum, semakin cepat laju pertumbuhan
penduduk, maka semakin besar proporsi penduduk yang belum produktif dan
memberatkan tanggungan untuk penduduk yang produktif.

4. Penduduk Muda dan Penduduk Tua


Pengklasifkasian penduduk dapat digunakan untuk mengetahui struktur
penduduk yang mendiami suatu negara. Struktur penduduk usia mudah adalah
apabila sebesar 40% atau lebih penduduk berusia dibawah 15 tahun. Sedangkan
struktur penduduk usia tua diketahui apabila usia penduduk 65 tahun keatas
melebihi 10% dari total keseluruhan jumlah penduduk di suatu negara.
5. Momentum Pertumbuhan Penduduk yang Tersembunyi
Pertumbuhan penduduk lebih cenderung untuk terus meningkat yang tidak
dapat terhentikan meskipun telah mengelami tingkat penurunan fertilitas. Sehingga
pertambahan penduduk ini memunculkan suatu permasalahan yang disebut
pertumbuhan penduduk yang tersembunyi (hidden momentum of population
growth).
Dua alasan pokok yang menjadi latar belakang adanya data gerak
tersembunyi dalam penduduk ini adalah :
− Tingkat kelahiran, pertumbuhan penduduk akibat tingkat kelahiran tidak
mudah untuk diatasi karena adanya kekuatan sosial, ekonomi serta institusional
yang mempengaruhi tingkat fertilitas.
− Adanya momentum yang erat kaitannya dengan struktur usia penduduk
Indonesia. Penduduk Indonesia yang dominan adalah struktur penduduk muda
nantinya akan menjadi dewasa sehingga jumlah orang tua yang potensial
sendirinya akan melebihi jumlah yang ada saat ini.

C.Analisis Masalah Pengangguran, Terbuka dan Tersembunyi


1. Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja adalah semua penduduk baik laki-laki maupun
perempuan yang siap untuk memasuki angkatan kerja yakni semua orang yang
telah melewati wajib belajar yang ditentukan oleh negara dan belum mencapai
umur pensiun. Mereka yang berumur 15 tahun sampai 64 tahun meskipun
kenyataannya banyak penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun telah bekerja.
Dalam konsepnya Tidak semua orang pada usia kerja itu termasuk angkatan kerja.
Mereka yang berumur usia kerja tetapi terdaftar sebagai siswa atau mahasiswa
penuh waktu dan semua ibu rumah tangga tidak masuk pada angkatan kerja,
mereka dianggap bukan angkatan kerja.

2. Pengangguran
Menurut Sadono Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Penganguran adalah keadaan
dimana orang ingin bekerja namun tidak mendapat pekerjaan.

Jenis-Jenis Pengangguran

a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan.
Pengangguran terbuka terjadi karena kurangnya kesempatan kerja yang ada,
tidak mau bekerja atau adanya ketidakcocokan antara lowongan kerja yang
ada dengan latar belakang pendidikan.
b. Setengah Menganggur
Setengah menganggur adalah orang yang pekerjaannya kurang dari 35 jam
per minggu.
c. Pengangguran Terselubung
Pengangguran ini terjadi ketika ada tenaga kerja yang tidak bekerja dengan
maksimal, dalam artian sebenarnya dia bisa melakukan hal yang lebih, tetapi
karena tidak dibutuhkan maka ia menyimpan kemampuannya tersebut.
3. Penyebab Pengangguran
a. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja. Banyaknya
para pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh
Negara Indonesia
b. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja. Banyak jumlah Sumber
daya manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi salah satu penyembab
makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia.
c. Kurangnya informasi, dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari tau
informasi tentang perusahaan yang memilli kekurangan tenaga pekerja.
d. Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di kota, dan
sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.
e. Masih belum maksimalnya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk
meningkatkan softskill .

f. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para
pencari kerja mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.
4. Konsep Bekerja dan Menganggur
Dalam konsep Barat Siapa yang dimaksudkan sebagai pekerja adalah
mereka yang bekerja dengan upah atau dipekerjakan oleh orang lain dan
memakan waktu yang kurang lebih penuh waktu dalam waktu seminggu. Berbeda
halnya dengan Masyarakat agraris yang berlaku pada kebanyakan negara sedang
berkembang termasuk Indonesia. the international labor office (ILO) memberikan
tiga aspek untuk diperhatikan untuk mengatakan bahwa seseorang sebagai pekerja
tiga aspek tersebut adalah sebagai berikut :
a. Aspek penghasilan, pekerjaan memberikan penghasilan kepada yang bekerja.
Hasil penghasilan dari 1 pekerjaan adalah menyangkut penghasilan yang
diterima oleh seseorang dengan catatan ia bekerja. Jadi. Sentral dari atas
penghasilan dalam pekerjaan adalah syarat bahwa seseorang mendapatkan
penghasilan tersebut karena bekerja dan bukanlah pada masalah berapa besar
penghasilan tersebut. Dalam hal bekerja untuk diri sendiri aspek penghasilan
tidak boleh dipisahkan dari aspek produksi. Naik turunnya produksi akan diikuti
dengan naik turunnya penghasilan mereka.
b. Aspek produksi, pekerjaan memberikan output. Dalam aspek produksi sangat
memperhatikan hasil dari pekerjaan. Pekerjaan biasanya dinilai dari hasil
karyanya. Demikian juga pada umumnya tindakan ekonomi yang menilai
pekerjaan dari hasilnya dimana tidak hanya untuk pekerja upahan tetapi juga
bagi mereka yang bekerja untuk diri sendiri.
c. Aspek pengakuan, pekerjaan memberikan pengakuan kepada seseorang bahwa
ia terikat dengan sesuatu yang layak bagi hidupnya. Aspek pengakuan dari
pekerja itu sendiri dapat mempengaruhi pilihan seseorang terhadap pekerjaan
kalau pilihan tersebut terbuka baginya.
5. Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Penganggur Terbuka
Di negara maju yang dianggap penganggur terbuka adalah mereka yang
sedang mencari kerja, mereka yang secara aktif mencari pekerjaan. Untuk
menunjukkan bahwa mereka secara aktif mencari kerja mereka mendaftarkan diri
di kantor tenaga kerja selain menyetorkan data diri ke kantor tenaga kerja mereka
juga harus menunjukkan surat lamaran kerja yang telah dibuatnya setiap minggu.
Di indonesia juga ada Departemen Tenaga Kerja yang mempunyai kantor
penempatan tenaga kerja di setiap provinsinya akan tetapi Indonesia tidak bisa
menghitung pengangguran terbuka seperti yang diterapkan di negara-negara barat
karena beberapa alasan yakni:
a. banyak pencari kerja di Indonesia yang akan mendaftarkan diri dengan alasan
bahwa kantor tersebut tidak pernah menempatkan pencari kerja.
b. Banyak pencari kerja yang terdaftar di kantor penempatan tenaga kerja yang
tidak menghapus atau mencoret mamanya Meskipun mereka telah bekerja
alasannya adalah pekerjaan yang mereka peroleh belum sesuai dengan
keahliannya sehingga mereka menganggap dirinya masih sebagai pencari kerja.
Dari 2 alasan tersebut menyebabkan pemerintah tidak bisa menerapkan cara
tersebut untuk menghitung pengangguran bisa kita bayangkan sendiri bagaimana
keadaan pendaftaran seandainya pemerintah membayar pencari kerja selayaknya
di negara maju.

D. Analisis Masalah Distribusi dan Perpindahan Penduduk

Informasi tentang distribusi penduduk secara geografis dan terpusatnya


penduduk di beberapa pulai terutama jawa memungkinkan pemerintah mengatasi
kepadatan penduduk, dengan pembangunan dan program – program untuk
mengurangi beban kepadatan penduduk atau melakukan relokasi pembangunan
di luar jawa atau realokasi penduduk pembangunan di luar jawa atau realokasi
penduduk untuk bermukim di tempat lain.

Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong satu wilayah dan daya tarik wilayah
lainnya. Daya dorong wilayah menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya
karena daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk memberikan
jaminan kehidupan bagi penduduknya. Adapun faktor pendorong, antara lain :
1. Makin berkurangnya sumber – sumber kehidupan seperti menurunnya daya
dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang – barang tertentu yang
bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan
dari pertanian.
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal
3. Adanya tekanan – tekanan seperi politik, agama dan suku sehingga
mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
4. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan
5. Bencana alama seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim
kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

Sedangkan daya tarik wilayah adalah kola satu wilayah mampu atau dianggap
mampu menyediakan fasilitas dan sumber – sumber penghidupan bagi penduduk,
baik penduduk di wilayah itu sendiri maupun penduduk di sekitarnya dan daerah
– daerah lain. Adapun faktor – faktor penarik, antara lain :

1. Adanya harapan akan memperoleh kesemoatan untuk memperbaiki taraf hidup


atau kesejahteraannya
2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik
3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim,
perumahan, sekolah dan fasilitas publik lainnya
4. Adanya aktivitas di kota besar, tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya
tarik bagi orang – orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.

Secara luas, migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan


untuk menetap dari satu tempat ke tempat ;ain melewati batas administrative atau
batas politik.negara. dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang
relative permanen dari satu daerah ke daerah lain.

