Anda di halaman 1dari 18

Makalah

“IDENTIFIKASI MASALAH KEBIDANAN”

Disusun Oleh :

Nama : Erla Widiawati

Nim : 201802016

Prodi : TK II KEBIDANAN

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN AKKES SAPTA BAKTI BENGKULU

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan
inayahnya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan
ridhonya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
rencana. Makalah ini kami beri judul “Identifikas masalah kebidanan ” dengan tujuan untuk
mengetahui definisi dan masalah kebidanan..

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Revolusi
Akbar Nabi Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu
memberikan syafa’at kelak di hari kiamat.

Selanjutnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dita selvianti SST,M.kes
selaku dosen pengajar mata kuliah Askeb Komunitas, yang telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini hingga selesai.

Kami mohon ma’af yang sebesar-besarrnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan didalamnya.

            Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya
kesempurnaan makalah selanjutnya.

            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amiiin...

Wassalamualaikum Wr. Wb.                                 

Bengkulu, 02 april 20

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................

Daftar Isi ................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................


B. Rumusan Masalah ..........................
C. Tujuan .............................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah Kebidanan Dikomunitas .........................................
B. Kematian Maternal dan Perinatal.........................................
C. Kehamilan Remaja................................................................
D. Unsafe Abortion ..................................................................
E. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) .......................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................
B. Saran ........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari Pembangunan Nasional
yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta
sejahtera lahir batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai
derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sehat
akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karena itu pembangunan
kesehatan menempati peran penting dalam Pembangunan Nasional.
Masalah kerusakan lingkungan hidup manusia di bumi telah diketahui secara umum
dan data memberikan dampak kerugian bagi kesehatan ibu dan bayi sehingga dapat
mengakibatkan kematian. Masalah kebidanan komnuitas trdiri dari identifikasi kematian ibu
dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan.
Pada makalah ini juga menjelaskan identifikasi masalah kebidanan komunitas yang
ada di masyarakat dengan baik dan benar. Hal ini sangat penting bagi bidan dalam
memberikan pelayanan yang komprehensip dan menyeluruh dari semua area lapisan
masyarakat sehingga kita dapat mengetahui betapa dibutuhkannya pelayanan kebidanan
yang dilakukan komunitif oleh bidan karena akan banyak membawa pengaruh positif dan
mengurangi adanya intervensi yang tidak perlu.

B.     Rumusan Masalah


Apa pengertian masalah kebidanan komunitas?

C.     Tujuan Penulisan


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Komunitas

D. Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui apa pengertian masalah kebidanan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Masalah Kebidanan di Komunitas


Masalah kerusakan lingkungan hidup manusia di bumi telah diketahui secara umum
dan berdampak merugikan kesehatan ibu dan bayi sehingga mengakibatkan kematian.
Masalah kebidanan komunitas terdiri dari kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe
abortion, berat badan lahir rendah, (BBLR).
Menurut McCharty dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan
bahwa peran determinan sebagai landasan yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab
langsung dan tidak langsung dari identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja,
unsafe abortion, BBLR, yang ada dikomunitas. Faktor determinan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Determinan proksi/hasil
a. Kejadian kehamilan
b. Komplikasi kehamilan dan persalinan (perdarahan, infeksi, eklampsia, partus
macet, rupture, uteri)
c. Kematian, kecacatan
2.      Determinan antara /intermediat
a. Status kesehatan (gizi, infeksi penyakit kronis, riwayat komplikasi)
b. Status reproduksi (usia paritas, status perkawinan)
c. Akses terhadap pelayanan kesehatan (lokasi pelayanan kesehatan,keluarga
berencana, ANC, pelayanan obstetric, jangkauan pelayanan, kualitas pelayanan,
akses informasi pelayanan kesehatan)
d. Perilaku sehat (penggunaan KB, pemeriksaan ANC, dan penolong persalinan)
e.Faktor-faktor yang tidak diketahui /tidak terduga.
3. Determinan kontekstual
a. Status wanita dalam keluarga dan masyarakat (pendidikan, pekerjaan,
penghasilan,keberdayaan)
b.Status keluarga dan masyarakat (pendidikan,pekerjaan, penghasilan, keberdayaan)
c.Status keluarga dan masyarakat (penghasilan), kepemilikan, pendidikan, dan
pekerjaan anggota rumah tangga)
d.Status masyarakat

