Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS UDAYANA
2021/2022
PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH
Pada waktu merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan-tujuan diatas, pertama auditor
harus mempertimbangkan pengendalian internal untuk peralatan. Dalam melakukan menilai risiko
pengendalian untuk tujuan keberadaan, auditor harus memutuskan apakah diperlukan untuk
memeriksa keberadaan individual peralatan yang tercantum dalam master file. Setelah melakukan
prosedur-prosedur untuk mendapatkan bukti yang berkaitan dengan tujuan audit saldo asset tetap,
auditor juga melakukan prosedur audit yang berkaitan dengan empat tujuan audit tentang
penyajian dan pengungkapan asset tetap. Auditor bisa menggunakan beberapa metoda untuk
menentukan apakah peralatan dibilang secara hukum, dengan cara :
Kebijakan klien dapat diketahui melalui diskusi dengan personil yang tepat dan membandingkan
respon mereka dengan informasi dalam arsip permanen auditor. Kadang-kadang perubahan situasi
menyebabkan perusahaan merasa perlu untuk menilai kembli masa manfaat suatu asset. Metoda
yang bermanfaat dalam pengauditan depresiasi adalah pengujian prosedur analitis tentang
kewajaran yang dilakukan dengan mengalikan asset tetap yang belum didepresiasi dengan tarif
depresiasinya.
Dalam kebanyakan audit, tidak diperlukan pengujian substantif tambahan kecuali apabila risiko
pengendaliannya tinggi atau pengujian menunjukkan besar kemungkinan terjadi kesalahan
penyajian signifikan.
d. Polis Asuransi Dalam Daftar Asuransi Dibayar Di Muka Benar-Benar Ada dan Semua Polis
yang Berlaku Tercantum Dalam Daftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian keberadaan dan penghilangan polis asurasi yang sedang berlaku dapat dilakukan pada
daftar polis asuransi bidayar dimuka melalui salah satu dari du acara berikut :
Memeriksa suatu sampel faktur asuransi dan polis yang sedang berlaku untuk dibandingkan
dengan daftar
Dapatkan suatu konfimasi informasi asuransi dari agen perusahaan asuransi.
e. Klien Memiliki Hak Atas Semua Polis Asuransi Yang Tercantum Dalam Daftar Asuransi
Dibayar Di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima ganti rugi atas klaim asuransi tersebut sebagai pihak yang berhak.
Biasanya nama penerima ganti rugi yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi dalam hal kredit
hipotik atau kredit lain, klaim asuransi bisa juga dibayarkan kepada krediur.
f. Jumlah Yang Dibayar Di Muka Dalam Daftar Adalah Akurat dan Totalnya Telah Dijumlah
Dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar (Ketelitian dan Kecocokan Saldo)
Pengujian audit untuk memeriksa ketelitian asuransi dibayar dimuka menyangkut memeriksa
jumlah premi asuransi, jangka waktu polis dan pengalokasian premi ke asuransi belum terpakai.
g. Beban Asuransi Yang Berkaitan Dengan Asuransi Dibayar Di Muka Telah Digolongkan
Dengan Benar (Penggolongan)
Penggolongan yang benar pada berbagai akun beban asuransi yang berbeda harus direview sebagai
pengujisn atas laporan laba-rugi. Dalam hal tertentu, akun beban yang tepat cukup jelas karena
jenis asuransinya.
h. Transaksi Asuransi Dicatat Pada Periode Yang Tepat (Pisah Batas)
Pisah batas untuk pembelian asuransi biasanya tidak merupakan problem yang signifikan karena
jumlah polis biasanya tidak begitu banyak dan jumlahnya tidak begitu material.
Kategori ketiga dari akun-akun dalam siklus pembelian dan pembayaran adalah beban beban
terutang yaitu aplikasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari jasa atau manfaat yang
telah diterima sebelum tanggal neraca. Kitab 2 adalah beban terutang yang menyangkut sistemasi
dinamo jumlah yang terutang belum dapat ditentukan seperti misalnya kewajiban yang timbul
sehubungan dengan kata penghasilan di mana ada kemungkinan yang masuk akal bahwa jumlah
pajak penghasilan yang dilaporkan bisa berubah setelah kantor pajak melalui pajak yang
seharusnya dibayar perusahaan.
Sebagaimana halnya dengan beban asuransi, saldo dalam akun pajak kekayaan terutang
adalah Jumlah residual dari saldo awal dalam akun pajak kekayaan terutang, ditambah
pajak kekayaan periode ini, dikurangi dengan pembayaran kas yang dilakukan pada
periode ini. Auditor menggunakan dua pengujian utama untuk menguji apakah semua
utang beban telah dimasukkan. Auditor memeriksa jumlah pajak kekayaan terutang
bersamaan dengan audit atas pembayaran pajak kekayaan tahun ini. Auditor biasanya
memulai pemeriksaannya dengan meminta daftar pembayaran pajak kekayaan pada klien
yang kemudian membandingkan setiap pembayaran dengan daftar tahun lalu untuk
memastikan apakah semua pembayaran telah dimasukkan dalam daftar yang dibuat klien.
Auditor dapat memeriksa pajak kekayaan terutang dengan melakukan Rekalkulasi bagian
dari total pajak yang berlaku untuk tahun ini untuk setiap unit kekayaan.
Auditor harus memahami bahwa kebanyakan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan sering kali lebih mengutamakan laporan laba rugi dibandingkan dengan neraca. Investor
ekuitas, kreditor jangka panjang, perwakilan buruh atau karyawan, dan kadang-kadang suka
kreditor jangka pendek lebih tertarik pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
daripada terhadap biaya perolehan historis atau nilai buku dari aset-aset individual.
Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan
merupakan transaksi tersendiri.Beban beban seperti itu misalnya depresiasi, depresi, dan
amortisasi copyright.Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu
pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini Apabila klien gagal mengikuti standar
akuntansi keuangan atau gagal menghitung pengalokasian dengan benar laporan keuangan bisa
mengandung kesalahan penyajian material.Tipe lain pengalokasian yang berlangsung
mempengaruhi laporan keuangan timbul karena aset berumur pendek masih belum terpakai
seluruhnya pada tanggal neraca. Auditor biasanya melakukan pengujian pengujian berikut sebagai
bagian dari pengalihan atas aset atau liabilitas terkait hal ini meliputi pemeriksaan atas beban
depresiasi yang merupakan bagian dari audit atas properti, mesin, dan peralatan, pengujian
amortisasi hak paten sebagai bagian dari pemeriksaan hak paten baru atau pelepasan yang lama
dan verifikasi pengalokasian antara persediaan dan harga pokok penjualan sebagai bagian dari
pengalihan persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, A. H. (2014). Edisi II Auditing ( Pengauditan Berbasis ISA ). Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.