Migrasi dikelompokkan berdasarkan dua dimensi penting, yakni :


1. Dimensi ruang/daerah (spasial)
Dalam dimensi ruang/daerah (spasial) dikenal migrasi internasional dan migrasi
internal (dalam satu negara). Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk
dari satu negara ke negara lain atau dari satu benua ke benua lain. Sedangkan
migrasi internal di Indonesia yang terpenting meliputi :
a. Antar provinsi/kabupaten antar pulau yang dikenal dengan istilag transmigrasi
atau antar propinsi/kabupaten dalam satu pulau.
b. Dari wilayah pedesaan ke wilayah perkotaan yang disebut urbanisasi atau
sebaliknya dari kota ke pinggir kota dan pedesaan (deurbanisasi)

Trasnmigrasi
Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari pulau Jawa, Madura, dan
Bali ke pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua Barat dan bahkan
Timor Timur. Program transmigrasi sesungguhnya telah dilaksanakan untuk
pertama kalinya pada masa pemerintahan hindia belanda, yakni pada tahun 1905
dengan latar belakang falsafah dan tujuan utama untuk mencari buruh murah
untuk kepentingan perusahaan perkebunan milik belanda.
Kontribusi transmigrasi terhadap pertumbuhan dan pembangunan wilayah
tujuan perpindahan penduduk cukup signifikan. Melalui transmigrasi, jutaan
potensi sumber daya yang kurang bermakna telah berhasil digali dan
dikembangkan, sekitar 2,2 jutra kepala keluarga atau sekitar 8,8 juta orang miskin
dan penganggur memperoleh secara langsung peluang berusaha dan kesempayan
kerja untuk memenuhi kebutuan dasar hidupnya.
Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk ke wilayah perkotaan dari wilayah
pedesaan di sekitarnya, lain provinsi, atau lain pulau. Aliran perpindahan penduduk

dari daerah ke pedesaan ke kota sangat dirasakan pada masa/setelah revolusi


industri di inggris pada pertengahan abad 19. Aliran penduduk yang menuju kota
– kota di inggris dan negara – negara eropa lainnya begitu besar. Aliran tenaga
kerja dari pedesaan ini merupakan buruh tidak terdidik dan dianggap sebagai
penganggur tersembunyi dalam arti bahwa keberangkatan merkea ke kota tidak
mengakibatkan turunnya produksi pertanian di daerah asalnya.
Aliran sebaliknya dari kota ke pedesaan disebut deurbanisasi, keadaan ini bisa
kita saksikan di Indonesia. di Jakarta, misalnya kita saksikan banyak penduduk
yang memilih tinggal di bogor dan daerah sekitarnya, misalnya dan pergi tiap hari
bekerja di Jakarta. Demikian juga di kota besar lainnya.

2. Dimensi waktu
Migrasi dalam dimensi waktu artinya penduduk pindah ke tempat lain dengan
tujuan menetap dalam wkatu enam bulan atau lebih. Jenis migrasi dalam dimensi
waktu yang paling umum yakni :
1. Migrasi sirkuler, merupakan penduduk pindah ke tempat tetapi tidak bermaksud
menetap di tempat tujuan, Migran sirkuler biasanya adalah orang yang masih
mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asalnya seperi tukang becak,
kuli bangunan dan pengusaha warung tegal, yang sehari – harinya mencari
nafkah di kota dan pulang ke kampungnya setiap nulan atau beberapa bulan
sekali.

2. Migrai ulang – alik, merupakan orang yang peri meninggalkan tempat


tinggalnya secara teratur, pergi ke tempat lain untuk berkerja, berdagang,
sekolah atau untuk kegiatan – kegiatan lainnya dan pulang ke tempat asalnya
secara teratur pula.

Kriteria Migrasi

Masalah lain yang juga penting dalam hal perpindahan penduduk adalah apa
kriteria seorang agar dia bisa disebut migran. Dalam hal ini dikenal migrasi seumur
hidup, migrasi risen dan migrasi total.

1. Migrasi seumur hidup, dikatakan migrasi seumur hidup jika seseorang bertempat
tinggal pada saar pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya pada
waktu mereka lahir
2. Migrasi risen, dikatakan migrasi risen jika tempat tinggal sesorang pada saat
pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya pada waktu lima tahun
sebelumnya
3. Migrasi total, dikatakan migrasi total jika seseorang pernah bertempat tinggal
yang berbeda dengan tempat tinggal pada waktu pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, Ketut. 2018. Perekonomian Indonesia. Denpasar : Udayana University Press

Anda mungkin juga menyukai