B.      Kematian Maternal dan Perinatal


Sejak kehamilan pertama manusia, mereka mengarahkan diri pada keterampilan
menolong persalinan. Salah satu bentuk kepedulian dunia terhadap tingginya angka
kematian ibu di seluruh dunia melalui WHO dan UNICEF (1978) melaksanakan pertemuan
dan mencanangkan primary health care dan health for all by the years 2000. Diperkirakan
terjadi kematian sekitar 560.000-585.000 orang setiap tahunnya dengan tekanan terbesar di
negara berkembang. Sebagian besar kematian maternal masih dapat dihindari jika
pertolongan pertama dapat dilakukan dengan memuaskan. Kematian maternal merupakan
masalah yang kompleks karena berkaitan dengan penyebab antara dan penyebab tidak
langsung.
Penyebab kematian antara lain sebagai berikut:
a.    Kesanggupan memberi pelayanan gawatdarurat
b.    Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status social ekonomi.
c.  Kebodohan dan kemiskinan sehingga masih tetap berorientasi pada pelayanan
tradisional.
d.    Penerimaan gerakan keluarga berencana kurang nyata menurunkan angaka kematian
ibu (AKI)
e.     Masalah perilaku seksual sehingga terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki dan
melakukan terminasi yang tidak adekuat.

Penyebab kematian tidak langsung, yaitu sebagai berikut :


a.      Rendahnya status perempuan Indonesia.
b.     Wanita melaksanakan pekerjaan yang berat sekalipun sedang hamil tua karena ikut
menunjang kebutuhan social ekonomi keluarga.
c.  Budaya komunal, ketika dalam kondisi krtis masih diperlukan persetujuan kepala
keluarga, kepala desa, orang yang disegani, sehingga terlambat untuk mengambil
keputusan.
Obstetri social menetapkan arahnya pada upaya promotif dan preventif dalam bidang
obstetri sehingga lebih mengkhususkan pada upaya meniadakan sebanyak mungkin
penyebab kematian antara dan langsung.
Penyebab kematian perinatal sebagian besar berkaitan dengan penyebab kematian
maternal, diantaranya trias kematian perinatal, yaitu trauma persalinan, infeksi dan
perdarahan, asfiksia saat persalinan, persalinan premature.
Upaya menurunkan AKI dan AKP :
a.       Mendekatkan pelayanan dimasyarakat dengan menempatkan bidan di desa.
b.      Meningkatakan penerimaan KB sehingga ibu hamil makin berkurang dan komplikasi
makin menurun.
c.       Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d.      Menyebarkan keberadaan ahli obstetric ginekologi yang berorientasi pada aspek
sosialnya.
e.       Meningkatakan upaya rujukan, sehingga diterima dipusat pelayanan kesehatan dalam
keadaan masih optimal.
Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ibu disebut Making
Pregnancy Safer (MPS), yang mengandung 3 pesan kunci, yaitu:
a.       Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih
b.      Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
(memadai)
c.       Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI, yaitu;


