Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penduduk adalah semua orang yang menempati suatu wilayah hukum
tertentu dan waktu tertentu, sehingga kita mengenal istilah penduduk tetap
(penduduk yang berada dalam suatu wilayah dalam waktu lama) dan
penduduk tidak tetap (penduduk yang berada dalam suatu wilayah untuk
sementara waktu). Sedangkan Warga Negara Indonesia adalah semua orang
yang tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, baik penduduk asli
maupun keturunan asing yang telah disyahkan oleh undang-undang sebagai
warga negara Indonesia. Oleh karena itu kita sering menemukan istlah WNI
pribumi (penduduk asli Indonesia), WNI keturunan (misalnya keturunan
Tiong Hoa, Belanda, Amerika dan sebagainya), dan WNA.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1. Bagaimana perkembangan dan masalah kependudukan yang ada di
Indonesia terkini?
2. Mengapa terjadi masalah kependudukan tersebut?
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masalah kependudukan
tersebut?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui perkembangan dan masalah kependudukan yang ada di
Indonesia.
2. Mengetahui penyebab masalah kependudukan tersebut.
3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masalah
kependudukan tersebut.
BAB II
ISI

A. Kualitas Penduduk dan Kesehatan


Bagaimana kualitas penduduk Indonesia? Secara spontan kita pasti akan
mengatakan bahwa kualitas penduduk Indonesia masih tergolong rendah.
Kualitas penduduk dicerminkan dari tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
dan tingkat kesehatan.
1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi
masih tergolong rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.

Dengan pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat


penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sulit
mencapai kesejahteraan. Rendahnya pendapatan per kapita penduduk di
Indonesia terutama disebabkan oleh:
a. Pendapatan nasional yang masih rendah. Hal ini disebabkan sumber
daya alam yang dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan
dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
b. Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang
tinggi tiap tahunnya.
c. Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.
Oleh karena itu dalam upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita,
pemerintah melakukan perkembangan usaha, antara lain:
a. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang
ada.
b. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah
sendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
2. Tingkat Pendidikan
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu
pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang
pendidikan, seperti program beasiswa, adanya bantuan operasional
sekolah (BOS), program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun
demikian, karena banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saat
ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan
penduduk Indonesia sebagai berikut :
a. Rendahnya kualitas sarana fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan
tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan
media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara
laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak
memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak
memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak
memiliki laboratorium dan sebagainya.
b. Rendahnya kualitas guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan
guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia
bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu
jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri.
Perkembangan yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi
masalah pendidikan. Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan
pendidikan di Indonesia yaitu:
a. Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan
tinggi.
b. Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang
pendidikan.
3. Tingkat Kesehatan
Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang
menunjang keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara
dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup
penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan
angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-
negara maju.

Masalah gizi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah:


a. Kekurangan vitamin A
b. Kekurangan kalori protein
c. Kekurangan zat besi
d. Gondok
Perkembangan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk Indonesia yaitu:
a. Melaksanakan program perbaikan gizi.
b. Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat
penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
c. Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.

B. Kuantitas Penduduk (Jumlah Penduduk Besar Dan Pertumbuhan


Penduduk Cepat)
Ketidak merataan persebaran penduduk di Indonesia menyebabkan
ketidak merataan juga pembangunan fasilitas fisik maupun non fisik. Hal
tersebut akan menarik banyak migran ke pulau jawa. Sehingga daerah yang
ditinggalkan tidak mengalami kemajuan. Jumlah penduduk Indonesia yang
besar mengakibatkan permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia, yaitu:
1. Jumlah penduduk Indonesia, besarnya sumber daya manusia Indonesia
dapat dilihat dari jumlah penduduk yang ada.
2. Pertumbuhan Penduduk Indonesia, peningkatan penduduk dinamakan
pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia lebih
kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.

Solusi untuk mengatasi masalah jumlah penduduk diantaranya adalah


dengan Program Keluarga Berencana (KB). Mencanangkan program
Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, yaitu dengan:
a. Memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur
pendidikan.
b. Mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan
menepis anggapan yang salah tentang anak.

