Anda di halaman 1dari 7

NAMA : INTAN PUSPITA SARI

NIM : 201015401009
PRODI : DIII KEBIDANAN
MATA KULIAH : PERMASALAHAN PENDUDUK DI DUNIA

TINGKAT : 1 ( Satu )
PERMASALAHAN PENDUDUK DI DUNIA

Masalah Kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial, karena masalah itu
terjadi di lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan
dimana saja, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti negara
indonesia. Masalah kependudukan bisa terjadi oleh faktor-faktor tertentu salah satunya adalah
karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang.

Bagi negara maju seperti amerika mungkin masalah kependudukan tidak akan
menjadi momok yang begitu rumit untuk negaranya tersebut, karena kualitas penduduk dan
sumber daya manusia mereka yang jauh lebih baik di bandingkan dengan negara berkembang
seperti Indonesia, meskipun negara tersebut menempati urutan ke-3 dengan penduduk
terbanyak. Sedangkan di indonesia sendiri masalah penduduk yang terjadi masih menjadi
benang kusut dan belum menemukan cara untuk menguraikannya.

Masalah kependudukan terbagi dalam 2 garis besar yaitu masalah Kuantitas dan kualitas.

1). Permasalahan Kuantitas diantaranya :

          1. Jumlah Penduduk

          2. Pertumbuhan Penduduk

          3.  Kepadatan Penduduk

           4. Susunan Penduduk

2). Permasalahan Kualitas diantaranya :

   1.  Masalah Tingkat Pendidikan

   2.  Masalah Kesehatan

 3. Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan.

     Permasalahan Penduduk di Dunia sebagai berikut :

  1   Jumlah Penduduk

           Jumlah penduduk di dunia diperkirakan akan mencapai 8,5 miliar pada tahun 2030, 9,7
miliar pada tahun 2050, dan melampaui 11 miliar pada tahun 2100, dengan India yang
diperkirakan akan melampaui Tiongkok, sebagai negara berpenduduk paling padat, sekitar
tujuh tahun dari sekarang, dan Nigeria akan melampaui Amerika Serikat untuk menjadi
negara terbesar ketiga di dunia dalam 35 tahun dari sekarang, menurut laporan PBB yang
baru diluncurkan pada hari Rabu (29/7). Selain itu, laporan tersebut mengungkapkan bahwa
selama periode 2015-2050, setengah dari pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan akan
terkonsentrasi di sembilan negara: India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo,
Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia dan Uganda. Jadi negara berkembang tidak
bisa.

Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan penduduk ialah:

1. Tingkat kematian yang menurun.


2. Tingkat kelahiran yang tinggi.
3. Adanya kawin usia muda.
4. Adanya rasa tanggung jawab pada keluarga.
5. Adanya sikap religi bahwa anak ialah anugerah Tuhan.

Dampak Negatif Ledakan Penduduk

Beberapa dampak negatif yang timbul sebagai akibat terjadinyua ledakan penduduk di
antaranya sebagai berikut:

 Tingkat kemiskinan semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk yang cepat


biasanya tidak serta merta diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat.
 Pertumbuhan penduduk yang cepat tidak seimbang dengan peningkatan produksi
pangan dapat mendorong kekurangan pangan.
 Timbulnya permukiman atau daerah kumuh di perkotaan sebagai akibat mahalnya
harga tanah dan rumah.
 Pemerintah mengalami kesulitan menyediakan sarana kebutuhan masyarakat seperti
sarana pendidikan dan kesehatan, perumahan dan lain-lain disebabkan memerlukan
dana yang besar dan lokasinya padat oleh permukiman penduduk.
 Meningkatnya kebutuhan akan ruang dan lingkungan hidup.
 Menimbulkan persaingan (pertentangan) dimasyarakat sebagai akibat meningkatnya
kebutuhan akan pangan dan kebutuhan lainnya.
 Tidak seimbangnya kebutuhan akan lapangan pekerjaan dengan pertumbuhan
penduduk yang dengan sendirinya menimbulkan banyak pengangguran dan masalah
sosial lainnya.
 Timbulknya kemiskinan, rumah kumuh, pertentangan antar etnik, tawuran warga yang
diawali dengan hal-hal kecil dan stabilitas politik yang tidak mantap akan nampak
menjadi pemandangan rutinitas yang sulit untuk mengatasinya.

         2.  Pertumbuhan Penduduk

             Permasalahan utama di negara berkembang adalah pertumbuhan penduduk yang


tidak dapat dikendalikan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pentingnya
membatasi jumlah anak dalam keluarga. Jika pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan
peingkatan kualitas penduduknya, maka hal ini dapat membuat rendahnya tingkat Indeks
Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI). Oleh karena itu maka
diperlukan pengembangan sistem pendidikan yang lebih intens untuk memperkecil resiko
ledakan penduduk ini.