a.  Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan, meliputi:
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2) Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar.
3)Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi.
4)Pemantapan kerjasama lintas program dan sector
b.  Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program
c.Sosialisasi dan advokasi.
C.      Kehamilan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan/ masa transisi/ masa pancaroba yang
penuh gejolak, yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa
menjadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri
tidak/ belum diinginkan.
Retna, Eny dalam buku ajarnya menyebutkan Kehamilan remaja adalah kehamilan
yang terjadi pada remaja yang merupakan akibat dari perilaku seksual baik disengaja (sudah
menikah) maupun tidak disengaja (belum menikah).
Beberapa hal yang mengakibatkan kehamilan remaja :
a.       Kurangnya peran orang tua dalam keluarga.
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental
dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman di dalam keluarganya akan
cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka
melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif
sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap orang tuanya.
b.      Kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga terhadap remaja.
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di
Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia anatara 15-24 tahun,
katergori masyarakat umum dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah.
Didapatkan informasi bahwa sekita 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari
film porno. Dan hanya 5% yang mendapatinformasi tentang seks dari orang tua.
Dari berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa perlunya pendidikan seks yang
diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari
tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap si anak.
Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua-anak dapat berperan penting bagi
pemantauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orang tua dapat
memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya, batas mereka boleh
bermesraan dan apa konsekuensinya kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan
membuta mereka merasa lebih bertanggung jawab.
Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru tidan
menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umunya dilakukan oleh mereka yang “back
street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan kedua orang tua yang kurang akrab atau
kaku.
c.       Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan
informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasaridengan perkembangan
mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang
salah sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama
yang berlaku.
Arus informasi menuju globalisai mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang makin
menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi. Akibatnya terjadi
peningkatan kehamilan yang tidak dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan seksual.
Berikut ini dalah dampak kehamilan remaja:
a. Factor psikologis yang belum matur
1).Alat reproduksinya belumsiap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan
berbagai komplikasi
2).Remaja berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami putus sekolah
sementara atau seterusnya, dan dapat kehilangan pekerjaan yang baru dirintisnya
3).Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau
lingkungan masyarakat.
4).Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri
5).Mungkin kehamilannya disertai dengan kecanduan obat-obatan, merokok, atau
minuman keras.
b. Factor fisik
1).Mungkin kehamilan ini tidak diketahui siapa ayah sebenarnya
Kehamilan dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga memerlukan
pemeriksaan extra yang lebih lengkap
2).Tumbuh kembang janin dalam rahim yang belum matur dapat menimbukan
abortus, persalinan premature, dan dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah
lama didertanya
3).Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif
4).Hasil janin mengalami kelainan kongenital kongenital atau berat badan lahir
rendah
5).Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi
dibandingkan dengan usia reproduksi sehat (20-35).
Fungsi seksual ,yaitu untuk prokreasi (mendapatkan keturunan),rekreasi (untuk
kenikmatan), relasi (hubungan kekeluargaan), dan bersifat institusi (kewajiban suami untuk
istrinya). Hubungan seksual remaja merupakan masalah besar dalam disiplin ilmu
kedokteran. Langkah-langkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum terjadi kehamilan
1).Menjaga kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan seksual yang
bersih dan aman.
2).Menghindari multipartner (umumnya sulit dihindari)
3).Menggunakan alat kontrasepsi, diantaranya kondom, pil, dan suntikan sehingga
terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan.
4).Memberi pendidikan seksual sejak dini
5).Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME sesuai dengan ajaran agama
masing-masing
6).Segera setelah hubungan seksual menggunakan KB darurat penginduksi haid atau
misoprostol dan lainnya.
b.Setelah terjadi kehamilan. Setelah terjadi konsepsi sampai nidasi, persoalannya makin sulit
karena secara fisik hasil konsepsi dan nidasi mempunyai beberapa ketetapan sebagai
berikut :
1). Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai hak untuk hidup dan mendapat
perlindungan.
2). Hasil konsepsi dan nidasi merupakan zigot yang mempunyai potensi  untuk hidup.
3).Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang mengandung.
4).Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat karena potensinya
untuk tumbuh kembang menjadi generasi yang didambakan setiap keluarga.
Berdasarkan pertimbangan tersebut langkah yang dapat diambil antara lain adalah
sebagai berikut :
a.Membiarkan tumbuh-kembang janin sampai lahir, sekalipun tanpa ayah yang jelas dan
selanjutnya menjadi tanggung jawab negara. Pasangan dinikahkan sehingga bayi yang lahir
mempunyai keluarga yang sah.
b.Di lingkugan negara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah, pihak perempuan
memeliharanya sebagai anak secara lazim
c.Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai teknik sehingga keselamatan
remaja dapat terjamin untuk menyonsong kehidupan yang normal sebagaimana mestinya.
Undang-undang kesehatan yang mengatur gugur kandungan secara legal, yaitu no. 23
Tahun 1992.
Persoalan selanjutnya adalah menghndari kehamilan yang berluang dengan
meningkatkan budi pekerti dan aktivitas yang tidak bermanfaat. Jika hal tersebut tidak
mugkin dilakukan, gunakan KB remaja dengan resiko yang paling ringan