C. Mobilitas (Persebaran Penduduk Tidak Merata)


Banyaknya masyarakat Indonesia yang bermigrasi ke kota-kota besar
mengakibatkan terjadinya kepadatan di kota-kota besar. Namun fasilitas dan
perekonomian di daerah perkotaan semakin meningkat. Sedangkan pada
daerah yang ditinggalkan penduduknya tidak mengalami kemajuan sama
sekali sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan daerah
perkotaan dan pedesaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk
tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:

1. Faktor Fisiografis, meliputi keadaan fisik pulau tersebut, misal keadaan


tanah, iklim dan cuaca.
2. Faktor Biologis, meliputi keanekaragaman makhluk hidup yang ada.
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi, meliputi kemajuan teknologi yang
ada.
Untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk, program pemerintah
yang terkenal dalam upaya mengatasi masalah tersebut adalah transmigrasi,
yaitu pemindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang
belum padat penduduk. Program pemerintah tersebut dilaksanakan sekitar
tahun 1980 -1990 an. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
a. Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
b. Peningkatan taraf hidup transmigran.
c. Pengolahan sumber daya alam.
d. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
e. Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.

D. Rendahnya Usia Kawin Pertama


Usia perkawinan pertama wanita erat hubungannya dengan fertilitas.
Karena bila umur perkawinan pertamanya semakin muda semaki mendekati
umur haid pertama, maka semakin lama masa reproduksinya. Hal itu semakin
panjang resiko seorang wanita untuk hamil dan melahirkan.
Rendahnya tingkat kemampuan eknomi keluarga akan mendorong para
orangtua mengawinkan anak-anak wanitanya walaupun mereka masih umur
muda. Sementara itu dari segi sosial budaya, umumnya terjadi karena adanya
pemikiran seperti takut anaknya menjadi perawan tua, kebanggaan apabila
anaknya cepat dilamar dan juga ingin mengurangi beban (tanggung jawab)
sebagi orang tua apabila anaknya telah menikah.
Ada juga faktor agama yang dianut oleh masyarakat setempat, seorang
anak diwajibkan patuh terhadap orang tua, apabila orang tua menginginkan
anaknya segera menikah walaupun usianya masih muda harus menurut
kehendak orang tua dan yang penting anaknya sudah ”haid pertama”. Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama berpendapat bahwa perkawinan usia muda
pada perempuan lebih kepada menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan misalnya ”hamil diluar nikah”, pergaulan bebas atau sex bebas
antar remaja.

E. Rendahnya Partisipasi Pria Dalam Ber-KB


Partisipasi pria adalah tanggung jawab pria dalam keterlibatan dan
kesertaan ber KB dan Kesehatan Reproduksi, serta prilaku seksual yang sehat
dan aman bagi dirinya, pasangannya dan keluarganya (BKKBN, 2000).
Bentuk nyata dari partisipasi pria tersebut adalah: sebagai peserta KB, Citra
terhadap tempat pelayanan KB yang dipersiapkan sebagai tempat pelayanan
untuk wanita.
a. Kurangnya tenaga terlatih untuk vasektomi
b. Kurangnya motivasi provider untuk pelayanan vasektomi
c. Kurangnya dukungan peralatan dan medical suplies untuk vasektomi
d. Kurang dukungan logistik kondom.
Perkembangan untuk mengatasi masalah kurangnya partisipasi pria
dalam ber-KB antara lain:
a. Adanya peningkatan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi)
tentang partisipasi pria dalam KB kepada pasangan usia subur
b. Adanya peningkatan KIE melalui paguyuban atau kelompok KB pria
tentang alat kontrasepsi pria yaitu kondom untuk meningkatkan
pengetahuan pria tentang alat kontrasepsi kondom.
c. Adanya peningkatan KIE kepada calon pengantin pria dan wanita
tentang partisipasi pria dalam KB.

F. Rendahnya Budaya Olahraga Di Kalangan Masyarakat Dan Prestasi


Olahraga Indonesia Yang Tertinggal
Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, terdapat beberapa permasalahan, yaitu: belum
terwujudnya peraturan perundang-undangan tentang keolahragaan; dan
kecenderungan makin menurunnya minat dan keinginan masyarakat untuk
melakukan kegiatan olahraga.
Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga beberapa permasalahan
yang harus diatasi yaitu: (1) Belum terwujudnya peraturan perundang-
undangan tentang keolahragaan; (2) Rendahnya kesempatan untuk
berkreativitas olahraga dikarenakan semakin berkurangnya lapangan dan
fasilitas olahraga; serta (3) Lemahnya koordinasi lintas lembaga dalam hal
penyediaan ruang publik untuk lapangan dan fasilitas olahraga bagi
masyarakat umum. Maka dari itu, hal tersebut diatas perlu mendapat
perhatian khusus dalam upaya meningkatkan budaya olahraga di indonesia.
G. Database Serta Administrasi Kependudukan
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, yang termasuk dalam Peristiwa Kependudukan antara lain
perubahan alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas atau tinggal
sementara, serta perubahan status Orang Asing Tinggal Terbatas menjadi
tinggal tetap. Sementara yang dinamakan Peristiwa Penting adalah kelahiran,
lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk pengangkatan,
pengakuan, dan pengesahan anak, serta perubahan status kewarganegaraan,
ganti nama dan Peristiwa Penting lainnya yang dialami oleh seseorang
merupakan kejadian yang harus dilaporkan karena membawa implikasi
perubahan data identitas atau surat keterangan kependudukan. Berikut
merupakan masalah dari database serta administrasi kependudukan :
1. Masalah KTP dan KK
a. Masih banyak warga DKI Jakarta yang belum memiliki akta kelahiran
karena tidak memiliki KTP, Kartu Keluarga, akta nikah dari
KUA/Catatan Sipil dan surat keterangan lahir anak dari dokter/bidan.
b. Kasus lain, salah satu orang tua kabur/meninggalkan istri/suami dan
anak tanpa kabar bertahun-tahun dengan membawa KTP dan Akta
nikah sehingga istri/suami sulit untuk membuatkan akta kelahiran
untuk anaknya.
2. Masalah Akta Nikah
a. Masih banyak warga DKI Jakarta yang tidak memiliki akta nikah
sama sekali karena kawin di bawah tangan atau kawin siri.
b. Ada juga yang memiliki akta nikah secara agama, namun tidak
memiliki akta nikah dari catatan sipil atau dari KUA sehingga
berdampak pula pada status anak dalam akta kelahirannya, yaitu
hanya ”ANAK SEORANG IBU”. Hal ini tentu sangat berpengaruh
negatif terhadap perkembangan psikologis anak ketika ia dewasa.
c. Masih banyak ditemukan kasus dimana akta nikah catatan sipil tidak
dapat diterbitkan gara-gara salah satu pasangan suami istri itu tidak
memiliki akta lahir saat menikah. Apakah ada kebijakan dari
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI  Jakarta untuk mengatasi masalah
tersebut, misalnya cukup dengan menunjukkan ijasah sekolah atau 
dengan cara lain yang bisa digunakan dan bisa
dipertanggungjawabkan secara hukum untuk mengatasi masalah
tersebut mengingat masih ada warga yang tidak memiliki ijasah
sekolah.
3. Masalah Status Anak Di luar Nikah
Pasal 43 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
mengatakan bahwa: “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya
mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya “.
Konsekuensinya adalah anak-anak yang lahir di luar perkawinan
dianggap  ”anak haram” dan hanya mempunyai hubungan hukum
dengan ibu dan keluarga ibunya. Padahal dalam kenyataannya banyak
pasangan suami istri (non muslim) yang sudah  menikah secara sah
menurut agama namun Dinas Ducapil menolak untuk mencatatkan
perkawinan mereka karena salah satu pasangan tidak memiliki akta
kelahiran.
Solusi dari masalah database dan administrasi kependudukan antara lain
dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
bertujuan untuk menciptakan sistem pengenal tunggal berupa Nomor Induk
Kependudukan (NIK) yang akan menjadi identitas tunggal penduduk.
NIK menjadi prasyarat utama bagi database kependudukan nasional yang
berbasis registrasi dan menjadi instrumen dan validasi jati diri seseorang yang
dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan. DPR-RI mendukung
langkah pemerintah menerbitkan single identity number (SIN) yang akan
menjadi nomor identitas tunggal bagi setiap penduduk di seluruh Indonesia.
Dengan adanya KTP nasional berbasis NIK, tidak akan ada seorang warga
yang mempunyai KTP lebih dari satu dengan NIK yang berbeda.
Hal ini dikarenakan adanya proses otentifikasi yang berjenjang, mulai
dari kelurahan hingga pusat. Selain itu,  sanksi tegas akan diberikan kepada
warga yang memiliki KTP lebih dari satu.
Manfaat NIK:

NIK akan menjadi dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi, nomor
pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan dokumen-
dokumen lainnya, sehingga NIK menjadi kunci akses dalam pelayanan publik
di hampir setiap sektor. Dengan  adanya NIK, memudahkan setiap warga
negara yang ingin menjadi tenaga kerja ke luar negeri dan menjadi jelas status
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang mengalami kesulitan atau
permasalahan dapat segera terselesaikan.

NIK akan menjadi dasar database daftar pemilih tetap (DPT) dalam
rangka pelaksanaan pemilihan umum di seluruh Indonesia. NIK juga lebih
memudahkan identifikasi personal yang bergabung dan kelompok-kelompok
ekstrem atau yang akhir-akhir ini marak disebut kelompok teroris dan
memudahkan pihak berwajib untuk melakukan pelacakan agar tidak terjadi
salah tangkap atau hal-hal yang lainnya yang pada akhirnya warga dirugikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai