Anda di halaman 1dari 145

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS


TAHUN 2013

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS


BAB I
PENDAHULUAN

Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization)


menyebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan
dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Pada era saat ini, pembangunan
bidang kesehatan semakin dikedepankan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
di masyarakat. Hal ini diperkuat dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 yang menyatakan
bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.

Dalam kurun waktu yang sudah berjalan sejak tahun 2000, 189 kepala negara dari
berbagai belahan dunia dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyepakati butir-
butir pembangunan yang akan dicapai pada tahun 2015 yang dinamakan dengan Deklarasi
Milenium. Indonesia merupakan salah satu negara yang turut menghadiri dan menandatangani
kesepakatan dari deklarasi tersebut yang dilaksanakan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Millenium di New York pada bulan September 2000. Deklarasi ini merupakan komitmen yang
akan menjadi tujuan pembangunan negara untuk mengurangi separuh orang-orang yang
menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya,
mengentaskan kesenjangan gender pada tingkat pendidikan, mengurangi kematian ibu dan
anak, serta mengurangi jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih, dimana semua ini
akan dicapai pada tahun 2015.

Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan daerah pemekaran yang dibentuk melalui


Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas melalui
Dinas Kesehatan memiliki tugas dan tanggungjawab dalam menentukan arah dan kebijakan
dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Arah pembangunan
kesehatan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kepulauan
Anambas dan dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan
Anambas yang diselaraskan dengan arah pembangunan nasional yaitu Millennium Development
Goals (MDG’s) yang akan dicapai pada tahun 2015.

Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas yang


merupakan dokumen acuan arah pembangunan bidang kesehatan menekankan pada:
1. Menkampanyekan budaya hidup sehat kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat.
2. Memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat dengan
mengaktifkan pusat pelayanan kesehatan masyarakat terutama di kawasan pesisir.
3. Membangun sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat terutama di kawasan
pesisir.
4. Melaksanakan program-program pendukung yang dapat meingkatkan mutu kesehatan
masyarakat
5. Bekerjasama dengan stakeholder/lembaga-lembaga dalam peningkatan kesehatan
masyarakat.
6. Kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17


Ayat (1) menyebutkan bahwa pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi dan failitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Profil Kesehatan merupakan salah satu bentuk
penyajian informasi tentang kesehatan berisi antara lain data/informasi derajat kesehatan,
upaya dan sumber daya serta data terkait lainnya yang diterbitkan setiap tahun. Profil
Kesehatan ini juga menjadi suatu media evaluasi untk memantau hasil penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun berjalan khususnya di
Kabupaten Kepulauan Anambas.

Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan
serta sistematika penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Bab II – Gambaran Umum Kabupaten Kepulauan Anambas. Bab ini menyajikan informasi
meliputi letak geografis, administratif serta faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
faktor-faktor lainnya seperti kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.
Bab III – Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang infikator mengenai angka
kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat.
Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menyajikan tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian
dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan
yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelyaanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga
kesehatan, pembiayaan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI – Kesimpulan dan Saran. Bab ini menggambarkan secara umum tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI),
pencapaian pembangunan kesehatan, kinerja pembangunan kesehatan, serta saran berupa
rekomendasi dalam rangka mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada.
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Natuna


yang dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008. Keberadaan gugusan Kepulauan
Anambas secara geografis berada antara 2°10’0”-3°40’0” LU s/d 105°15’0”-106°45’0” BT
(Sumber: UU No 33 Tahun 2008) dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina
Selatan dan Vietnam, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bintan, sebelah barat
berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Malaysia, serta sebelah timur berbatasan langsung
dengan Kabupaten Natuna. Pulau yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas berjumlah 238
pulau, diantaranya 26 pulau berpenghuni dan 212 pulau yang tidak berpenghuni, serta
mempunyai 5 pulau terluar, dengan total luas wilayah sebesar 634,37 km2.
Melalui fakta tersebut, maka dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten
Kepulauan Anambas bermata pencaharian sebagai nelayan yang bergantung pada
keanekaragaman sumber daya alam kelautan, dimana hal tersebut juga terkait dengan pola
hidup masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan. Adapun luas wilayah dan jumlah
penduduk dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum tentang Kabupaten Kepulauan Anambas
yang meliputi keadaan penduduk, keadaan pendidikan, keadaan kesehatan lingkungan, dan
keadaan perilaku penduduk.

A. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah
penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2013 sebesar 44.704 jiwa yang terdiri
dari 23.334 penduduk laki-laki dan 21.370 penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin
109, yang mengartikan bahwa terdapat 109 laki-laki diantara 100 perempuan. Secara proporsi,
sebaran penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat digambarkan dalam diagram
lingkaran xx, serta rincian menurut kecamatan dapat dilihat pada Lampiran I.

Diagram xx
Proporsi Sebaran Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan
Tahun 2013

Siantan Tengah
Jemaja Timur 7%
5% Siantan
Siantan Selatan 29%
9%

Siantan Timur
8%

Jemaja
15%
Palmatak
27%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Kep. Anambas, 2013

Struktur umur penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan jenis kelamin


dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk sebagai berikut.
Gambar xx
Piramida Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2013

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013

Gambar xx tentang piramida penduduk tersebut menunjukkan bahwa struktur


penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2013 termasuk struktur penduduk
muda, yang dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (5-9 tahun). Pada
bagian tengah piramida membesar yang menunjukkan bahwa banyaknya usia produktif yaitu
pada usia 25-34 tahun pada kedua jenis kelamin.
Indikator lain yang berhubungan dengan distribusi penduduk menurut umur yang
digunakan dalam profil kesehatan ini untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka
Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang
menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15
tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif
(umur 15-64 tahun).

Tabel xx
Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggunan
Menurut Jenis Kelamin, dan Kelompok Usia Produktif (15-64 Tahun)
dan Non Produktif (0-14 Tahun dan 65 Tahun Ke Atas) di Kabupaten Kepulauan
Anambas
Tahun 2013

Laki-Laki +
No Usia Laki-Laki Perempuan %
Perempuan
1 0-14 Tahun 6.470 6.279 12.749 28,5%
2 15-64 Tahun 15.989 14.214 30.203 67,6%
3 65 Tahun Ke Atas 875 877 1.752 3,9%
Jumlah 23.334 21.370 44.704 100,0%
ABT (%) 45,9% 50,3% 48,0%
Sumber:

Komposisi penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan tabel tersebut di atas


menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda sebesar 28,5% atau hampir sepertiga dari
jumlah penduduk yang ada, sedangkan jumlah penduduk usia tua (65 tahun ke atas) sebesar
3,9% dari jumlah penduduk. Dengan demikian, secara keseluruhan Angka Beban Tanggungan
penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 48,01%, dimana Angka Beban
Tanggungan penduduk perempuan mencapai 50,3%, lebih besar dari Angka Beban Tanggungan
penduduk laki-laki yaitu sebesar 45,9%.
Dalam mengukur capaian pembangunan di bidang kesehatan, terdapat data sasaran
yang beragam, karena kesehatan mencakup pelayanan individu dan masyarakat sejak sebelum
dilahirkan hingga usia tua. Beberapa data sasaran tersebut meliputi ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, neonatus, bayi, batita, balita, anak balita, anak prasekolah, wanita usia subur, penduduk
produktif, usia lanjut, dan lain-lain.
Tabel xx
Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
Di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013

No Sasaran Laki-Laki Perempuan Jumlah


1 Ibu Hamil - 1131 1131
2 Ibu Bersalin - 1080 1080
3 Ibu Nifas - 1080 1080
4 Ibu Menyusui - 1028 1028
5 Wanita Usia Subur - 12115 12115
6 Bayi 537 492 1029
7 Anak Balita 2497 2287 4784
8 Balita 3303 2778 6081
9 Anak Prasekolah 3687 3376 7063
10 Usia Sekolah 4900 4488 9388
11 Remaja 3267 2992 6259
12 Usia Lanjut 1750 1603 3353
Sumber:

B. Keadaan Pendidikan
Pengaruh peran pendidikan dalam pembangunan sangat penting khususnya di bidang
kesehatan, terlebih lagi pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang ini
dapat membawa perubahan baik sisi positif maupun negatif. Berdasarkan hal tersebut dalam
upaya peningkatan pembangunan, kualitas pendidikan menjadi syarat yang mutlak yang juga
harus ditingkatkan. Beberapa upaya pemerintah yang telah diupayakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan salah satunya adalah program wajib belajar 9 tahun.

Grafik xx
Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Berusia 10 Tahun Ke Atas
Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

AK/ DIPLO MA UNIVERSITAS


2% 3% TIDAK/ BELUM
SMA/ SMK/ MA
12% PERNAH SEKOLAH
28%
SMP/ MTs
8%

SD/MI
34%
TIDAK/ BELUM
TAMAT SD/MI
13%

Sumer: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2012


Pada grafik xx tersebut, diketahui bahwa penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas
yang berusia 10 tahun ke atas sebesar 34% tamat SD/MI, tidak/belum pernah sekolah sebesar
28%, tidak/belum tamat SD/MI sebesar 13%, tamat SMA/SMK/MA sebesar 12%, tamat
SMP/MTs sebesar 8%, tamat universitas sebesar 3%, tamat akademi atau diploma sebesar 2%.
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di bidang pendidikan perlu ditingkatkan agar
pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas , mengingat pendidikan memegang peranan
penting dan strategis sebagai cerminan dari kualitas sumber daya manusia di daerah yang
bersangkutan. Kontribusi pendidikan di bidang kesehatan yang telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas antara lain memberikan beasiswa kepada putri
daerah untuk melanjutkan pendidikan tinggi Keperawatan dan Kebidanan yang bekerja sama
dengan Perguruan Tinggi Kesehatan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yang selanjutnya
akan kembali dan membangun daerahnya di Kabupaten Kepulauan Anambas.

C. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Kesehatan lingkungan memegang peranan penting yang tidak hanya menjadi urusan
bidang kesehatan, namun juga diperlukan adanya kerjasama dengan sektor lain agar
lingkungan sehat yang diharapkan dapat terwujud. Hal ini berkaitan dengan perilaku
masyarakat tentang hidup sehat, kemampuan ekonomi penduduk, juga ketersediaan sarana dan
prasarana yang dibangun oleh pemerintah.

1. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas
Dalam Millenium Development Goals (MDG’s) 2015 pada indikator 7 yaitu menjamin
kelestarian lingkungan, peran pemerintah sangat diharapkan dalam mewujudkan penyediaan
akses terhadap air minum yang berkualitas, yang diantaranya meliputi air ledeng, kran umum,
sumur pompa atau bor sumur terlindung, mata air terlindung, dan air hujan dengan tingkat
konsumsi minimal 2 liter per orang per hari yang dapat dijangkau dalam jarak maksimal 1 km
atau dalam 30 menit perjalanan. Untuk sumur pompa atau sumur bor terlindung dan mata air
terlindung minimal harus berjarak 10 meter dari tangki septik (Septic Tank).
Salah satu parameter dalam menentukan air yang berkualitas dapat dilihat dari bentuk
fisik yang harus dipenuhi, diantaranya tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna, suhu
yang sejuk, dan tidak menimbulkan endapan. Jika salah satu parameter tersebut tidak
terpenuhi, kemungkinan besar air yang akan dikonsumsi sudah tercemar.

Diagram xx
Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum yang Digunakan
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013
Air Isi Ulang
13% Sumur
Terlindung
7%

Mata Air
Terlindung
80%

Sumber: Bidang P2PL , Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013


Berdasarkan diagram tersebut diatas, diketahui bahwa sebagian besar keluarga di
Kabupaten Kepulauan Anambas telah menggunakan air minum berkualitas, yaitu sebesar 80%
bersumber dari mata air terlindung, 13% menggunakan air isi ulang sebagai air minum, dan 7%
bersumber dari sumur terlindung. Selain itu, pengawasan kualitas air minum pada depot air
minum isi ulang juga telah dilaksanakan.

2. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar


Telah dijelaskan diatas, bahwa air minum yang bersumber dari sumur pompa atau
sumur bor terlindung dan mata air terlindung minimal harus berjarak 10 meter dari tangki
septik (Septic Tank). Dari penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas menggunakan sumber
air minum dari sumur terlindung sebesar 7%, namun persentase keluarga yang memiliki dan
menggunakan jamban sehat masih rendah, yaitu 1.748 keluarga dari 5.432 keluarga yang
memiliki jamban atau sebesar 32,18%. Salah satu penyebab yang menjadi tantangan saat ini
adalah kondisi geografis Kabupaten Kepulauan Anambas yang berbentuk kepulauan,
menjadikan masyarakat lebih banyak tinggal di pesisir dan menggunakan jamban cemplung.

D. KEADAAN PERILAKU PENDUDUK


Gambaran perilaku masyarakat yang berdampak pada kesehatan yang digunakan
sebagai indikator dalam Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas 2013 ini antara lain
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Lima pilar yang dicanangkan dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat diantaranya (1)
stop buang air besar sembarangan, (2) cuci tangan pakai sabun, (3) pengelolaan air minum dan
makanan yang aman di rumah tangga, (4) pengelolaan sampah dengan benar, dan (5)
pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman. Pelaksanaan STBM yang dilaksanakan
oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai fasilitator di
masyarakat menjadi suatu tantangan tersendiri. Sangat diperlukan metode advokasi dan
improvisasi dalam melakukan pendekatan dan mengarahkan konsep pada masyarakat agar
yang diharapkan dapat terwujud. Tiga komponen strategi STBM yang dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat yaitu:
a. Menciptakan lingkungan yang mendukung terlaksananya kegiatan STBM melalui:
1. Advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan secara
berjenjang;
2. Peningkatan kapasitas institusi pelaksana; dan
3. Meningkatkan kemitraan multi pihak.
b. Peningkatan kebutuhan akan sarana sanitasi melalui peningkatan kesadaran masyarakat
tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan
pemicuan perubahan perilaku komunitas;
1. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilikih teknologi, material dan biaya
sarana sanitasi yang sehat; dan
2. Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural leader) untuk memfasilitasi
pemicuan perubahan perilaku masyarakat dan mengembangkan sistem penghargaan
kepada masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan STBM melalui
deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
c. Peningkatan penyediaan melalui peningkatan kapasitas produksi swasta lokal dalam
penyediaan sarana sanitasi, yaitu melalui pengembangan kemitraan dengan kelompok
masyarakat, koperasi, pengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Penggalakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya pemerintah dalam
rangka memberdayakan pola hidup yang sehat pada keluarga sebagai komunitas kecil
komponen utama dari masyarakat. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dipantau
antara lain: (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI Ekslusif, (3)
menimbang balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik dirumah sekali
seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan
(10) tidak merokok di dalam rumah.

Gambar xx
Proporsi Rumah Tangga Ber PHBS dari Seluruh Rumah Tangga Yang Ada
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013

1,1%

% Ber PHBS
30,5% % Dipantau

Sumber: Bidang Promkes dan SIK, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Berdasarkan diagram tersebut di atas, proporsi rumah tangga ber PHBS dari seluruh
rumah tangga yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas masih mencapai 1,1%. Perlu adanya
peningkatan pembinaan dan pengembangan peran masyarakat serta sektor terkait tentang
pentingnya rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.
Dari rumah tangga yang dipantau, persentase rumah tangga ber PHBS mencapai 3,64%,
atau 122 rumah tangga ber PHBS dari 3.356 rumah tangga yang dipantau. Terdapat 5
kecamatan yang melaksanakan pemantauan rumah tangga ber PHBS, antara lain Kecamatan
Siantan, Kecamatan Jemaja, Kecamatan Palmatak, Kecamatan Siantan Selatan, dan Kecamatan
Siantan Tengah. Secara proporsi dari rumah tangga yang dipantau ber PHBS, kecamatan
Palmatak sebesar 2,12%, dan Kecamatan Tarempa sebesar 1,43%. Untuk lebih rinci, dapat
dilihat pada Lampiran 61.

-
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Beberapa indikator yang digunakan untuk menggambarkan derajat kesehatan


masyarakat di suatu wilayah antara lain mortalitas (kematian), status gizi, dan morbiditas
(kesakitan). Analisa situasi derajat kesehatan ini juga mutlak digunakan untuk menyusun
rencana pembangunan kesehatan ke depan.
Hal-hal yang tidak dapat dipisahkan dari faktor yang mendukung pembangunan derajat
kesehatan diantaranya adanya ketersediaan sumber daya kesehatan baik sarana, prasarana,
maupun tenaga medis, serta faktor-faktor yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

A. MORTALITAS
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu
yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka
kematian yang disajikan pada bab ini yaitu Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka
Kematian Ibu serta kematian yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, dan bencana.

1. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai
usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten
Kepulauan Anambas, terdapat 23 kematian dari 683 kelahiran hidup, atau dengan kata lain
Angka Kematian Balita di Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 34 kematian bayi dari 1.000
kelahiran hidup, sedangkan sasaran MDG’s untuk Angka Kematian Balita adalah 32 per 1.000
kelahiran hidup.

GAMBAR XX
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009-2013

40
35,1
33,7
35
per 1.000 kelahiran hidup

32
30 28,4

25
20 Target MDG's 2015

AKABA
15
14,4
10
5,1
5
0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Dari kurva di atas, diketahui bahwa adanya peningkatan kematian ibu dari tahun 2012
ke tahun 2013, dimana pada tahun 2012 terdapat 10 kematian balita dari 694 kelahiran hidup.
Dengan demikian, perlu adanya perhatian khusus dan peningkatan program dalam rangka
menurunkan angka kematian balita di Kabupaten Kepulauan Anambas ini. Untuk rincian
kematian balita menurut kecamatan, dapat dilihat pada Lampiran 6.
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Pada masa tersebut, bayi sangat rentan terhadap kesakitan maupun kematian. Dari 23 kematian
balita yang ada, 73,9% diantaranya merupakan kematian bayi dengan jumlah 17 kematian bayi.

GAMBAR XX
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009-2013

40
35,1
35
per 1.000 kelahiran hidup

30
25,8
24,9
25
23
20 Target MDG's 2015

AKB
15
14,4
10

5 3,1

0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Berdasarkan kurva tersebut diatas, diketahui bahwa tren angka kematian bayi di
Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami penurunan pada tahun 2012, namun terjadinya
peningkatan pada tahun 2013. Target MDG’s 2015 untuk Angka Kematian Bayi sebesar 23 per
1.000 kelahiran hidup. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penurunan AKB,
diantaranya fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat tentang
kesehatan khususnya pada usia 0-11 bulan, serta kondisi perekonomian masyarakat dalam
rangka perbaikan gizi di keluarga, sehingga akan berdampak positif bagi tumbuh kembang bayi.
Untuk rincian kematian bayi menurut kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 7.

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dlaam kurun
waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan, yakni
kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh. Angka Kematian Ibu merupakan indikator
yang menjadi perhatian penting dalam pencapaian MDG’s di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Faktor yang mempengaruhi kematian antara lain status kesehatan ibu selama hamil secara
umum, pendidikan ibu tentang kesehatan pada masa hamil hingga nifas, serta pelayanan
kesehatan.
Pada gambar xx berikut ini, diketahui bahwa angka kematian ibu dihitung berdasarkan
per 100.000 kelahiran hidup, dimana target MDG’s secara nasional untuk tahun 2015
mendatang sebesar 102 kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di
Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai 293 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah 2
kematian ibu dari 694 kelahiran hidup pada tahun 2013.
GAMBAR XX
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009-2013

1000
902
900
per 100.000 kelahiran hidup

800
700
600
500 Target MDG's
400 2015 Nasional
281 288 293 AKI
300
200
100 102
0
0
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

B. STATUS GIZI
1. Status Gizi Balita
Salah satu indikator yang menjadi pusat perhatian pemerintah dalam pembangunan kesehatan
adalah status gizi pada balita. Status gizi diukur berdasarkan umur (U), berat badan (BB), dan
tinggi badan (TB). Adapun indikator antropometri yang digunakan antara lain berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB).

GAMBAR XX
PROPORSI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Gizi Buruk Gizi Kurang


0% 13%
Gizi Lebih
3%

Gizi Baik
84%

Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013
GAMBAR XX
TREN PERSENTASE GIZI BURUK TAHUN 2009-2013
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

1,40% 1,16%
1,20%
1,00%
0,80%
% 0,47%
0,60%
0,40%
0,14%
0,20% 0% 0%
0,00%
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Ditinjau dari tahun sebelumnya, persentase kasus gizi buruk mengalami perubahan
yang signifikan. Pada tahun 2012 lalu, persentase gizi buruk mencapai 1,16% dengan 35 kasus.
Dengan peningkatan program pada tahun 2013 melalui pembinaan kepada keluarga tentang
pentingnya gizi serta kerjasama dengan sektor terkait, persentase gizi buruk dapat ditekan
hingga tidak lagi ditemukan kasus gizi buruk di Kabupaten Kepulauan Anambas yang
diharapkan dapat berkelanjutan sampai dengan tahun berikutnya.

C. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Mobiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu
populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap
derajat kesehatan masyarakat.

1. Pola 10 Penyakit Terbanyak


Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien yang diberikan pelayanan kesehatan di
puskesmas dan rumah sakit yang dihimpun dari laporan bulanan dapat dilihat pada gambar
berikut.
GAMBAR XX
10 BESAR PENYAKIT PASIEN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
SE KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Infeksi pernafasan atas akut 4.374


Penyakit hypertensi 1.304
Diare & Gastroenteritis oleh sebab lainnya 745
Gastritis dan duodenitis 656
Infeksi pad pulpa dan jar apikal 597
Kelainan dermatitis,eksim & papulosquama 570
Infeksi pernafasan atas lainnya 481
Kelainan pada sambungan syaraf dan otot 371
Multiple injury 307
Infeksi pada kulit 264

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500


Jumlah Kasus

Sumber: Bidang Yankes dan Farmamin, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013
Infeksi pernafasan atas akut menduduki peringkat pertama pada 10 penyakit terbanyak
di Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2013, yaitu sebanyak 4.374 kasus, yang selanjutnya
diikuti dengan penyakit Hipertensi Essensial sebanyak 1.034 kasus, Diare & Gastroentritis
sebanyak 745 kasus, serta Gastritis dan Duodenitis sebanyak 656 kasus.

2. Penyakit Menular
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
Tuberculosis, yang menluar melalui droplet penderita TB. Tuberkulosis merupakan salah satu
penyakit yang masuk dalam pengendalian Millenium Development Goals 2015 bersama dengan
HIV/AIDS dan Malaria. Tahun 2013, penderita TB Paru berjumlah 74 penderita dengan
prevalensi penduduk sebesar 165 per 100.000 penduduk. Angka ini lebih rendah dibanding
tahun sebelumnya dimana penderita TB berjumlah 60 penderita dengan perevalensi 135 per
100.000 penduduk. Penderita TB lebih banyak ditemukan di Kecamatan Palmatak, dengan
jumlah 28 penderita. TB Paru BTA (+) yang ditemukan pada tahun 2013 berjumlah 46
penderita, dengan Angka Penemuan Kasus/CDR (Case Detection Rate) sebesar 64,31%.
Menurut jenis kelamin, 63,5% Tuberkulosis diderita oleh laki-laki dengan jumlah 47
penderita, 36,4% diderita oleh perempuan dengan jumlah 27 penderita. Pada TB Paru BTA (+)
yang ditemukan dan diobati pada tahun 2013 dari 46 penderita, 32 diantaranya diderita oleh
laki-laki dan 14 penderita lain adalah perempuan, dengan perbandingan 1 penderita
perempuan terdapat 2 penderita TB Paru BTA (+) laki-laki. Jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, penderita TB Paru BTA (+) laki-laki mengalami peningkatan, dimana pada tahun
2012 penderita TB Paru BTA (+) laki-laki berjumlah 27, sedangkan perempuan berjumlah 18
dengan Angka Penemuan Kasus (CDR) 63,50%
Menurut kelompok umur, kasus baru yang ditemukan paling banyak pada kelompok
umur 35-44 tahun yaitu sebesar 17,6% dengan jumlah 13 penderita, diikuti kelompok umur 15-
24 tahun, 25-34 tahun, dan 45-54 tahun sebesar 13,5% dengan jumlah penderita 10. Penderita
TB anak sebesar 10,8% dengan jumlah 8 penderita, lebih besar dibanding penderita TB usia 65
tahun ke atas yaitu sebesar 9,5% dengan jumlah 7 penderita.

GAMBAR XX
PROPORSI PENDERITA TB MENURUT UMUR
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

65 tahun ke 0-4 tahun


atas 11%
9%
55-64 tahun 5-14 tahun
14% 15%
45-54 tahun
7% 15-24 tahun
35-44 tahun 25-34 13%
18% tahun
13%

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short-Course) sebagar strategi dalam penanggulangan TB dan telah terbukti sebagar
strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif, yang terdiri dari 5 komponen
kunci, yaitu (1) Komitmen politis, (2) Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya,
(3) Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus
yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan, (4) Jaminan ketersediaan Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) yang bermutu, dan (5) Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu
memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara
keseluruhan.

b. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Penyakit
pneumonia ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, maupun terserap bahan kimia yang
beracun. Pusat perhatian penanganan pneumonia terbagi dalam tiga kelompok usia, antara lain
kurang dari dua bulan, 2 bulan – 5 tahun, dan lebih dari 5 tahun.
Penderita ISPA di Kabupaten Kepulauan Anambas masih menjadi kasus tertinggi, yaitu
sebesar 4.374 kasus selama tahun 2013 ini., sedangkan penderita Pneumonia pada tahun 2013
yang ditemukan dan ditangani sebanyak 12 kasus, atau sebesar 2,1% dari perkiraan penderita.
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Tabel Lampiran 13.

GAMBAR XX
PERSENTASE CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PNEUMONIA BALITA
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

2,5%
2,1%
2,0%
1,5%
%
1,0%
0,5%
0,5% 0,2%
0,0%
0,0%
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Dari grafik tersebut diatas, terlihat bahwa cakupan penanganan dan penemuan
penderita pneumonia masih rendah. Perlu peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya
orang tua tentang bahaya pneumonia pada bayi dan balita, serta peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan tentang tatalaksana pneumonia.

c. Kusta
Kusta atau Lepra adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae.
Kasus yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan penderita menjadi cacat baik
pada kulit, anggota gerak, hingga kerusakan saraf. Tahun 2000, Indonesia telah berhasil
mencapai status eliminasi yang didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar
kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk. Dengan demikian, sejak tehun tersebut kusta bukan
lagi menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia maupun di dunia. Namun demikian,
pelacakan dan tatalaksana kasus tetap harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
GAMBAR XX
ANGKA PREVALENSI DAN ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA (NCDR)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

10 8,89
per 100.000 penduduk

8 6,71
5,33
6
4 NCDR
2,26
2 Prev

0 0,89 1,13 0,67


0,53
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Tahun 2013, terdapat 3 penderita kusta yang terdiri dari 1 penderita kasus tipe Pausi
Basiler dengan jenis kelamin laki-laki, dan 2 penderita kasus tipe Multi Basiler jenis kelamin
perempuan dengan Newly Case Detection Rate (NCDR) sebesar 6,71 per 100.000 penduduk.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian
Kesehatan RI menetapkan 33 provinsi di Indonesia ke dalam 2 kelompok beban kusta, yaitu
provinsi dengan beban kusta tinggi (high endemic) dan beban kusta rendah (low endemic).
Provinsi dengan high endemic jika NCDR > 10 per 100.000 penduduk atau jumlah kasus baru
lebih dari 1.000, sedangkan low endemic jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk atau jumlah
kasus baru kurang dari 1.000 kasus. Dengan demikian, pada gambar tersebut di atas terlihat
bahwa Kabupaten Kepulauan Anambas masuk dalam beban kusta rendah (low endemic).

d. Diare
Di Kabupaten Kepulauan Anambas, diare masih menjadi masalah kesehatan dimana
kasus ini menempati urutan ke 3 dalam 10 penyakit terbesar tahun 2013 dengan tidak
ditemukan penderita yang meninggal. Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare
tahun 2013 mengalami penurunan dari 80,9% pada tahun 2012 menjadi 63,2%. Perlu
penguatan sistem surveilans diare dalam melakukan pelacakan kasus di lapangan serta
penanganannya.
GAMBAR XX
TREN CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN DIARE
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009-2013

100%
81,2% 80,9%
74,1%
80%
63,2%
60% 53,2%
%
40%

20%

0%
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013


3. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum (TN) adalah penyakit yang disebabkan oleh basil Clostridium
Tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Sasaran dari penyakit ini adalah bayi baru lahir
dengan pemotongan tali pusat yang tidak steril.
Sejak tahun 2010, kasus Tetanus Neonatorum tidak pernah ditemukan di Kabupaten
Kepulauan Anambas, yang didukung juga tenaga pelayanan kesehatan yang tersedia hingga di
pedesaan.

b. Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus dengan cara
penularan melalui droplet di udara. Pada umumnya, penyakit campak lebih banyak menyerang
anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Namun demikian, anak yang sudah pernah menderita
campak maka secara otomatis ia telah mendapatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit
tersebut seumur hidupnya.
Pada tahun 2013, jumlah penderita campak berjumlah 2 orang dan tidak ditemukan
penderita meninggal sejak tahun 2010 hingga sekarang. Jumlah kasus pada tahun ini menurun
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 4 kasus pada tahun 2011 dan 3
kasus pada tahun 2012.

GAMBAR XX
TREN INCIDENT RATE CAMPAK
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

10,00 8,89
8,00
per 100.000 penduduk

8,00 6,77

6,00 4,47
4,00

2,00

0,00
2010 2011 2012 2013

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Dari grafik tersebut, terlihat bahwa Incident Rate Campak di Kabupaten Kepulauan
Anambas sejak tahun 2011 hingga tahun 2013 mengalami penurunan dari 8,89 per 100.000
penduduk menjadi 4,47 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate 0 atau tidak
ditemukan penderita campak yang meninggal.

c. Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae yang
menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak usia 1-
10 tahun.
Jumlah kasus difteri di Kabupaten Kepulauan Anambas berjumlah 0 kasus. Hal ini juga
didukung dengan program Imunisasi khususnya DPT-HB dalam rangka menekan terjadinya
kasus difteri.
d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem saraf
dimana dapat membuat penderita mengalami kelumpuhan. Acute Flaccid Paralysis merupakan
kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang
jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut
yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus
Polio. Kementerian Kesehatan menetapkan kasus Non Polio AFP ditemukan minimal 2 dari
100.000 penduduk berusia dibawah 15 tahun. Sejak tahun 2010, kasus AFP di Kabupaten
Kepulauan Anambas tidak pernah ditemukan.

4. Penyakit Bersumber Binatang


Penyakit bersumber binatang yang akan dijelaskan dibawah ini antara lain Malaria,
Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Rabies, Filariasis, Leptospirosis, Anthrax, dan Flu
Burung.

a. Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Plasmodium melalui nyamuk
betina Anopheles. Penanganan penyakit Malaria masuk penanganan masalah global dalam
Millenium Development Goals (MDG’s).
Stratifikasi malaria oleh Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan dibagi menjadi 4 strata,
antara lain Endemisitas Tinggi bila API (Annual Parasit Incident) >5 per 1.000 penduduk;
Endemisitas Sedang bila API berkisar antara 1-5 per 1.000 penduduk; Endemisitas Rendah bila
API 0-1 per 1.000 penduduk; Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan
malaria dengan API=0.

GAMBAR XX
TREN ANNUAL PARASIT INCIDENT MALARIA
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

20
16,8 16,1
15,9
per 1.000 penduduk

15
10,5
10

0
2010 2011 2012 2013

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Dari grafik tersebut di atas, diketahui bahwa Annual Parasit Incident (API) Malaria di
Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2013 sebesar 10,5 per 1.000 penduduk. Angka ini
menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 16,1 per 1.000 penduduk
dengan kata lain masuk dalam strata Endemisitas Tinggi. Jumlah penderita yang meninggal
tahun 2013 tidak ditemukan.
GAMBAR XX
PETA ENDEMISITAS MALARIA DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2012 DAN 2013
Tahun 2012 Tahun 2013

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Berdasarkan peta tersebut diatas, diperoleh gambaran tentang situasi endemisitas di


Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 sangat tinggi, dimana sebagian besar wilayah
menunjukkan API lebih dari 5. Pada tahun 2013, situasi endemisitas Malaria lebih baik,
menunjukkan bahwa 2 kecamatan dengan API <1, bahkan satu diantaranya tidak ditemukan
kasus malaria.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular oleh virus Dengue yang menyerang
sistem peredaran darah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus tersebut dibawa oleh
nyamuk dari darah orang yang telah terinfeksi sebelumnya lalu mentransmisikan kepada orang
yang sehat setelah masa inkubasi virus Dengue selama 8-10 hari di dalam nyamuk tersebut.
Pada tahun 2013 penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Kepulauan Anambas
berjumlah 4 kasus. Jumlah ini menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012
sebesar 24 kasus dan 2 meninggal.

GAMBAR XX
ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER 100.000 PENDUDUK
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2012 DAN 2013

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pemetaan wilayah angka kesakitan Demam Berdarah Dengue diatas menunjukkan


bahwa adanya penurunan angka kesakitan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Namun demikian, terdapat 2 kecamatan yang mengalami peningkatan angka
kesakitan pada tahun ini dengan menunjukkan angka kesakitan sedang (20-54 per 100.000
penduduk). Pemetaan Angka Kematian (Case Fatality Rate) DBD tahun 2013 dapat dilihat pada
gambar berikut.

GAMBAR XX
CASE FATALITY RATE DEMAM BERDARAH DENGUE
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2012 DAN 2013
Tahun 2012 Tahun 2013

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Dari pemetaan tersebut diatas, terlihat bahwa adanya penurunan angka kematian
penyebab Demam Berdarah Dengue pada tahun 2013 dibandingkan dengan 2012. Tatalaksana
penanganan DBD terus dilakukan sampai tingkat pedesaan dalam rangka menekan kasus
terjadinya DBD berupa kegiatan promotif dan preventif melalui peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan 3M dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

c. Chikungunya
Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chik melalui nyamuk
Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang telah terinfeksi virus tersebut. Tanda dan gejala
demam Chikungunya ini antara lain demam, ruam/bercak kemerahan di kulit dan nyeri pada
persendian, seperti pada umumnya Demam Berdarah Dengue. Pada tahun 2013 demam
Chikungunya tidak pernah ditemukan di Kabupaten Kepulauan Anambas, begitu pula pada
tahun-tahun sebelumnya.

5. Penyakit Tidak Menular


a. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan karena pola
hidup yang tidak sehat baik nutrisi, aktivitas fisik, dan stress. Penyakit ini menjadi faktor
penyebab kematian yang cukup banyak karena sangat mudah menimbulkan penyakit
komplikasi yang lain seperti hipertensi dan gagal ginjal.
GAMBAR XX
PROPORSI PENDERITA DIABETES MELLITUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN USIA
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

200

150
jumlah kasus

100 Perempuan
50 Laki-laki

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Di Kabupaten Kepulauan Anambas, penyakit Diabetes Mellitus menempati urutan ke 2


terbesar setelah Hipertensi. Dari grafik di atas, tampak bahwa Diabetes Mellitus diderita oleh
usia produktif yaitu antara 20-69 tahun, dan lebih spesifik paling banyak pada usia 45-54 tahun.
Secara proporsi jenis kelamin, yang lebih banyak menderita Diabetes Mellitus adalah
perempuan yaitu sebesar 66,4% atau sebanyak 229 dari 345 penderita, sedangkan laki-laki
sebesar 33,6% atau sebanyak 116 dari 345 penderita.

b. Penyakit jantung dan pembuluh darah


Dalam 10 Terbesar Penyakit Tidak Menular tahun 2013 didapatkan bahwa penyakit
Hipertensi menempati urutan pertama dengan proporsi sebesar 65,8%. Hipertensi dapat
disebabkan oleh faktor usia, berat badan, keturunan, serta pola hidup yang tidak sehat.

GRAFIK 10 TERBESAR PENYAKIT TIDAK MENULAR


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

1946
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800 345
600 291 209
400 130 25 4 4 2 1
200
0

Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Perlu adanya peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya di Kabupaten Kepulauan


Anambas tentang bahaya Hipertensi, karena tatalaksana yang terlambat dapat menyebabkan
penyakit yang lebih kompleks.
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Upaya kesehatan terbagi menjadi dua, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan perorangan adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Berikut akan dijelaskan beberapa pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di
Kabupaten Kepulauan Anambas.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Fokus pembangunan kesehatan di Indonesia salah satunya adalah menurunkan angka
kematian ibu dan anak, yang dapat diupayakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Pembangunan kesehatan ini juga masuk dalam komitmen global Millenium Development
Goals tahun 2015.

a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


Pelayanan kesehatan pada ibu hamil diberikan secara kompherensif, karena pelayanan yang
diberikan pada dua kehidupan sekaligus, yaitu pada ibu dan janin. Adapun pelayanan kesehatan yang
diberikan pada ibu hamil antara lain pemeriksaan kehamilan (antenatal care) minimal sebanyak 4
kali, yaitu pada trimester pertama minimal 1 kali, trimester kedua minimal 1 kali, dan trimester ketiga
minimal 2 kali. Tujuan diberikan pelayanan tersebut adalah untuk memberikan perlindungan kepada
ibu hamil dan janin dari faktor resiko, komplikasi kehamilan dan persalinan serta penanganan dini.
Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7 T, antara lain:
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
2. Pengukuran tekanan darah;
3. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
4. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status
imunisasi;
5. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
6. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga
berencana); serta
7. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb) dan pemeriksaan
golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya).

Penilaian terhadap upaya kesehatan ibu hamil dapat dilihat dari capaian cakupan kunjungan
pertama (K1) dan ke empat (K4). Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan kesehatan kehamilan pertama kali dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan kesehatan minimal 4 kali pada jadwal yang dianjurkan (trimester ketiga) dibandingkan
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut yang
memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil
dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
GAMBAR XX
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1 DAN K4
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 20100-2013

120
100,0
100 88,4 85,9 88,8

80
81,9
77,3
% 60 72,4
60,2 K1
40
K4
20

0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada tahun 2013, cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal K1 sebesar 88,8%,
menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012 lalu yang mencapai 100%. Namun
demikian, cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal K4 sebesar 81,9% dimana
menunjukkan peningkatan dari tahun 2012 lalu yang mencapai 60,2%.

GAMBAR XX
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Siantan 85,6
Palmatak 85,4
Siantan Timur 84,4
KAB. KEP. ANAMBAS 81,9
Jemaja 78,6
Siantan Tengah 76,8
Jemaja Timur 72,4
Siantan Selatan 71,7

60 65 70 75 80 85 90
%

Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Dari grafik tersebut diatas, terlihat bahwa cakupan paling tinggi di Kecamatan Siantan, yaitu
sebesar 85,6%, dan cakupan terendah di Siantan Selatan yaitu sebesar 71,7%. Secara umum,
Kabupaten Kepulauan Anambas menempati urutan ke 4 dari semua kecamatan yaitu sebesar 81,9%
Program yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas dalam
rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu ini antara lain meningkatkan jaringan
pelayanan kesehatan sampai di tingkat desa baik sarana dan prasarana pelayanan dan tenaga
kesehatan. Selain itu, dengan adanya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) melalui Tugas
Pembantuan Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan sangat membantu kegiatan di tingkat
puskesmas dan jaringannya untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu dalam
bentuk kegiatan antara lain kelas ibu hamil, sweeping ibu hamil dengan resiko tinggi, kemitraan bidan
dan dukun, kegiatan penyuluhan, dan lain sebagainya.

b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan
kala IV persalinan. Upaya kesehatan ibu bersalin ini ditujukan untuk mendorong agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

GAMBAR XX
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

100
80 92,8
81,6 79,5
60
% 61,1
40
20
0
2010 2011 2012 2013

Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada tahun 2013, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun menjadi
61,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 92,8%. Banyaknya data ibu hamil yang
melakukan persalinan di luar daerah yang tidak terangkum menjadi salah satu faktor penyebab
rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2013. Namun demikian,
pada tahun berikutnya akan lebih diupayakan untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan baik dari segi sarana prasarana maupun sumber daya kesehatan.

GAMBAR XX
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT KECAMATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Jemaja Timur 83,9


Palmatak 69,6
Siantan Tengah 69,2
Siantan Selatan 67,0
Jemaja 65,4
KAB. KEP. ANAMBAS 61,1
Siantan 48,9
Siantan Timur 41,3

0 20 40 60 80 100
Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada gambar xx menunjukkan bahwa Kecamatan Siantan Timur memiliki cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan paling rendah yaitu sebesar 41,3%. Kondisi geografis kepulauan
yang terpisah-pisah menjadi suatu tantangan dalam meningkatkan cakupan persalinan nakes.
Kecamatan Jemaja Timur memiliki cakupan persalinan nakes paling tinggi yaitu sebesar 83,9%.
Dengan tersebarnya tenaga kesehatan yang merata di daerah ini serta jaringan pelayanan kesehatan
yang dapat diakses dengan mudah menjadi nilai lebih untuk dapat meningkatkan cakupan persalinan
nakes.

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan nifas
sesuai standar yang diberikan minimal 3 kali, yaitu pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari,
pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan
pemasangan KB pasca persalinan. Jenis pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi:
1. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);
2. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
3. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
4. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI Ekslusif;
5. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir,
termasuk keluarga berencana;
6. Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

GAMBAR XX
CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF 3)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

120
100,0
100 86,0
78,7
80 64,0
% 60
40

20
0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Berdasarkan grafik tersebut diatas, cakupan kunjungan nifas (KF 3) di Kabupaten Kepulauan
Anambas mengalami penurundan pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada
tahun 2012, cakupan kunjungan nifas (KF 3) mencapai 100%, sedangkan tahun 2013 cakupan KF 3
turun menjadi 64%.

d. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Maternal


Komplikasi maternal merupakan kesakitan yan terjadi pada ibu hamil, bersalin, nifas dan janin
dalam kandungan, baik secara langsung maupu tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak
menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Pencegahan dan penanganan komplikasi maternal
adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi maternal untuk mendaatkan
perlindungan/pencegahan dan penanganan definitive sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten
pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan yang dapat diukur melalui indicator cakupan penanganan
komplikasi maternal (Cakupan PK).
GAMBAR XX
CAKUPAN PELAYANAN/PENANGANAN KOMPLIKASI MATERNAL
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

100 90,3 93,8

80

60 45,5
%
40 26,6

20

0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Berdasarkan grafik tersebut diatas, cakupan pelayanan/penanganan komplikasi maternal di


Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar 45,5%. Jika
ditinjau dari tahun sebelumnya, cakupan pelayanan/penanganan komplikasi maternal mencapai
93,8%.

e. Penanganan Neonatal Komplikasi


Neonatal komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat
menyebabkan kecacatan atau kematian seperti asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir,
Berat Badan Lahir Rendah < 2.500 gram (BBLR), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan
kongenital.
Penanganan Neonatus komplikasi adalah neonatus sakit atau neonatus dengan kelainan yang
mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat)baik di rumah,
sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan tersebut
sesuai dengan standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir,
Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman pelayanan neonatal essensial di tingkat pelayanan
kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya.

GAMBAR XX
CAKUPAN PENANGANAN NEONATAL KOMPLIKASI
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

35 31,4
27,8
30
25 18,9 18,5
20
%
15
10
5
0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013
Berdasarkan grafik diatas, cakupan penanganan neonatal komplikasi di Kabupaten Kepulauan
Anambas mengalami peningkatan pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada
tahun 2012, cakupan penanganan neonatal komplikasi sebesar 27,8%, sedangkan tahun 2013
meningkat menjadi 31,4%.

GAMBAR XX
CAKUPAN PENANGANAN NEONATAL KOMPLIKASI
MENURUT KECAMATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Siantan Tengah 11,3


Jemaja 18,7
Palmatak 24,8
Siantan 26,7
Jemaja Timur 28,4
KAB. KEP. ANAMBAS 31,4
Siantan Timur 47,6
Siantan Selatan 89,6

0 20 40 60 80 100
Sumber: Bidang Kesga dan Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Dari grafik tersebut diatas, terlihat bahwa cakupan penanganan neonatus komplikasi paling
tinggi di Kecamatan Siantan Selatan, yaitu sebesar 89,6%, dan cakupan penanganan neonatal
komplikasi terendah di Siantan Tengah yaitu sebesar 11,3%. Secara umum, Kabupaten Kepulauan
Anambas menempati urutan ke 5 dari semua kecamatan yaitu sebesar 31,4%.

f. Kunjungan Neonatal
Neonatal (neonatus) merupakan bayi baru lahir yang berumur 0-28 hari. Pada masa neonatus
memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi, dimana untuk mengurangi resiko tersebut dapat
dilakukan upaya kesehatan dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pada kunjungan bayi
baru lahir.
Berdasarkan Riskesdes (2007), kematian bayi terjadi pada minggu pertama yaitu pada usia 0-6
hari dengan persentase 78,5%. Mengingat besarnya resiko kematian pada minggu pertama, maka
setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang lebih sering dalam minggu
pertama sesuai dengan standar pelayanan neonatal. Kunjungan neonatal dilakukan sebanyak 3 kali,
diantaranya pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari.
Pelayanan yang diberikan pada kunjungan neonatus adalah pemeriksaan sesuai dengan
standar Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM), yang terdiri dari:
1. Pemeriksaan tanda vital;
2. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI Eksklusif;
3. Injeksi Vitamin K1;
4. Imunisasi HB0 (Hepatitis);
5. Penanganan dan rujukan kasus;
6. Perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA.
GAMBAR XX
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL KN1 DAN KN3
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

120
100
94,4
100 88,6

80 89,6 65,5
% 60
65,9 KN1
59,5 58,6
40
KN3
20
0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada tahun 2013, cakupan kunjungan neonatal (KN1) mendapatkan kunjungan sebesar 65,5%.
Jika ditinjau dari tahun 2012, kunjungan neonatus ini mengalami penurunan dimana sebelumnya
cakupan ini mencapai 88,6%. Sementara, cakupan kunjungan neonatal (KN3) berjumlah 58,6%,
dimana KN3 juga mengalami penurunan dari tahun 2012 lalu yang mencapai 59,5%.

GAMBAR XX
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL KN3
MENURUT KECAMATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Siantan 35,5
Siantan Timur 51,1
KAB. KEP. ANAMBAS 58,6
Jemaja 65,1
Siantan Selatan 65,6
Palmatak 71,6
Siantan Tengah 72
Jemaja Timur 83

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada grafik diatas, cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di Kecamatan Siantan memiliki cakupan paling rendah yaitu sebesar 35,5%. menunjukkan
bahwa Kecamatan Siantan memiliki cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga Sedangkan
Kecamatan Jemaja Timur memiliki cakupan kunjungan neonatal (KN3) paling tinggi yaitu sebesar 83%
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai standar.

g. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi


Pelayanan kesehatan bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari-11 bulan yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan (dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali. Pelayanan kesehatan ini terdiri dari:
1. Pemberian Imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4 dan Campak);
2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi;
3. Pemberian Vitamin A;
4. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi;
5. Penyuluhan ASI Eksklusif, MP-ASI dan lain-lain.
Indikator cakupan pelayanan kesehatan bayi merupakan penilaian terhadap upaya
peningkatan akses bayi dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin
adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan
kualitas hidup bayi.

GAMBAR XX
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

80 72,1
64,7
59,5
60

% 40
17,6
20

0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Berdasarkan grafik tersebut diatas, cakupan pelayanan kesehatan pada bayi di Kabupaten
Kepulauan Anambas mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2013 jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Jika ditinjau pada tahun 2012, cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar
72,1%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 17,6%.

h. Pelayanan Kesehatan Pada Anak Balita


Anak balita merupakan anak yang telah menginjak usia 1-3 tahun (balita) dan anak prasekolah
(3-5 tahun). Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya.
Pelayanan kesehatan anak balita aadalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak balita. Pelayanan yang dilakukan
meliputi:
1. Pemantauan pertumbuhanndan perkembangan serta stimulasi tumbuh kembang pada anak
dengan menggunakan instrument (SDIDTK);
2. Pembinaan posyandu;
3. Pembinaan anak prasekolah (PAUD) dan konseling keluarga;
4. Perawatan anak balita dengan pemberian ASI sampai 2 tahun;
5. Makan gizi seimbang dan Vitamin A.
GAMBAR XX
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

80 71,8

60 44,3 44,3
% 40

20 9,8

0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada grafik di atas, cakupan pelayanan kesehatan pada anak balita di Kabupaten Kepulauan
Anambas pada tahun 2013 sebesar 9,8%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012
yaitu sebesar 44,3%.

i. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat


Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin kompleks. Pada anak usia sekolah dasar
biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan
baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah yang sering dialami anak usia
sekolah adalah karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan, dan masalah gizi.
Penjaringan kesehatan sangat perlu dilakukan terhadap siswa sekolah dasar atau setingkat
agar dapat mengetahui masalah kesehatan yang dialami siswa tersebut dan dapat melakukan
penanganan sedini mungkin.

GAMBAR XX
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
MENURUT KECAMATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

KAB. KEP. ANAMBAS 90,9


Siantan Tengah 141,3
Jemaja Timur 67,8
Siantan Selatan 92,9
Siantan Timur 89,3
Palmatak 87,7
Jemaja 90,3
Siantan 90,6

0 20 40 60 80 100 120 140 160


Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa cakupan tertinggi pada pelayanan kesehatan
pada siswa sekolah dasar dan setingkat adalah kecamatan Siantan Timur yaitu sebesar 141,3%.
Sementara di Kecamatan Jemaja Timur memiliki cakupan pelayanan kesehatan pada siswa sekolah
dasar paling rendah yaitu sebesar 67.8%.
j. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
remaja melalui pendekatan yang menyenangkan, memperlakukan remaja dengan tangan terbuka, dan
menghargainya, menjaga kerahasiaan, serta peka akan kebutuhan yang terkait dengan kesehatannya
yang dijalankan secara efektif & efisien. Tujuan khusus dari PKPR antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perilaku
hidup sehat;
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada remaja.
Layanan kesehatan diberikan secara komprehensif, dengan penekanan pada langkah
promotif/preventif berupa pembekalan kesehatan dan peningkatan keterampilan psikososial dengan
pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS). Konseling merupakan ciri khas dari PKPR, dimana
konseling di berikan oleh tenaga kesehatan yang terampil, ramah dan berwawasan. Tenaga kesehatan
juga melaksanakan kegiatanKIE ke sekolah dan kelompok-kelompok remaja lainnya melalui
penyuluhan atau Focus Group Discussion (FGD).

k. Pelayanan Kesehatan Pada Kasus Terhadap Anak (KTA)


Dampak globalisasi, perkembangan teknologi, pengaruh negative media massa mengakibatkan
terjadinya pergeseran nilai sosial budaya dimana masyarakat terbiasa dengan pola hidup konsumtif
dan individual. Disisi lain kemiskinan yang belum teratasi, rendahnya tingkat pendidikan orangtua,
banyaknya anak dalam keluarga serta bencana alam yang banyak terjadi di Indonesia merupaan faktor
pemicu terjadinya peningkatan tindakan kekerasan terhadap anak baik fisik, mental, seksual maupun
penalantara.
Pengertian kekerasan terhadap anak (WHO) adalah semua bentuk tindakan/perlakuan
menyakitkan secara fisik ataupun secara emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran,
eksploitasi, komersial atau lainnya, yang mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun potensial
terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang
dilakukan dalam konteks hubungan tanggungjawab.
Upaya penanganan di bidang kesehatan adalah menyediakan akses pelayanan kesehatan bagi
korban kekerasan pada anak yang terdiri dari pelayanan di tingkat dasar melalui puskesmas maupun
tatalaksana kekerasan terhadap anak dan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) di rumah sakit untuk
penanganan kasus rujukan. Puskesmas mampu melakukan tatalaksana kekerasan terhadap anak
dalam memberikan pelayanan penanganan gawat darurat, konseling, medikolegal dan rujukan (medis
dan psikososial). Pelayanan terpadu di rumah sakit menangani pelayanan spesialistik yang melaliui
IGD, perawatan, medikolegal dan psikososial (bantuan hokum dan perlindungan sosial bagi anak
melalui panggilan telepon pada saat diperlakkan).

l. Pelayanan Kesehatan Anak Terlantar dan Anak Jalanan di Panti


Kelompok umur remaja merupakan bagian terbesar dari kelompok anak jalanan (usia 14-18
tahun). Masalah kesehatan yang dialami anak jalanan terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kondisi anak jalanan yang tidak memiliki tempat tinggal yang sehat dan aktivitas dijalanan
menyebabkan mereka renan terhadap gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan, diare,
kulit dan lain sebagainya. Secara psikologis, anak jalanan memiliki konsep diri negative, tidak atau
kurang percaya diri, mudah tersinggung, ketergantungan pada orang lain dan emosi yang tidak stabil.
Kondisi ini menyebabkan mereka mudah terpengaruh orang lain dan cenderung berperilaku antisocial
(berkelahi, mencuri, merampas, menggunakan Narkoba dan menjalankan bisnis NAPZA dan
berperilaku seks bebas). Selain itu, anak dapat mengalami berbagai bentuk eksploitasi fisik dan
seksual terutama oleh orang dewasa hingga kehilanan nyawa, sehingga timbl masalah kesehatan yang
terkait kesehatan reproduksi seperti Infeksi Menular Seksual (IMS/PMS) dan HIV/AIDS.
Upaya penanganan dibidang kesehatan bagi anak terlantar/anak jalanan meliputi aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative melalui pendekatan pada kelompok-kelompok sasaran
seperti dip anti anak terlantar/anaka jalanan, shelter, rumah singgah dan lain-lain. Pelayanan
diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas bekerjasama dengan unsure dari sector terkait dan
LSM di wilayah kerjanya serta masyarakat lainnya.
m. Pelayanan Kesehatan Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Lapas/Rutan
Masalah kesehatan yang banyak ditemukan di masyarakat hampir seluruhnya berkaitan
dengan rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), rendahnya pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi emaja, rendahnya kualitas kesehatan lingkungan dan tidak kondusifnya kondisi
lingkungan psikososial seperti bullying. Masalah kesehatan yang dialami Anak yang berhadapan
dengan Hukum (ABH) di lapas/rutan antara lain penyakit kulit (scabies), TB, HIV & AIDS, NAPZA dan
sanitasi lingkungan.
Upaya penanganan di bidang kesehatan bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) di
lapas/rutan meliputi aspek promotif, preventif, kiuratif dan rehabilitative yang dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan di poliklinik Lapas/Rutan atau melalui sistem pelayanan kesehatan yang ada
yaitu pelayanan strata pertama (Puskesmas) dan pelayanan rujukan (rumah sakit).

n. Pelayanan Kesehatan Anak Penyandang Cacat Melalui Program UKS di Sekolah Luar Biasa
(SLB)
Anak berkelainan/anak dengan kecacatan merupakan anak yang paling rentan terhadap
masalah kesehatan karena lebih beresiko mendapat kekerasan dari orangtua/lingkungannya akibat
dari kelainan/kecacatan tersebut. Mereka juga mengalami hambatan dalam pemenuhan kebutuhan
gizi karena ketidakmampuananak dalam kebersihan perorangan (kebersihan mulut, alat reproduksi
dan lainnya).
Upaya penanganan di bidang kesehatan bagi anak penyandang cacat dilaksanakan secara
komprehensif, diutamakan pada upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan secara terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan. Paket program yang dilaksanakan bersifat responsive terhadap
permasalahan kesehatan anak dengan kecacatan dapat mengantisipasi kebutuhan sesuai proses
tumbuh kembang anak.
Kriteria Puskesmas membina kesehatan anak penyandang cacat adalah puskesmas yang
melakukan pembinaan kesehatan anak penyandang cacat melalui program UKS yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Kegiatannya meliputi penyuluhan PHBS, kesehatan
reproduksi, gizi, kesehatanlingkungan, pencegahan penularan penyakit dengan menggunakan media
yang dapat dimengerti anak, imunisasi, pengobatan dan rehabilitasi. Pada kondisi anak dengan
kecacatan yang membutuhkan pelayanan rujukan dapat dilakukan rujukan kuratif dan rehabilitative
ke Puskesmas atau langsung ke rumah sakit.

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (KB) adalah suatu program yang dirancang pemerintah dalam upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
Pelayanan KB merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, jenis pelayanan yang dapat
diberikan kepada konsumen pada kemampuan fasilitas kesehatan dan ini berhubungan dengan
jenjang pelayanan. Pelayanan keluarga berencana meliputi pemilihan alat Kontrasepsi, pelayanan
aborsi yang aman (bila diperlukan untuk kesehatan ibu) dan kesehatan ibu. Pelayanan tambahan
meliputi pencegahan penyakit kelamin termasuk AIDS, KB untuk ibu menyusui, perawatan setelah
aborsi, diagnosis dan penobatan infeksi saluran reproduksi, pelayanan pengaduan tentang kesuburan
dan Pap-smear. Fasilitas pelayanan KB professional dapat bersifat teknik statis atau mobile (TKBK,
Pusling) dan diselenggarakan oleh tenaga professional, yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan
atau perawat kesehatan. Pelayanan yang mobile diperlukan untuk menjangkau pedesaan yang
terpencil. Fasilitas pelayanan KB professional statis meliputi pelayanan KB sederhana, lengkap,
sempurna dan paripurna. Fasilitas pelayanan KB sederhana menyediakan jenis alat kontrasepsi
seperti kondom, obat vaginal, pil KB, suntik KB, IUD, menanggulangi efek samping, dan berupaya
rujukan. Tenaga pelaksanannya minimal perawat kesehatan atau bidan yang dilatih.
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia
Subur (PUS) yang sedang menggunakan alat kontasepsi, cakupan peserta KB yang baru menggunakan
alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB dan jeis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Wanita yang
menggunakan alat kontrasepsi berusia 15-49 tahun berstatus menikah.
GAMBAR XX
CAKUPAN PESERTA KB AKTIF BERDASARKAN METODE KONTRASEPSI
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

0,4%
0,1%
2%
IUD
9,5% MOW
51,5%
IMPLAN
KONDOM
SUNTIK
31,7%
PIL

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Cakupan peserta KB aktif dapat digambarkan menurut metode kontrasepsi yang sedang
digunakan. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2013 adalah alat kontrasepsi jangka pendek berupa Pil KB sebesar 51,5% dan Suntikan sebesar
31,7%.

3. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti bodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka
masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi
tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap
berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak. Penyakit menular yang
kerap dikenal sebagai penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) seperti hepatitis B,
campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

a. Imunisasi Dasar Pada Bayi


Ada 5 (lima) imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada bayi, diantaranya:
 Imunisasi Hepatitis (HB0), diberikan sekali, berfungsi untuk mencegah penyakit Hepatitis B
yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.
 Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin), diberikan hanya sekali untuk mencegah penyakit
Tuberkulosis.
 Imunisasi DPT-HB, diberikan sebanyak 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis
(batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2
(dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi
DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
 Imunisasi Polio, berfungs untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi
Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
 Imunisasi Campak, berfungsi untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak
diberikan saat bayi berumur 9 bulan.
GAMBAR XX
CAKUPAN PELAYANAN IMUNISASI DASAR LENGKAP
DI KECAMATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Siantan Tengah 76
Jemaja Timur 86,79
Siantan Selatan 87,78
Siantan Timur 105,68
Palmatak 64,73
Jemaja 92,76
Siantan 69,26

0 20 40 60 80 100 120
%
Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2013, kecamatan Siantan Timur
mencapai cakupan pelayanan imunisasi dasar lengkap paling tinggi yaitu sebesar 105,68%. Sedangkan
kecamatan Palmatak memiliki cakupan imunisasi pelayanan imunisasi dasar rengkap yang paling
rendah yaitu sebesar 64,73%.
Universal Child Immunization (UCI) merupakan gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥80%
dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar
lengkap.

GAMBAR XX
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Jemaja Timur 100


Siantan Tengah 100
Siantan Selatan 57,1
Siantan Timur 83,3
Palmatak 100
Jemaja 77,8
Siantan 85,7

0 20 40 60 80 100 120
Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada gambar diatas diketahui bahwa pada tahun 2013, kecamatan dengan pencapaian
tertinggi adalah Jemaja Timur, Siantan Tengah dan Palmatak yaitu sebesar 100%. Kecamatan dengan
capaian terendah adalah Siantan Selatan yaitu sebesar 57,1%, diikuti oleh Jemaja sebesar 77,8%.

b. Imunisasi Pada Ibu Hamil


Persalinan yang tidak steril akan memicu resiko ibu maupun bayi terkena tetanus. Tetanus
disebabkan oleh toksin yang diproduksi bakteri Clostridium tetani. Tetanus bias menyerang bayi
(Tetanus Neonatorum) yang ditularkan melalui ibunya yang terinfeksi Tetanus atau pada saat
persalinan.
Program untuk menurunkan kejadian tetanus salah satunya adalah Maternal and Neonatal
Tetanus Elimination (MNTE). Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program
eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategiyang dilakukan
untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah:
1. Pertolongan persalinan ang aman dan bersih;
2. cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan
3. penyelenggaraan surveilans Tetanus Neonatorum.
Ibu yang menerima vaksin selama kehamilan sudah memberikan perlindungan untuk bayinya
yang tentu saja akan mengurangi resiko terkena tetanus. Perlindungan tersebut cukup untuk masa
dua bulan setelah kelahiran dimana bayi akan mendapat imunisasi kombinasi.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas
tercatat Cakupan Imunisasi pada Ibu Hamil di Kabupaten Kepulauan Anambas pada Tahun 2013
adalah sebesar 50%.

GAMBAR XX
CAKUPAN IMUNISASI TT2+ PADA IBU HAMIL
MENURUT KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

80 68,31
64,33
70 57,28
60 50
50
% 40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada gambar diatas dapat diinformasikan bahwa cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil
tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 cakupan imunisas TT2+
sebesar 50% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 68,31%.

4. Ketersediaan Obat
Obat adalah salah satu kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan merupakan barang publik yang perlu djamin ketersediaanya dalam upaya pemenuhan pelayanan
kesehatan. Program peningkatan ketersediaan obat dan vaksin dilaksanakan sebagaimana yang
tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan. Dalam rangka mendukung program tersebut dilakukan pengadaan buffer stock obat
untuk menjamin ketersediaan obat, pemerataan pelayanan dan terjaminnya mutu obat dan
perbekalan kesehatan sampai ke masyarakat.
Dalam hal perencanaan dan penyususnan kebutuhan obat (RKO) buffer stock diperlukan data
kebutuhan dari masing-masing kabupaten/kota. Dalam erhitungan tersebut, tingkat kecukupan obat
harus dapat tersedia untuk kurun waktu minimal selama 18 bulan dengan asumsi 12 bulan untuk
pemenuhan kebutuhan obat selama 1 tahun anggaran dan 6 bulan untuk pemenuhan kebutuhan
selama waktu tunggu proses pengadaan obat ditahun anggaran selanjutnya. Daftar obat yang
disertakan dalam perhitungan tersebut terdiri dari 135 jenis obat dan 9 jenis vaksin sehingga di dapat
total ketersediaan untuk 144 jenis obat dan vaksin yang direkapitulasi per kabupaten/kota di 33
provinsi secara nasional.
5. Pelayanan Kesehatan Haji
Ibadah haji merupakan bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang
mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di
beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah).
Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi fisik dari calon jemaah haji sebelum dan selama berada di
tempat kegiatan haji, maka Penyelenggara ibadah haji diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 13
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji yang bertujuan untuk memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji. Dengan itu, pemerintah
berkewajiban memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan menyediakan layanan
administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan
hal-hal lain yang diperlukan.
Berkaitan dengan pelayanan kesehatan, menteri Kesehatan berkewajiban melakukan
pembinaan dan pelayanan kesehatan haji secara menyeluruh yang meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative.
Penyelenggaraan kesehatan haji merupakan kegiatan pelayanan kesehatan haji meliputi
pemeriksaan kesehatan, bimbingan dan penyuluhan kesehatan haji, pelayanan kesehatan, imunisasi,
surveilans, SIstem Kewaspadaan Dini (SKD) dan respon KLB, penanggulangan KLB dan musibah
masal, kesehatan lingkungan dan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji. Tujuan dari
penyelenggaraan kesehatan haji adalah:
1. Menngkatkan kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan.
2. Menjaga agar jamaah haji daam kondisi sehat selama menunaikan ibadah sampai tiba kembali di
tanah air.
3. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar/masuk oleh
jamaah haji.
Pada penyelenggaraan ibadah haji terdapat jemaah haji yang tergolong resiko tinggi yaitu
jemaah dengan kondisi kesehatan yang secara epidemiologi beresiko sakit atau meninggal selama
perjalanan ibadah haji, meliputi jemaah haji lanjut usia, jemaah menderita penyakit menular tertentu
yang tidak boleh terbawa keluar negeri berdasarkan peraturan kesehatan, jemaah wanita hamil (14-
26 minggu dan telah di vaksin meningitis), jemaah dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit
kronis atau penyakit tertentu.

a. Penyelenggaraan Pra Operasional Haji


Penyelenggaraan Pra operasional Haji terdiri dari pelayanan kesehatan di daerah (pra
embarkasi), pembinaan jemaah, rekrutmen dan pelatihan petugas kesehatan haji dan penyehatan
lingkungan dan sanitasi makanan asrama haji. Pelayanan kesehatan pra embarkasi merupakan
rangkaian pelayanan kesehatan yang bersifat kontinum dan komprehensif dengan melaksanakan
proses pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemeliharaan kesehatan jemaah sesuai standar.
Pelayanan dilakukan di Puskesmas dan Rumah Saki oleh enaga kesehatan yang sudah dilaktih dan
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kegiatan ini diaksanakan paling lambat 1 bulan
sebelum jemaah berangkat yang meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan awal di puskesmas oleh tim pemeriksa yang telah ditetapkan dan
dilatih;
2. Pemeriksaan lanjut yang merupakan pemeriksaan setelah pemeriksaan awal, dimana
pemeriksaan ini sebagai rujukan bagi jemaah yang beresiko tinggi; dan
3. Vaksinasi Meningitis meningococcus.
Pelayanan pada kesehatan pada tahap ini merupakan penetapan awal status kesehatan jemaah
yang menghasilkan status mendiri (sehat), observasi (perlu perawatan), pengawasan (perlu
perawatan dan pendampingan), tunda (tidak memenuhi criteria kesehtan untuk berangkat) dan
beresiko tinggi atau tidak.
Dalam upaya menyediakan tenaga kesehatan yang akan melayani jemaah pada saat
operasional dilakukan perekrutan Petugas Kesehatan Haji Indonesia. Petugas yang direkrut adalah
Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang ditugaskan menyertai jemaah disetiap kloternya dan
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
b. Penyelenggaraan Operasional Haji
Penyelenggaraan operasional haji dilaksanakan pada saat jemaah tiba di embarkasi, selama
beribadah di Arab Saudi dan saat tiba kembali di tanah air. Pemeriksaan kesehatan akhir jemaah
sebelum berangkat ke Arab Saudi di joordinasikan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
embarkasi. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan,
identifikasi jemaah resiko tinggi, proses kekarantinaan, rawat jalan dan rawat inap 24 jam serta
rujukan.
Pelayanan kesehatan haji selama di Arab Saudi dilakukan di tiga lokasi, yaitu:
a) Pelayanan kesehatan di kloter
Pelayanan kesehatan terhadap jemaah oleh petugas TKHI kloter secara pasif dan aktif. Secara
pasif dimana jemaah datang memeriksakan kesehatan atau berobat jalan kepada petugas TKHI.
Secara aktif dimana petugas TKHI melakukan pemantauan dan bimbingan terhadap jemaah haji
di kloternya. Petugas juga melakukan identifikasi kemungkinan terjadinya KLB penyakit.
b) Pelayanan kesehatan di sektor
Pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan rawat jalan dan rawat inap sederhana oleh petugas
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), jika tidak dapat ditangani di sector maka dirujuk ke
Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) ataupun Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Disektor
tersedia tenaga kefarmasian untuk mengelola apotek dan ketersediaan obat.
c) Pelayanan kesehatan di BPHI dan RSAS
Kesehatan disini berupa pelayanan rawat jalan dan rawat inap dengan daya tamping dan fasilitas
yang setara dengan rumah sakit tipe C.

6. Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer


Pelayanan kesehatan tradisional merupakan warisan budaya yang telah dimanfaatkan sejak
dulu. Pelayanan kesehatan tradisional hingga kini masih diakui keberadaannya di masyarakat dan
cukup potensial perannya dalam menunjang peningkatan kesehatan.
Pelayanan kesehatan tradisional sebagai bagian dari penyelenggaraan upaya kesehatan juga
diamanatkan pada UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Renstra Kementerian Kesehatan
menetapkan dua indicator yaitu cakupan kabupaten/kota yang menyelenggarakan pembinaan
pelayanan kesehatan tradisional, alternative dan komplementer serta jumlah rumah sakit yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat sebagai pelayanan
alternative dan komplementer.
Cakupan Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pelayanan kesehatan tradisonal
diartikan sebagai kabupaten/kota yang minimal memiliki dua Puskesmas yang melaksanakan
pembinaan terhadap pengobatan tradisional dan pembinaan kepada masyarakat tentang pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga (TOGA).

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


1. Kunjungan Rawat Inap
Data dan informasi terkait kunjungan rawat inap pasien di rumah sakit menggambarkan
jumlah pasien rawat inap keluar hidup, jumlah pasien rawat inap keluar mati <48 jam, jumlah pasien
rawat inap keluar mati ≥48 jam, jumlah hari perawatan dan lama di rawat.

2. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit


Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dapat dilihat dari berbagai
aspek, diantaranya tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisien pelayanan. Beberapa
indicator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain
pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length of
Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian
tempat tidur (Turn Over Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death
Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal ≥48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR).
Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar.
Pada GDR, tidak melihat berapa lama pasien berada dirumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai
GDR yang baik yaitu tidak lebih dari 45 per 1.000 penderita keluar. Indikator pendukung lain yaitu Net
Death Rate (NDR) yang merupakan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000
penderita keluar. Asumsinya jika ada pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam
berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun,
jika pasien meninggal <48 jam masa perawatan maka dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke
rumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang dianggap masih bisa di
tolerir adalah kurang dari 25 per 1.000 penderita keluar.
Indikator lainnya yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pelayanan rumah sakit
adalah BOR, LOS dan TOI. Pemanfaatan tempat tidur dilihat melalui indicator BOR dengan
memperhitungkan jumlah hari perawatan di rumah sakit terhadap jumlah tempat tidur dan jumlah
hari dalam setahun. Indikator LOS mencerminkan rata-rata lama hari perawatan yang diperoleh dari
perbandingan jumlah hari perawatan pasien keluar terhadap jumlah pasien keluar baik hidup maupun
mati. Sedangkan indikator TOI merupakan rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur di rumah
sakit.

3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut di rumah sakit terdiri dari tumpatan gigi tetap,
tumpatan gigi sulung, pengobatan pulpa/tumpatan sementara, pencabutan gigi tetap, pencabutan gigi
sulung, pengobatan periodontal, pengobatan abses, pembersihan karang gigi, prothese lengkap,
prothese cekat, orthodonsi dan bedah mulut.

GAMBAR XX
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
MENURUT KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

0,45 0,4
0,4
0,35
0,3
0,25
0,18
0,2
0,15
0,1
0,02 0,03
0,05
0
2010 2011 2012 2013
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 cakupan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut mengalami peningkatan yaitu berjumlah 0,4% jika dibandingkan dengan
tahun 2012 yaitu berjumlah 0.03%.

C. PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT


Tujuan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yaitu untuk
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir
miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu,
menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kelahiran disamping dapat
terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini telah memberikan banyak
manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin di
Puskesmas dan jaringannya, pelayanan kesehatan di rumah sakit serta memberikan perlindungan
financial dari pengeluaran kesehatan akibat sakit.
Berdasarkan Undang-undang, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan
program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi
Masyarakat Miskin/JPKMM (2005)atau yang dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang
kemudian berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sampai
dengan sekarang.
Pelaksanaan program jamkesmas mengikuti prinsip-prinsip penyelenggaraan sebagaimana
yang diatur dalam UU SJSN, yaitu dikelola secara nasional, nirlaba, portabilitas, transparan, efisien dan
efektif. Pelaksanaan program Jamkesmas tersebut merupakan upaya untuk menjaga kesinambungan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang merupakan masa transisi sampai
dengan diserahkannya kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sesuai UU SJSN.

D. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


1. Pengendalian Penyakit Polio
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami
kelumpuhan. Penyakit ini umumnya menyerang anak berumur 0-3 tahun yang ditandai dengan
munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.
Pada tahun 1988, siding ke-41 WHA (World Health Assembly) telah menetapkan program
eradikasi polio secara global (global polio eradication initiative) yang ditujukan untuk mengeradikasi
penyakit polio pada tahun 2000. Kesesepakatan ini diperkuat dengna siding World Summit for Children
pada tahun 1989, dimana Indonesia turut menandatangani kesepakatan tersebut.
Eradikasi polio yaitu apabila tidak ditemukan virus Polio liar indigenous selama 3 tahun
berturut-turut di suatu region yang dibuktikan dengan surveilans AFP yang sesuai standar sertifikasi.
Dasar peemikiran Eradikasi Polio adalah:
a. Manusia satu-satunya reservoir dan tidak ada longterm carrier pada manusia.
b. Sifat virus Polio yang tidak tahan lama hidup dilingkungan.
c. Tersedianya vaksin yang mempunyai efektifitas >90% dan mudah dalam pemberian.
d. Layak dilaksanakan secara operasional.
Salah satu strategi yang dilakukan untuk mencapai eradikasi polio yaitu melaksanakan
surveilans AFP sesuai dengan standar sertifikasi. Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan
terhadap semua kasus lumpuh layuh akut pada anak usia <15 tahun yang merupakan kelompok
rentan terhadap penyakit polio. Tujuan surveilans AFP antara lain mengidentifikasi daerah beresiko
terjadinya transmisi virus Polio liar, memantau perkembangan program Eradikasi Polio dan
membuktikan Indonesia bebas polio.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan
imunisasi polio. Upaya tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi
terhadap kasus AFP. Untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar, perlu dilakukan
pemeriksaan specimen tinja yang adekuat. Semakin besar persentase pemeriksaan specimen yang
adekuat, maka semakin baik surveilans AFP tersebut.

2. Pengendalian TB Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
Tuberculosis, yang menluar melalui droplet penderita TB. TB Paru merupakan salah satu penyakit
yang masuk dalam pengendalian Millenium Development Goals (MDG’s) yang memiliki tujuan dibidang
kesehatan, diantaranya adalah:
a. Menurunkan insidens TB Paru pada tahun 2015;
b. menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru menjadi setengahnya pada
tahun 2015 dibandingkan tahun 1990;
c. sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan dobati melaui program DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO);
d. sedikitnya 85% tercapai Succes Rate (SR).
DOTS merupakan strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek yang menekankan
pentingnya pengawasan terhadap penderita TB paru agar mengkonsumsi obat secara teratur sesuai
dengan ketentuan dan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS direkomendaikan oleh WHO secara
global untuk menanggulangi TB Paru, karena menghasilkan angka kesembuhan yang tinggi yaitu
mencapai 95% sehingga proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat.
e. Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif di Antara Suspek yang Diperiksa
Upaya Pemerintah dalam menanggulangi TB Paru setiap tahunnya semakin menunjukkan
kemajuan. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah penderita yang ditemukan dan
disembuhkan setiap tahun.

f. Angka penemuan Kasus TB Paru BTA (+) (Case Detection Rate/CDR) dan Angka
Keberhasilan Pengobatan (Success Rate/SR)
Case Detection Rate atau angka penemuan kasus TB Paru BTA+ menggambarkan proporsi
antara penemuan TB Paru BTA+ terhadap jumlah perkiraan kasus TB Paru. Indikator lain yang
digunakan dalam upaya pengendalian TB adalah Succes Rate atau angka keberhasilan pengobatan.

GAMBAR XX
PERSENTASE KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

100
85,7 89,4
100
70
80
60
40
20 0 0 0
0
Siantan Jemaja Palmatak Siantan Siantan Jemaja Siantan
Timur Selatan Tmur Tengah

Sumber: Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa terdapat 3 dari 7 kecamatan dengan SR
memenuhi target keberhasilan pengobatan 85% pada tahun 2013. Kecamatan yang mencapai SR
tertinggi yaitu Siantan Timur (100%), diikuti kecamatan Palmatak (89,4%) dan Jemaja (85,7%).

3. Pengendalian Penyakit ISPA


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab kematian terbesar baik pada
bayi maupun pada anak balita. Hal ini dapat dilihat melalui hasil survey mortalitas subdit ISPA pada
tahun 2005 di 10 provinsi, diketahui bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada
bayi dan anak balita di Indonesia, yaitu sebesar 22,3% dan 23,6% dari seluruh kematian bayi dan anak
balita. Studi mortalitas pada Riskesdes 2007 menunjukkan bahwa proporsi kematian pada bayi karena
pneumonia sebesar 23,8% dan pada anak balita sebesar 15,5%.
Program Pengendalian Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu
Pneumonia dan bukan Pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu Pneumonia
Berat dan Pneumonia Tidak Berat. Penyakit batuk pilek seperti rhinitis, faringitis, tonsillitis dan
penyakit jalan napas bagian atas lainnya di golongkan sebagai Bukan Pneumonia. Etiologi dari
sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini adalah virus dan tidak dibutuhkan terapi
antibiotik.
Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus
ditatalaksana sesua standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia juga
menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.

GAMBAR XX
CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013
2,5 2,1
2

1,5

1
0,5
0,5 0,2
0
0
2010 2011 2012 2013

Sumber: Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Rata-rata cakupan penemuan pneumonia pada balita di Kabupaten Kepulauan Anambas tahun
2013 sebesar 2,1%. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan cakupan penemuan
pneumonia pada balita tahun 2012 sebesar 0,5%.

4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS


HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquarired Immunodefiency Syndrome) merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan
tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase
AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV Positif dapat diketahui
melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling and Testing (VCT), sero survey dan Surveri
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV dan AIDS disamping
ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan
melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.
Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV dan AIDS terhadap darah donor,
pemantauan pada kelompok beresiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita
Penjaja Seks (WPS), penyalahguna NAPZA dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga
Permasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok beresiko rendah seperti ibu
rumah tangga dan sebagainya.

5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular oleh virus Dengue yang menyerang
sistem peredaran darah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus tersebut dibawa oleh nyamuk
dari darah orang yang telah terinfeksi sebelumnya lalu mentransmisikan kepada orang yang sehat
setelah masa inkubasi virus Dengue selama 8-10 hari di dalam nyamuk tersebut. Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia.
Upaya pemberantasan DBD terdiri dari peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan
surveilans vector, diagnosis dini dan pengobatan dini, peningkatan upaya pemberantasan vector
penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vector ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan
Angka Bebas Jentik (ABJ).

6. Pengendalian Penyakit Malaria


Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Plasmodium melalui nyamuk betina
Anopheles. Penanganan penyakit Malaria masuk penanganan masalah global dalam Millenium
Development Goals (MDG’s). Kejadian penyakit malaria dan terjadinya Kejadian Luar Biasa malaria di
Indonesia sangat berkaitan erat dengan beberapa hal berikut ini:
a. Adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnya tempat perindukan nyamuk penular
malaria
b. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi.
c. Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim kemarau.
d. Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampak pada daerah-daerah tertentu
dengan adanya masyarakat yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan untuk terserang
malaria.
e. Tidak efektifnya pengobatan karena resistensi Plasmodium falciparum terhadap klorokuin dan
meluasnya daerah resisten.
f. Menurunnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria
secara terpadu.

g. Persentase Penderita Malaria yang Diobati


Persentase penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita malaria yang
diobati sesuai pengobtan standar dalam kurun waktu satu tahun dibandingkan dengan tersangka
malaria atau positif malaria yang datang ke sarana pelayanan kesehatan. Setiap penderita tersangka
malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darah dan apabila hasilnya positif maka diobati menggunakan
Artemisinin-based Combination Therapy (ACT).

h. Pencapaian Pemeriksaan Sediaan Darah (Konfirmasi Laboratorium)


Berdasarkan cakupan konfirmasi laboratorium belum semua suspek malaria dilakukan
pemeriksaan sediaan darahnya.

7. Pengendalian Penyakit Kusta


Kusta atau Lepra (leprosy) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
Leprae. Penyakit tersebut sering menyerang syaraf tepi, kulit dan organ tubuh manusia dalam jangka
panjang yang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Kasus yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan penderita menjadi cacat baik
pada kulit, anggota gerak, hingga kerusakan saraf. Penularan kusta secara pasti belum diketahui.
Sebagian besar ahli berpendapat bahwa kusta dapat menular melalui udara dan dengan adanya
kontak kulit dengan kulit penderita yang berlangsung lama. Kusta yang menular adalah kusta tipe
basah yang belum mendapat pengobatan, dimana masa inkubasiny aberlangsung lama yaitu rata-rata
2-5 tahun bahkan bisa mencapai 40 tahun. Namun, penyakit ini bisa disembuhkan tergantung dari tipe
penyakit dan cepatnya penemuan.
Ada dua penyakit jenis kusta yaitu Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB). Jenis PB
memerlukan waktu pengobatan 6 bulan, sedangkan MB memerlukan waktu pengobatan 12 bulan. Bila
kasus ditemukan masih dalam keadaan dini maka pengobatannya mudah dan sembuh tanpa cacat
fisik. Penyakit kusta timbul karena masyarakat kurang memperhatikan pentingnya menjaga kesehatan
lingkungan. Melalui pola hidup sehat, penyakit ini bisa dihindari.

8. Pengendalian Penyakit Filariasis


Filariasis (Kaki Gajah) adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang
terdiri dari 3 (tiga spesies) yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia Timori. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya dan menginfeksi
jaringan limfe (getah bening), dimana di dalam tubuh manusia cacing tersebut tumbuh menjadi cacing
dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkkan di kaki, tungkai,
payudara, lengan, dan organ genital.

9. Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


Penyakit jantung merupakan kondisi dimana jantung tidak mampu bekerja dengan maksimal
atau bekerja dengan baik.
Ruang lingkup pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) yang menjadi
tanggung jawab Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Ditjen PPPL meliputi hipertensi
essensial, penyakit ginjal hipertensi, pwnyakit jantung hipertensi, stroke gagal jantung, Penyakit
Jantung Koroner (PJK), kardiomipathy, penyakit jantung rheumatic, penyakit jantung bawaan dan
infark miocard akut.

10. Pengendalian Penyakit Kanker


Program pengendalian penyakit kanker dilakukan untuk semua jenis kanker, tetapi yang di
prioritaskan pada saat ini adalah dua kanker yang tertinggi di Indonesia yaitu kanker leher rahimdan
kanker payudara. Kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer dilakukan melalui pengendalian faktor risiko dan peningkatan komunikasi,
informasi dan edukasi. Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan melalui deteksi dini dan
tatalaksana yang dilakukan di Puskesmas dan rujukan ke rumah sakit. Deteksi dini kanker leher rahim
menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA (lesi pra
kanker leher rahim) positif, sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Clinical
Breast Examiniaton (CBE). Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan rehabilitative
di unit-unit pelayanan kesehatan yang menangani kanker dan pembentukan kelompok survivor
kanker di masyarakat.

11. Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik


Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikkan dengan
hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh
kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. Secara etiologi DM dapat dibagi menjadi DM
tipe 1, DM tipe 2, DM dalam kehamilan, dan diabetes tipe lain. DM merupakan salah satu penyebab
utama kematian yang disebabkan oleh karena pola makanan/nutrisi, perilaku tidak sehat, kurang
aktifitas fisik dan stress. Penyakit ini menjadi faktor penyebab kematian yang cukup banyak karena
sangat mudah menimbulkan penyakit komplikasi yang lain seperti hipertensi dan gagal ginjal.
Tujuan program pengendalian diabetes mellitus dan penyakit metabolic adalah
terselenggaranya peningkatan kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
faktor risiko penyakit tidak menular dengan melibatkan pengelola program pusat, daerah, UPT, lintas
program, lintas sector, organisasi profesi, LSM dan asyarakat,

E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


1. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil (Fe)
Anemia gizi adalah rendahnya kadar Haemoglobin dalam darah yang disebabkan karena
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pementukan Hb tersebut. Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan II atau
<10 gr% pada trimester II.

GAMBAR XX
CAKUPAN IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE3
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

100
78,66
80 71,92
63,93 61,1
60

40

20

0
2010 2011 2012 2013
Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet
Fe3 di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 adalah sebesar 61,1%. Jika dibandingkan dengan
tahun 2012, cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 sebesar 63.93%. Hal ini berarti cakupan
ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi penting bagi manusia terutama kesehatan mata. Selain itu,
vitamin A juga dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup
mendapatkan vitamin A tidak mudah terkena penyakit seperti diare, campak atau penyakit infeksi
lainnya.
Tujuan pemberian kapsul Vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah
kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang
tersebar diseluruh dunia terutama di Negara berkembang dn dapat terjadi pada semua umur terutama
pada masa pertumbuhan. Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang
umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan-4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara
berkembang.
Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat
apabila cakupannya tinggi. Kapsul Vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul A biru dengan dosis
100.000 SI yang diberikan pada bayi berumur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah
dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak umur 12-59 bulan yang diberikan pada bulan
Februari dan Agustus setiap tahunnya. Selain itu, ibu nifas juga diberikan kapsul Vitamin A dengan
dosis 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI.

GAMBAR XX
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI (6-59 BULAN) MENURUT KECAMATAN
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

100 90,8
81,6
75,4
80

60
% 41
40
20

0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013 cakupan pemberian viamin A
pada bayi 6-11 bulan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 cakupan
pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan berjumlah 75,4% sedangkan pada tahun 2012 sebesar
81,6%.

GAMBAR XX
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA ANAK BALITA (6-59 BULAN)
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013
Siantan Tengah 100
Jemaja Timur 100
Siantan Selatan 56,5
Siantan Timur 95,8
Palmatak 85,2
Jemaja 99,5
Siantan 50,7

0 20 40 60 80 100 120
Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada gambar diatas, cakupan pemberian vitamin A pada anak balita (6-59 bulan) menurut
kecamtan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2013 dengan pencapaian tertinggi adalah
Kecamatan Siantan Tengah dan Jemaja Timur yaitu sebesar 100%. Sedangkan kecamatan dengan
pencapaian terendah adalah Siantan yaitu sebesar 50,7% dan diikuti oleh Siantan Selatan sebesar
56,5%.

3. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif


ASI Eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada bayi sejak baru lahir sampai
berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun, termasuk air putih. Pemberian ASI Eksklusif
dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya 6 bulan dan setelah bayi berumur 6 bulan dilanjutkan
dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembangnya.

GAMBAR XX
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN)
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

60 55,5
50
40
26,2 24,7
% 30
20
5,7
10
0
2010 2011 2012 2013
Tahun

Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi (0-
6 bulan) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 cakupan pemberian ASI
Eksklusif pada bayi (0-6 bulan) berjumlah 24,7%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 26,2%.

4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)


Cakupan penimbangan balita di Posyandu (D/S) merupaka indikator yng berkaitan dengan
cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Semakin tinggi cakupan D/S, maka semakin tinggi pula
cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan diharapkan semakin rendah prevalensi gizi
kurang.
Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas terhadap penurunan kualitas
sumberdaya manusia. Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat
kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan
produktivitas. Gizi buruk secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan makanan dan penyakit
infeksi. Penyebab tidak langsung disebabkan ketersediaan pangan, sanitasi pelayanan kesehatan,
pendidikan dan pengetahuan.

GAMBAR XX
CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S) MENURUT KECAMATAN
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

Kab. Kep. Anambas 47,6


Siantan Tengah 64
Jemaja Timur 59,9
Siantan Selatan 51,7
Siantan Timur 36,2
Palmatak 60,8
Jemaja 69,9
Siantan 20,6
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sumber: Bidang KIA & Gizi, Dinkes Kab. Kep. Anambas, 2013

Pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa cakupan penimbangan balita yang memiliki
cakupan tertinggi berada di kecamatan Jemaja (69,9%) dan yang memiliki cakupan penimbangan
balita terendah yaitu kecamatan Siantan (20,6%).
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi
yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah
daerah, dan atau masyarakat (UU No. 39 Tahun 2009 Tenaga Kesehatan). Sumber daya
kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada
bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan,
tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN
Sarana dan prasarana adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi:
puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan alat
kesehatan, serta institusi pendidikan tenaga kesehatan.

1. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan salah satu
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas sebagai unit pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan
upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi,
kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat.
Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat
pemberdayaan masyarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat
pelayanan kesehatan perorangan primer.
Jumlah puskesmas di Kabupaten Kepulauan Anambas yang tercatat sampai dengan
akhir tahun 2013 sebanyak 7 unit, dengan rincian jumlah puskesmas perawatan 3 unit dan
puskesmas non perawatan sebanyak 4 unit. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan
puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana
pelayanan kesehatan berupa puskesmas keliling (puskel) dan puskesmas pembantu (pustu).
Jumlah puskel pada tahun 2013 sebanyak 12 unit, jumlahnya meningkat dari tahun 2012 hanya
sebanyak 7 unit. Jumlah pustu sebanyak 42 unit, jumlahnya meningkat dari tahun 2012 hanya
sebanyak 21 unit.

Gambar YY
Jumlah Puskesmas dan Jaringannya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013

50
40
30
20
10 2012
0 2013
Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas
Rawatan Non Rawatan Keliling Pembantu
2012 3 4 7 21
2013 3 4 12 42
Dari gambar YY di atas, dapat dilihat bahwa terjadi penambahan puskesmas keliling dan
puskesmas pembantu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berada jauh dari
puskesmas atau yang berada di pulau juga dapat menjangkau fasilitas kesehatan, sehingga
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat segera ditangani oleh petugas
kesehatan. Jumlah puskesmas rawatan belum ada peningkatan dari tahun 2012, hal ini
disebabkan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan masih belum memadai.

2. Rumah Sakit
Rumah sakit yaitu suatu bahagian menyeluruh, (Integrasi) dari organisasi dan medis,
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Rumah sakit melalui tenaga medis profesional yang terorganisasi serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Fungsi rumah sakit lainnya adalah pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan sub
spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien). Rumah sakit juga
berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan, merupakan tempat rujukan dari
pelayanan dasar yang dilakukan oleh puskesmas dan praktek dokter swasta.
Dengan demikian sebuah rumah sakit haruslah dilengkapi dengan tenaga dokter
spesialis dan peralatan-peralatan canggih yang dijalankan oleh tenaga terampil pula, untuk
mendukung ketepatan diagnosa penyakit dan pemberian obat serta tindakan yang tepat.
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan
melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit
dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
Pada tahun 2013, di Kabupaten Kepulauan Anambas terdapat 2 Rumah sakit dengan
rincian 1 Rumah sakit Lapangan di Palmatak dan 1 Rumah sakit Bergerak di Letung.

3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan


Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan.
Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan
demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi
pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang
beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat memberikan manfaat bagi
kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga
ke tangan konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang
dapat menjaga keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat disamping
tenaga pengelola yang terlatih.
Instalasi farmasi merupakan unit pengelola perbekalan kefarmasian dan alat kesehatan
yang ada di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, sebagai sarana pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, perindustrian, pengendalian, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian. Sampai dengan tahun 2013 hanya ada 1
instalasi farmasi.

4. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan
berbagai pendekatan, termasuk didalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini
sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan masyarakat. Langkah tersebut tercermin
dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). UKBM
diantaranya terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di
Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Pos Obat Desa (POD).
Salah satu jenis UKBM yang telah lama dikembangkan dan mengakar di masyarakat
adalah posyandu. Dalam menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5
program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi,
dan penanggulangan diare. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya, posyandu
diklasifikasikan menjadi 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu
Purnama dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2013 terdapat 58 unit posyandu, terdiri dari 33
unit Posyandu Pratama, 17 unit Posyandu Madya, 7 unit Posyandu Purnama dan 1 unit
Posyandu Mandiri dan seluruh nya masih aktif.

Gambar ZZ
Strata Posyandu di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013

7 1

Pratama
Madya
17 33 Purnama
Mandiri

Dari gambar ZZ diatas dapat dilihat bahwa posyandu pratama lebih banyak
dibandingkan dengan posyandu madya, purnama dan mandiri. Hal ini menunjukkan masih
sedikitnya masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan yang dilakukan
di posyandu tersebut, baik itu dari kader posyandu, pembiayaan ataupun kegiatan yang
dilakukan masih terbatas.
Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk di
desa dalam rangka mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa,
dengan kata lain sebagai salah satu wujud upaya untuk mempermudah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan. Pada tahun 2013 terdapat 4 unit poskesdes, yaitu 2 unit
Poskesdes di wilayah kerja Puskesmas Tarempa, 1 unit poskesdes di wilayah kerja Siantan
Timur dan 1 unit Poskesdes di wilayah kerja Puskesmas Siantan Tengah. Selain itu, seluruh
Desa di Kab. Kep. Anambas merupakan Desa Siaga aktif. Jumlah posyandu, poskesdes dan desa
siaga di wilayah kerja puskesmas di Kab. Kep. Anambas tahun 2013 dapat dilihat pada
Lampiran Tabel 73.

5. Institusi Pendidikan Tenga Kesehatan


a. Jumlah, Jenis dan Persebaran Institusi
Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan yang memadai
baik dari jenis, jumlah maupun kualitas. Sumber daya ketenagaan merupakan bagian penting
dalam menjalankan kegiatan atau program pada semua unit pelayanan baik langsung maupun
tidak langsung. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas tentu saja dibutuhkan
proses pendidikan yang berkualitas pula. Kabupaten Kepulauan Anambas belum memiliki
institusi pendidikan kesehatan, hal ini disebabkan karena merupakan kabupaten yang baru
terbentuk, sehingga pembangunan institusi pendidikan kesehatan belum terealisasi. Untuk
menunjang kebutuhan tenaga kesehatan, Pemda Kab. Kep. Anambas memberikan beasiswa
kepada putra/putri daerah untuk melanjutkan pendidikan ke institusi kesehatan yang bekerja
sama dengan Pemda Kab. Kep. Anambas.

b. Akreditasi Institusi
Akreditasi merupakan salah satu upaya pembinaan yang dilakukan pemerintah
terhadap institusi pendidikan kesehatan yang ada, selain itu juga untuk melihat kualitas dari
masing-masing institusi. Pemda Kab. Kep. Anambas bekerja sama dengan institusi pendidikan
kesehatan dengan status akreditasi yang beragam.

c. Peserta Didik
Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diperlukan tenaga
kesehatan yang lebih berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, pemda Kab. Kep. Anambas
menyekolahkan putra/ putri daerah di salah satu institusi pendidikan kesehatan yang bekerja
sama dengan pemda Kab. Kep. Anambas.

d. Lulusan
Pada tahun 2013, putra/ putri daerah yang di sekolahkan oleh Pemda Anambas telah
menyelesaikan pendidikannya, yaitu D III Kebidanan dan D III keperawatan. Semua lulusan
mengabdi di berbagai fasilitas kesehatan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kab. Kep. Anambas,
ada yang di tempatkan di Pustu, Poskesdes, Puskesmas ataupun di Rumah sakit. Semua lulusan
sangat diharapkan sekali dapat menerapkankan ilmu yang di peroleh selama mendapatkan
pendidikan formal untuk membantu meningkatkan taraf kesehatan di Kab. Kep. Anambas.

B. TENAGA KESEHATAN
Sumber daya ketenagaan merupakan bagian penting dalam menjalankan kegiatan atau
program pada semua unit pelayanan baik langsung maupun tidak langsung. Peningkatan derajat
kesehatan tentunya sangat dipengaruhi oleh sumber daya ketenagaan, baik secara kuantitas
maupun kualitas.
Kebijakan pembangunan kesehatan secara nasional, diantaranya diarahkan pada
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Sejalan dengan itu, maka dalam Rencana
Pembangunan Kesehatan (Renbangkes) juga memberikan prioritas pada pendayagunaan tenaga
kesehatan dan peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, kepulauan, dan
daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar.
Keadaan ketenagaan khususnya tenaga kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
perlu diperhatikan baik secara pengadaan maupun pendistribusian. Seperti diketahui
kabupaten ini secara geografi dan topografi merupakan wilayah kepulauan sehingga diperlukan
tenaga kesehatan yang dapat menjangkau masyarakat yang berada di pulau-pulau.

1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan


Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah
tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Tenaga
kesehatan yang di maksud adalah dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, tenaga
kefarmasian, ahli gizi, perawat, bidan, dan tenaga teknis kesehatan (analisi lab, fisioterapi,
tenaga elektromedis dan penata rontgen).

a. Tenaga Kesehatan di Puskesmas


Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat,
kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki, terutama
ketersediaan tenaga kesehatan. Pada tahun 2013, terdapat 420 orang yang bertugas di
puskesmas dengan rincian 342 tenaga dengan latar belakang pendidikan kesehatan dan 78
tenaga dengan latar belakang pendidikan selain kesehatan. Dari seluruh jumlah tenaga
kesehatan, dokter umum yang bertugas di puskesmas sebanyak 24 orang dengan rasio 102,9/
100.000 penduduk, dan dokter gigi sebanyak 5 orang dengan rasio 13,4/ 100.000 penduduk.
Dari beberapa dokter umum dan dokter gigi, ada yang bertindak sebagai kepala puskesmas.
Rincian tenaga kesehatan di puskesmas menurut profesinya dapat dilihat pada Lampiran tabel
74, 75, 76, 77 dan 78. Distribusi penduduk dan perbedaan tingkat pembangunan wilayah
mengakibatkan distribusi tenaga tidak merata.
Tenaga kesehatan tahun 2013 telah meningkat dari tahun 2012, baik itu jumlah tenaga
kesehatan ataupun keberagaman latar belakang pendidikannya. Hal ini dilakukan seiring
dengan bertambahnya fasilitas kesehatan yang dimiliki, seperti bertambahnya jumlah
puskesmas pembantu serta semakin berkembangnya puskesmas dan rumah sakit sehingga
dibutuhkan tenaga kesehatan dari latar belakang pendidikan tertentu.

b. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit


Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 2 rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Lapangan
dan Rumah Sakit Bergerak. Data tenaga kesehatan di rumah sakit yang tercatat sampai tahun
2013 sebanyak 184 orang, terdiri dari 135 tenaga dengan latar belakang pendidikan kesehatan
dan 49 tenaga dengan latar belakang selain kesehatan. Dari sejumlah tenaga kesehatan, dokter
umum yang bertugas di rumah sakit sebanyak 22 orang dan dokter gigi yang bertugas 1 orang.
Rincian tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit menurut profesinya dapat dilihat pada
Lampiran tabel 74, 75, 76, 77 dan 78.

2. Tenaga Kesehatan dengan Status Pegawai Tidak Tetap (PTT)


Tenaga kesehatan dengan status PTT pada tahun 2013 tercatat sebanyak 268 orang,
terdiri dari 182 orang tenaga dengan latar belakang pendidikan bidang kesehatan dan 86 orang
tenaga dengan latar belakang pendidikan selain bidang kesehatan. Jumlah PTT selalu meningkat
setiap tahunnya sejalan dengan bertambahnya jumlah fasilitas kesehatan yang ada. Hal ini
dimaksudkan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan sampai kepada masyarakat yang ada
di pulau-pulau. Tenaga kesehatan berstatus PTT berasal dari berbagai tingkatan pendidikan,
mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi. Rincian Tenaga kesehatan berstatus PTT di
lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Kep. Anambas Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel XX
Tenaga Kesehatan dengan Status PTT di Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Kep. Anambas
Tahun 2013

No Unit Kerja Medis Non Medis

1 Dinas Kesehatan 17 24
2 Puskesmas
1. Tarempa 10 11
2. Palmatak 18 2
3. Letung 23 6
4. Jemaja Timur 22 4
5. Siantan Timur 20 7
6. Siantan Tengah 20 7
7. Siantan Selatan 9 0
3 Rumah Sakit
1. RS Lapangan 30 18
2. RS Bergerak 11 4
4 Instalasi Farmasi 2 3
Jumlah 180 83

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan pembangunan
kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah
dan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat. Untuk tingkat kabupaten, pembiayaan
kesehatan bersumber dari pemerintah dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan
secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)


Total Anggaran Kesehatan pada tahun 2013 dengan alokasi sebesar Rp.
106.807.083.526 dan realisasi sebesar Rp 92.058.995.680 yang terdiri dari Belanja Langsung
dan Belanja Tidak Langsung, sedangkan total APBD Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar
1.233.866.060.436. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012.

2. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat


Pembiayaan kesehatan dilakukan secara paripurna, sasaran dari pembiayaan kesehatan
tidak saja masyarakat miskin namun seluruh penduduk mendapat pembiayaan kesehatan yang
sama, pembiayaan kesehatan ini dikenal dengan Program Jaminan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepulauan
Anambas No. /1445/II/2010 tentang Jumlah Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
Kab. Kep. Anambas Tahun 2009. Dalam program ini masyarakat mendapat pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan gratis dan mendapatkan bantuan transportasi rujukan. Untuk menunjang
pelayanan kesehatan rujukan ini Puskesmas Keliling Laut dijadikan ambulance untuk
mengantar dan menjemput pasien rujukan selama 24 jam.
Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2013 dengan alokasi Rp dengan
jumlah realisasi 100%.

3. Bantuan Operasional Kesehatan


Pada Tahun 2013 Kabupatn Kepualuan Anambas mendapat anggaran kesehatan dari
Tugas Pembantuan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak sebesar Rp 664.250.000 dengan jumlah realisasi 100 %. Dana BOK digunakan untuk
kegiatan yang bersifat promotif dan preventif di puskesmas. Dengan adanya dana ini,
diharapkan dapat menunjang terlaksananya kegiatan untuk dapat mendukung pencapaian
program MDG’s 2015 dan Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan.
RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 634,37 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 54 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 23.334 21.370 44.704 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,49 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 70,47 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 48,01 Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 109,19 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 80,69 80,97 80,97 % Tabel 4
9 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi 6.123 4.853 37,30 % Tabel 5
SMP+

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 343 340 683 Bayi Tabel 6
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 17 11 14 Tabel 6
12 Jumlah Bayi Mati 7 10 17 Bayi Tabel 7
13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 20 29 24,89 per 1.000 KH Tabel 7
14 Jumlah Balita Mati 10 13 23 Balita Tabel 7
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 29 38 33,67 per 1.000 KH Tabel 7
16 Jumlah Kematian Ibu 2 Ibu Tabel 8
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 293 per 100.000 KHTabel 8

B.2 Angka Kesakitan


18 AFP Rate (non polio) < 15 th - per 100.000 pend <15thn
Tabel 9
19 Angka Insidens TB Paru 137 66 102,90 per 100.000 penduduk
Tabel 10
20 Angka Prevalensi TB Paru 201 126 165,53 per 100.000 penduduk
Tabel 10
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
21 Angka kematian akibat TB Paru 9 9 8,95 per 100.000 penduduk
Tabel 10
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) 85,7 40,95 64,31 % Tabel 11
23 Success Rate TB Paru 75,0 83,33 78,26 % Tabel 12
24 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 3,30 0,7199424 2,07 % Tabel 13
25 Jumlah Kasus Baru HIV 2 7 9 Kasus Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS 4 2 6 Kasus Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0 0 0 Kasus Tabel 14
28 Jumlah Kematian karena AIDS 3 1 4 Jiwa Tabel 14
29 Donor darah diskrining positif HIV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 15
30 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 130,77 106,27 119,06 % Tabel 16
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 1 0 1 Kasus Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 0 2 2 Kasus Tabel 17
33 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 4 9 6,71 per 100.000 penduduk
Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 0,00 0,00 % Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 100,00 0,00 0,00 % Tabel 18
36 Angka Prevalensi Kusta 0,43 0,94 0,67 per 10.000 Penduduk
Tabel 19
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 20
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 20
39 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 21
40 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 21
44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 21
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 21
46 Jumlah Kasus Campak 2 0 2 Kasus Tabel 22
47 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 22
48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 22
49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 22
50 Incidence Rate DBD 12,86 4,68 8,95 per 100.000 penduduk
Tabel 23
51 Case Fatality Rate DBD 0 0 0 % Tabel 23
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,01 8,70 10,47 per 1.000 penduduk
Tabel 24
53 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 24
54 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk
Tabel 25

B.3 Status Gizi


55 Bayi baru lahir ditimbang 110 113 94,63 % Tabel 26
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4,76 3,66 4,66 % Tabel 26
57 Balita Gizi Baik 82,39 88,34 85,28 % Tabel 27
58 Balita Gizi Kurang 12,47 13,04 12,75 % Tabel 27
59 Balita Gizi Buruk - - - % Tabel 27

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 88,77 % Tabel 28
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 81,87 % Tabel 28
62 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 61,08 % Tabel 28
63 Pelayanan Ibu Nifas 64,04 % Tabel 28
64 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 49,96 % Tabel 29
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 61,10 % Tabel 30
66 Bumil Risti/Komplikasi ditangani 45,53 % Tabel 31
67 Neonatal Risti/Komplikasi ditangani 36,93 27,45 32,21 % Tabel 31
68 Bayi Mendapat Vitamin A 75,42 75,61 75,51 % Tabel 32
69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 78,08 78,21 78,14 % Tabel 32
70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 69,23 % Tabel 32
71 Peserta KB Baru 19,34 % Tabel 35
72 Peserta KB Aktif 78,43 % Tabel 35
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 63,87 67,28 65,50 % Tabel 36
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 56,98 60,37 58,60 % Tabel 36
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 17,50 17,68 17,59 % Tabel 37
76 Desa/Kelurahan UCI 87,04 % Tabel 38
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 84,46 % Tabel 39
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
78 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak 1,57 % Tabel 39
79 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 25,14 26,83 25,95 % Tabel 41
80 Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin - - - % Tabel 42
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 10,33 9,27 9,82 % Tabel 43
82 Balita ditimbang 45,68 50,03 47,77 % Tabel 44
83 Balita berat badan naik 71 71 70,89 % Tabel 44
84 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 9 13 10,91 % Tabel 44
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan - - - % Tabel 45
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan 93,50 87,92 90,89 % Tabel 46
Setingkat
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat - - - % Tabel 47

88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 59,68 49,77 54,51 % Tabel 48


89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 100,00 % Tabel 49
90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 51
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,35 0,35 0,35 Tabel 52
92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 9,23 sekolah Tabel 53
93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 96,92 sekolah Tabel 53
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 91,85 85,53 88,89 % Tabel 53
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 80,00 96,97 87,18 % Tabel 53
96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 80,00 96,97 87,18 % Tabel 53

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 59,77 73,54 66,35 % Tabel 55
98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas 100,00 100,00 100,00 % Tabel 56
99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan - - - %
Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1 Tabel 56
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan - - - %
Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3 Tabel 56
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan 0,10 0,27 0,20 %
Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 Tabel 57
102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan 13,50 7,97 10,25 %
Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 Tabel 57
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 57,41 64,83 60,96 % Tabel 58
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 3,83 4,42 4,11 % Tabel 58
105 Gross Death Rate (GDR) di RS 2,91 3,69 3,29 per 100.000 pasien keluar
Tabel 59
106 Nett Death Rate (NDR) di RS 2,37 2,33 2,35 per 100.000 pasien keluar
Tabel 59
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 32,33 % Tabel 60
108 Length of Stay (LOS) di RS 3,77 Hari Tabel 60
109 Turn of Interval (TOI) di RS 7,89 Hari Tabel 60

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


110 Rumah Tangga ber-PHBS 3,64 % Tabel 61

C.4 Keadaan Lingkungan


111 Rumah Sehat 42,76 % Tabel 62
112 Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 74,07 % Tabel 63
113 Keluarga dengan sumber air minum terlindung 100,00 % Tabel 65
114 Keluarga memiliki Jamban Sehat 32,18 % Tabel 66
115 Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 46,12 % Tabel 66
116 Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 26,06 % Tabel 66
117 TUPM Sehat 87,10 % Tabel 67
118 Institusi dibina kesehatan lingkungannya 63,09 % Tabel 68

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
119 Jumlah Rumah Sakit Umum 2,00 Tabel 70
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus - Tabel 70
121 Jumlah Puskesmas Perawatan 3,00 Tabel 70
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 4,00 Tabel 70
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
123 Jumlah Apotek 1,00 Tabel 70
124 Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan 55,56 % Tabel 71
125 Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar - % Tabel 71
126 Jumlah Posyandu 58 Posyandu Tabel 72
127 Posyandu Aktif 13,79 % Tabel 72
128 Rasio posyandu per 100 balita 1,55 per 100 balita Tabel 72
129 Jumlah Desa Siaga 54 Desa Tabel 73
130 Desa Siaga Aktif 100,00 % Tabel 73
131 Jumlah Poskesdes 4 Poskesdes Tabel 73

D.2 Tenaga Kesehatan


132 Jumlah Dokter Spesialis - - - Orang Tabel 74
133 Rasio Dokter Spesialis - - - per 100.000 penduduk
Tabel 74
134 Jumlah Dokter Umum 29,00 20,00 49 Orang Tabel 74
135 Rasio Dokter Umum 120,00 84,23 102,90 per 100.000 penduduk
Tabel 74
136 Jumlah Dokter Gigi 3,00 4,00 7 Orang Tabel 74
137 Jumlah Bidan - 104,00 104 Orang Tabel 75
138 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 219,22 Tabel 75
139 Jumlah Perawat 94,00 107,00 201 Orang Tabel 75
140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 4,00 10,00 14 Orang Tabel 76
141 Jumlah Tenaga Gizi 1,00 5,00 6 Orang Tabel 76
142 Jumlah Tenaga Kesmas 8,00 6,00 14 Orang Tabel 77
143 Jumlah Tenaga Sanitasi 3,00 7,00 9 Orang Tabel 77
144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 4,00 9,00 13 Orang Tabel 78
145 Jumlah Fisioterapis - 1,00 1,00 Orang Tabel 78

D.3 Pembiayaan Kesehatan


146 Total Anggaran Kesehatan 107.471.333.525,67 Rp Tabel 79
147 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 7,53 % Tabel 79
148 Anggaran Kesehatan Perkapita 2.404.065,26 Rp Tabel 79
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2 DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK 2
(km ) TANGGA TANGGA per km
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Siantan 45,39 6 1 7 12.890 3.540 3,64 283,98
2 Jemaja 78,26 8 1 9 6.594 1.960 3,36 84,26
3 Palmatak 129,94 15 0 15 11.954 3.382 3,53 92,00
4 Siantan Timur 88,92 6 0 6 3.810 1.105 3,45 42,85
5 Siantan Selatan 115,48 7 0 7 3.907 1.173 3,33 33,83
6 Jemaja Timur 154,24 4 0 4 2.304 680 3,39 14,94
7 Siantan Tengah 22,14 6 0 6 3.245 958 3,39 146,57
JUMLAH (KAB/KOTA) 634,37 52 2 54 44.704 12.798 3,49 70,47

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013
TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,


RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH PENDUDUK RASIO


RASIO
BEBAN
NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN JENIS
TANG
KELAMIN
0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH GUNGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Siantan 12.890 569 1.216 3.627 1.082 228 6.722 573 1.167 3.272 906 250 6.168 45,04 109
2 Jemaja 6.594 236 655 1.726 601 184 3.402 249 640 1.547 589 167 3.192 47,75 107
3 Palmatak 11.954 529 1.286 3.230 971 225 6.241 552 1.247 2.894 812 208 5.713 51,18 109
4 Siantan Timur 3.810 167 390 1.049 313 54 1.973 162 406 923 280 66 1.837 48,54 107
5 Siantan Selatan 3.907 160 434 1.089 314 76 2.073 122 423 937 281 71 1.834 49,07 113
6 Jemaja Timur 2.304 89 249 610 219 59 1.226 83 217 550 172 56 1.078 48,55 114
7 Siantan Tengah 3.245 136 354 893 265 49 1.697 124 314 820 231 59 1.548 46,90 110
JUMLAH
Kab.(KAB/KOTA)
Kep. Anambas 44.704 1.886 4.584 12.224 3.765 875 23.334 1.865 4.414 10.943 3.271 877 21.370 48,01 109

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013

Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar: 44.704
TABEL 3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN
1 2 3 4 5
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
1 0-4 1.886 1.865 3.751
2 5-9 2.382 2.255 4.637
3 10 - 14 2.202 2.159 4.361
4 15 - 19 2.039 1.861 3.900
5 20 - 24 1.908 1.850 3.758
6 25 - 29 2.296 2.071 4.367
7 30 - 34 2.280 2.013 4.293
8 35 - 39 1.946 1.746 3.692
9 40 - 44 1.755 1.402 3.157
10 45 - 49 1.296 1.021 2.317
11 50 - 54 1.074 1.013 2.087
12 55 - 59 876 723 1.599
13 60 - 64 519 514 1.033
14 65 - 69 357 361 718
15 70 - 74 257 243 500
16 75+ 261 273 534

JUMLAH 23.334 21.370 44.704

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013
TABEL 4

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS


LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN
MELEK MELEK MELEK
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
HURUF HURUF HURUF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Siantan 6.722 5.642 83,93 6.168 5.134 83,24 12.890 10.776 83,60
2 Jemaja 3.402 2.702 79,42 3.192 2.516 78,82 6.594 5.218 79,13
3 Palmatak 6.241 5.064 81,14 5.713 4.591 80,36 11.954 9.655 80,77
4 Siantan Timur 1.973 1.561 79,12 1.837 1.443 78,55 3.810 3.004 78,85
5 Siantan Selatan 2.073 1.661 80,13 1.834 1.443 78,68 3.907 3.104 79,45
6 Jemaja Timur 1.226 976 79,61 1.078 862 79,96 2.304 1.838 79,77
7 Siantan Tengah 1.697 1.349 79,49 1.548 1.254 81,01 3.245 2.603 80,22
JUMLAH (KAB/KOTA) 23.334 18.955 81,23 21.370 17.243 80,69 44.704 36.198 80,97

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013
TABEL 5

PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS


MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN


TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/
NO KECAMATAN SMA/ AK/ AK/ AK/
BELUM BELUM SMP/ UNIVER BELUM BELUM SMP/ SMA/ UNIVER BELUM BELUM SMP/ SMA/ SMK/ UNIVERSIT
SD/MI SMK/ DIPLO JUMLAH SD/MI DIPLO JUMLAH SD/MI DIPLO JUMLAH
PERNAH TAMAT MTs SITAS PERNAH TAMAT MTs SMK/ MA SITAS PERNAH TAMAT MTs MA AS
SEKOLAH SD/MI
MA MA SEKOLAH
MA SEKOLAH
MA
SD/MI SD/MI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Siantan 1125 688 1754 608 1.440 206 503 6.324 1319 699 1697 567 1.032 242 319 5.875 2.444 1.387 3.451 1.175 2.472 448 822 12.199
2 Jemaja 823 440 1253 344 351 70 64 3.345 806 403 1187 279 296 79 48 3.098 1.629 843 2.440 623 647 149 112 6.443
3 Palmatak 2056 661 2158 446 775 86 117 6.299 2039 658 2008 423 430 143 92 5.793 4.095 1.319 4.166 869 1.205 229 209 12.092
4 Siantan Timur 741 250 835 124 78 14 22 2.064 748 262 739 89 77 18 10 1.943 1.489 512 1.574 213 155 32 32 4.007
5 Siantan Selatan 670 368 764 125 152 23 20 2.122 647 342 665 96 90 22 8 1.870 1.317 710 1.429 221 242 45 28 3.992
6 Jemaja Timur 278 150 520 112 128 17 11 1.216 286 131 450 79 93 29 16 1.084 564 281 970 191 221 46 27 2.300
7 Siantan Tengah 446 280 691 113 133 16 25 1.704 436 253 586 96 121 32 27 1.551 882 533 1.277 209 254 48 52 3.255
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.139 2.837 7.975 1.872 3.057 432 762 23.074 6.281 2.748 7.332 1.629 2.139 565 520 21.214 12.420 5.585 15.307 3.501 5.196 997 1.282 44.288

28,0% 12,6% 34,6% 7,9% 11,7% 2,3% 2,9%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012

Untuk Angka Melek Huruf dirubah dalam bentuk persentase


TABEL 6

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH KELAHIRAN
NAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN
PUSKESMAS HIDUP + HIDUP + HIDUP +
HIDUP MATI HIDUP MATI HIDUP MATI
MATI MATI MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 79 1 80 71 0 115 150 1 151 7
2 Jemaja Letung 43 2 45 60 1 58 103 3 106 3
3 Palmatak Palmatak 109 2 111 104 1 127 213 3 216 4
4 Siantan Timur Siantan Timur 26 0 26 19 1 20 45 1 46 2
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 36 1 37 38 0 18 74 1 75 1
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 24 0 24 20 0 19 44 0 44 1
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 26 0 26 28 1 20 54 1 55 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 343 6 349 340 4 377 683 10 693 23
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 17 11 14 33,675

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 7

JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH KEMATIAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN


ANAK ANAK ANAK
BAYI BALITA BAYI BALITA BAYI BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 3 1 4 2 1 3 5 2 7
2 Jemaja Letung 2 0 2 1 0 1 3 0 3
3 Palmatak Palmatak 1 1 2 2 0 2 3 1 4
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 1 1 1 0 1 1 1 2
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 1 1 0 1 1
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 1 0 1 1 0 1
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 1 0 1 3 1 4 4 1 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 3 10 10 3 13 17 6 23
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 20,41 8,75 29,15 29,41 8,82 38,24 24,89 8,78 33,67
683
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi 0,033675

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 8
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH KEMATIAN IBU


JUMLAH LAHIR
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEMATIAN IBU HAMIL KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
HIDUP
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Siantan Tarempa 150 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
2 Jemaja Letung 103 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 213 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 74 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 54 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 683 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 293

Sumber :Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 9

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP RATE (NON


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN AFP (NON POLIO) POLIO)

1 2 3 4 5 6
1 Siantan Tarempa 3.525 0 0,00
2 Jemaja Letung 1.780 0 0,00
3 Palmatak Palmatak 3.614 0 0,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 1.125 0 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 1.139 0 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 638 0 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 928 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 12.749 0 0,00

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar: 12.749
TABEL 10

JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH KASUS TB PARU


PREVALENSI JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
JUMLAH PENDUDUK KASUS BARU +
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU KASUS LAMA (PER 100.000 PENDUDUK) TB PARU
KASUS LAMA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Siantan Tarempa 6.722 6.168 12.890 7 3 10 4 0 4 11 3 14 164 49 109 0 1 1
2 Jemaja Letung 3.402 3.192 6.594 9 2 11 4 3 7 13 5 18 382 157 273 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 6.241 5.713 11.954 9 8 17 5 6 11 14 14 28 224 245 234 0 1 1
4 Siantan Timur Siantan Timur 1.973 1.837 3.810 2 1 3 1 2 3 3 3 6 152 163 157 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 2.073 1.834 3.907 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 55 26 0 0 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 1.226 1.078 2.304 3 0 3 0 0 0 3 0 3 245 0 130 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 1.697 1.548 3.245 2 0 2 1 1 2 3 1 4 177 65 123 2 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 23.334 21.370 44.704 32 14 46 15 13 28 47 27 74 201,42 126,35 165,53 2 2 4

ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK 137,14 65,51 102,90 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK 8,57 9,36 8,95

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

TB PARU
JUMLAH PERKIRAAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU ANGKA PENEMUAN KASUS
KLINIS BTA (+)
(CDR)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Siantan Tarempa 11 10 21 33 27 60 7 3 10 65,08 30,40 48,49
2 Jemaja Letung 5 5 11 29 21 50 9 2 11 165,34 39,16 104,26
3 Palmatak Palmatak 10 9 19 58 30 88 9 8 17 90,13 87,52 88,88
4 Siantan Timur Siantan Timur 3 3 6 31 24 55 2 1 3 63,36 34,02 49,21
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 3 3 6 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 2 2 4 0 0 0 3 0 3 152,94 0,00 81,38
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 3 2 5 19 6 25 2 0 2 73,66 0,00 38,52
JUMLAH (KAB/KOTA) 37 34 72 170 108 278 32 14 46 85,71 40,95 64,31

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 12

JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2012

TB PARU
BTA (+) DIOBATI KESEMBUHAN PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KESUKSESAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P (SUCCESS RATE/SR)
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Siantan Tarempa 7 3 10 2 28,57 0 0,00 2 20,00 3 42,86 2 66,67 5 50,00 71,43 66,67 70,00
2 Jemaja Letung 4 3 7 4 100,00 1 33,33 5 71,43 0 0,00 1 33,33 1 14,29 100,00 66,67 85,71
3 Palmatak Palmatak 9 10 19 3 33,33 8 80,00 11 57,89 5 55,56 1 10,00 6 31,58 88,89 90,00 89,47
4 Siantan Timur Siantan Timur 4 2 6 4 100,00 2 100,00 6 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 100,00 100,00 100,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 4 0 4 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 28 18 46 13 46,43 11 61,11 24 52,17 8 28,57 4 22,22 12 26,09 75,00 83,33 78,26

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 13

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Siantan Tarempa 874 802 1.676 87 80 168 3 3,4 0 0,0 3 1,8
2 Jemaja Letung 442 415 857 44 42 86 1 2,3 1 2,4 2 2,3
3 Palmatak Palmatak 811 743 1.554 81 74 155 2 2,5 0 0,0 2 1,3
4 Siantan Timur Siantan Timur 256 239 495 26 24 50 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 269 238 507 27 24 51 1 3,7 1 4,2 2 3,9
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 159 140 299 16 14 30 2 12,6 0 0,0 2 6,7
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 221 201 422 22 20 42 1 4,5 0 0,0 1 2,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.032 2.778 5.810 303 278 581 10 3,3 2 0,7 12 2,1

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 14

JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH KASUS BARU


JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS HIV AIDS AIDS
LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Siantan Tarempa 2 7 9 4 2 6 0 0 0 3 1 4
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 7 9 4 2 6 0 0 0 3 1 4

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 15

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

DONOR DARAH
NO UNIT TRANSFUSI DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
- - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 16

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

DIARE
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERKIRAAAN DIARE DITANGANI
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Siantan Tarempa 6.722 6.168 12.890 144 132 276 188 131 65 49 253 92
2 Jemaja Letung 3.402 3.192 6.594 73 68 141 89 122 105 154 194 137
3 Palmatak Palmatak 6.241 5.713 11.954 134 122 256 148 111 154 126 302 118
4 Siantan Timur Siantan Timur 1.973 1.837 3.810 42 39 82 87 206 100 254 187 229
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 2.073 1.834 3.907 44 39 84 48 108 32 82 80 96
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 1.226 1.078 2.304 26 23 59 21 55 27 117 48 81
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 1.697 1.548 3.245 36 33 69 72 198 3 9 75 108
JUMLAH (KAB/KOTA) 23.334 21.370 44.704 499 457 957 653 131 486 106,27 1.139 119,06
1235
Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 17

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

KASUS BARU
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
NO KECAMATAN PUSKESMAS PB + MB
0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Siantan Tarempa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 2 3
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 2 3
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 4,29 9,36 6,71

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 18

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN CACAT TINGKAT 2
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA KUSTA
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Siantan Tarempa 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0 0 0,00 1 0,00
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 1 2 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 2 0 0 0,00 0 0 0 0 1 100 0 0 1 0

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 19

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

KASUS TERCATAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS PB MB JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 1 0 0 0 2 2 1 2 3
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 0 0 2 2 1 2 3
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,43 0,94 0,67

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 20

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


PENDERITA PB RFT PB PENDERITA MB RFT MB
NO KECAMATAN PUSKESMAS
2012 L P L+P 2011 L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Siantan Tarempa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2


X = tahun data.
TABEL 21

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH KASUS PD3I

DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM


NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS
JUMLAH KASUS MENING- JUMLAH KASUS MENING- JUMLAH KASUS MENING-
L P L+P GAL L P L+P L P L+P GAL L P L+P GAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Siantan Tarempa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0 0 0

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 22

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH KASUS PD3I

NO KECAMATAN PUSKESMAS CAMPAK


POLIO HEPATITIS B
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Siantan Tarempa 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 23

JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 1 0 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Palmatak Palmatak 1 0 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 1 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 1 0 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 1 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 12,86 4,68 8,95

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

MALARIA
PENDERITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS TANPA PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN MENINGGAL CFR
SEDIAAN DARAH SEDIAAN DARAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Siantan Tarempa 0 0 0 163 88 251 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Jemaja Letung 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 28 26 54 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 50 33 83 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 28 28 56 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 11 11 22 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 282 186 468 0 0 0 0,0 0,0 0,00

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 0,01 9 10,47

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 25

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PENDERITA FILARIASIS
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Siantan Tarempa 0 0 0 0 0 0
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 26

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Siantan Tarempa 79 71 204 79 100 71 100 150 74 3 4 2 3 5 3
2 Jemaja Letung 43 60 103 47 109 60 100 107 104 1 2,13 0 0,00 1 0,93
3 Palmatak Palmatak 109 104 213 112 103 103 99 215 101 3 3 3 3 6 3
4 Siantan Timur Siantan Timur 26 19 45 31 119 25 132 56 124 6 19 5 20 11 20
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 36 38 74 35 97 32 84 67 91 3 9 3 9 6 9
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 24 20 33 47 196 60 300 33 100 1 2 0 0 1 3
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 26 28 54 27 104 32 114 59 109 1 4 1 3 2 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 343 340 726 378 110 383 113 687 94,63 18 5 14 4 32 4,66

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 27

STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BALITA

NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA DITIMBANG GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Siantan Tarempa 212 226 438 8 3,77 4 1,77 12 2,74 174 82,08 177 78,32 351 80,14 27 12,74 22 9,73 49 11,19 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 Jemaja Letung 377 295 672 0 0,00 0 0,00 0 0,00 303 80,37 308 104,41 611 90,92 2 0,53 7 2,37 9 1,34 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 Palmatak Palmatak 476 508 984 38 7,98 41 8,07 79 8,03 470 98,74 483 95,08 953 96,85 53 11,13 70 13,78 123 12,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 189 134 323 0 0,00 0 0,00 0 0,00 92 48,68 87 64,93 179 55,42 54 28,57 42 31,34 96 29,72 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 218 218 436 4 1,83 17 7,80 21 4,82 135 61,93 132 60,55 267 61,24 35 16,06 32 14,68 67 15,37 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 106 107 213 0 0,00 0 0,00 0 0,00 93 87,74 93 86,92 186 87,32 1 0,94 1 0,93 2 0,94 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 114 107 221 0 0,00 0 0,00 0 0,00 127 111,40 129 120,56 256 115,84 39 34,21 34 31,78 73 33,03 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.692 1.595 3.287 50 2,96 62 3,89 112 3,41 1.394 82,39 1.409 88,34 2.803 85,28 211 12,47 208 13,04 419 12,75 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 28

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS


NO KECAMATAN PUSKESMAS DITOLONG MENDAPAT
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAH % JUMLAH %
NAKES YANKES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Siantan Tarempa 326 302 93 279 86 311 152 49 311 152 49
2 Jemaja Letung 168 141 84 132 79 159 104 65 159 105 66
3 Palmatak Palmatak 302 278 92 258 85 289 201 70 289 216 75
4 Siantan Timur Siantan Timur 96 86 90 81 84 92 38 41 92 49 53
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 99 78 79 71 72 94 63 67 94 65 69
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 58 47 81 42 72 56 47 84 56 49 88
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 82 72 88 63 77 78 54 69 78 55 71
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.131 1.004 88,77 926 81,87 1.079 659 61,08 1.079 691 64,04

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 29

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Siantan Tarempa 326 119 36,5 68 20,9 17 5,2 10 3,1 2 0,6 97 29,8
2 Jemaja Letung 168 79 47,0 74 44,0 64 38,1 0 - 0 - 138 82,1
3 Palmatak Palmatak 302 200 66,2 177 58,6 0 - 0 - 0 - 177 58,6
4 Siantan Timur Siantan Timur 96 74 77,1 48 50,0 0 - 0 - 0 - 48 50,0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 99 79 79,8 84 84,8 0 - 0 - 0 - 84 84,8
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 58 23 39,7 12 20,7 0 - 0 - 0 - 12 20,7
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 82 26 31,7 9 11,0 0 - 0 - 0 - 9 11,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.131 600 53,1 472 41,7 81 7,2 10 0,9 2 0,2 565 49,96

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 30

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siantan Tarempa 326 136 41,72 92 28,22
2 Jemaja Letung 168 131 77,98 132 78,57
3 Palmatak Palmatak 302 277 91,72 222 73,51
4 Siantan Timur Siantan Timur 96 86 89,58 32 33,33
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 99 75 75,76 63 63,64
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 58 47 81,03 55 94,83
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 82 69 84,15 95 115,85
JUMLAH (KAB/KOTA) 1131 821 72,59 691 61,10

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 31

JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BUMIL NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI


PERKIRAAN NEONATAL
JUMLAH BUMIL RISTI/ RISTI/KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS RISTI/KOMPLIKASI
IBU HAMIL KOMPLIKASI DITANGANI L P L+P
S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Siantan Tarempa 326 65 20 31 79 71 150 12 11 23 2 17 4 38 6 27
2 Jemaja Letung 168 34 22 65 43 60 103 6 9 15 3 47 0 0 3 19
3 Palmatak Palmatak 302 60 28 46 109 104 213 16 16 32 5 31 3 19 8 25
4 Siantan Timur Siantan Timur 96 19 9 47 26 19 45 4 3 7 1 26 3 105 4 59
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 99 20 17 86 36 38 74 5 6 11 7 130 2 35 9 81
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 58 12 7 60 24 20 44 4 3 7 0 0 2 67 2 30
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 82 16 0 0 26 28 54 4 4 8 1 26 0 0 1 12
JUMLAH (KAB/KOTA) 1131 226 103 45,53 343 340 683 51 51 102 19 36,93 14 27,45 33 32,21
226
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi
TABEL 32

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS


BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A 2X MENDAPAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P JUMLAH VIT A
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Siantan Tarempa 154 142 296 89 57,79 83 58,45 172 58,11 751 696 1.447 370 49,27 343 49,28 713 49,27 311 152 48,8746
2 Jemaja Letung 78 74 152 76 97,44 72 97,30 148 97,368 373 351 724 373 100,00 351 100,00 724 100,00 159 105 66,0377
3 Palmatak Palmatak 144 131 275 103 71,53 94 71,76 197 71,636 705 651 1356 620 87,94 573 88,02 1193 87,98 289 216 74,7405
4 Siantan Timur Siantan Timur 46 42 88 35 76,09 32 76,19 67 76,14 227 214 441 227 100,00 214 100,00 441 100,00 92 49 53,2609
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 48 42 90 32 66,67 28 66,67 60 66,667 236 210 446 129 54,66 114 54,29 243 54,48 94 65 69,1489
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 28 25 53 29 103,57 25 100,00 54 101,89 136 121 257 136 100,00 121 100,00 257 100,00 56 105 187,5
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 39 36 75 41 105,13 38 105,56 79 105,33 191 175 366 190 99,48 175 100,00 365 99,73 78 55 70,5128
JUMLAH (KAB/KOTA) 537 492 1029 405 75,42 372 75,61 777 75,51 2.619 2.418 5.037 2045 78,08 1891 78,21 3.936 78,14 1079 747 69,23

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 33

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP %
NO KECAMATAN PUSKESMAS MKJP +
MKJP
IM KON OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % % JUMLAH % SUNTIK % PIL % % % % JUMLAH % +
PLAN DOM VAGINA NYA MKJP
NON
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Siantan Tarempa 17 1 0 0 2 0 56 4 75 5 407 29 696 50 141 10 0 0 67 5 1.311 95 1.386 100
2 Jemaja Letung 1 0 0 0 2 0 3 0 6 1 332 35 463 49 105 11 0 0 46 5 946 99 952 100
3 Palmatak Palmatak 1 0 0 0 2 0 32 2 35 2 485 29 926 55 183 11 0 0 58 3 1.652 98 1.687 100
4 Siantan Timur Siantan Timur 1 0 0 0 0 0 5 1 6 1 193 34 334 58 15 3 0 0 27 5 569 99 575 100
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 5 1 5 1 160 33 279 58 15 3 0 0 25 5 479 99 484 100
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 124 36 119 34 78 23 0 0 23 7 344 100 345 100
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 1 0 17 4 18 5 146 37 182 47 16 4 0 0 29 7 373 95 391 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 0 0 0 7 0 118 2 146 3 1.847 32 2.999 52 553 10 0 0 275 5 5.674 97 5.820 100

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Siantan Tarempa 5 1,36 0 - 1 0,27 17 4,62 23 6,25 139 37,77 192 52,17 11 2,99 0 - 3 0,8152 345 93,75 368 100
2 Jemaja Letung 0 - 0 - 1 0,44 1 0,44 2 0,88 74 32,46 141 61,84 9 3,95 0 - 2 0,8772 226 99,12 228 100
3 Palmatak Palmatak 1 0,26 0 - 1 0,26 13 3,35 15 3,87 143 36,86 209 53,87 17 4,38 0 - 4 1,0309 373 96,13 388 100
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 - 0 - 0 - 2 1,74 2 1,74 31 26,96 75 65,22 6 5,22 0 - 1 0,8696 113 98,26 115 100
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 - 0 - 0 - 2 1,65 2 1,65 39 32,23 72 59,50 7 5,79 0 - 1 0,8264 119 98,35 121 100
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 25 29,07 57 66,28 4 4,65 0 - 0 0 86 100,00 86 100
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 - 0 - 0 - 8 6,20 8 6,20 36 27,91 80 62,02 5 3,88 0 - 0 0 121 93,80 129 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 0,42 0 - 3 0,21 43 3,00 52 3,62 487 33,94 826 57,56 59 4,11 0 - 11 0,7666 1.383 96,38 1.435 100

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siantan Tarempa 2.140 368 17,20 1.386 64,77
2 Jemaja Letung 1.095 228 20,82 952 86,94
3 Palmatak Palmatak 1.984 388 19,56 1.687 85,03
4 Siantan Timur Siantan Timur 632 115 18,20 575 90,98
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 649 121 18,64 484 74,58
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 382 86 22,51 345 90,31
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 539 129 23,93 391 72,54
JUMLAH (KAB/KOTA) 7.421 1.435 19,34 5.820 78,43
Dinkes Prov Kesga
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi
TABEL 36

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Siantan Tarempa 154 142 296 79 51 71 50 150 51 58 38 47 33 105 35
2 Jemaja Letung 78 74 152 43 55 61 82 104 68 41 53 58 78 99 65
3 Palmatak Palmatak 144 131 275 109 76 104 79 213 77 97 67 100 76 197 72
4 Siantan Timur Siantan Timur 46 42 88 26 57 19 45 45 51 26 57 19 45 45 51
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 48 42 90 36 75 28 67 64 71 34 71 25 60 59 66
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 28 25 53 24 86 20 16 44 83 24 86 20 80 44 83
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 39 36 75 26 67 28 78 54 72 26 67 28 78 54 72
JUMLAH (KAB/KOTA) 537 492 1.029 343 63,87 331 67,28 674 65,50 306 56,98 297 60,37 603 58,60

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 37

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 154 142 296 94 61,04 87 61,27 181 61,15
2 Jemaja Letung 78 74 152 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 Palmatak Palmatak 144 131 275 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 46 42 88 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 48 42 90 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 28 25 53 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 39 36 75 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 537 492 1.029 94 17,50 87 17,68 181 17,59

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 38

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI

1 2 3 4 5 6
1 Siantan Tarempa 7 6 85,71
2 Jemaja Letung 9 7 77,78
3 Palmatak Palmatak 15 15 100,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 6 5 83,33
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 7 4 57,14
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 4 4 100,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 6 6 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 54 47 87,04

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BAYI DIIMUNISASI
DO RATE (%)
JUMLAH BAYI DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Siantan Tarempa 146 133 279 107 80,45 96 65,75 203 72,76 107 80,45 82 56,16 189 67,74 103 77,44 105 71,92 208 75 3,74 -9,38 -2,46
2 Jemaja Letung 73 69 142 52 75,36 77 105,48 129 90,85 71 102,90 86 117,81 157 110,56 70 101,45 83 113,70 153 108 -34,62 -7,79 -18,60
3 Palmatak Palmatak 135 123 258 93 75,61 127 94,07 220 85,27 86 69,92 116 85,93 202 78,29 84 68,29 94 69,63 178 69 9,68 25,98 19,09
4 Siantan Timur Siantan Timur 42 39 81 45 115,38 40 95,24 85 104,94 48 123,08 47 111,90 95 117,28 47 120,51 46 109,52 93 115 -4,44 -15,00 -9,41
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 45 39 84 36 92,31 39 86,67 75 89,29 49 125,64 60 133,33 109 129,76 43 110,26 37 82,22 80 95 -19,44 5,13 -6,67
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 26 24 50 28 116,67 22 84,62 50 100,00 44 183,33 21 80,77 65 130,00 26 108,33 19 73,08 45 90 7,14 13,64 10,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 37 34 71 36 105,88 30 81,08 66 92,96 32 94,12 38 102,70 70 98,59 33 97,06 25 67,57 58 82 8,33 16,67 12,12
JUMLAH (KAB/KOTA) 504 461 965 397 78,77 431 93,49 828 85,80 437 86,71 450 97,61 887 91,92 406 80,56 409 88,72 815 84,46 -2,27 5,10 1,57

Sumber : Bidang Penyehatan Lingkungan


TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI BCG POLIO 3
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Siantan Tarempa 154 142 296 74 48,05 82 57,75 156 52,70 93 60,39 90 63,38 183 61,82
2 Jemaja Letung 78 74 152 64 82,05 79 106,76 143 94,08 58 74,36 73 98,65 131 86,18
3 Palmatak Palmatak 144 131 275 103 71,53 103 78,63 206 74,91 100 69,44 115 87,79 215 78,1818
4 Siantan Timur Siantan Timur 46 42 88 42 91,30 41 97,62 83 94,32 42 91,30 45 107,14 87 98,86
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 48 42 90 20 41,67 23 54,76 43 47,78 41 85,42 49 116,67 90 100,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 28 25 53 29 103,57 17 68,00 46 86,79 32 114,29 22 88,00 54 101,89
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 39 36 75 35 89,74 27 75,00 62 82,67 28 71,79 39 108,33 67 89,33
JUMLAH (KAB/KOTA) 537 492 1.029 367 68,34 372 75,61 739 71,82 394 73,37 433 88,01 827 80,3693

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 41

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 154 142 296 62 40,26 63 44,37 125 42,23
2 Jemaja Letung 78 74 152 16 20,51 14 18,92 30 19,74
3 Palmatak Palmatak 144 131 275 28 19,44 33 25,19 61 22,18
4 Siantan Timur Siantan Timur 46 42 88 6 13,04 1 2,38 7 7,95
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 48 42 90 7 14,58 6 14,29 13 14,44
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 28 25 53 3 10,71 2 8,00 5 9,43
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 39 36 75 13 33,33 13 36,11 26 34,67
JUMLAH (KAB/KOTA) 537 492 1029 135 25,14 132 26,83 267 25,95

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi

0
TABEL 42

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

ANAK 6-23 BULAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI %
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 43

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 719 661 1.380 258 35,88 212 32,07 470 34,06
2 Jemaja Letung 364 342 706 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 Palmatak Palmatak 668 611 1279 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 211 197 408 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 222 196 418 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 131 116 247 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 182 165 347 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.497 2.288 4.785 258 10,33 212 9,27 470 9,82

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 44

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BALITA
DITIMBANG BB NAIK BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA YANG ADA
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Siantan Tarempa 912 846 1.758 181 20 181 21 362 21 92 51 93 51 185 51 12 7 31 17 43 12
2 Jemaja Letung 453 426 879 304 67 310 73 614 70 237 78 238 77 475 77 11 4 32 10 43 7
3 Palmatak Palmatak 856 791 1.647 492 57 509 64 1.001 61 371 75 378 74 749 75 70 14 86 17 156 16
4 Siantan Timur Siantan Timur 276 260 536 100 36 94 36 194 36 73 73 75 80 148 76 2 2 2 2 4 2
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 287 255 542 142 49 138 54 280 52 90 63 85 62 175 63 1 1 4 3 5 2
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 165 147 312 93 56 94 64 187 60 71 76 69 73 140 75 6 6 16 17 22 12
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 232 213 445 141 61 144 68 285 64 99 70 101 70 200 70 25 18 21 15 46 16
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.181 2.938 6.119 1.453 46 1.470 50,03 2.923 47,77 1.033 71,09 1.039 70,68 2.072 70,89 127 9 192 13 319 10,91

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 45

CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jemaja Letung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Palmatak Palmatak 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 46

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 138 127 265 126 91 114 90 240 91
2 Jemaja Letung 86 79 165 78 91 71 90 149 90
3 Palmatak Palmatak 175 150 325 157 90 128 85 285 88
4 Siantan Timur Siantan Timur 70 52 122 64 91 45 87 109 89
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 66 60 126 62 94 55 81 117 93
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 40 47 87 37 93 22 47 59 68
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 40 23 63 51 128 38 165 89 141
JUMLAH (KAB/KOTA) 615 538 1.153 575 93,50 473 87,92 1.048 90,89
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 93,50 87,92 90,89

Sumber : Bidang Promosi Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan


TABEL 47

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

MURID SD DAN SETINGKAT


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 792 726 1.518 0,00 0,00 0 0,00
2 Jemaja Letung 475 446 921 0,00 0,00 0 0,00
3 Palmatak Palmatak 893 831 1.724 0,00 0,00 0 0,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 302 268 570 0,00 0,00 0 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 272 248 520 0,00 0,00 0 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 169 154 323 0,00 0,00 0 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 243 214 457 0,00 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.146 2.887 6.033 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Sumber : Bidang Promosi Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan


TABEL 48

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

USILA (60TAHUN+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 215 249 464 172 80,00 181 72,69 353 76,08
2 Jemaja Letung 155 157 312 108 69,68 97 61,78 205 65,71
3 Palmatak Palmatak 211 229 440 132 62,56 123 53,71 255 57,95
4 Siantan Timur Siantan Timur 53 60 113 22 41,51 12 20,00 34 30,09
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 69 70 139 22 31,88 10 14,29 32 23,02
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 53 64 117 0 0 0 0 0 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 55 57 112 28 50,91 18 31,58 46 41,07
JUMLAH (KAB/KOTA) 811 886 1.697 484 59,68 441 49,77 925 54,51

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi


TABEL 49

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT LAPANGAN 2 2 100,00

2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 -

3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 -

4 PUSKESMAS PERAWATAN 3 3 100,00

5 SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 100,00

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


TABEL 50

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


JENIS KEJADIAN LUAR JUMLAH PENDERITA ATTACK RATE (%) JUMLAH KEMATIAN CFR (%)
NO JUMLAH JUMLAH TERANCAM
BIASA
KEC DESA L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 DBD 4 4 6.099 7.200 13.299 3 1 4 0,05 0,01 0,03 0 0 0 - - -

2 Campak 1 1 4.278 3.866 8.144 2 0 2 0,05 - 0,02 0 0 0 - - -

3 Keracunan Makanan 1 1 4.278 3.866 8.144 6 2 8 0,14 0,05 0,10 0 0 0 - - -

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 51

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB

JUMLAH RATA2 KEJADIAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KELURAHAN DITANGANI <24
DESA/KELURAHAN JUMLAH %
KLB PER JUMLAH JAM
DESA/KELURAHAN

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siantan Tarempa 7 4 0,57 4 100,00
2 Jemaja Letung 9 0 0,00 0 -
3 Palmatak Palmatak 15 2 0,13 2 100,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 6 1 0,17 1 100,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 7 0 0,00 0 -
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 4 0 0,00 0 -
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 6 1 0,17 1 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 54 8 0,15 8 100,00

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 52

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


RASIO TUMPATAN/
NO KECAMATAN PUSKESMAS TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP
PENCABUTAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Siantan Tarempa 29 27 56 46 43 89 0,63 0,63 0,63
2 Jemaja Letung 13 12 25 45 43 88 0,28 0,28 0,28
3 Palmatak Palmatak 8 8 16 41 37 78 0,21 0,21 0,21
4 Siantan Timur Siantan Timur 12 11 23 29 27 56 0,41 0,41 0,41
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 5 5 10 34 31 65 0,15 0,15 0,15
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 8 7 15 24 22 46 0,33 0,33 0,33
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 9 8 17 18 17 35 0,49 0,49 0,49
JUMLAH (KAB/ KOTA) 85 77 162 239 218 457 0,35 0,35 0,35

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


TABEL 53

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)


JUMLAH JUMLAH
JUMLAH MURID
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Siantan Tarempa 9 6 66,67 9 100,00 138 127 265 126 91,30 114 89,76 240 90,57 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 Jemaja Letung 12 0 0,00 12 100,00 86 79 165 78 90,70 71 89,87 149 90,30 6 3 9 4 66,67 2 66,67 6 66,67
3 Palmatak Palmatak 15 0 0,00 15 100,00 175 150 325 157 89,71 128 85,33 285 87,69 17 10 27 10 58,82 10 100,00 20 74,07
4 Siantan Timur Siantan Timur 9 0 0,00 8 88,89 70 52 122 64 91,43 45 86,54 109 89,34 22 20 42 22 100,00 20 100,00 42 100,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 9 0 0,00 8 88,89 66 60 126 62 93,94 55 91,67 117 92,86 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 4 0 0,00 4 100,00 40 47 87 37 92,50 22 46,81 59 67,82 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 7 0 0,00 7 100,00 51 38 89 51 100,00 38 100,00 89 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/ KOTA) 65 6 9,23 63 96,92 626 553 1179 575 91,85 473 85,53 1048 88,89 45 33 78 36 80,00 32 96,97 68 87,18

Sumber : Bidang Promosi Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan


TABEL 54

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KEGIATAN
KEGIATAN
PENYULUHAN
PENYULUHAN
MASSA
KELOMPOK
1 2 3 4 5
1 Siantan Tarempa 196 0
2 Jemaja Letung 0 0
3 Palmatak Palmatak 7572 0
4 Siantan Timur Siantan Timur 24 11
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 28 0
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 140 0
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 56 0
SUB JUMLAH I 8016 11
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 24 0
2 Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 8040 11

Sumber : Bidang Promosi Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan


TABEL 55

CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR


JUMLAH PENDUDUK
NO KECAMATAN PUSKESMAS ASKES JAMSOSTEK ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA JUMLAH %
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Siantan Tarempa 6.722 6.168 12.890 217 344 561 0 0 0 295 420 715 3.506 3.772 7.278 4.018 4.536 8.554 59,77 73,54 66,36
2 Jemaja Letung 3.402 3.192 6.594 110 178 288 0 0 0 149 218 367 1.774 1.952 3.726 2.033 2.348 4.381 59,76 73,56 66,44
3 Palmatak Palmatak 6.241 5.713 11.954 202 318 520 0 0 0 273 389 662 3.254 3.494 6.748 3.729 4.201 7.930 59,75 73,53 66,34
4 Siantan Timur Siantan Timur 1.973 1.837 3.810 64 102 166 0 0 0 86 125 211 1.029 1.123 2.152 1.179 1.350 2.529 59,76 73,49 66,38
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 2.073 1.834 3.907 68 102 170 0 0 0 91 125 216 1.081 1.121 2.202 1.240 1.348 2.588 59,82 73,50 66,24
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 1.226 1.078 2.304 40 60 100 0 0 0 54 73 127 640 660 1.300 734 793 1.527 59,87 73,56 66,28
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 1.697 1.548 3.245 55 86 141 0 0 0 74 106 180 885 947 1.832 1.014 1.139 2.153 59,75 73,58 66,35
JUMLAH (KAB/KOTA) 23.334 21.370 44.704 756 1.190 1.946 0 0 0 1.022 1.456 2.478 12.169 13.069 25.238 13.947 15.715 29.662
PERSENTASE (KAB/KOTA) 3,24 5,57 4,35 0,00 0,00 0,00 4,38 6,81 5,54 52,15 61,16 56,46 59,77 73,54 66,35 59,77 73,54 66,35

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


TABEL 56

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)


MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR
JUMLAH YANG ADA (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
3)
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Siantan Tarempa 295 420 715 295 100,00 420 100,00 715 100,00 0,00 0,00 0 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
2 Jemaja Letung 149 218 367 149 100,00 218 100,00 367 100,00 0,00 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
3 Palmatak Palmatak 273 389 662 273 100,00 389 100,00 662 100,00 0,00 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 86 125 211 86 100,00 125 100,00 211 100,00 0,00 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 91 125 216 91 100,00 125 100,00 216 100,00 0,00 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 54 73 127 54 100,00 73 100,00 127 100,00 0,00 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 74 106 180 74 100,00 106 100,00 180 100,00 0,00 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.022 1.456 2.478 1.022 100,00 1.456 100,00 2.478 100,00 - 0,00 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi Pak Baban Andri RS Lap Palmatak
TABEL 57

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN


MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH YANG ADA PELAYANAN KESEHATAN DASAR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Siantan Tarempa 295 420 715 0 0,00 1 0,24 1 0,14 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 Jemaja Letung 149 218 367 1 0,67 3 1,38 4 1,09 75 50,34 50 22,94 125 34,06
3 Palmatak Palmatak 273 389 662 0 0,00 0 0,00 0 0,00 22 8,06 16 4,11 38 5,74
4 Siantan Timur Siantan Timur 86 125 211 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 91 125 216 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 54 73 127 0 0,00 0 0,00 0 0,00 41 75,93 50 68,49 91 71,65
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 74 106 180 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.022 1.456 2.478 1 0,10 4 0,27 5 0,20 138 13,50 116 7,97 254 10,25

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


Hub. Hendi / Pak Baban
TABEL 58

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013
184
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Tarempa 1.650 1.975 3.625 130 185 315 3 4 7
2 Puskesmas Letung 1.420 1.650 3.070 118 126 244 20 24 44
3 Puskesmas Palmatak 1.280 1.125 2.405 97 119 216 25 22 47
4 Puskesmas Siantan Timur 1.335 1.465 2.800 0 0 0 2 3 5
5 Puskesmas Siantan Selatan 1.070 1.180 2.250 0 0 0 2 2 4
6 Puskesmas Jemaja Timur 1.120 1.225 2.345 0 0 0 4 5 9
7 Puskesmas Siantan Tengah 1.265 1.340 2.605 0 0 0 3 4 7

SUB JUMLAH I 9.140 9.960 19.100 345 430 775 59 64 123


1 Rumah Sakit Lapangan Palmatak 4.256 3.895 8.151 465 426 891 0 0 0
2 Rumah Sakit Bergerak Jemaja - - 0 84 89 173 0 0 0

SUB JUMLAH II 4.256 3.895 8.151 549 515 1.064 0 0 0


1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 13.396 13.855 27.251 894 945 1.839 59 64 123
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 23.334 21.370 44.704 23.334 21.370 44.704
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 57,41 64,83 60,96 3,83 4,42 4,11

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


TABEL 59

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


JUMLAH PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
a b
(HIDUP + MATI) ≥ 48 JAM DIRAWAT
NO NAMA RUMAH SAKIT JENIS RS TEMPAT
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Rumah Sakit Lapangan Palmatak Tipe C 24 465 426 891 13 12 25 13 12 25 2,80 2,82 2,81 2,80 2,82 2,81
2 Rumah Sakit Bergerak Jemaja Tipe D 20 84 89 173 3 7 10 - - - 3,57 7,87 5,78 - - -

KABUPATEN/KOTA 44 549 515 1.064 16 19 35 13 12 25 2,91 3,69 3,29 2,37 2,33 2,35

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TABEL 60

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH PASIEN
JUMLAH
JUMLAH HARI
NO NAMA RUMAH SAKITa JENIS RSb TEMPAT PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR
PASIEN KELUAR BOR LOS TOI
MATI ≥ 48 JAM PERAWATAN
TIDUR (HIDUP + MATI) MATI
DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Rumah Sakit Lapangan Palmatak Tipe C 24 891 25 25 3.319 37,89 3,73 6,11

2 Rumah Sakit Bergerak Jemaja Tipe D 10 173 10 - 693 18,99 4,01 17,09

KABUPATEN/KOTA 34 1064 35 25 4.012 32,33 3,77 7,89

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TABEL 61

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

RUMAH TANGGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU BER PHBS * %
DIPANTAU
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siantan Tarempa 2962 328 11,07 48 14,63
2 Jemaja Letung 1615 280 17,34 0 -
3 Palmatak Palmatak 2875 1923 66,89 71 3,69
4 Siantan Timur Siantan Timur 995 0 - 0 -
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 1104 15 1,36 3 20,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 646 0 - 0 -
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 810 810 100,00 0 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.007 3.356 30,49 122 3,64

Sumber : Bidang Promosi Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan


TABEL 62

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

RUMAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH YANG JUMLAH YANG JUMLAH YANG % RUMAH
% DIPERIKSA
ADA DIPERIKSA SEHAT SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siantan Tarempa 3.472 3.472 100,00 933 26,87
2 Jemaja Letung 1.939 1.939 100,00 300 15,47
3 Palmatak Palmatak 3.283 3.283 100,00 2.523 76,85
4 Siantan Timur Siantan Timur 1.056 1.056 100,00 436 41,29
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 1.147 1.147 100,00 181 15,78
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 660 660 100,00 447 67,73
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 936 936 100,00 522 55,77
JUMLAH (KAB/KOTA) 12.493 12.493 100,00 5.342 42,76

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 63

PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK


RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
NO KECAMATAN PUSKESMAS RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siantan Tarempa 2.994 630 21,04 254 40,32
2 Jemaja Letung 1.712 449 26,23 296 65,92
3 Palmatak Palmatak 2.875 2.483 86,37 2.048 82,48
4 Siantan Timur Siantan Timur 1.241 441 35,54 434 98,41
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 935 367 39,25 195 53,13
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 598 396 66,22 359 90,66
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 744 744 100,00 495 66,53
JUMLAH ( KAB/KOTA) 11.099 5.510 49,64 4.081 74,07

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 64

PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH JENIS SARANA AIR BERSIH


JUMLAH KELUARGA %
KEMASAN LEDENG SPT SGL MATA AIR PAH LAINNYA JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA
YANG ADA SUMBER AIR DIPERIKSA JUMLA
BERSIHNYA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Siantan Tarempa 6.273 687 10,95 0 0,00 30 4,37 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 657 95,63 687 100,00
2 Jemaja Letung 1.615 547 33,87 0 0,00 327 59,78 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 220 40,22 547 100,00
3 Palmatak Palmatak 2.875 1.820 63,30 0 0,00 1820 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1820 100,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 1.044 710 68,01 0 0,00 170 23,94 0 0,00 55 7,75 0 0,00 0 0,00 485 68,31 710 100,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 995 568 57,09 0 0,00 327 57,57 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 241 42,43 568 100,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 680 661 97,21 0 0,00 536 81,09 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 125 18,91 661 100,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 819 819 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 140 17,09 0 0,00 0 0,00 679 82,91 819 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 14.301 5.812 40,64 0 0,00 3210 55,23 0 0,00 195 3,36 0 0,00 0 0,00 2407 41,41 5812 100,00

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 65

PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH SUMBER AIR MINUM KELUARGA


KELUARGA DENGAN
KELUARGA SUMBER AIR MINUM
LEDING SUMUR MATA AIR SUMUR TAK MATA AIR TAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS DIPERIKSA AIR KEMASAN AIR ISI ULANG LEDING ECERAN POMPA AIR HUJAN AIR SUNGAI LAIN-LAIN TERLINDUNG
METERAN TERLINDUNG TERLINDUNG TERLINDUNG TERLINDUNG
SUMBER AIR
MINUMNYA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Siantan Tarempa 687 0 0,00 320 46,58 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 367 53,42 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 687 100,00
2 Jemaja Letung 547 0 0,00 50 9,14 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 497 90,86 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 547 100,00
3 Palmatak Palmatak 2.345 0 0,00 320 13,65 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2025 86,35 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2345 100,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 710 0 0,00 20 2,82 0 0,00 0 0,00 0 0,00 55 7,75 635 89,44 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 710 100,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 568 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 71 12,50 497 87,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 568 100,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 661 0 0,00 45 6,81 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 616 93,19 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 661 100,00
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 891 0 0,00 60 6,73 0 0,00 0 0,00 0 0,00 306 34,34 525 58,92 0 0,00 3 0,34 0 0,00 0 0,00 0 0,00 891 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 6409 0 0,00 815 12,72 0 0,00 0 0,00 0 0,00 432 6,74 5162 80,54 0 0,00 3 0,05 0 0,00 0 0,00 0 0,00 6409 100,00

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Air Kemasan Leding Meteran


Leding Eceran
Pompa Air Hujan Mata Air Tak
Air Terlindung
SungaiLain-Lain
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Air Isi Ulang


Sumur Terlindung
Mata Air Terlindung
Sumur Tak Terlindung
12,72 6,74 80,54 0,05
TABEL 66

PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH


JUMLAH KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS SEHAT SEHAT SEHAT
KELUARGA DIPERIKSA MEMILIKI DIPERIKSA MEMILIKI DIPERIKSA MEMILIKI
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Siantan Tarempa 3.671 687 18,71 687 100,00 430 62,59 687 18,71 366 53,28 296 80,87 687 18,71 41 5,97 23 56,10
2 Jemaja Letung 1.615 547 33,87 472 86,29 163 34,53 547 33,87 348 63,62 86 24,71 547 33,87 269 49,18 50 18,59
3 Palmatak Palmatak 2.875 1820 63,30 1820 100,00 608 33,41 1820 63,30 1411 77,53 1241 87,95 1820 63,30 194 10,66 26 13,40
4 Siantan Timur Siantan Timur 1.044 574 54,98 549 95,64 60 10,93 574 54,98 1216 211,85 30 2,47 574 54,98 62 10,80 2 3,23
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 974 568 58,32 558 98,24 141 25,27 568 58,32 483 85,04 129 26,71 568 58,32 2 0,35 2 100,00
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 680 681 100,15 527 77,39 280 53,13 681 100,15 288 42,29 309 107,29 681 100,15 157 23,05 90 57,32
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 891 891 100,00 819 91,92 66 8,06 891 100,00 550 61,73 59 10,73 891 100,00 27 3,03 3 11,11
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.750 5.768 49,09 5.432 94,17 1.748 32,18 5.768 49,09 4.662 80,83 2.150 46,12 5.768 49,089 752 13,0374 196 26,06

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 67

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

HOTEL RESTORAN/R-MAKAN PASAR TUPM LAINNYA JUMLAH TUPM

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG
DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA
% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
SEHAT

SEHAT

SEHAT

SEHAT

SEHAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS

ADA

ADA

ADA

ADA

ADA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24
1 Siantan Tarempa 8 7 7 100,00 14 11 11 100,00 2 - - - 77 3 3 100,00 101 21 21 100,00
2 Jemaja Letung 2 2 2 100,00 2 2 2 100,00 1 - - - 15 2 2 100,00 20 2 0 -
3 Palmatak Palmatak 2 2 2 100,00 19 10 10 100,00 3 - - - 2 - - - 26 0 0 -
4 Siantan Timur Siantan Timur 2 2 2 100,00 7 4 4 100,00 - - - - - - - - 9 6 6 100,00
5 Siantan Selatan Siantan Selatan - - - - - - - - - - - - 45 45 - - 45 0 0 -
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 2 2 2 100,00 2 2 2 100,00 1 - - - 5 - - - 10 2 0 -
7 Siantan Tengah Siantan Tengah - - - - - - - - - - - - - - - - 0 0 0 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 16 15 15 100,00 44 29 29 100,00 7 - - - 144 50 5 10,00 211 31 27 87,10

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 68

PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

INSTALASI
SARANA PELAYANAN
PENGOLAHAN AIR SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAIN JUMLAH
KESEHATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MINUM
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %
1 2 3 4 5 6 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Siantan Tarempa 1 1 100,00 0 0 0,00 18 16 88,89 13 8 61,54 29 5 17,24 0 0 0,00 61 30 49,18
2 Jemaja Letung 2 2 100,00 0 0 0,00 15 14 93,33 18 18 100,00 27 18 66,67 8 8 100,00 70 60 85,71
3 Palmatak Palmatak 2 2 100,00 0 0 0,00 23 19 82,61 31 6 19,35 23 4 17,39 19 19 100,00 98 50 51,02
4 Siantan Timur Siantan Timur 1 1 100,00 0 0 0,00 11 10 90,91 5 2 40,00 5 2 40,00 0 0 0,00 22 15 68,18
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 1 1 100,00 0 0 0,00 13 11 84,62 14 14 100,00 16 16 100,00 2 2 100,00 46 44 95,65
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 1 1 100,00 0 0 0,00 5 1 20,00 14 2 14,29 17 3 17,65 1 1 100,00 38 8 21,05
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 1 1 100,00 0 0 0,00 10 4 40,00 9 9 100,00 8 8 100,00 0 0 0,00 28 22 78,57
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 100,00 0 0 0,00 95 75 78,95 104 59 56,73 125 56 44,80 30 30 100,00 363 229 63,09

Sumber : Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


TABEL 67

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKS


KABUPATEN/KOTA
TAHUN

SATUAN
NO NAMA OBAT
TERKECIL
1 2 3
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol
8 Metampiron tablet 500 mg tablet
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + tube
polimiksin 10.000 IU/g
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp
Heksaklorofen 250 mg
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot
Salisilat 3%
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet
Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet
21 Atropin tetes mata 0,5% botol
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul
23 Betametason krim 0,1 % krim
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul
30 Diazepam tablet 2 mg tablet
31 Diazepam tablet 5 mg tablet
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul
37 Etakridin larutan 0,1% botol
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet
46 Furosemid tablet 40 mg tablet
47 Gameksan lotion 1 % botol
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet
52 Gliserin botol
53 Glukosa larutan infus 5% botol
54 Glukosa larutan infus 10% botol
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet
61 Hidrkortison krim 2,5% tube
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet
Sulfadoxin 500 mg
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : tablet
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet
mg
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol
111 Prednison tablet 5 mg tablet
112 Primakuin tablet 15 mg tablet
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet
117 Ringer Laktat larutan infus botol
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube
4%
119 Salisil bedak 2% kotak
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet
134 Vaksin Rabies Vero vial
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet
VAKSIN
136 BCG vial
137 T T vial
138 D T vial
139 CAMPAK 10 Dosis vial
140 POLIO 10 Dosis vial
141 DPT-HB vial
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial
143 POLIO 20 Dosis vial
144 CAMPAK 20 Dosis vial
KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KEPULAUAN ANAMBAS
2013

PERSENTASE
TOTAL JUMLAH
KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
4 5 6 7 8
1.110 411 699 1110 100,00
- 0 0
- 0 0
210 25 185 210 100,00
- 0 0
1.500 226 1.274 1500 100,00
- 0 0
- 0 0
- 0 0
4.319 1.004 3.315 4319 100,00

- 0 0

518 98 420 518 100,00

- 0 0

- 0 0
- 0 0

1.200 225 975 1200 100,00


- 0 0
620 140 480 620 100,00
- 0 0
- 0 0
- 0 0
83 8 75 83 100,00
500 - 500 500 100,00
134 41 93 134 100,00
1.321 718 603 1321 100,00
230 20 210 230 100,00
1.050 50 1.000 1050 100,00
500 165 335 500 100,00
79 14 65 79 100,00
500 - 500 500 100,00
300 - 300 300 100,00
240 55 185 240 100,00
564 38 526 564 100,00
- 0 0
250 - 250 250 100,00
259 34 225 259 100,00
1.086 336 750 1086 100,00
- 0 0
57 20 37 57 100,00
1.000 15 985 1000 100,00
- 0 0
- 0 0
50 - 50 50 100,00
213 53 160 213 100,00
200 - 200 200 100,00
250 182 68 250 100,00
- 0 0
257 57 200 257 100,00

248 224 24 248 100,00


1.116 237 879 1116 100,00
110 6 104 110 100,00
- 0 0
- 0 0
4.080 - 4.080 4080 100,00
110 30 80 110 100,00
100 15 85 100 100,00
- 0 0
405 64 341 405 100,00
744 34 710 744 100,00
181 30 151 181 100,00
47 37 10 47 100,00
248 103 145 248 100,00
763 468 295 763 100,00
1.003 200 803 1003 100,00
- 0 0
3.119 1.139 1.980 3119 100,00
25.074 23.151 1.923 25074 100,00
922 64 858 922 100,00
- 0 0
- 0 0
- 0 0
400 - 400 400 100,00
- 0 0
- 0 0
- 0 0
250 - 250 250 100,00
- 0 0
- 0 0

- 0 0

1.517 239 1.278 1517 100,00

7.067 2.067 5.000 7067 100,00

- 0 0
- 0 0
230 58 172 230 100,00
400 100 300 400 100,00
396 48 348 396 100,00
- 0 0
- 0 0
- 0 0
- 0 0

- 0 0
- 0 0
38 - 38 38 100,00
- 0 0
19.842 8.122 11.720 19842 100,00
- 0 0
129 1 128 129 100,00
128 23 105 128 100,00
4.084 1.579 2.505 4084 100,00
217 17 200 217 100,00
- 0 0
- 0 0
217 17 200 217 100,00
- 0 0
- 0 0
- 0 0
- 0 0
123 41 82 123 100,00
507 87 420 507 100,00
509 189 320 509 100,00
500 - 500 500 100,00
50 30 20 50 100,00
- 0 0
625 265 360 625 100,00
- 0 0
- 0 0
31.379 12.315 19.064 31379 100,00
- 0 0

791 330 461 791 100,00


- 0 0
- 0 0
- 0 0
115 - 115 115 100,00
- 0 0
105 28 77 105 100,00
- 0 0
- 0 0
- 0 0
- 0 0
120 20 100 120 100,00
- 0 0
- 0 0
482 45 437 482 100,00
- 0 0
592 161 431 592 100,00
- 0 0
520 520 - 520 100,00
370 370 - 370 100,00
180 180 - 180 100,00
665 665 - 665 100,00
770 770 - 770 100,00
750 750 - 750 100,00
600 600 - 600 100,00
- - - 0 0
- - - 0 0
TABEL 70

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN PEM.KAB/KOT
KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT LAPANGAN - - 2 - - - 2


2 RUMAH SAKIT JIWA - - - - - - -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN - - - - - - -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA - - - - - -
5 PUSKESMAS PERAWATAN - - 3 - - - 3
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN - - 4 - - - 4
7 PUSKESMAS KELILING - - 12 - - - 12
8 PUSKESMAS PEMBANTU - - 42 - - - 42
9 RUMAH BERSALIN - - - - - - -
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK - - - 1 - - 1
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA - - - - - - -
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN - - - - - - -
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL - - - - - 1 1
14 POSKESDES - - 4 - - - 4
15 POSYANDU - - 58 - - - 58
16 APOTEK - - - - - 1 1
17 TOKO OBAT - - - - - - -
18 GFK - - 1 - - - 1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - - - - - - -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL - - - - - - -
-

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


TABEL 71

SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7

1 RUMAH SAKIT LAPANGAN 2 2 100,00 0 0,00

2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0,00

3 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,00

4 PUSKESMAS 7 3 42,86

JUMLAH (KAB/KOTA) 9 5 55,56

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


TABEL 72

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

POSYANDU POSYANDU
NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH AKTIF
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Siantan Tarempa 4 50,00 2 25,00 1 12,50 1 12,50 8 100,00 8 100,00
2 Jemaja Letung 0 0,00 11 91,67 1 8,33 0 0,00 12 100,00 12 150,00
3 Palmatak Palmatak 9 64,29 3 21,43 2 14,29 0 0,00 14 100,00 14 175,00
4 Siantan Timur Siantan Timur 4 80,00 0 0,00 1 20,00 0 0,00 5 100,00 5 62,50
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 7 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 7 100,00 7 87,50
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 3 60,00 0 0,00 2 40,00 0 0,00 5 100,00 5 62,50
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 6 85,71 1 14,29 0 0,00 0 0,00 7 100,00 7 87,50

JUMLAH (KAB/KOTA) 33 56,90 17 29,31 7 12,07 1 1,72 58 100,00 58 13,79


RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,55
100
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi
TABEL 73

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/ DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIF
POSKESDES POSYANDU
KELURAHAN JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Siantan Tarempa 7 7 100,00 7 100,00 2 8
2 Jemaja Letung 9 9 100,00 9 100,00 0 12
3 Palmatak Palmatak 15 15 100,00 15 100,00 0 14
4 Siantan Timur Siantan Timur 6 6 100,00 6 100,00 1 5
5 Siantan Selatan Siantan Selatan 7 7 100,00 7 100,00 0 7
6 Jemaja Timur Jemaja Timur 4 4 100,00 4 100,00 0 5
7 Siantan Tengah Siantan Tengah 6 6 100,00 6 100,00 1 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 54 54 100,00 54 100,00 4 58

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi


TABEL 74

JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN
KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM JUMLAH DOKTER GIGI b


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14 9 10 11
1 Puskesmas Tarempa 0 0 0 4 5 9 4 5 9 0 2 2
2 Puskesmas Letung 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
3 Puskesmas Palmatak 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 0 1
4 Puskesmas Siantan Timur 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0
5 Puskesmas Siantan Selatan 0 0 0 3 1 4 3 1 4 0 0 0
6 Puskesmas Jemaja Timur 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0
7 Puskesmas Siantan Tengah 0 0 0 2 1 3 2 1 3 1 0 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 13 11 24 13 11 24 2 3 5


1 Rumah Sakit Lapangan 0 0 0 8 4 12 8 4 12 1 0 1
2 Rumah Sakit Bergerak 0 0 0 7 3 10 7 3 10 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 0 0 15 7 22 15 7 22 1 0 1


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0 0 0 120 84 102,90 120,00 84 0 13 14 13,42
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 1 2 3 1 2 0 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 29 20 49 29 20 49 3 4 7

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian


a
Keterangan : termasuk S3
b
termasuk Dokter Gigi Spesialis
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

BIDAN PERAWAT
NO UNIT KERJA SARJANA KEPERAWATAN
a
PERAWAT b JUMLAH
BIDAN DIII BIDAN JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Tarempa - 14 14 - - - 6 21 27 6 21 27
2 Puskesmas Letung - 11 11 - 1 1 10 15 25 10 16 26
3 Puskesmas Palmatak - 15 15 - - - 26 5 31 26 5 31
4 Puskesmas Siantan Timur - 7 7 - - - 2 9 11 2 9 11
5 Puskesmas Siantan Selatan - 12 12 - - - 6 8 14 6 8 14
6 Puskesmas Jemaja Timur - 9 9 - - - 8 9 17 8 9 17
7 Puskesmas Siantan Tengah - 11 11 - - - 4 11 15 4 11 15
- - - - - -
- - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 79 79 - 1 1 62 78 140 62 79 141
1 Rumah Sakit Lapangan - 10 10 1 2 3 10 15 25 11 17 28
2 Rumah Sakit Bergerak - 9 9 1 - 1 8 6 14 9 6 15
- - - - - -
- - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - 19 19 2 2 4 18 21 39 20 23 43
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - -
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 219 351 477 412
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 6 6 - 2 2 12 3 15 12 5 17
JUMLAH (KAB/KOTA) - 104 104 2 5 7 92 102 194 94 107 201

Sumber: ……………… (sebutkan)


Keterangan : a termasuk S2 dan S3
b
termasuk SLTA, D-I, dan D-III
TABEL 76

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI


APOTEKER DAN D-III FARMASI DAN a
NO UNIT KERJA a JUMLAH D-IV/SARJANA GIZI DI DAN D-III GIZI JUMLAH
SARJANA FARMASI ASS APOTEKER
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Tarempa 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 2 2
2 Puskesmas Letung 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Puskesmas Palmatak 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
4 Puskesmas Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Puskesmas Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
7 Puskesmas Siantan Tengah 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 5 5 0 0 0 0 5 5 0 1 1 1 2 3 1 3 4


1 RS Lapangan Palmatak 1 2 3 0 1 1 1 3 4 0 0 0 0 1 1 0 1 1
2 RS Bergerak Jemaja 2 - 2 - - 0 2 0 2 - - 1 -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 2 5 0 1 1 3 3 6 0 0 0 1 1 1 0 1 1


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 12,86 37,44 24,61 4,29 18,72 11,18
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 1 2 0 1 1 1 2 3 0 0 0 0 1 1 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 8 12 0 2 2 4 10 14 0 1 1 2 4 5 1 5 6

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian


Keterangan : a termasuk S2 dan S3
TABEL 77

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

TENAGA KESMAS TENAGA


a b
NO UNIT KERJA SARJANA KESMAS D-III KESMAS JUMLAH SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Tarempa 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
2 Puskesmas Letung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 Puskesmas Palmatak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
4 Puskesmas Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
5 Puskesmas Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 Puskesmas Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
7 Puskesmas Siantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 6


1 Rumah Sakit Lapangan 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
Rumah Sakit Bergerak - - 0 0 0 0 0 0 0 - 1

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4,29 4,68 4,47 2,24 15,66 20,13
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 7 5 12 0 0 0 7 5 12 2 1 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 6 14 0 0 0 8 6 14 3 7 9

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian


Keterangan: a termasuk S2 dan S3
b
termasuk D-I
TABEL 78

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

TENAGA TEKNISI MEDIS


NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Tarempa 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0
2 Puskesmas Letung 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
3 Puskesmas Palmatak 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
4 Puskesmas Siantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Siantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Puskesmas Jemaja Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Puskesmas Siantan Tengah 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 4 6 0 0 0 0 0 0 2 4 6 0 0 0


1 Rumah Sakit Lapangan 1 2 3 0 2 2 0 0 0 1 4 5 0 1 1
Rumah Sakit Bergerak - 1 1 1 - 1 - - 0 1 1 2 - - 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 3 4 1 2 3 0 0 0 2 5 7 0 1 1


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 17,14 42,12 29,08 0,00 4,68 2,24
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 7 10 1 2 3 0 0 0 4 9 13 0 1 1

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian


TABEL 79

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2013

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 92.860.561.193 86,40

a. Belanja Langsung 52.504.506.543

b. Belanja Tidak Langsung 40.356.054.650

2 APBD PROVINSI 9.102.109.333 8,47

3 APBN : 5.508.663.000 5,13

- Dana Dekonsentrasi - 0

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 4.844.413.000 4,51

- ASKESKIN - 0

- Tugas Pembantuan Bantuan Operasional Kesehatan


664.250.000 0,62
(BOK) Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - 0,00


(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 107.471.333.526 100,00

TOTAL APBD KAB/KOTA 1.233.866.060.436,00

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 7,53

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 2.404.065,26

Sumber : Subbag Penyusunan Program

Anda mungkin juga menyukai