D.      Unsafe Abortion (Praktik Aborsi yang Tidak Aman)


Di Indonesia  diperkirakan 2-2,5 juta kasus aborsi terjadi setiap tahunnya Sebagian
besar masih dilakukan secara tersembunyi sehingga menimbulkan berbagai bentuk
komplikasi ringan sampai meninggal dunia. Meskipun UU Kesehatan No. 23 tahun 1992
telah di tetapakan, masih sulit untuk dapat memenuhi syaratnya. Pelaksanaan gugur
kandung yang lebih liberal akan dapat meningkatkan sumber daya manusia karena setiap
keluarga dapat merencanakan kehamilan pada saat yang optimal. Akibat beratnya syarat
yang harus dipenuhi dari UU Kesehatan No.23 tahun 1992, masyarakat yang memerlukan
terminasi kehamialan akhirnya mencarai jalan pintas dengan bantuan dukun yang berisiko
tinggi, tidak bersih dan tidak aman.
Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan
tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman
sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien. Unsafe abortion adalah prosedur
penghentian kehamilan oleh tenaga kurang terampil (tenaga medis/non medis), alat tidak
memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan (WHO, 1998).
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan
kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti
korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan
dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut
calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa
memperhatikan resikonya.
Upaya promotif dan prefentif pada remaja dengan memberi pendidikan seks yang
sehat, termasuk menghindari kehamilan, meneyediakan metode KB khusus untuk remaja,
memberi penjelasan tentang KB darurat, dan meneyediakan sarana terminasi kehamilan.
a. Alasan Wanita Tidak Menginginkan Kehamilannya
1).Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
2). Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
3)Kehamilan di luar nikah.
4).Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
5).Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan
6). Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan
7).Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.
b. Ciri – Ciri Unsafe Abortion
1).Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis
2).Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
3).Kurangnya fasilitas dan sarana
4). Status illegal
c. Dampak
1). Dampak sosial
 Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi – sembunyi
2). Dampak kesehatan
Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi
3).Dampak psikologis
Trauma
d.Peran Bidan Dalam Mencegah Unsafe Abortion
1).Sex education
2).Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan
3).Peningkatan sumber daya manusia
4).Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.
e.Aborsi Dilakukan Aman Apabila :
1).Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar-benar terlatih dan berpengalaman
melakukan aborsi
2).Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak
3).Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus steril
atau tidak trcemar kuman dan bakteri
4).Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat haid.

E.      Berat Badan Lahir Rendah (BBRL)


Istilah premature telah diganti menjadi berat badan lahir rendah (BBLR) oleh WHO
sejak 1960, hal ini karena tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada  waktu lahir adalah bayi yang premature (Budjang R.F.,1999). Pada kongres European
perinatal medicine II di London (1970)  yaitu sebagai berikut :
1).Bayi kurang bulan : bayi dengan masa krhamilan kurang dari 37 minggu (259) hari
2).Bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai37 minggu sampai 42 minggu  (259-
293 hari).
3).Bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan muai dari 42 minggu atau lebih
Menurut Saifudin (2001), bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) . Menurut Depkes RI
(1996), bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir denag berat badan 2500 gram atau
kurang tanpa memerhatikan usia kehamilan.
Menurut Cunnigham dkk, BBLR didefinisikan sebagai bayi lahir kurang dari 2500 gram
dan telah dimodifikasi untuk menguraikan BBLR yang beratnya 1500 gram atau kurang dan
bayi yang luar biasa rendah (BBLBR) dan berat 1000 gram atau kurang.
Menurut rustam (1998),diagnosis dan gejala klinik dibagi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Sebelum bayi lahir. pada anamnesis sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus, lahir mati, pembesaran uterus, tidak sesuai dengan usia kehamilan ,
pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lamabat, pertambahan berat badan ibu sangat
lambat tidak seperti seharusnya, sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion,
hyperemesis gravidarum, dan perdarahan antepartum.
b.      Setelah bayi lahir
1).Bayi dengan reterdasi pertumbuhan intrauterine. Secara klasik tampak seperti bayi yang
kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas,
verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kerang , berlipat-lipat,mudah diangakat.
2).Bayi premature, verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedkit, menangis lemah,
tonus otot hipotoni, kulit tipis, kulit merah dan transparan.
Menurut Prawirohardjo (1999), karakteristik dari BBLR dibagi dua .
a. Bayi premature. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan
kurang
atau sama dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 37 minggu. Kepala relative lebih besar
dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak
peristaltic ususnya, tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering terjadi
apnea.
b. Bayi dismatur. Terdapat perubahan ukuran panjang, berat dan lingkar kepala dan organ-
organ.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat digolongkan menjadi :
1).Premature murni
Bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai
2).Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan
3).Retardasi pertumbuhan janin intrauterine
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai umur kehamilan

a. Klasifikasi BBLR
Menurut ilyas, dkk (1994) dan wiknjosastro (2005) bayi dengan BBLR dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
1).Prematuritas murni
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau bisa
disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
b.      Penyebab BBLR
1).Faktor genetik/kromosom
2).Infeksi
3).Bahan toksik
4). Radiasi
5).Insufisensi/disfungsi placenta
6).Faktor nutrisi
7).Faktor lain : merokok, peminum alkohol, bekerja berak masa hamil, plasenta previa
gemelli, obat, dsb (Sinopsis Obstetri jilid I hal. : 449)
8).Faktor ibu :
a).Gizi masa hamil kurang
b).Umur < 20 tahun / > 35 tahun
c).Jarak hamil menahun ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
d). Faktor pekerja yang terlalu berat
9).Faktor kehamilan
a).Hamil dengan hidramnion
b).Gemelli
c).Perdarahan anterpartum
d).Komplikasi hamil PE/E, KPD
10).Faktor janin
a).Cacat bawaan
b).Infeksi dalam Rahim
Dengan mengetahui berbagai faktor penyebab persalinan preterm dapat
dipertimbangkan langkah untuk menghindari persalinan preterm dengan jalan :
1). Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur
2).Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kehamilan dan
persalinan preterm
3).Memberikan nasehat tentang : gizi saat kehamilan
4).Meningkatkan keadaan sosio-ekonomi keluarga dan kesehatan lingkungan