         3.  . Pendidikan Yang Rendah

          Pendidikan juga menjadi sorotan penting tentang penduduk, karena pertumbuhan


penduduk bila tidak diimbangi dengan peningkatan pendidikan yang baik akan percuma.
Karena bisa dijajah oleh bangsa lain, penduduk tersebut bisa diexploitasi oleh bangsa lain.
Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih
terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam
pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana
dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh
berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-
rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat
bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.

          Tapi pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM


penduduk suatu negara. Selain pendidikan yang penting, kualitas SDM berhubungan dengan
produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikanya tinggi diharapkan punya produktivitas
yang tinggi.
           Namun tidak di indonesia, banyak orang yang berpendidikan tinggi menjadi
pengangguran. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat
pada grafik di bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran
yang terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha,
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi
berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan bahwa pendidikan setara SMA belum
cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih
menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya
sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan
membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.

         4.  Rendahnya pertumbuhan pada ekonomi penduduk

           Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu indikasi yang dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan selama
satu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia sering
terkendala masalah modal dan investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari
investasi pihak asing untuk menunjang kegiatan ekonominya. Lambatnya pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi naiknya harga minyak dunia.

   Dari semua masalah kependudukan yang dipaparkan diatas, terdapat banyak sekali dampak
negatif yang dihasilkan, diantaranya: 

      1.  Rendahnya tingkat kualitas SDM

            Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia


banyak dilakukan olehperusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga
sering menggunakan bantuan (assistance)  perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi
dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk
Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan
dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk
Indonesia yang rendah merupakan penghambat.

      2.      Kepadatan Penduduk


        Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak seimbangnya jumlah penduduk yang
mendiami wilayah tertentu dengan wilayah yang didiami. Jumalh penduduk yang terus
menunjukkan peningkatan tidak dibarengi dengan luas wilayah suatu tempat yang tetap.
Sehingga ini menyebabkan jumlah penduduk yang ada diwilayah tertentu melebihi jumlah
ideal penduduk yang seharusnya tinggal diwilayah tersebut. kepadatan penduduk yang
biasanya terjadi di kota-kota besar terus mengalami peningkatan dengan adanya urbanisasi
yang dilakukan secara berlebihan. Banyaknya para urban yang berpindah dari desa ke kota
dengan tujuan mencari lapangan pekerjaan di kota membuat kepadatan penduduk yang ada
semakin menjadi-jadi. 

     3.  Kemiskinan

            Dampak dari kepadatan penduduk, tidak hanya berhenti disitu. Dari dampak yang ada,
dampak yang baru akan kembali dihasilkan. Para urban yang tidak mendapat lahan tempat
tinggal dan juga lahan pekerjaan seperti yang mereka harapkan, mulai mempertahankan
hidup mereka dikota dengan segala kemampuan mereka seperti memanfaatkan lahan
terlarang untuk mendirikan rumah-rumah kumuh sebagai tempat mereka tinggal.

Cara Mengatasi Ledakan Penduduk

Jika dampak dari ledakan penduduk tidak segera diatasi, dapat mengakibatkan suatu negara
mengalami kesulitan dalam mempercepat proses pembangunannya. Terdapat beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak ledakan penduduk, diantaranya:

1. Perluasan lapangan kerja melewati industrialisasi, sebab pembangunan industri besar


bisa menyerap tidak sedikit tenaga kerja.
2. Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB), yakni mengendalikan pertumbuhan
warga melalui teknik pengendalian kelahiran. Sebagai misal bila seorang ibu rata-rata
mencetuskan anak dua orang sekitar hidupnya, maka bakal terjadi penurunan jumlah
warga yang paling besar, bahkan sebuah saat perkembangan penduduk menjangkau
titik nol yang dinamakan dengan zero population growth (ZPG).
3. Pelaksanaan intensifikasi di bidang pertanian yakni dengan usaha menambah produksi
tanpa memperluas dengan teknik pengolahan yang lebih baik, pemupukan, pemakaian
bibit unggul, pemusnahan hama, dan lain-lain. Intensifikasi pertanian di satu sisi bisa
memperkecil ekspansi lahan pertanian dan meminimalisir penggarapan hutan secara
liar.
4. Peningkatan kualitas sumber daya insan sehingga kemampuannya bekerja untuk
membina dirinya menjadi lebih baik.
5. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dapat meminimalisir penggangguran serta
meningkatkan jumlah devisa.

Pelaksanaan program transmigrasi, yaitu mengerjakan pemindahan warga dari wilayah yang
padat ke wilayah yang masih jarang penduduknya, sehingga meminimalisir angka wilayah
kumuh dan pengangguran terbu

Anda mungkin juga menyukai