PENDAHULUAN
Pembangunan Kesehatan Diarahkan untuk Meningkatkan mutu
sember daya manusia dan lingkungan yang saling mendukunbg dengan
pendekatan
Paradigma
sehat,
yang
memberikan
prioritas
pada
upaya
kabupaten/kota
dalam
menyelenggarakan
pelayanannya
kepada
masyarakat. Pada sisi lain masyarakat harus bertanggung jawab secara mandiri,
mewujudkan kesehatan yang setinggi-tingginya melalui upaya yang bersifat
promotif dan preventif.
hidup
sehat, baik jasmani, rohani maupun sosial dan memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai Indonesia
BAB 1 : Pendahuluan,
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan
kabupaten Wajo dan sistematika penyajiannya.
BAB
1V
Pencapaian
Program
Kesehatan
menuju
Kabupaten Sehat,
Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang telah dicapai selama tahun
2010
dengan
mengacu
kepada
indikator
dan
target-target
yang
telah
BAB V : Kesimpulan
Bab ini menyajikan hal-hal penting yang perlu disusun dalam profil
inidi tahun 2010, Selain keberhasilan, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang
dianggap kurang dalam upaya mengcapai visi Indonesia Sehat 2025.
BAB
11
GAMBARAN UMUM
A. KEADAAN TOPOGRAFI DAN GEOGRAFIS
Kabupaten Wajo dengan ibukota Sengkang merupakan salah
satu kabupaten di sebelah Utara Provinsi Sulawesi Selatan, yang mempunyai
sejarah, budaya dan moral tinggi yang pekerja keras untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, sehingga rakyat Wajo berusaha seoptimal mungkin untuk
meningkatkan kesahteraanya dengan mata pencarian sebagai pedagang, petani,
nelayan, pegawai negri dan sebagainya.
Dilihat dari potensi lahannya di dalam khasanah lontara Wajo
diungkapkan sebagai daerah yang terbaring dengan posisi yang dikatakan
Mangkalungu
RibuluE,
Massulappe
Ripottanangnge,
Mattoddang
Kabupaten Sidrap
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Soppeng
Sebelah Barat
Kab. Sidrap
B. KEADAAN DEMOGRAFI
Masalah utama kependudukan di Indonesia, pada dasarnya
meliputi 3 hal penting, yaitu jumlah penduduk yang besar, komposisi penduduk
yang kurang menguntungkan (proporsi penduduk yang berusia mudah masih
relatif tinggi) dan persebaran pendudukyang kurang merata.
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Menurut data BPS Kabupaten Wajo, pada tahun 2010 jumlah
penduduk kabupaten Wajo sebanyak 386.073 jiwa dengan jumlah penduduk
terbesar berada di Kecamatan Tempe sebanyak 61.121 jiwa. Ibukota Kabupaten
Wajo terletak di Kecamatan Tempe yang mampu mendongkrak jumlah penduduk.
Hal ini dimungkinkan karena tingginya perputaran ekonomi, banyaknya pusat-
pusat pendidikan dan daya tarik pada kota lainnya. Hal ini juga disebabkan oleh
terjadinya arus urbanisasi dari Kecamatan-Kecamatan sekitarnya.
Secara keseluruhan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan
lebih banyak dari pada laki-laki, hal ini terlihat dari angka rasio jenis kelamin
yang lebih kecil dari 100, yaitu 91,28.
2. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat
menggambarkan
tinggi/rendahnya
tingkat
kelahiran.
Selain
itu
komposisi
Tabel 1.
Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur di Kabupaten Wajo
Tahun 2005-2010
hampir stabil
pada
angka
91,07 dan
masih
lebih
rendah
dibandingkan angka rasio untuk Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2002
sebesar 96,14. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki dan
wilayah
yang
paling
rendah
C. TINGKAT PENDIDIKAN
kepadatan
penduduknya
adalah
Sarana pendidikan di Kabupaten Wajo pada tahun 2010 adalah 433 unit
sd/MI, 72 unit SLTP/tsanawiyah dan 25 unit SMU/SMK/Aliyah serta 4 unit
perguruan tinggi swasta.
Kemampuan membaca dan menulis atau baca tulis adalah keterampilan
minimun yang dibutuhkaan oleh penduduk untuk mengcapai kesejahteraannya.
Kemampuan baca tulis tercermin angka melek huruf penduduk 10 tahun ke atas
yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Yang dimaksud
huruf lainnya misalnya huruf Arab, Bugis, Makassar, Jawa ,Cina dan sebagainya.
Pada tahun 2010, terdapat 32.362 penduduk yang melek huruf dari 291.398
jumlah pendudukyang berumur 10 tahun ke atas atau sebesar 11.1%dari jumlah
penduduk 10 tahun keatas.
