Anda di halaman 1dari 10

PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH

Dosen Pengampu :

Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA

Nama Anggota Kelompok 1 :

I Kadek Adi Arta ( 1907531002 )

Anak Agung Putu Rista Andari ( 1907531006 )

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021/2022
PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH

1. JENIS-JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN


Jenis asset beban dan liabilitas, bisa berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang-bidang usaha selain perusahaan dagang
pengecer dan perusahaan dagang partai besar dan manufaktur. Dalam bab ini akan dibahas
persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk beberapa akun terpilih, yaitu audit atas :
a. Properti mesin dan peralatan
b. Beban dibayar dimuka
c. Utang lain-lain
d. Akun-akun pendapatan dan beban.
2. PENGAUDITAN ATAS PROPERTI, MESIN DAN PERALATAN
Properti mesin dan peralatan adalah akun-akun yang tergolong sebagai asset tetap, yaitu asset yang
diharapkab akan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, digunakan dalam
operasi perusahaan dan tidak dimasukkan untuk dijual Kembali dalam kegiatan normal
perusahaan. Tujuannya untuk menggunakan asset sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan
taksiran umur penggunaan lebih dari satu tahun adalah karakteristik utama yang membedakannya
dari asset-aset seperti persediaan, beban dibayar dimuka dan investasi.
a. Akun-Akun Terkait Dengan Akun Peralatan
Akun-akun dalam siklus pembelian dan pembayaran biasanya digunakan dan berkaitan
dengan erat dengan peralatan. Perdebatan atas peralatan timbul dari siklus pembelian dan
pembayaran. Karena sumber perdebatan dalam akun asset adalah jurnal pembelian, sistem
akuntansi. Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan dan property, mesin dan peralatan
lainnya biasanya adalah master file asset tetap. Master file meliputi suatu catatan rinci untuk
setiap unit peralatan dan jenis property lain yang dimiliki. Audit atas peralatan dan asset-aset
tetap lainnya, berbeda dari audit atas akun-akun yang tergolonng asset lancer, karena tiga
alasan berikut :
i. Pembelian peralatan dalam suatu periode biasanya tidak begitu sering terjadi
ii. Jumlah rupiah dari setiap pembelian biasanya material
iii. Peralatan biasanya dibukukan dan berada dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun
Karena perbedaan-perbedaan tersebut, pengauditan peralatan ditekankan pada pemeriksaan atas
pembelian peralatan pada periode ini bukan pada saldo dalam akun yang dibawa dari periode
sebelumnya. Dalam mengaudit akun peralatan dan akun-akun terkait, akan sangat bermanfaat
apabila dilakukan pemisahan pengujian menjadi beberapa katergori diantaraya :

 Melaksanakan prosedur analitis


 Memeriksa pembelian peralatan periode ini
 Memeriksa pelepasan peralatan periode ini
 Memeriksa saldo akhir dalam akun asset
 Memeriksa bebean depresiasi
 Memeriksa saldo akhir dalam akumulasi depresiasi.
b. Melaksanakan Prosedur Analitis
Sebagaimana yang terlihat, Sebagian besar prosedur analitis berkaitan dengan kemugkinan
kesalahan penyajian dalam beban depresiasi dan akumulasi depresiasi.
c. Memeriksa Pembelian Peralatan Tahun Ini
Perusahaan harus mencatat dengan benar penambahan yang terjadi pada tahun ini, karena
asset akan mempunyai dampak jangka Panjang dalam laporan keuangan. Kesalahan untuk
mengkapitalisasi asset tetap atau kesalahan pencatatan jumlah rupiah suatu pembelian asset
tetap, akan berpengaruh atas neraca sampai kelak perusahaan melepaskan asset tersebut. Titik
tolak pemeriksaan atas pembelian tahun ini, biasanya adalah daftar yang diperoleh dari klien
yang berisi seluruh pembelian yang dicatat dalam buku besar pembantu property,mesin dan
peralatan yang terjadi selama ini.
Pengujian tambahan, diluar pengujian yang dilakukan sebagai bagian dri pengujian
pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi, sangat penting untuk dilakukan
karena kompleksitas pada banyak transaksi peralatan dan kerena jumlahnya yang material.
Dalam melakukan pengujian dalam pembelian, auditor harus memahami standar akuntansi
untuk memastikan bahwa klien telah mengikuti ketentuan yang berlaku. Auditor juga harus
memeriksa kebenaran penggolongan dalam pencatatan transaksi dalam berbagai akun.
d. Memeriksa Pelepasan Aset (DISPOSAL) Tahun Ini
Transaksi yang menyangkut pengentian peralatan sering kali dicatat dengan cara yang
salah, apabila pengendalian internal perusahaan tidak memiliki metoda yang formal untuk
memberi informasi kepada manajemen tentang adanya penjuaran, pertukaran, penghentian dari
pencurian dalam mencatat mesin dan peralatan. Tujuan utama auditor dalam verifikasi atas
penjualan, pertukaran atau penghentian pemakaian asset adalah untuk memperoleh bukti yang
cukup dan tepat bahwa semua pelepasan telah dicatat pada jumlah yang tepat. Prosedur-
prosedur berikut sering digunakan untuk memeriksa pelepasan diantaranya :
 Review apakah asset yang baru diperoleh diganti dengan asset yang lama
 Analisis laba rugi pelepasan asset dan pendapatan lain-lain yang diterima dari pelepasan
asset
 Review modifikasi pabrik dan perubahan produk yang dihasilkan
 Melakukan wawancara dengan menajemen dan personil produksi tentang kemungkinan
adanya pelepasan asset.
e. Memeriksa Saldo Akhir Akun Aset
Dua tujuan auditor dalam pengauditan atas saldo akhir akun peralatan ialah menentukan bahw :
 Semua peralatan terbukukan ada secara fisik pada tanggal neraca
 Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan.

