Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Mentari (2213034048)
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang sudah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga kami dari kelompok 5 bisa
menyusun makalah kelompok mata kuliah Demografi ini yang berjudul “Masih Tingginya
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Lampung Berpengaruh Pada Tingginya Nilai
Mortalitas” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
“Drs. Zulkarnain, M.Si” pada mata kuliah “Demografi”. Makalah ini juga memberikan
gambaran tentang dinamika penduduk Provinsi Lampung yang meliputi motalitas, terutama
AKI dan AKB. Mudah-mudahan makalah ini Band memberikan pengetahuan kepada kita
semua.
Kami pun menyadari masih banyak kekuarangan dalam menyusun makalah ini. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah menlong dan turut serta dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………….....
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………......
C. Tujuan Makalah………………………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………......
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi
selain fertilitas dan migrasi yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi
umur penduduk. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kematian
sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Indikator mortalitas yang
umum dipakai adalah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Apabila
AKI dan AKB tinggi disuatu daerah, maka derajat kesehatan warganya dianggap buruk. Di
Provinsi Lampung dekade 2015-2019 kasus AKI dan AKB masih tinggi. AKI sebesar 130
kematian dari 154.967 jumlah kelahiran hidup. Sedangkan AKB pernah mencapai 1097
kasus. Di Provinsi Lampung, setiap 1000 kelahiran hidup, 58 bayi dan balita meninggal yaitu
20 bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupan dan 38 meninggal sebelum mencapai usia 5
tahun (BAPPENAS dan UNICEF). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Provinsi Lampung ini masih dibawah target Sustainable Development Goals
(SDGs) 2030.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Bersumber dari rumusan permasalahan yang disusun diatas, maka tujuan dalam
penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Dengan data tersebut, secara tidak langsung Kepala Dinas Kesehatan mengakui,
masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi
Lampung.
Pada tahun 2015 diperkirakan 303.000 wanita di seluruh dunia meninggal akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian ini 99% terjadi pada negara-
negara yang berpenghasilan menengah, penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan yang
sebagian besar terjadi setelah persalinan, hipertensi selama kehamilan yang dapat
menyebabkan preeklampsia dan eklampsia, sepsis atau infeksi serta penyebab tidak langsung
seperti diabetes, malaria, Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan obesitas. Angka
Kematian Bayi (AKB) di dunia pada tahun 2016 diperkirakan 2,6 juta anak dibawah usia 5
tahun meninggal dunia. Sebagian besar dari kematian ini terjadi pada minggu pertama
kehidupan yang disebabkan oleh prematuritas, asfiksia akibat trauma pada saat lahir dan
sepsis neonatal (World Health Organization, 2018).
Penyebab tingginya kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia
sebagian besar disebabkan oleh tidak terlaksananya pemeriksaan continuity of care pada ibu
selain itu timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera ditangani. Melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur merupakan tindakan yang palling tepat dalam
mengidentifikasi secara dini sesuai dengan resiko yang dialami oleh ibu hamil (Saifuddin,
2011:20). World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia terdapat 216
kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
Jumlah total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia
sedangkan 1 2 di negara berkembang mencapai 239/100.000 kelahiran hidup, 20 kali lebih
tinggi dibandingkan negara maju. Negara berkembang menyumbang sekitar 90 % atau
302.000 dari seluruh total kematian ibu . Indonesia termasuk salah satu negara berkembang
sebagai penyumbang tertinggi angka kematian ibu di dunia. WHO memperkirakan di
Indonesia terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah
total kematian ibu sebesar 640. Angka ini sudah terjadi penurunan dari angka kematian ibu
menurut SDKI yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Provinsi Lampung pada tahun 2018 tercatat memiliki AKI sebesar 148 per 100.000
KH. Meskipun angka tersebut jauh dibandingkan nilai AKI nasional, tetapi nilai
AKI tersebut masih belum mencapai target yang ditetapkan pada SDGs.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung penyebab utama
kematian ibu adalah kejadian infeksi (37%), perdarahan (33%), hipertensi dalam
kehamilan (16%), gangguan sistem peredaran darah (6%) dan gangguan metabolik
(4%) (Dinkes Provinsi Lampung, 2019).
Gambar 3. Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Lampung
Berdasarkan data diatas, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) masih jauh dari harapan yang ingin dicapai. AKI dan AKB juga dipengaruhi dan
didorong dari berbagai faktor timbulnya risiko kematian maternal dan neonatal. Selain itu,
faktor penyebab lainnya adalah rendahnya pengetahuan ibu mengenai kehamilannya sehingga
memicu cakupan ANC menjadi kurang optimal. Kebanyakan ibu tidak mengetahui kondisi
kehamilannya secara menyeluruh karena terlalu pasif untuk menanyakan kondisinya pada
petugas kesehatan, hal ini dapat berdampak pada ibu yang jarang atau tidak pernah
memeriksakan kehamilannya tidak memenuhi cakupan nutrisi selama kehamilan yang
mengakibatkan anemia dalam kehamilan, pada saat persalinan mengalami perdarahan dan
menyebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR merupakan faktor penyumbang
terbesar angka kematian bayi. Perawatan bayi BBLR sangat memerlukan kecermatan karena
bayi yang baru lahir terutama dengan berat badan yang di bawah normal sangat rentan
terhadap masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian. BBLR sangat rentan
terhadap terjadinya hipotermi dan masalah fisiologis lainnya. Faktor yang menyebabkan
lahirnya BBLR adalah gizi ibu pada saat kehamilan, usia ibu, jarak kehamilan yang terlalu
dekat, penyakit hipertensi pada ibu hamil, penyakit jantung, gangguan pembuluh darah,
komplikasi kehamilan, dan kelainan kongenital (Manuaba, 2017).
C. Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Lampung
Saat ini, penurunan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi prioritas
program kesehatan di Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi
strategis untuk berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. Paradigma baru
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak yaitu dengan asuhan secara
berkesinambungan. Asuhan secara berkesinambungan diberikan agar kejadian AKI dan AKB
dapat ditekan karena komplikasi selama kehamilan sampai masa nifas terdeteksi sedini
mungkin (Kemenkes RI, 2015). Asuhan berkesinambungan adalah perawatan dengan
mengenal dan memahami ibu untuk menumbuhkan rasa saling percaya agar lebih mudah
dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu dengan memberikan
kenyamanan dan dukungan, tidak hanya kehamilan dan selama persalinan, tetapi juga setelah
persalinan dan kelahiran (Fraser dan Cooper, 2009).
Adapun peran bidan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi, yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif. Asuhan
komprehensif adalah asuhan yang saling berkesinambungan mulai dari kehamilan, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan KB yang berkualitas dari berbagai penyebab kematian
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan KB. Ini merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu dengan meningkatkan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih meningkat dari 66,7 persen pada tahun 2002 menjadi 77,34 persen pada
tahun 2009 (Susenas).
Upaya Pemerintah dalam mengatasi hal ini adalah dengan mengintegrasikan indikator
kesehatan ibu dan anak dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan. Selain
itu upaya komprehensif yang dilakukan untuk memperbaiki status kesehatan ibu dan anak
adalah dengan dilaksanakannya conditional cash transfer dengan sasaran keluarga miskin dan
rentan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Kegiatan PKH mencakup pendidikan
anak, kesehatan ibu dan balita, pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), mencakup pemenuhan fasilitas kesehatan dasar
dan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan terutama bidan untuk dapat memberikan
penanganan kesehatan anak, serta pelayanan bagi penyandang disabilitas dan lansia di atas 70
tahun (Kementerian PPN, 2017).
BAB III
A. Kesimpulan
Maka cara menurunkan angka kematian ibu dan bayi ini adalah dengan selain
mengandalkan peran bidan yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif,
adalah dengan mengintegrasikan indikator kesehatan ibu dan anak oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, R. P. (2021, September). LAPORAN . Retrieved September 20, 2022, from revisi-ratna
dewi puspita_FKMD_FK_Prop LAPORAN_1:
http://repository.lppm.unila.ac.id/36118/1/revisi-ratna%20dewi%20puspita
%20sari_FKMD_FK_Prop%20LAPORAN_1.pdf
umpri.ac.id. (2021, Juni). BAB I PENDAHULUAN . Retrieved September 25, 2022, from
umpri.ac.id: http://repository.umpri.ac.id/id/eprint/310/2/FILE%202.pdf
UNICEF. (2019). profil singkat: Provinsi Lampung. Retrieved September 20, 2022, from
profil singkat: Provinsi Lampung:
https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2019-06/Bahasa
%20Lampung%20lowres2.pdf
Warta9. (2021, Februari 12). Kematian Ibu dan anak masih tinggi, derajat kesehatan
Provinsi Lampung memprihatinkan. Retrieved Agustus 30, 2022, from
https://warta9.com/kematian-ibu-dan-anak-masih-tinggi-derajat-kesehatan-
masyarakat-lampung-memprihatinkan/#:~:text=Di%20Provinsi%20Lampung
%20dekade%202015,dari%20154.967%20jumlah%20kelahiran%20hidup.