D.KEADAAN EKONOMI
Potensi ekonomi masih tertumpuh pada sektor pertanian terutama sub
sektor tanaman bahan makanan dan perikanan. Sektor pertanian mempunyai
peranan sekitar 36,73 persen dari total perekonomian pada tahun 2010. Sektor
kedua terbesar adalah sektor perdagangan terutama perdagangan retail.
Pertumbuhan ekonomi pada 2010 sebesar 5.70 persen relatif menurun
sebesar 2.30 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 yang
sebesar 5.10 persen. Secara rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun dalam
kurun periode tahun 2006 2010 tercatat sebesar 5.95 persen. Pertumbuhan
ekonomi tersebut diukur berdasarka produk domestik Regional Bruto atas dasar
harga konstan 2000.
Product Domestic Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu pencerminan
kemajuan ekonomi suatu daerah. Hal ini didefinisikan sebagai keseluruhan nilai
netto barang dan jasa (komoditas) yang diproduksi pada wilayah
Domestik/Regional Bruta tampa memperhatikan pemilikan faktor- faktor
produksinya.
Kinerja perekonomian Kabupaten Wajo tahun 2010 mengalami
perkembangan sekitar 18.82 dibandingkan tahun 2008. Perekonomian
Kabupaten Wajo yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional
Bruto(PDRB) atas dasr harga berlaku pada tahun 2010 sebesar Rp. 5.409 milyar
rupiah yang jauh lebih besar bila dibandingkan pada tahun 2006 sebesar 2.892
milyar rupiah. Sedangkan berdasarkan harga konstan, dalam tahun 2006 sebesar
1.939 milyar rupiah dan menjadi 2.449 milyar rupiah pada tahun 2010.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita pada tahun 2006
tercatat 7.73 juta rupiah dan terus mengalami peningkatan sejalan dengan
peningkatan pembangunan ekonomi, yang pada tahun 2010 menjadi 14.05 juta
rupiah. Tahun 2000 sebesar Rp. 2.204.396 milyar rupiah.
Berikut perkembangan PDRB dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Wajo pada tahun 2005-2009.
Tabel 3.
Perkembangan PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wajo pada tahun
2005-2009
BAB
111
PERKEMBANGAN KESEHATAN DAERAH
A. VISI DAN MISI
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025
adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan
dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setingi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan
dilaksanakan secarah terarah, berkessinambungan dan realitis sesuai
pentahapannya. Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan kesehatan
ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Undang- undang no 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasinal (RPJPN) tahun 2005-2025 memberikan arah
pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia. Dalam undang-undang ini
dinyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama pendidikan dan
peningkatan daya beli keluaga /masyarakat adalah tiga pilar utama untuk
meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia (SDM) dan Indeks pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia.
Dalam undang-undang tersebut ditetapkan bahwa pembangunan
kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusian, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu,anak, manusia usia
lanjut (manula) dan keluarga miskin.
Pentingnya penerapan PARADIGMA SEHAT merupakan uapaya untuk lebih
meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat
tersebut mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga
kesehatan mereka sendiri, melalaui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif selain itu
mengembangkan kemandirian masyarakat dengan menggalang keikutsertaan
masyarakat yang dapat menumbuhkan kemandirian lokal di bidang kesehatan
pada akhirnya dapat menciptakan wilayah sehat mulai desa, kecamatan hinga
kabupaten sehat.
Sejalan dengan pola dasar pembangunan Kabupaten Wajo, penerapan
paradigma baru pembangunan kesehatan yaitu padigma sehat merupakan
upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan yang bersifat proaktif. Paradigma
sehat tersebut merupakan modal pembnagunan kesehatan yang dalam jangka
panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersifat mandiri dalam menjaga
kesehatan mereka sendiri melaluikesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat proaktif dan preventif, selain itu
mengembangkan kemandirian masyarakat dengan menggalang keikutsertaan
masyarakat yang dapat menumbuhkan kemandirian lokal di bidang kesehatan
yang pada akhirnya dapat menciptakan wilayah sehat mulai desa, kecamatan
hingga kabupaten.
Untuk mencapai hal tersebut maka Visi dan Misi Dinas Kesehatan
Kabupaten Wajo sebagai berikut:
a. Visi : terbaik dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh, manusiawi
dan profesional meniju kabupaten Wajo Sehat tahun 2014
B. SRATEGI
1. Mengembangkan sistem perencanaan kesehatan yang bertumpuh
pada sistem informasi kesehatan
2. Mewujudkan tersusunnya peraturan daerah di bidang kesehatan,
3. Pembangunan berwawasan kesehatan kepada semua sektor terkait
untuk dijadikan pertimbangan pembangunan disektor masing-masing