Pada waktu merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan-tujuan diatas, pertama auditor
harus mempertimbangkan pengendalian internal untuk peralatan. Dalam melakukan menilai risiko
pengendalian untuk tujuan keberadaan, auditor harus memutuskan apakah diperlukan untuk
memeriksa keberadaan individual peralatan yang tercantum dalam master file. Setelah melakukan
prosedur-prosedur untuk mendapatkan bukti yang berkaitan dengan tujuan audit saldo asset tetap,
auditor juga melakukan prosedur audit yang berkaitan dengan empat tujuan audit tentang
penyajian dan pengungkapan asset tetap. Auditor bisa menggunakan beberapa metoda untuk
menentukan apakah peralatan dibilang secara hukum, dengan cara :

 Membaca pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian kredit


 Mengirimkan permintaan konfirmasi utang ke bank atau ke Lembaga keuangan lain
 Melakukan diskusi dengan klien atau mengirim surat ke penasehat hukum.
f. Memeriksa Beban Depresiasi
Beban depresiasi adalah satu dari hanya sedikit beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian dari
pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi. Tujuan audit saldo terpenting
untuk beban depresiasi adalah ketelitian. Dalam menentukan konsistensi, auditor harus
mempertimbangkan empath al :
 Masa manfaat asset yang dibeli pada periode berikut
 Metoda depresiasi
 Taksiran nilai residu
 Kebijakan depresiasi asset pada periode pembelian dan pelepasan

Kebijakan klien dapat diketahui melalui diskusi dengan personil yang tepat dan membandingkan
respon mereka dengan informasi dalam arsip permanen auditor. Kadang-kadang perubahan situasi
menyebabkan perusahaan merasa perlu untuk menilai kembli masa manfaat suatu asset. Metoda
yang bermanfaat dalam pengauditan depresiasi adalah pengujian prosedur analitis tentang
kewajaran yang dilakukan dengan mengalikan asset tetap yang belum didepresiasi dengan tarif
depresiasinya.

