Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN STRUKTUR DAN PROSES DEMOGRAFI

KABUPATEN TASIKMALAYA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas,
Psikososial, dan Budaya

Disusun Oleh:

Syaviera Putri Rostiani

220110170166

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

GARUT

2018
I. Pengertian dan Konsep Demografi
A. Pengertian Demografi
Demografi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” yang artinya
penduduk/masyarakat, dan ”Grafein” yang artinya menulis. Secara istilah
demografi merupakan ilmu yang mempelajari struktur penduduk (jumlah,
persebaran, dan komposisi penduduk) dan proses penduduk di suatu wilayah.
Dalam pengertian yang luas, demografi memperhatikan berbagai karakteristik
individu maupun kelompok meliputi tingkat sosial, budaya, dan ekonomi. Banyak
para ahli yang telah mendefinisikan demografi, diantaranya:

Achile Guillard (1885) memiliki pengertian demografi yaitu ilmu tentang


penduduk atau population study untuk mengenal jumlah, struktur, dan
perkembangan.
Johan sussmilch (1762, dalam iskandar, 1994) berpendapat bahwa demografi
adalah ilmu yang mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan berbagai
perubahan pada umat manusia yang terlihat dari jumlah kelahiran, kematian dan
pertumbuhannya.

PBB (1958) dan Multylingual Geographic dictionary IUSSP (1982)


mendefiniskan demografi adalah studi ilmiah tentang penduduk suatu wilayah dari
segi jumlah, struktur (komposisi) dan perkembangannya (perubahan).

B. Konsep Kajian Demografi


1. Struktur Demografi
a. Jumlah Penduduk
b. Pertumbuhan Penduduk
c. Persebaran Penduduk
d. Komposisi
2. Proses Demografi
a. Natalitas / Fertilisasi (Angka Kelahiran)
Natalitas adalah tingkat kelahiran penduduk tiap satuan waktu (tahun) dari
1.000 penduduk. Adapun rumusnya sebagai beikut:

Dengan CBR (Crude Birth Rate) adalah angka kelahiran, B (Birth) adalah
jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan selama 1 tahun, P (Population)
adalah jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut, dan 1000 adalah
konstantanya.
b. Mortalitas (Angka Kematian)
Mortalitas adalah tingkat kematian penduduk tiap satuan waktu (tahun) dari
1.000 penduduk.
 Mortalitas Bayi/Infant Mortality Rate (IMR)
IMR adalah tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi
(sebelum umur satu tahun) yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi.
IMR biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan
penduduk. Adapun rumusnya sebagai berikut:

 Mortalitas Ibu/Angka Kematian Ibu (AKI)/Mother Mortality Rate


(MMR)
MMR adalah jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan,
persalinan dan masa nifas. Angka pengukuran risiko kematian wanita
yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan. MMR dirumuskan sebagai
berikut:
c. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain untuk
menetap melampaui daerah administrasi wilayah/negara. Ada beberapa
faktor mengapa orang- orang melakukan migrasi, diantaranya sebagai
berikut:
 Kurangnya lapangan pekerjaan
 Kepadatan penduduk di daerah tersebut
 Sumber daya alam yang kurang
 Keinginan memperbaiki taraf hidup
 Melanjutkan pendidikan
 Hubungan sosial yang tidak baik

II. Demografi Kabupaten Tasikmalaya


A. Geografis Kabupaten Tasikmalaya

Kondisi fisik dasar Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara


7°02'29" - 7°49'08" Lintang Selatan dan 107°54'10" - 108°26'42" Bujur Timur.
Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya memiliki batas wilayah sebagai
berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya, dan Kab. Ciamis;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Garut; dan
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis.

Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2.708,81 km2 atau


270.881 ha, secara administratif terdiri dari 39 Kecamatan, 351 desa.Tiga
kecamatan merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah pesisir dan lautan
yaitu Kecamatan Cikalong, Cipatujah dan Karangnunggal, dengan panjang garis
pantai 56 km.

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0 – 2.500


meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum wilayah tersebut dapat
dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu: bagian Utara merupakan wilayah dataran
tinggi dan bagian Selatan merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian
berkisar antara 0 – 100 meter dpl.

Berikut ini adalah diagram lingkaran kondisi kemiringan lahan di Kabupaten


Tasikmalaya.

Dari data kemiringan lahan terlihat bahwa sebagian besar bentang alam Kabupaten
Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan datar sampai dengan agak curam,
dengan kondisi kemiringan lahan tersebut kurang menguntungkan untuk
pengembangan prasarana dan sarana wilayah.
B. Struktur Demografi Kabupaten Tasikmalaya
1. Jumlah Penduduk dan Persebaran Penduduk
Berdasarkan data diatas yang bersumber dari BPS Kabupaten Tasikmalaya
2015, Jumlah penduduk di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011-2015 terus
meningkat. persebaran penduduk Kabupaten Tasikmalaya terbagi menjadi
39 wilayah dengan distribusi/persebaran, pertumbuhan, dan kepadatan yang
berbeda. Rata-rata kepadatan penduduk ±600 per km2. Adapun kepadatan
penduduk terbanyak yaitu pada Kecamatan Singaparna yang mencapai 2737
per km2 . Ini dikarenakan sarana dan pra sarana di Kecamatan Singaparna
sudah lebih lengkap dan pendistribusian barang ke Kabupaten Tasikmalaya
berpusat di Kecamatan Singaparna.

2. Pertumbuhan Penduduk
Dibawah ini adalah data Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) menurut sex ratio di
Kabupaten Tasikmalaya:

Dilihat dari Grafik diatas, LPP Kabupaten Tasikmalaya dari 2011-2015


dapat dikatakan masih terbilang stabil. Fertilitas, mortalitas, dan migrasi di
Kabupaten Tasikmalaya menjadi faktor laju pertumbuhan penduduk.

3. Komposisi Penduduk
Piramida Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa penduduk Kabupaten Tasikmalaya


digambarkan dengan piramida yang cenderung mengerucut ke atas. Tetapi,
untuk umur 60 tahun keatas yang terdiri dari 60-64 tahun, 65-70 tahun, dan
70 tahun keatas tidak dijelaskan lebih detail maka menyebabkan gambar
batang paling atas tidak mengerucut tetapi menjadi memanjang. Penduduk
Kabupaten Tasikmalaya berusia 10-14 tahun menempati urutan pertama
dengan jumlah penduduk sebesar 181.887 jiwa. Dilihat dari komposisi jenis
kelamin, penduduk Kabupaten Tasikmalaya paling banyak adalah
perempuan dengan jumlah 878.788 jiwa perempuan sementara lakilaki
sebesar 863.488 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kabupaten
Tasikmalaya adalah sebesar 98,26 persen.

C. Proses Demografi Kabupaten Tasikmalaya


1. Natalitas/Fertilitas (Angka Kelahiran)
Data terkait natalitas di Kabupaten Tasikmalaya tidak ditemukan, hanya
kematian bayi dan ibu yang diketahui. Tetapi angka natalitas dapat
ditemukan dari rumus angka kematian bayi (IMR). Dimana jumlah bayi
mati kurang dari 1 tahun menjadi pembilang dan kelahiran hidup selama 1
tahun sebagai penyebut dikalikan seribu. Sehingga natalitas di Kabupaten
Bandung dapat ditemukan, yaitu sejumlah.

2. Mortalitas (Angka Kematian)

Berdasarkan data statistik BPS Kabupaten Tasikmalaya, angka kematian


bayi (IMR) dan lahir mati dari tahun ke tahun mengalami penurunan kasus.
Kematian ibu (MMR) pada tahun 2012-2014 mengalami penurunan yang
signifikan. Tetapi pada tahun 2015 terjadi peningkatan kasus kematian ibu.
Dan pada tahun 2016-2017 MMR dapat ditekankan sebesar 15%. Penurunan
IMR dna MMR terjadi karena adanya dampak serangkaian program
kesehatan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah.

Menurut Kepala bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan


Tasikmalaya, angka kematian ibu hamil dan bayi disebabkan banyak faktor,
yaitu faktor mendasar, tidak langsung, dan langsung. Terkait faktor
mendasar diantaranya adalah rendahnya pendidikan dan rendahnya
kesejahteraan warga. Rata-rata warga Kabupaten Tasikmalaya lama
sekolahnya hanya 7,5 tahun. Artinya, saat menduduki bangku 2 SMP sudah
putus sekolah. Tingkat kesejahteraan warga pun masih rendah.

Adapun faktor tidak langsung seperti anemia. Sebanyak 49,06% ibu hamil
mengalami kekurangan darah. Secara tidak langsung akan berpengaruh pada
kesehatan ibu hamil. Dan contoh faktor langsungnya adalah pendarahan dan
keracunan saat masa kehamilan. Jadi, semua faktor itu semua sangat erat
keterkaitannya.

Angka kematian ibu dan anak tidak dapat dihitung karena tidak
ditemukannya angka kelahiran di Kabupaten Taikmalaya.

3. Morbiditas
Data morbiditas Kabupaten Tasikmalaya tidak ditemukan. Namun, pada
tahun 2017 penyakit filariasis (kaki gajah) menyebar merata di Kabupaten
Tasikmalaya. Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikamalaya mencatat adanya
67 kasus hampir terjadi di seluruh kecamatan. Daerah yang angkanya paling
tinggi yaitu pada Kecamatan Cisayong dan Tanjungjaya, sehingga
mendapatkan perhatian khusus dengan pemberian obat secara massal.

Penyakit difteri juga sempat menyebar di Kabupaten Tasikmalaya pada


tahun 2004 dengan menemukan pasien mencapai 30 orang. Kasus difteri
saat itu terjadi paling banyak di Kecamatan Sodonghilir dan Taraju. Dan
menurut PLT Kepala Dinas Kesehatan Kebupaten Tasikmalaya, pada awal
tahun 2018 sudah menemukan 14 kasus difteri. Sebanyak 13 orang berasal
dari Kecamatan Bojonggambir dan 1 orang lagi berasal dari Gunungtanjung.
Penyakit difteri menjadi KLB di Kabupaten Tasikmalaya.
4. Migrasi
Migrasi masuk yaitu perpindahan penduduk yang masuk ke daerah tujuan.
Pada data diatas, migrasi masuk di Kabupaten Tasikmalaya berjumlah
88.738 jiwa. Migrasi keluar yaitu perpindahan penduduk dari daerah asal ke
daerah tujuan. Migrasi keluar di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 325.937.
Dan migrasi neto yaitu selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
Migrasi neto berjumlah 237.075.
Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistika Kabupaten Tasikmalaya. (2017). Tasikmalaya: BPS Kabupaten


Tasikmalaya.

Badan Pusat Statistika Kabupaten Tasikmalaya. (2015). Luas Daerah, Jumlah Penduduk, dan
Rata –rata Kependudukan. Diakses pada 18 September 2018 dari
https://tasikmalayakab.bps.go.id/

Redaksi. (2017). Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Tasik Menurun. Diakses pada 21
September 2018 dari https://www.cakrawalamedia.co.id/angka-kematian-ibu-dan-
bayi-di-kabupaten-tasik-menurun/

Kristiadi. (2017). Puluhan Warga Kabupaten Tasikmalaya Terjangkit Filariasis. Diakses pada 23
September 2018 dari http://mediaindonesia.com/read/detail/112822-puluhan-warga-
kabupaten-tasikmalaya-terjangkit-filariasis

Heri, Isep. (2018). Awal 2018 Sudah Ditemukan 14 Kasus Suspect Difteri di Kabupaten
Tasikmalaya. Diakses pada 23 September 2018 dari
http://jabar.tribunnews.com/2018/01/08/awal-2018-sudah-ditemukan-14-kasus-
suspect-difteri-di-kabupaten-tasikmalaya

Anda mungkin juga menyukai