Anda di halaman 1dari 13

XI –

DINAMIKA IPS
1
PENDUDU
K
INDONESIA
Anggota Kelompok 1 :
• Aisa Alda Parawansya ( 04 )
• Dyian Mei Putri Rizki ( 09 )
• Hana Faizah ( 15 )
• Nirmala Intan Cahyani ( 21 )
• Victor Mahendra Hermawan ( 26 )
• Yulis Khoirun Nabila ( 29 )
A. Kependudukan
1. Data Kependudukan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah
geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan/atau mereka yang berdomisili kurang dari 6
bulan, tetapi bertujuan untuk menetap. Dinamika kependudukan terjadi akibat kelahiran, kematian, dan
mobilitas sosial. Data kependudukan Indonesia dapat diperoleh dengan beberapa metode, yaitu sensus,
registrasi, dan survei penduduk.
• Sensus penduduk dilaksanakan dengan dua cara yaitu :
a. Berdasarkan tempat tinggal, sensus penduduk dibedakan sebagai berikut:
1) Sensus de jure, yaitu pencatatan penduduk berdasarkan tempat tinggal penduduk secara
resmi. Sensus ini biasanya disesuaikan dengan alamat yang tercantum pada kartu tanda
penduduk (KTP).
2) Sensus de facto, yaitu pencatatan penduduk berdasarkan tempat tinggal mereka saat
dilakukan kegiatan sensus.
b. Berdasarkan metode yang digunakan, sensus penduduk dibedakan sebagai berikut:
1) Metode canvasser, yaitu sensus penduduk yang semua daftar pertanyaan diisi petugas
sensus setelah mendapat jawaban dari setiap responden.
2) Metode house holder, yaitu sensus penduduk yang semua daftar pertanyaan diisi sendiri
oleh setiap responden.
• Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk wajib dilakukan oleh tiap penduduk yang mengalami peristiwa
demografi agar terdata dalam sistem administrasi kependudukan. Registrasi penduduk menuntut penduduk untuk
aktif melaporkan diri mengenai perubahan data. Pelaporan atau pencatatan diri (registrasi) dilakukan di kantor
desa/kelurahan. Data yang perlu dilaporkan antara lain kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengangkatan
anak, perubahan tempat tinggal, dan perubahan pekerjaan.
• Survei Penduduk
Survei penduduk merupakan cara memperoleh data kependudukan dengan tidak menghitung seluruh
responden disuatu wilayah atau negara. Data kependudukan diperoleh dengan cara pengambilan sampel, sampel
merupakan perwakilan populasi yang dapat mencerminkan karakteristik penduduk di suatu negara. Daerah yang
dijadikan sampel ditentukan dengan metode tertentu, tujuannya agar tidak terjadi penyimpangan data yang jauh dari
kondisi sebenarnya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sampel antara lain sampel harus
mewakili populasi, tingkat kebenaran (reability) dapat terukur, sesuai dengan keadaan sebenarnya , dan harus
efisien. Kelemahan survei penduduk adalah perolehan data tidak akurat karena kesalahan pengambilan sampel.

2. Analisis Data Kependudukan


a. Komposisi Penduduk
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan komposisi penduduk antara lain usia, jenis kelamin, rasio
ketergantungan, kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan karakterisktik geografis.
1) Komposisi Penduduk Berdasarkan Kriteria Biologis
Jumlah penduduk menurut umur dapat digunakan untuk menentukan rasio beban ketergantungan
(dependency ratio), yaitu perbandingan jumlah penduduk nonproduktif (<15 tahun dan >64 tahun) dan
penduduk produktif (15-64 tahun). Rasio beban ketergantungan dihitung dengan rumus berikut.
Ratio beban ketergantungan = Jumlah penduduk usia nonproduktif
x 100
Jumlah penduduk usia produktif
Contoh Soal :
Jumlah penduduk di Desa Suka Maju sebanyak 2.500 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.500 jiwa
adalah penduduk usia produktif. Berapakah rasio beban ketergantungan desa tersebut?
Jawaban :
Jumlah penduduk = 2.5000 jiwa
Jumlah usia produktif = 1.500 jiwa
Jumlah usia nonproduktif = 2.500 – 1.500 = 1.000 jiwa
Penghitungan rasio beban ketergantungan :
= Jumlah penduduk usia nonproduktif 1.000
x 100 = x 100 = 67
Jumlah penduduk uisa produktif 1.500

Jadi, rasio beban ketergantungan Desa Suka Maju adalah 67. Artinya, tiap 100 penduduk
produktif harus menanggung 67 penduduk nonproduktif.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan penduduk
laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat digunakan untuk
menghitung rasio jenis kelamin (sex ratio) di suatu daerah. Rasio jenis kelamin dapat dihitung
dengan rumus berikut.
Rasio jenis kelamin = Jumlah penduduk laki-laki
x 100
Jumlah penduduk perempuan
Contoh Soal :
Jumlah penduduk perempuan di Kota Suka Damai sebanyak 120.000 jiwa. Jumlah penduduk
laki-lakinya sebanyak 130.000 jiwa. Berapakah rasio jenis kelamin di kota tersebut?
Jawaban :
Jumlah perempuan = 120.000 jiwa
Jumlah laki-laki = 130.000 jiwa
Penghitungan rasio jenis kelamin :
= Jumlah penduduk laki-laki 130.000
x 100 = x 100 = 108
Jumlah penduduk perempuan 120.000

Jadi, rasio jenis kelamin Kota Suka Damai adalah 108. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan terdapat 108
penduduk laki-laki.
Bentuk Piramida Penduduk

1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)


Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang
rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan
sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara
yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India. Piramida penduduk
muda dapat menggambarkan :
a. Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda.
b. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa penduduk
daerah tersebut sedang mengalami pertumbuhan.
c. Pertumbuhan penduduknya tinggi.
d. Tingkat kelahiran dan kematian masih cukup tinggi.
2. Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama
rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat. Dalam jenis piramida
ini dapat menggambarkan keadaan penduduk berupa :
a. Jumlah penduduk dalam keadaan stasioner
b. Jumlah penduduk relatif tetap
c. Jumlah kelahiran dan kematian seimbang
d. Pertumbuhan penduduk rendah
e. Penduduk muda hampir sebanding dengan penduduk tua.
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat
kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda
lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Bentuk piramida ini dapat menggambarkan
bahwa :
a. Jumlah penduduk terus berkurang
b. Sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia tua
c. Angka kelahiran lebih kecil dari angka kematian
d. Pertumbuhan penduduk sangat rendah bahkan tidak ada sama sekali.
2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Kriteria Sosial
a) Tingkat Pendidikan
Komposisi penduduk dapat disusun berdasarkan tingkat pendidikan. Komposisi
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dibedakan menjadi ; tidak sekolah sama
sekali, tidak tamat SD, tidak tamat SMP, tidak tamat SMA, lulus SMA, dan lulus perguruan tinggi.
b) Status Perkawinan
Komposisi penduduk menurut status perkawinan dikelompokkan menjadi dua, yaitu sudah kawin
dan belum kawin. Berdasarkan angka perkawinan, jumlah kelahiran disuatu daerah pada waktu tertentu
dapat diprediksi.

3) Komposisi Penduduk Berdasarkan Kriteria Ekonomi


c) Jenis Mata Pencarian
Jenis mata pencarian antara lain pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/Polri, pedagang, buruh tani,
pemilik pertanian, wirausaha, dan pengusaha jasa. Berdasarkan pengelompokan tersebut, jenis mata
pencarian yang dominan dan tingkat kesejahteraan penduduk disuatu daerah dapat diketahui.
b) Pendapatan Penduduk
Tingkat kesejahteraan penduduk dapat dilihat dari pendapatan penduduk. Makin tinggi tingkat
pendapatan, maka penduduk makin sejahtera.

4) Komposisi Penduduk Berdasarkan Kriteria Geografis


Komposisi penduduk berdasarkan kriteria geografis disusun menurut wilayah tempat tinggal. Tempat
tinggal penduduk dapat dilihat menurut wilayah administrasi, seperti desa, kota, kecamatan, kabupaten,
provinsi, atau negara. Karakteristik penduduk diberbagai wilayah administrasi berbeda-beda, misalnya jumlah
dan penduduknya.
b. Kepadatan Penduduk
1. Kepadatan Penduduk Kasar
Kepadatan penduduk kasar menunjukkan banyaknya penduduk per satuan luas wilayah.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kepadatan penduduk kasar sebagai berikut.
Kepadatan penduduk kasar = Jumlah penduduk suatu wilayah (jiwa)

Luas wilayah (km² )


Contoh Soal :
Desa Girirejo berpenduduk 15.000 jiwa dengan luas wilayah 60 km² . Berapa kepadatan penduduk
kasar Desa Girirejo?
Jawaban:
Kepadatan penduduk kasar Desa Girirejo sebagai berikut.
= Jumlah penduduk suatu wilayah (jiwa)

Luas wilayah (km² )


= 15.000
= 250 juta/km²
60
Jadi, tiap 1 km² luas pertanian di Desa Girirejo terdapat penduduk sebanyak 250 jiwa.
2. Kepadatan Penduduk Fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis menunjukkan jumlah penduduk tiap kilometer persegi
lahan pertanian. Rumus yang digunakan untuk menghitung kepadatan penduduk fisiologis
sebagai berikut.
Kepadatan penduduk fisiologis = Jumlah penduduk suatu wilayah (jiwa)

Luas lahan petanian (km² )


Contoh Soal :
Desa Girimulyo berpenduduk 5.580 jiwa dengan luas lahan 165 km² . Dari lahan seluas itu,
90 km² berupa lahan pertanian. Berapa kepadatan penduduk fisiologis di Desa Girimulyo?
Jawaban:
Kepadatan penduduk fisiologis di Desa Girimulyo sebagai berikut.
= Jumlah penduduk suatu wilayah (jiwa)

Luas lahan pertanian (km² )


= 5.580
= 62 jiwa/ km²
90
Jadi, tiap 1 km² luas lahan pertanian di Desa Girimulyo terdapat penduduk sebanyak 62
jiwa.
3. Kepadatan Penduduk Agraris
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk yang bermata
pencarian petani di tiap kilometer persegi lahan pertanian. Rumus yang digunakan
untuk menghitung kepadatan penduduk agraris sebagai berikut.
Kepadatan penduduk agraris = Jumlah penduduk yang berkerja sebagai petani (jiwa)

Luas lahan petanian (km² )


Contoh Soal :
Desa Giritirto berpenduduk 6.400 jiwa. Sebanyak 4.340 jiwa diantaranya bermata pencarian
sebagai petani. Lahan pertanian di Desa Giritirto seluas 140 km² . Berapa kepadatan penduduk
agraris di Desa Giritirto?
Jawaban:
Kepadatan penduduk agraris di Desa Giritirto sebagai berikut.
= Jumlah penduduk yang berkerja sebagai petani (jiwa)

Luas lahan pertanian (km² )


= 4.340
= 31 jiwa/ km²
140
Jadi, tiap 1 km² luas lahan pertanian di Desa Giritirto terdapat 31 petani.
SEKIAN
TERIMA
KASIH!!

Anda mungkin juga menyukai