KB , Kependudukan
Masalah Kependudukan di Indonesia itu sangat banyak. Itu karena jumlah penduduk Indonesia
sangatlah besar, bahkan termasuk dalam jajaran 5 besar dunia. Selain itu, tingkat pertumbuhan
penduduknya juga tinggi.
Jumlah penduduk yang besar sebenarnya bukan masalah jika saja semua penduduknya memiliki
kualitas SDM yang baik. Hasilnya malah akan memberikan kontribusi positif bagi negara.
Penduduk adalah faktor terpenting dalam pembangunan karena menjadi subjek sekaligus objek
pembangunan suatu negara. Manfaat jumlah penduduk yang besar antara lain :
b. Banyaknya "pasukan" untuk mempertahankan keutuhan negara dari ancaman bangsa lain.
Sayangnya, jumlah penduduk yang besar juga menghasilkan masalah yang cukup rumih :
b. Kurangnya penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta
fasilitas sosial lainnya
Walaupun ada kecenderungan menurun, tapi pertumbuhan penduduk Indonesia secara nasional
masih tergolong cepat. Tahun 1961 - 1971, angka pertumbuhan penduduk adalah 2,1 % pertahun
namun pada 1990 - 2000, sebesar 1,6 % pertahun.
Untuk mengatasi masalah ini, salah satu usaha yang dilakukan pemerintah adalah program Keluarga
Berencana (KB). "Dua anak lebih baik" adalah anjuran utama dari program ini.
Diharapkan dengan jumlah anggota keluarga yang tidak banyak, maka semua kebutuhan anggota
dapat terpenuhi dan terbentuklah keluarga yang sejahtera. Sesuai dengan dua tujuan utama
Program Keluarga Berencana :
Persebaran penduduk di Indonesia sangat tidak merata, baik antarapulau, provinsi, kabupaten
ataupun antara perkotaan dan pedesaan.
Contohnya saja pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah daratan
Indonesia dihuni lebih dari 50% penduduk Indonesia.
Akibatnya, lahan pertanian di Jawa semakin sempit karena dijadikan permukiman dan industri.
Sebaliknya, masih banyak lahan di luar pulau Jawa yang belum bisa dimanfaatkan secara maksimal
karena kurangnya sumber daya manusia.
Tingginya jumlah migrasi ke pulau Jawa antara lain karena pulau Jawa merupakan pusat
pemerintahan dan pusat kegiatan ekonomi dan industri. Sayangnya, hal tersebut juga berdampak
pada kota-kota besar di pulau Jawa seperti Jakarta dan Surabaya.
Kota besar seperti Jakarta dan Surabaya mengalami masalah lingkungan hidup seperti banyaknya
permukiman liar, sungai yang tercemar, pencemaran udara hingga masalah sosial seperti
perampokan, pencurian dan lain
Kualitas penduduk Indonesia masih tergolong rendah walau sudah mengalami perbaikan. Hal ini bisa
dilihat dari indikator berupa angka kematian dan angka harapan hidup.
Angka kematian tinggi menunjukan kesehatan penduduk yang rendah sementara angka harapan
hidup yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan yang baik. Masalah kesehatan ini tidak lepas dari
pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatannya, maka semakin baik kualitas makanan dan
layanan kesehatan yang didapat.
Tingkat pendidikan tidak bisa dijadikan indikator tunggal untuk mengukur kualitas SDM. Diharapkan
orang dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki produktivitas yang tinggi pula. Tapi, kenyataannya
di Indonesia banyak orang yang berpendidikan tinggi (sarjana) tapi menganggur.
Indonesia bukan termasuk negara miskin tapi memiliki kurang lebih 37,5 juta penduduk yang berada
dibawah garis kemiskinan. Kemakmuran biasanya berbanding lurus dengan kualitas SDM, maka
semakin baik kualitas SDM-nya, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya.
Banyak negara yang miskin SDA, tapi SDM-nya berkualitas sehingga penduduknya makmur.
Indonesia adalah negara yang kaya dengan SDA dan SDM yang berjumlah sangat banyak. Apakah
Indonesia sudah makmur??
Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan berupa tersedianya
tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi kuantitas
penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap
pembangunan. Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya:
Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi
menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan pangan, sandang,
dan papan.
Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya terpusat pada
daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini menyebabkan hasil pembangunan
tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah
yang padat dan daerah yang jarang penduduknya.
Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-kota besar,
sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan kelompok miskin kota.
Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume pekerjaan menyebabkan
terjadinya pengangguran yang berdampak pada kerawanan sosial.
Permasalahan Kualitas Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap
pembangunan adalah sebagai berikut:
a. Sensus penduduk, yaitu pencatatan penduduk yang dilakukan pada kurun waktu tertentu.
Biasanya dilakukan setiap 10 tahun sekali
b. Survei penduduk, yaitu pencatatan penduduk di daerah yang terbatas dan mengenai hal
tertentu
c. Registrasi penduduk, Pencatatan data penduduk yang dilakukan terus menerus di kelurahan
Perekonomian penduduk Indonesia dapat diketahui melalui tingkat pendapatan rata-rata setiap
Indonesia yang bermata pencaharian di bidang pertanian, dan tingginya jumlah penduduk miskin
juga mempengaruhi rengdahnya pendapatan perkapita.
Dampak yang dapat timbul dari permasalahan kuantitas penduduk antara lain
Untuk mencegah dampak negatif dari jumlah penduduk yang besar, diperlukan upaya
pengelolaan sebagai berikut:
b. Meningkatkan kualitas fisik melalui peningkatan gizi kesehatan, dan kesejahteraan.
Dampak yang ditimbulkan dari kualitas penduduk yang rendah adalah sebagai berikut:
Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan gizi
masyarakat, pelaksanaan imunisasi, penambahan fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan
gratis, pengadaan obat generic, dan penambahan tenaga medis.
c. Pengangguran