c. Faktor Resiko
1) .Resiko demografi, usia ibu hamil < 17 tahun atau > 35 tahun, ras, status sosial ekonomi
rendah
2).Resiko medis sebelum hamil. Paritas > 4, Berat badan dan tinggi ibu yang rendah,cacat
bawaan, infeksi saluran kencing, DM, hipertensi kronis, rubella, riwayat obstetrik jelek
(BBLR, abortus spontan, kelainan genetik)
3).Resiko medis saat hamil. Penambahan berat badan selama hamil, interval kehamilan yang
pendek, hipotensi, hipertensi, preklamsi, eklamsi, bakteturia, infeksi TORCH, perdarahan
trimester I, kelainan plasenta, hiperemesis gravidarum, oligo hidramnion, polihidramnion,
anemia, abnormal, ketuban pecah dini
4).Resiko perilaku dan lingkungan. Merokok, gizi kurang, alkohol, obat-obatan keras,
terpapar bahan kimiatoksik dan tempat tinggal di ketinggian
5).Faktor resiko lainnya

d.Masalah-masalah yang muncul pada bayi BBLR adalah sebagai berikut:


1). Suhu Tubuh
a).Pusat pengatur panas badan belum sempurna
b).Luas badan bayi relatifbesar sehingga penguapannya bertambah
c).Otot bayi masih lemah
d).Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas badan
e).Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan BBLR perlu
diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat
diperhatikan sekitar 30 0C sampai 37 0C
2). Pernafasan
a).Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
b).Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna
c).Otot pernafasan dan tulang iga lemah
d).Dapat disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-
paru, gagal pernafasan.
3).Alat pencernaan makanan
a).Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan kurang baik
b).Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga
pengosongan lambung berkurang.
c).Mudah terjadinya regurtasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi
pneumonia.
4).Hepar yang belum matang (immatur)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi
hiperbilirubinemia (kuning) sampai keroikterus.

5).Ginjal masih belum matang


Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum
sempurna sehingga mudah terjadi edema
6).Perdarahan dalam otak
a).Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
b).Sering mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadi
perdarahan dalam otak
c).Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan dapat menyebabkan
kematian.
d).Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga memudahkan terjadi
perdarahan dan nekrosis.
e.Penanganan bayi berat lahir rendah meliputi hal-hal berikut.
1).Mempertahankan suhu dengan ketat. Bayi berat lahir rendah mudah mengalami
hipotermi. Oleh karena itu, suhu tubuhnya harus di pertahankan dengan ketat.
2).Mencegah infeksi dengan ketat. Dalam penanganan bayi berat lahir rendah harus
memerhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi karena sangat rentan. Salah satu cara
pencegahan infeksi yaitu dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3).Pengawasan nutrisi   dan ASI. Reflex menelan pada bayi dengan berat lahir rendah belum
sempurna. Oleh karena itu, pemberian nutrisi harus dilakukan dengan hati-hati .
4).Penimbangan ketat. Penimbangan berat badan harus dialakukan seacara ketat karena
peningkatan berat badan merupakan salah satu status gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannnya
dengan daya tahan tubuh (saifuddin, 2001).
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masalah pelayanan kebidanan yaitu kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, angka
kejadian BBLR. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator derajat kesehatan. Namun. masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia
masih merupakan masalah besar.
Arus informasi menuju globalisai mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang
makin menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi. Akibatnya terjadi
peningkatan kehamilan yang tidak dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan seksual.
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil anemia, kurang suplay
gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan.

B.     Saran
Sebaiknya seorang bidan mengetahui tentang masalah pelayanan kebidanan di
tingkat pelayanan kesehatan, sehingga akan lebih tanggap untuk melakukan pencegahan
akan timbulnya masalah yang terjadi. Sedangkan bila sudah terlanjur masalah kesehatan
tersebut muncul maka bidan akan lebih cepat dalam penanganannya dan dapat bekerja
sama dengan tenaga kesehatan lain serta masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai