Anda di halaman 1dari 17

MORTALITAS DAN MORBIDITAS ANAK DAN IBU, DETEKSI DINI :

Ca Cerviks, Ca Mammae, IMS

MAKALAH INI DIBUAT GUNA UNTUK MEMENUHI TUGAS BKI


KESPRO DAN KB

KELAS BPI C 2019

KELOMPOK 4

1. Rahman Dani 1910502012


2. Dery Okpriansyah 1930502068
3. R.A Siti Khairunisa 1930502086

Dosen Pengampu : Rikas Saputra, M.Pd

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikankesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah tentang
MORTALITAS DAN MORBIDITAS ANAK DAN IBU, DETEKSI DINI :
Ca Cerviks, Ca Mammae, IMS ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan tugas Mata Kuliah BKI KESPRO DAN KB.

Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami
masih banyakkekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata
bahasa. Namun, kami tetapberharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat
kami harapkan dengan harapan sebagai masukan dalam perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan
terimakasih.

Palembang, 15 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Mortalitas dan Morbiditas.............................................................................3

a. Pengertian..................................................................................................3

b. Konsep.......................................................................................................3

c. Ukuran Morbiditas dan Mortalitas............................................................4

d. Sumber Data Mortalitas dan Morbiditas...................................................5

B. Deteksi Dini : Ca Serviks, Ca Mammae, IMS..................................................5

a. Pengertian......................................................................................................6

b. Jenis-Jenis.....................................................................................................6

c. Gejala dan Penyebab.....................................................................................9

d. Cara Mengobati dan Mencegah..................................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang, di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita
usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan, kematian dan saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa
puncak` produktivitasnya (Prawirohardjo, 2011).

Wanita mempunyai peranan yang sangat vital dalam pembangunan kehidupan


bangsa, salah satu peranannya sebagai penerus bangsa, pendamping suami dalam
keharmonisan rumah tangga, pendidik kedewasaan sikap mental anak dan
penunjang dalam meningkatkan pendapatan keluarga Untuk mendukung
keberlangsungan perannya, sudah selayaknyalah kesejahteraan wanita di
perhatikan, salah satu caranya yaitu dengan memperhatikan beberapa masalah
yang sedang dihadapi wanita saat ini yaitu tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
(Manuaba, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka


Kematian Ibu (AKI) di dunia 210/100.000 kelahiran hidup, AKI di negara
berkembang 230/100.000 kelahiran hidup dan AKI dinegara maju 16/100.000
kelahiran hidup. Data WHO angka kematian ibu (AKI) di dunia pada tahun 2015
adalah 216/100.000 kelahiran negara maju 16/100.000 kelahiran hidup. Data
WHO angka kematian ibu (AKI) di dunia pada tahun 2015 adalah 216/100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi di
bandingkan angka kematian ibu di negara maju yaitu 239/100.000 kelahiran hidup
sedangakan di negara maju hanya 12/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
(WHO, 2015).

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia
angka kematian ibu (AKI) merupakan angka tertinggi dibandingkan negara-
negara ASEAN lainnya. Berdasarkan Survei Demografis Kesehatan Indonesia

1
(SDKI) pada tahun 2016 mengatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) di
indonesia mencapai 235/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2016). AKB di
Indonesia pada tahun 2015 berdasarkan survei penduduk antar sensus (SUPAS)
menjadi 22/1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2017, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2017).

Deteksi dini adalah suatu upaya untuk mengenali kondisi gangguan, terlebih
gejala dan faktor atau pencetus yang bisa membuat kondisi menjadi tidak sehat
(terganggu) secara dini. Ca Cerviks atau kanker serviks yang merupakan salah
satu penyakit yang berbahaya yang banyak menyebabkan kematian pada wanita.
Ca mammae atau kanker payudara juga merupakan salah satu penyakit yang
berbahaya setelah kanker serviks, kanker payudara ini dapat disembuhkan apabila
pengidap kanker payudara mengetahui penyakitnya ini sebelum stadium lanjut.
Dan yang terakhir yaitu IMS (Infeksi Menular Seksual) yang merupakan penyakit
yang dikenal sebagai salah satu akibat yang diakibatkan karena aktivitas seksual
yang tidak sehat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Mortalitas dan Morbiditas?


2. Apa saja konsep Mortalitas dan Morbiditas?
3. Bagaimana Ukuran Mortalitas dan Morbiditas?
4. Apa saja sumber data Mortalitas dan Morbiditas?
5. Apa yang dimaksud dengan Ca Serviks, Ca Mammae, dan IMS?
6. Apa saja jenis dari Ca Serviks, Ca Mammae, dan IMS?
7. Apa saja gejala dari Ca Serviks, Ca Mammae, dan IMS?
8. Bagaimana cara mengobati Ca Serviks, Ca Mammae, dan IMS?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mortalitas dan Morbiditas

a. Pengertian

a) Mortalitas
Mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk,
tentunya mortalitas/kematian hanya terjadi satu kali kepada setiap orang.
Meskipun demikian, seiring dengan semakin majunya ilmu kedokteran, terkadang
sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup secara klinik. Mortalitas atau
kematian merupakan keadaan hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen yang dapat terjadi setiap setelah kelahiran hidup (world health
organization).
b) Morbiditas
Morbiditas adalah peristiwa sakit atau kesakitan. Dalam arti luas tidak
terbatas pada statistik tentang peristiwa-peristiwa tersebut, tetapi juga faktor yang
mempengaruhinya (determinant factors), seperti faktor sosial, ekonomi, dan
budaya. Pengukuran morbiditas jauh lebih sulit dibandingkan dengan pengukuran
mortalitas, masalah definisi dan klasifikasi (jenis dan lama sakit).

b. Konsep

a) Mortalitas
Menurut konsepnya, terdapat 3 konsep keadaan vital yang masing-masing
bersifat “mutuallyexclusive”(keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersamaan
dengan salah satu keadaan lainnya). Tiga keadaan tersebut adalah, live birth, fetal
death, and death.
Menurut perserkatan bangsa-bangsa (pbb dan who), definisi dari ketiga hal
tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Lahir Hidup (live birth), adalah peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim
seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan, dan setelah
perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernapas dan mempunyai tanda-

3
tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusar atau gerakan-
gerakan otot tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.
2. Lahir Mati (fetal death), adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda
kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari
rahim ibunya. Dari definisi mati dan hidup diatas maka lahir mati tidak
dimasukkan dalam pengertian mati maupun hidup. Dibedakan atas 3 kejadian,
yaitu : Stillbirth (late fetal death), keguguran, aborsi.
3. Mati (death), adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Menurut
definisi tersebut, keadaan “mati” hanya bisa terjadi sesudah terjadi kelahiran
hidup. Oleh karena itu, keadaan mati selalu didahului dengan keadaan hidup,
dengan kata lain mati tidak pernah ada kalau tidak ada hidup, sedangkan hidup
selalu dimulai dengan lahir hidup.

Sesuai dengan definisi WHO dan PBB tersebut, dapat disimpulkan bahwa mati
adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Sementara itu, penyakit atau
kesakitan didefinisikan sebagai penyimpangan dari keadaan kesehatan yang
normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan mental.

b) Morbiditas
1. Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar
dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan
2. Kematian baru lahir (neo natal death), kematian bayi sebelum berumur satu
bulan tetapi kurang dari satu tahun
3. Kematian lepas baru lahir (post neo natal death), kematian bayi setelah
berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun
4. Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga
berumur kurang dari satu tahun.

c. Ukuran Morbiditas dan Mortalitas

Digunakan sebagai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat


kesakitan dan kematian suatu komunitas penduduk. Dua ukuran yang umum
digunakan adalah satuan angka (rate) dan rasio (ratio). Tetapi kadang kala dipakai

4
pula ukuran lainnya yang berupa “persentase” intinya, persentase adalah suatu
rasio hanya saja persentase pembilanganya merupakan bagian dari penyebut.
Dalam menyatakan angka, rasio, atau persentase, perlu dijelaskan populasi
golongan mana yang mempunyai resiko. Dalam hal ini harus jelas kapan(waktu
berlakunya ukuran tersebut) , siapa(ukuran untuk populasi yang mana) dan
apa(ukuran untuk kejadian apa).

d. Sumber Data Mortalitas dan Morbiditas

a. Sumber data mortalitas diperoleh dari :


1. Sistem Registrasi Vital, sistem yang mencatat kejadian kematian
segera setelah peristiwa kematian tersebut terjadi dari waktu ke waktu.
2. Sensus Penduduk dan Survey, kejadian kematian dicatat sekian lama
peristiwa kematian itu terjadi. Data digolongkan menjadi 2 bentuk :
bentuk langsung (direct mortality data) dan bentuk tidak langsung
(indirect mortality data).
b. Sumber data morbiditas
1. Sumber data dan laporan penyakit menular
2. Catatan klinis dan catatan medis rumah sakit
3. Data dan catatan dari organisasi managed care
4. Perunutan pencatatan dan registrasi
5. Registrasi
6. Perunutan pencatatan dan komputerisasi
7. Survei status kesehatan dan penyakit.

B. Deteksi Dini : Ca Serviks, Ca Mammae, IMS

Deteksi Dini adalah sebuah proses pengungkapan akan adanya


kemungkinan mengidap suatu penyakit. Untuk menghindari terjadinya sakit, maka
perlu upaya sedini mungkin untuk mengenal kondisi, maka dari itu harap
diketahui faktor-faktor yang menimbulkan gangguan dan gejala-gejalanya sebagai
bentuk deteksi diagnosis. Deteksi yang biasa dilakukan ialah mengenali gejala-
gejala abnormalitas (ketidakwajaran) pada suatu penyakit. Pendekatan diagnosis
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekalutan yang lebih parah yang dapat
merusak kepribadian. Hal tersebut dapat membantu individu dalam

5
mengembangkan cara berfikir, cara berperasaan, dan cara berperilaku yang baik
dan benar, sehingga eksistensi seseorang bisa diterima dan diakui dalam
lingkungan sosial nya sebagai sosok insan yang sehat secara sempurna.

a. Pengertian

a) Ca Serviks
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim.
Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika
sudah memasuki stadium lanjut. Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi kanker
serviks sejak dini sebelum timbul masalah serius.
Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina.
Fungsinya adalah untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan
sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Serviks juga berfungsi
melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar.
b) Ca Mammae
Kanker Payudara merupakan kanker dengan jumlah kasus terbanyak dan
menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker, karena sebagian besar
pengidap kanker payudara datang dan berobat pada stadium lanjut. Padahal jika
diketahui sejak dini dan segera diterapi, sebetulnya kanker ini dapat disembuhkan.
c) IMS (Infeksi Menular Seksual)
IMS merupakan masalah kesehatan dunia termasuk indonesia bahkan
mengalami peningkatan yang pesat terutama di negara-negara berkembang
dengan penyebarannya yang sulit ditelusuri sumbernya. Untuk menurunkan resiko
terjadinya IMS dan komplikasinya menjadi kasus seperti munculnya HIV/AIDS,
perlu sekiranya deteksi dini untuk mencegah terutama pada kelompok yang
beresiko tinggi seperti PSK. Deteksi dini IMS dapat dilakukan dengan cara
memberikan penjelasan pentingnya pemeriksaan IMS, karena melalui tes tersebut
dapat mengetahui kondisi kesehatan organ genetik, memberikan penyuluhan
kesehatan tentang IMS, serta memberikan motivasi pencegahan IMS.

b. Jenis-Jenis

a) Ca Serviks
Kanker serviks terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

6
1. Karsinoma sel skuamosa (KSS)
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker serviks yang paling sering
terjadi. KSS bermula di sel skuamosa serviks, yaitu sel yang melapisi bagian
luar leher rahim.
2. Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah jenis kanker serviks yang bermula di sel kelenjar
pada saluran leher rahim. Meski jarang terjadi, kedua jenis kanker serviks di
atas dapat terjadi secara bersamaan. Kanker juga bisa terjadi pada sel leher
rahim selain sel skuamosa atau sel kelenjar, tetapi hal ini sangat jarang
terjadi.
b) Ca Mamme

Kanker payudara terbagi dalam banyak jenis, empat di antaranya yang sering
terjadi adalah:

1. Ductal carcinoma in situ


Ductal carcinoma in situ (DCIS) tumbuh di saluran air susu tetapi tidak
menyebar ke jaringan sekitarnya. DCIS termasuk kanker stadium awal yang
mudah diobati. Namun, DCIS bisa menyebar ke jaringan di sekitarnya jika
tidak segera ditangani.
2. Lobular carcinoma in situ
Lobular carcinoma in situ (LCIS) adalah kanker yang tumbuh di kelenjar
penghasil air susu. Sama seperti ductal carcinoma in situ, jenis kanker ini
tidak menyebar ke jaringan sekitarnya. Akan tetapi, LCIS di salah satu
payudara dapat meningkatkan risiko terbentuknya kanker di kedua payudara.
3. Invasive ductal carcinoma
Invasive ductal carcinoma (IDC) tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke
jaringan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. IDC
terjadi pada 70–80% kasus kanker payudara.
4. Invasive lobular carcinoma
Invasive lobular carcinoma (ILC) adalah kanker yang awalnya tumbuh di
kelenjar air susu, tapi kemudian menyebar ke jaringan di sekitarnya. Kanker
jenis ini juga bisa menyebar melalui darah dan saluran getah bening menuju
ke bagian tubuh lain. ILC terjadi pada 10% kasus kanker payudara.

7
c) IMS
Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur,
dan parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:
1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga
dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin
atau mulut. Melalui luka inilah penularan akan terjadi.
2. Gonore
Gonore, yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari penis
atau vagina dan rasa nyeri ketika buang air kecil. Bakteri penyebab gonore
juga dapat menimbulkan infeksi di bagian tubuh lain, jika terjadi kontak
dengan sperma atau cairan vagina.
3. Human papillomavirus (HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama,
yaitu HPV. Virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker
serviks pada perempuan. Gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak
khas bahkan tak bergejala. Penularan HPV terjadi melalui kontak langsung
atau melakukan hubungan seksual dengan penderita.
4. Infeksi HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi
melalui hubungan seks tanpa kondom, berbagi penggunaan alat suntik,
transfusi darah, atau saat persalinan.
5. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan
pada pria, menyerang saluran keluar urine di penis. Penularan dapat terjadi
dari luka pada area kelamin.
6. Trikomoniasis

8
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.
Penyakit trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah
tidak menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar
menularkan penyakit ini ke pasangan seksualnya.
7. Hepatitis B dan hepatitis C
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan
gangguan hati kronis hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah
atau cairan tubuh penderita. Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa
menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama dan transplantasi organ.
8. Tinea cruris
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di
sekitar alat kelamin, paha bagian dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai
dengan ruam merah yang terasa gatal pada kulit yang terinfeksi.
Penularannya adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau
menyentuh benda yang telah terinfeksi.
9. Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini bersifat tidak aktif
atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya
terjadi melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.
10. Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida. Candidiasis ditandai dengan
ruam atau lepuhan yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama
seperti infeksi menular seksual lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi
melalui hubungan seksual dengan penderita.
11. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis. Kondisi ini ditandai
dengan munculnya benjolan dan luka di selangkangan, penis, anus, atau di
skrotum.

c. Gejala dan Penyebab

a) Ca Serviks

9
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau
mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak
terkendali sehingga membentuk sel kanker.
Belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan pada gen tersebut.
Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan infeksi HPV.
b) Ca Mamme
Kanker payudara seringkali sulit terdeteksi di tahap awal karena ukurannya
yang kecil. Benjolan baru dapat teraba jika ukurannya cukup besar. Meski
demikian, tidak semua benjolan di payudara berarti kanker. Oleh karena itu,
pemeriksaan penting dilakukan guna memastikan apakah benjolan tersebut kanker
atau bukan.
Belum diketahui apa yang menyebabkan sel kanker tumbuh di payudara.
Tetapi, ada sejumlah faktor yang bisa membuat seseorang berisiko terkena
penyakit ini, di antaranya memiliki berat badan berlebih, menstruasi terlalu muda,
dan memiliki kebiasaan merokok.
c) IMS
1. Bakteri
Bakteri Neisseria gonorrhoeae menyebabkan penyakit gonore, bakteri
Chlamydia trachomatis menyebabkan penyakit klamidia, bakteri Treponema
pallidum menyebabkan penyakit sifilis, dll.
2. Virus
Infeksi virus human immunedeficiency virus (HIV) menyebabkan penyakit
HIV/AIDS, herpes simplex virus (HSV) menyebabkan penyakit herpes,
human papilloma virus (HPV) menyebabkan penyakit kutil kelamin, dan
virus hepatitis menyebabkan penyakit hepatitis.
3. Protozoa
Infeksi protozoa Trichomonas vaginalis menyebabkan penyakit
trikomoniasis.
4. Jamur
Infeksi jamur Candida albicans menyebabkan penyakit kandidiasis.
5. Parasit

10
Infeksi parasit Phthirus pubis menyebabkan penyakit pedikulosis pubis dan
Sarcoptes scabiei menyebabkan penyakit skabies.

d. Cara Mengobati dan Mencegah

a) Ca Serviks
Pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium kanker yang dialami
pasien dan kondisi kesehatannya. Tindakan yang dilakukan dokter meliputi
kemoterapi, radioterapi, bedah, atau kombinasi dari ketiganya.
Peluang penderita kanker serviks untuk sembuh akan lebih besar jika kondisi
ini terdeteksi sejak dini. Oleh sebab itu, setiap wanita disarankan untuk menjalani
skrining kanker serviks secara berkala sejak usia 21 tahun atau sejak menikah.
Selain itu, pencegahan infeksi HPV yang dapat memicu kanker ini juga dapat
dilakukan dengan vaksin sejak usia 10 tahun.
b) Ca Mamme
Kanker payudara bisa diobati dengan beberapa cara, tergantung kepada
kondisi penderita dan jenis kanker payudara itu sendiri. Upaya pengobatan itu
meliputi:
1. Terapi radiasi
2. Terapi hormon
3. Kemoterapi
4. Prosedur bedah
Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara
secara mandiri atau pemeriksaan oleh petugas medis. Pemeriksaan harus
dilakukan secara rutin bila Anda berisiko terserang kanker payudara. Selain itu,
disarankan untuk berolahraga secara rutin dan tidak mengonsumsi minuman
beralkohol.
c) IMS
Langkah utama pencegahan penyakit menular seksual adalah menerapkan
perilaku seks yang aman, yaitu menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti
pasangan seksual.
Selain itu, ada beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan,
yaitu:
1. Kenali pasangan seksual masing-masing.

11
2. Lakukan vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B.
3. Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum
suntik.
4. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, khususnya yang berkaitan
dengan organ reproduksi.
5. Pria bisa melakukan sunat untuk mengurangi risiko terkena penyakit
menular seksual.
Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks
hingga penyakit dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk
mencegah penularan penyakit kepada pasangan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak merupakan masalah besar bagi suatu
Negara karena kesehatan ibu hamil dan bersalin dikategorikan sebagai salah satu
penentu kesehatan bayi kedepannya. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) termasuk indikator penting yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir yang berkualitas. AKI di Indonesia belum menunjukkan penurunan yang
cukup berarti dan masih tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya.

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang sama berbahaya nya
dengan kanker payudara. Indonesia sendiri menempati posisi 3 terbesar dengan
jumlah penderita terbanyak. Dimana Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi
dengan jumlah tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya. Padahal kanker
serviks dapat dicegah sejak metode, yaitu imunisasi dini dengan 3 Human
Pappiloma Virus, Pap Smear dan Inspeksi Visual Asam Asetat.

Kanker Payudara merupakan kanker dengan jumlah kasus terbanyak dan


menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker, karena sebagian besar
pengidap kanker payudara datang dan berobat pada stadium lanjut. Padahal jika
diketahui sejak dini dan segera diterapi, sebetulnya kanker ini dapat disembuhkan.

12
IMS merupakan penyakit akibat aktivitas seksual yang tidak sehat. IMS lebih
beresiko apabila melakukan hubungan dengan berganti-ganti pasangan yang dapat
ditularkan baik melalui oral, vagina maupun anal. Dampak yang paling
mengkhawatirkan adalah resiko peningkatan angka kejadian HIV/AIDS.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/41663610/
MAKALAH_MORBIDITAS_DAN_MORTALITAS
https:/ /kanker-serviks
https:/ /kanker-payudara
https:/ /penyakit-menular-seksual-pms

14

Anda mungkin juga menyukai