Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DINAMIKA PENDUDUK (MORTALITAS) DAN PENGUKURANNYA

“MASIH TINGGINYA ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI PROVINSI


LAMPUNG BERPENGARUH PADA TINGGINYA NILAI MORTALITAS”

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Demografi

Dosen Pengampu:

Drs. Zulkarnain, M.Si.

Disusun Oleh :

Tika Wahyuni (2213034040)

Mentari (2213034048)

M. Ahsanul Khuluqin (2213034055)

Rendy Andrean Saputra (2213034056)

Sabila Zeliana Putri (2213034063)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang sudah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga kami dari kelompok 5 bisa
menyusun makalah kelompok mata kuliah Demografi ini yang berjudul “Masih Tingginya
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Lampung Berpengaruh Pada Tingginya Nilai
Mortalitas” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
“Drs. Zulkarnain, M.Si” pada mata kuliah “Demografi”. Makalah ini juga memberikan
gambaran tentang dinamika penduduk Provinsi Lampung yang meliputi motalitas, terutama
AKI dan AKB. Mudah-mudahan makalah ini Band memberikan pengetahuan kepada kita
semua.

Kami pun menyadari masih banyak kekuarangan dalam menyusun makalah ini. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah menlong dan turut serta dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Bandar Lampung, 29 Agustus 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………….....
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………......
C. Tujuan Makalah………………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………......

A. Tingkat Mortalitas di Provinsi Lampung………………………………………………………….....


B. Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Lampung…………………………..
C. Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Lampung…………………………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………...

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………....
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinamika Penduduk merupakan suatu proses bertambah atau berkurangnya jumlah


penduduk dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran
(Fertilitas), kematian (Mortalitas), dan perpindahan penduduk (Migrasi). Penduduk adalah
semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan
atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan dengan tujuan menetap,
terdiri atas beberapa suku bangsa, kebudayaan dan memiliki berbagai bahasa daerah.
Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
merilis data kependudukan semester II tahun 2021 pada tanggal 30 Desember 2021. Data
tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 273.879.750 jiwa. Angka
ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah penduduk sebanyak 2.529.861 jiwa
dibandingkan tahun 2020.

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi
selain fertilitas dan migrasi yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi
umur penduduk. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kematian
sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Indikator mortalitas yang
umum dipakai adalah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Apabila
AKI dan AKB tinggi disuatu daerah, maka derajat kesehatan warganya dianggap buruk. Di
Provinsi Lampung dekade 2015-2019 kasus AKI dan AKB masih tinggi. AKI sebesar 130
kematian dari 154.967 jumlah kelahiran hidup. Sedangkan AKB pernah mencapai 1097
kasus. Di Provinsi Lampung, setiap 1000 kelahiran hidup, 58 bayi dan balita meninggal yaitu
20 bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupan dan 38 meninggal sebelum mencapai usia 5
tahun (BAPPENAS dan UNICEF). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Provinsi Lampung ini masih dibawah target Sustainable Development Goals
(SDGs) 2030.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tingkat Mortalitas di Provinsi Lampung?


2. Apa Saja Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Lampung?
3. Apa Saja Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Lampung?

C. Tujuan Makalah

Bersumber dari rumusan permasalahan yang disusun diatas, maka tujuan dalam
penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Tingkat Mortalitas di Provinsi Lampung.


2. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi
Lampung.
3. Untuk Mengetahui Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Lampung.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tingkat Mortalitas di Provinsi Lampung

Mortalitas adalah ukuran kematian rata-rata dari penduduk dalam


suatu daerah atau wilayah tertentu dengan jumlah kematian akibat penyakit tertentu maupun
kematian alami. Mortalitas merupakan salah satu komponen penting
dalam kependudukan. Objek mortalitas ialah semua manusia di segala jenis umur di manapun
dan kapanpun. Penghitungan mortalitas terdiri atas beberapa jenis, seperti: angka kematian
bayi, angka kematian kasar, dan angka kematian menurut kelompok umur. Mortalitas secara
rinci diartikan sebagai jumlah kematian spesifik pada suatu populasi dengan skala besar suatu
populasi tiap dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian
tiap 1000 individu tiap tahun.

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa


menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup. Indikator mortalitas yang umum dipakai adalah angka kematian ibu
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Apabila AKI dan AKB tinggi disuatu daerah, maka
derajat kesehatan warganya dianggap buruk.

Provinsi Lampung memiliki laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2020-2021


sebesar 1,10% dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebesar 9.081.792 jiwa (BPS,
2021). Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menempatkan Tingginya Angka Kematian Ibu
dan Bayi menjadi isu pokok pembangunan kesehatan Provinsi Lampung 2020-2024. Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015 menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebesar
130 kematian dari 154.967 jumlah kelahiran hidup. Kasus itu jauh dari target MDGs dalam
menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup masih jauh untuk tercapai.
Sedangkan AKB pernah mencapai 1097 kasus. Di Provinsi Lampung, setiap 1000 kelahiran
hidup, 58 bayi dan balita meninggal yaitu 20 bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupan
dan 38 meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun (BAPPENAS dan UNICEF). Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Lampung ini masih
dibawah target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Gambar 1. Ketimpangan kesehatan ibu dan anak Provinsi Lampung

Sumber: UNICEF, 2019

Dengan data tersebut, secara tidak langsung Kepala Dinas Kesehatan mengakui,
masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi
Lampung.

Gambar 2. Kematian Ibu di Provinsi Lampung Tahun 2017-2018


Sumber: Dinkes Provinsi Lampung, 2019
B. Faktor Penyebab Terjadinya AKI dan AKB di Provinsi Lampung

Pada tahun 2015 diperkirakan 303.000 wanita di seluruh dunia meninggal akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian ini 99% terjadi pada negara-
negara yang berpenghasilan menengah, penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan yang
sebagian besar terjadi setelah persalinan, hipertensi selama kehamilan yang dapat
menyebabkan preeklampsia dan eklampsia, sepsis atau infeksi serta penyebab tidak langsung
seperti diabetes, malaria, Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan obesitas. Angka
Kematian Bayi (AKB) di dunia pada tahun 2016 diperkirakan 2,6 juta anak dibawah usia 5
tahun meninggal dunia. Sebagian besar dari kematian ini terjadi pada minggu pertama
kehidupan yang disebabkan oleh prematuritas, asfiksia akibat trauma pada saat lahir dan
sepsis neonatal (World Health Organization, 2018).

Penyebab tingginya kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia
sebagian besar disebabkan oleh tidak terlaksananya pemeriksaan continuity of care pada ibu
selain itu timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera ditangani. Melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur merupakan tindakan yang palling tepat dalam
mengidentifikasi secara dini sesuai dengan resiko yang dialami oleh ibu hamil (Saifuddin,
2011:20). World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia terdapat 216
kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
Jumlah total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia
sedangkan 1 2 di negara berkembang mencapai 239/100.000 kelahiran hidup, 20 kali lebih
tinggi dibandingkan negara maju. Negara berkembang menyumbang sekitar 90 % atau
302.000 dari seluruh total kematian ibu . Indonesia termasuk salah satu negara berkembang
sebagai penyumbang tertinggi angka kematian ibu di dunia. WHO memperkirakan di
Indonesia terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah
total kematian ibu sebesar 640. Angka ini sudah terjadi penurunan dari angka kematian ibu
menurut SDKI yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Provinsi Lampung pada tahun 2018 tercatat memiliki AKI sebesar 148 per 100.000
KH. Meskipun angka tersebut jauh dibandingkan nilai AKI nasional, tetapi nilai
AKI tersebut masih belum mencapai target yang ditetapkan pada SDGs.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung penyebab utama
kematian ibu adalah kejadian infeksi (37%), perdarahan (33%), hipertensi dalam
kehamilan (16%), gangguan sistem peredaran darah (6%) dan gangguan metabolik
(4%) (Dinkes Provinsi Lampung, 2019).
Gambar 3. Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Lampung

Sumber: Dinkes Provinsi Lampung, 2019

Sedangkan Kematian Bayi di Provinsi Lampung pada Tahun 2021 berjumlah 47


Kasus dari 17.340 Kelahiran hidup, setelah dikonversikan
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 1 per 1000 kelahiran hidup lebih
tinggi dibandingkan tahun sebelumnya di Tahun 2020 sebanyak 54
dengan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 3 per 1000 kelahiran hidup,
Tahun 2019 sebesar 1 per 1000 kelahiran hidup (23 kasus), Tahun 2018
sebesar 2 per 1000 (169 kasus) kelahiran hidup.

Berdasarkan data diatas, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) masih jauh dari harapan yang ingin dicapai. AKI dan AKB juga dipengaruhi dan
didorong dari berbagai faktor timbulnya risiko kematian maternal dan neonatal. Selain itu,
faktor penyebab lainnya adalah rendahnya pengetahuan ibu mengenai kehamilannya sehingga
memicu cakupan ANC menjadi kurang optimal. Kebanyakan ibu tidak mengetahui kondisi
kehamilannya secara menyeluruh karena terlalu pasif untuk menanyakan kondisinya pada
petugas kesehatan, hal ini dapat berdampak pada ibu yang jarang atau tidak pernah
memeriksakan kehamilannya tidak memenuhi cakupan nutrisi selama kehamilan yang
mengakibatkan anemia dalam kehamilan, pada saat persalinan mengalami perdarahan dan
menyebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR merupakan faktor penyumbang
terbesar angka kematian bayi. Perawatan bayi BBLR sangat memerlukan kecermatan karena
bayi yang baru lahir terutama dengan berat badan yang di bawah normal sangat rentan
terhadap masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian. BBLR sangat rentan
terhadap terjadinya hipotermi dan masalah fisiologis lainnya. Faktor yang menyebabkan
lahirnya BBLR adalah gizi ibu pada saat kehamilan, usia ibu, jarak kehamilan yang terlalu
dekat, penyakit hipertensi pada ibu hamil, penyakit jantung, gangguan pembuluh darah,
komplikasi kehamilan, dan kelainan kongenital (Manuaba, 2017).
C. Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Lampung

Saat ini, penurunan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi prioritas
program kesehatan di Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi
strategis untuk berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. Paradigma baru
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak yaitu dengan asuhan secara
berkesinambungan. Asuhan secara berkesinambungan diberikan agar kejadian AKI dan AKB
dapat ditekan karena komplikasi selama kehamilan sampai masa nifas terdeteksi sedini
mungkin (Kemenkes RI, 2015). Asuhan berkesinambungan adalah perawatan dengan
mengenal dan memahami ibu untuk menumbuhkan rasa saling percaya agar lebih mudah
dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu dengan memberikan
kenyamanan dan dukungan, tidak hanya kehamilan dan selama persalinan, tetapi juga setelah
persalinan dan kelahiran (Fraser dan Cooper, 2009).

Adapun peran bidan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi, yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif. Asuhan
komprehensif adalah asuhan yang saling berkesinambungan mulai dari kehamilan, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan KB yang berkualitas dari berbagai penyebab kematian
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan KB. Ini merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu dengan meningkatkan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih meningkat dari 66,7 persen pada tahun 2002 menjadi 77,34 persen pada
tahun 2009 (Susenas).

Upaya Pemerintah dalam mengatasi hal ini adalah dengan mengintegrasikan indikator
kesehatan ibu dan anak dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan. Selain
itu upaya komprehensif yang dilakukan untuk memperbaiki status kesehatan ibu dan anak
adalah dengan dilaksanakannya conditional cash transfer dengan sasaran keluarga miskin dan
rentan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Kegiatan PKH mencakup pendidikan
anak, kesehatan ibu dan balita, pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), mencakup pemenuhan fasilitas kesehatan dasar
dan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan terutama bidan untuk dapat memberikan
penanganan kesehatan anak, serta pelayanan bagi penyandang disabilitas dan lansia di atas 70
tahun (Kementerian PPN, 2017).
BAB III

A. Kesimpulan

Kepala Dinas Kesehatan mengakui, masih tingginya Angka Kematian Ibu


(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Lampung. Hal ini umumnya disebabkan
oleh BBLR, Asfiksia, Infeksi dan Pneumonia. Penyebab tidak langsung kematian bayi adalah
Hidrosepalus, cacat bawaan, tenggelam, TB Paru, Jantung dan dehidrasi serta beberapa
penyakit lainnya. Penyebab kematian utama kematian ibu adalah perdarahan, pre/eklamsia,
infeksi dan abortus. Penyebab dari BBLR itu sendiri adalah gizi ibu pada saat kehamilan, usia
ibu, jarak kehamilan yang terlalu dekat, penyakit hipertensi pada ibu hamil, penyakit jantung,
gangguan pembuluh darah, komplikasi kehamilan, dan kelainan kongenital.

Maka cara menurunkan angka kematian ibu dan bayi ini adalah dengan selain
mengandalkan peran bidan yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif,
adalah dengan mengintegrasikan indikator kesehatan ibu dan anak oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Lampung, B. P. (2022). Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Lampung. Retrieved Agustus


30, 2022, from Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Lampung:
https://lampung.bps.go.id/indicator/12/569/1/laju-pertumbuhan-penduduk.html

Sari, R. P. (2021, September). LAPORAN . Retrieved September 20, 2022, from revisi-ratna
dewi puspita_FKMD_FK_Prop LAPORAN_1:
http://repository.lppm.unila.ac.id/36118/1/revisi-ratna%20dewi%20puspita
%20sari_FKMD_FK_Prop%20LAPORAN_1.pdf

umpri.ac.id. (2021, Juni). BAB I PENDAHULUAN . Retrieved September 25, 2022, from
umpri.ac.id: http://repository.umpri.ac.id/id/eprint/310/2/FILE%202.pdf

UNICEF. (2019). profil singkat: Provinsi Lampung. Retrieved September 20, 2022, from
profil singkat: Provinsi Lampung:
https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2019-06/Bahasa
%20Lampung%20lowres2.pdf

Warta9. (2021, Februari 12). Kematian Ibu dan anak masih tinggi, derajat kesehatan
Provinsi Lampung memprihatinkan. Retrieved Agustus 30, 2022, from
https://warta9.com/kematian-ibu-dan-anak-masih-tinggi-derajat-kesehatan-
masyarakat-lampung-memprihatinkan/#:~:text=Di%20Provinsi%20Lampung
%20dekade%202015,dari%20154.967%20jumlah%20kelahiran%20hidup.

Anda mungkin juga menyukai