g. Memeriksa Saldo Akhir Dalam Akun Akumulasi Depresiasi


Perdebatan atas akun akumulasi depresiasi pada umunya diuji sebagai bagian dari pengauditan
atas pelepasan asset, sedangkan sebagai bagian dari pengauditan atas pelepasan asset, sedangkan
kredit dipaksa sebagai bagian dari beban depresiasi. Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam
pengauditan atas saldo akhir dalam akumulasi depresiasi :
 Akumulasi depresiasi sebagaimana tercantum dalam master file property cocok dengan buku
besar
 Akumulasi depresiasi dalam master file adalah akurat.
3. Pengauditan Beban Dibayar Di Muka
Beban dibayar dimuka, beban ditangguhkan dan asset tak berwujud, jangka waktunya bisa
bervariasi muali dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Prosedur analitis kadang-kadang
sudah dipandang cukup untuk mengaudit beban dibayar di muka, beban ditangguhkan dan asset
tak berwujud. Pada bagian ini, kita akan membahas tipikal pengendalian internal dan pengujian
audit terkait yang bisa digunakan dalam audit atas beban asuransi dibayar dimuka.
a. Gambaran Umum Asuransi Dibayar Di Muka
Gambar pada buku melukiskan tipikal akun-akun yang digunakan untuk asuransi dibayar di muka
dan hubungan antara asuransu dibayar dimuka dengan siklus pembelian dan pembayaran melalui
pendebetan atas akun asuransi dibayar dimuka.
b. Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat dibagi menjadi
tiga kategori yaitu : pengendalian atas pembelian dan pencatatan asuransi dan pengendalian atas
pembebanan terhadap beban asuransi. Registrasi asuransi adalah suatu catatan polis-polis asuransi
yang sedang berjalan dan tanggal akhir berlaku setiap polis asuransi. Termin pembayaran dan
jumlah untuk polis yang sedang berjalan tercantum pula dalam register tersebut.
c. Pengujian Audit
Dalam mengaudit asuransi dibayar dimuka, auditor mendapatkan daftar asuransi dari klien yang
mendaftar setiap asuransi yang sedang berlaku yang berisi informasi tentang :
 Informasi polis, termasuk nomor polis, jumlah pertanggungan dan premi per tahun
 Saldo awal asuransi dibayar dimuka
 Pembayaran premi polis
 Jumlah yang dibebankan ke beban asuransi
 Saldo akhir asuransi dibayar dimuka

Dalam kebanyakan audit, tidak diperlukan pengujian substantif tambahan kecuali apabila risiko
pengendaliannya tinggi atau pengujian menunjukkan besar kemungkinan terjadi kesalahan
penyajian signifikan.

d. Polis Asuransi Dalam Daftar Asuransi Dibayar Di Muka Benar-Benar Ada dan Semua Polis
yang Berlaku Tercantum Dalam Daftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian keberadaan dan penghilangan polis asurasi yang sedang berlaku dapat dilakukan pada
daftar polis asuransi bidayar dimuka melalui salah satu dari du acara berikut :
 Memeriksa suatu sampel faktur asuransi dan polis yang sedang berlaku untuk dibandingkan
dengan daftar
 Dapatkan suatu konfimasi informasi asuransi dari agen perusahaan asuransi.
e. Klien Memiliki Hak Atas Semua Polis Asuransi Yang Tercantum Dalam Daftar Asuransi
Dibayar Di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima ganti rugi atas klaim asuransi tersebut sebagai pihak yang berhak.
Biasanya nama penerima ganti rugi yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi dalam hal kredit
hipotik atau kredit lain, klaim asuransi bisa juga dibayarkan kepada krediur.
f. Jumlah Yang Dibayar Di Muka Dalam Daftar Adalah Akurat dan Totalnya Telah Dijumlah
Dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar (Ketelitian dan Kecocokan Saldo)
Pengujian audit untuk memeriksa ketelitian asuransi dibayar dimuka menyangkut memeriksa
jumlah premi asuransi, jangka waktu polis dan pengalokasian premi ke asuransi belum terpakai.
g. Beban Asuransi Yang Berkaitan Dengan Asuransi Dibayar Di Muka Telah Digolongkan
Dengan Benar (Penggolongan)
Penggolongan yang benar pada berbagai akun beban asuransi yang berbeda harus direview sebagai
pengujisn atas laporan laba-rugi. Dalam hal tertentu, akun beban yang tepat cukup jelas karena
jenis asuransinya.
h. Transaksi Asuransi Dicatat Pada Periode Yang Tepat (Pisah Batas)
Pisah batas untuk pembelian asuransi biasanya tidak merupakan problem yang signifikan karena
jumlah polis biasanya tidak begitu banyak dan jumlahnya tidak begitu material.

4. PENGAUDITAN BEBAN-BEBAN TERUTANG

Kategori ketiga dari akun-akun dalam siklus pembelian dan pembayaran adalah beban beban
terutang yaitu aplikasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari jasa atau manfaat yang
telah diterima sebelum tanggal neraca. Kitab 2 adalah beban terutang yang menyangkut sistemasi
dinamo jumlah yang terutang belum dapat ditentukan seperti misalnya kewajiban yang timbul
sehubungan dengan kata penghasilan di mana ada kemungkinan yang masuk akal bahwa jumlah
pajak penghasilan yang dilaporkan bisa berubah setelah kantor pajak melalui pajak yang
seharusnya dibayar perusahaan.

1. Pengauditan Pajak Kekayaan Terutang

Sebagaimana halnya dengan beban asuransi, saldo dalam akun pajak kekayaan terutang
adalah Jumlah residual dari saldo awal dalam akun pajak kekayaan terutang, ditambah
pajak kekayaan periode ini, dikurangi dengan pembayaran kas yang dilakukan pada
periode ini. Auditor menggunakan dua pengujian utama untuk menguji apakah semua
utang beban telah dimasukkan. Auditor memeriksa jumlah pajak kekayaan terutang
bersamaan dengan audit atas pembayaran pajak kekayaan tahun ini. Auditor biasanya
memulai pemeriksaannya dengan meminta daftar pembayaran pajak kekayaan pada klien
yang kemudian membandingkan setiap pembayaran dengan daftar tahun lalu untuk
memastikan apakah semua pembayaran telah dimasukkan dalam daftar yang dibuat klien.
Auditor dapat memeriksa pajak kekayaan terutang dengan melakukan Rekalkulasi bagian
dari total pajak yang berlaku untuk tahun ini untuk setiap unit kekayaan.

5. PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN

Auditor harus memahami bahwa kebanyakan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan sering kali lebih mengutamakan laporan laba rugi dibandingkan dengan neraca. Investor
ekuitas, kreditor jangka panjang, perwakilan buruh atau karyawan, dan kadang-kadang suka
kreditor jangka pendek lebih tertarik pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
daripada terhadap biaya perolehan historis atau nilai buku dari aset-aset individual.

1. Pendekatan Untuk Pengauditan Akun-Akun Pendapatan dan Beban


Pengadukan akun-akun pendapatan dan beban berhubungan langsung dengan neraca dan
tidak merupakan bagian yang terpisah dari proses audit. Kesalahan Penyajian suatu akun
laba rugi hampir selalu mempunyai dampak yang sama terhadap suatu akun neraca dan
sebaliknya. Bagian-bagian audit yang berpengaruh langsung tes akun-akun ini adalah
prosedur analitis, pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi dan
pengujian rinci saldo.
2. Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran penyajian baik
untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba rugi
3. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi keduanya memiliki pengaruh
simultan terhadap pemeriksaan akun-akun neraca dan laba rugi.Cara terbaik dalam
pemeriksaan atas kebanyakan akun laba rugi pada setiap siklus transaksi adalah memahami
pengendalian internal dan pengujian pengendalian serta pengujian substantif golongan
transaksi.
4. Pengujian Rinci Saldo Akun-Analisis Beban
Auditor harus menganalisis jumlah jumlah yang tercantum dalam akun laba rugi tertentu
meskipun pengujian yang telah disebutkan diatas telah dilakukan.Analisis akun beban
adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen-dokumen pendukung transaksi
individual dan jumlah jumlahnya membentuk komisi dari total suatu akun beban.Meskipun
fokus analisis akun beban adalah pada transaksi pengujian ini berbeda dengan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi.Pengujian pengendalian dan
pengujian substantif golongan transaksi dimaksudkan untuk menilai risiko pengendalian.

6. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN-PENGALOKASIAN

Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan
merupakan transaksi tersendiri.Beban beban seperti itu misalnya depresiasi, depresi, dan
amortisasi copyright.Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu
pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini Apabila klien gagal mengikuti standar
akuntansi keuangan atau gagal menghitung pengalokasian dengan benar laporan keuangan bisa
mengandung kesalahan penyajian material.Tipe lain pengalokasian yang berlangsung
mempengaruhi laporan keuangan timbul karena aset berumur pendek masih belum terpakai
seluruhnya pada tanggal neraca. Auditor biasanya melakukan pengujian pengujian berikut sebagai
bagian dari pengalihan atas aset atau liabilitas terkait hal ini meliputi pemeriksaan atas beban
depresiasi yang merupakan bagian dari audit atas properti, mesin, dan peralatan, pengujian
amortisasi hak paten sebagai bagian dari pemeriksaan hak paten baru atau pelepasan yang lama
dan verifikasi pengalokasian antara persediaan dan harga pokok penjualan sebagai bagian dari
pengalihan persediaan.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, A. H. (2014). Edisi II Auditing ( Pengauditan Berbasis ISA ). Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai