Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN KEHAMILAN & JENIS PENYAKIT DAN

GANGGUAN YANG HARUS DI DETEKSI SEBELUM


MERENCAKAN KEHAMILAN

disusun

Oleh :

KELOMPOK 5
Alya safrina
Dara humaira
Nurkausadri
Nurlinda
Putri mulya rahmi
DosenPembimbing :

Putri Santy, S.SiT,MPH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III
BANDA ACEH
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“ perencanaan
kehamilan sehat dan jenis penyakit dan gangguan yang harus dideteksi
sebelum merencanakan kehamilan.”
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pelayanan KB
dan Kesehatan Reproduksi dan dengan harapan agar dapat menjadi pengetahuan
baru dan bermanfaat yang dapat dipahami bagi para pembaca.
Pada kesempatan kali ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari keterbatasan saya selaku penulis. Oleh karena itu, demi pengembangkan
kreatifitas dan penyempurnaan makalah ini. Kami sangat mengharapkan saran
dankritik yang sifatnya membangun dari pemaca maupun para ahli agar kedepannya
bisa lebih baik lagi.

Banda Aceh,

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang 1
B. RumusanMasalah 1
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perencanaan kehamilan sehat................................................................................3


B. Jenis penyakit yang harus dideteksi sebelum merencanakan kehamilan.............10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA iv

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persiapan prakehamilan adalah istilah luas yang mengacu pada proses
identifikasi berbagai risiko, seperti risiko sosial, perilaku, lingkungan, dan
biomedis terhadap kesuburan dan hasil kehamilan seorang wanita,
yang bertujuan untuk mengurangi risiko ini (bila mungkin) melalui
pendidikan, konseling, dan intervensi yang tepat, sebelum kehamilan.
Intervensi prakonsepsi lebih penting dari intervensi prenatal untuk
pencegahan anomali kongenital karena sebanyak 30 persen ibu hamil baru
memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua ( > 13 minggu kehamilan,
yaitu setelah periode organogenesis utama (antara 3 dan 10 minggu
kehamilan.
Perawatan prakonsepsi harus menjadi bagian penting dari
perawatan primer dan kedokteran pencegahan pada semua wanita usia
subur yang memeriksaan kesehatan dirinya. Masalah ini penting, karena
meskipun ibu hamil menginginkan hal terbaik untuk keturunannya di
masa yang akan datang, kenyataannya lebih dari 50% kehamilan
tidak direncanakan dengan baik.Idealnya, pasien, suami dan dokter atau
petugas kesehatan lainnya, merencanakan program kesehatan reproduksi
dan mempersiapkannya dengan baik sesuai kebutuhan dan keadaan
masing-masing individu. Ibu yang ingin hamil dievaluasi kesehatan alat
reproduksi dan pendukungnya, sementara ibu yang belum ingin hamil tetap
harus dijaga kesehatan reproduksinya dan ditawari metode keluarga berencana
yang sesuai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perencanaan kehamilan sehat?
2. Apa saja yang perlu di siapkan untuk kehamilan sehat?

1
3. Apa saja jenis penyakit dan gangguan yang harus di deteksi sebelum
merencanakan kehamilan?

C. Tujuan

1. Mampu Mengetahui Apa pengertian perencanaan kehamilan sehat


2. Mampu Mengetahui Apa saja yang perlu disiapakan untuk kehamilan sehat
3. Mampu Mengetahui Apa saja jenis penyakit dan gangguan yang harus di
deteksi sebelum merencanakan kehamilan

BAB II

TINJAUAN TEORI

2
A. Perencanaan Kehamilan Sehat
1. Pengertian perencanaan kehamilan sehat
Perencanaan kehamilan dapat membantu mencegah paparan ibu untuk
obat yang berpotensi berbahaya atau zat selama hari-hari awal
kehamilan.Organ bayi mulai mengembangkan janin sedini mungkin 17
hari setelah pembuahan, dan telur yang telah dibuahi mulai tumbuh
bahkan sebelum hari pertama terlambat haid.Beberapa wanita terus
mengalami pendarahan ringan yang mungkin dianggap keliru untuk
periode menstruasi selama beberapa bulan pertama kehamilan dan bahkan
mungkin tidak menyadari bahwa mereka hamil. Orang lain mungkin tidak
menyadari bahwa mereka hamil sampai mereka mengalami kenaikan
berat badan atau pembesaran perut. Pada saat itu, mereka mungkin sudah
terkena obat atau zat yang berpotensi berbahaya bagi janin.
Prekonsepsi dikenal juga dengan masa prakehamilan merupakan
persiapan untuk hamil dengan rentang waktu tiga sampai enam bulan
sebelum perempuan hamil.Beberapa ahli mengatakan bahwa masa
prakehamilan ini termasuk dalam kehamilan. Sebab, pada masa sebelum
memasuki kehamilan, calon ibu dan ayah dapat mempersiapkan diri untuk
menyambut hadirnya sang buah hati, seperti persiapan fisik dan mental
serta status kesehatan calon orang tua. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu, ayah dan anak kelak, baik dalam jangka
pendek maupun panjang.Perawatan prakehamilan yang tepat dapat
mengoptimalkan kesehatan ibu, mengidentifikasi pasangan yang beresiko
memiliki bayi dengan kelainan genetic, dan memberdayakan pasangan
dengan member mereka pengetahuan yang cukup untuk membuat
keputusan. ( Irvan, 2013).
2. Yang perlu di siapkan untuk kehamilan yang sehat

3
a) Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit
yang diderita asebelum hamil sampai dinyatakan sembuh atau
diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam pengawasan.
Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum
hamil.Masa ini disebut prakonsepsi.Waktunya adalah antara 3 – 6 bulan
sebelum hamil. Dengan demikian, insya Allah, calon ibu siap menerima
kehadiran janin dan sehat selama kehamilannya. Pemeriksaan kesehatan
secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum
hamil sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter
dan dalam pengawasan. Pemeriksaan kesehatan ini juga bisa meliputi
diantaranya :

1). Pemeriksaan Penyakit dan Virus :

a. Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes,


varicella zoster untuk menghindari terjadinya kecacatan
pada janin.

b. Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk


menghindari diturunkan penyakit akibat virus-virus
tersebut kepada janin.

c. Pemeriksaan penyakit toksoplasmosis, karena penyakit ini


dapat menyebabkan kecacatan dan keguguran.

d. Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini


dapat menyebabkan kematian ibu, janin, maupun bayi
yang akan dilahirkan. Selain itu juga dilakukan
pemeriksaan terhadap penyakit yang sedang diderita
seperti asthma, diabetes mellitus dan jantung.Pada Wanita
hamil penyakit-penyakit seperti ini dapat, bertambah berat
dan membahayakan jika tidak dilakukan perawatan dan

4
pengobatan yang teratur. Untuk menghindari kondisi yang
membahayakan, dokter biasanya akan memantau
pasiennya dan menentukan kapan waktu yang paling tepat
untuk hamil.

e. Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu


seperti kekurangan zat besi. kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia. Hal ini dapat menyebabkan
kelahiran prematur dan keguguran.(Ivander Sp,OG,2019)

2). Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur


yang mempengaruhi antibodi yang terkandung di dalam sel
darah merah) pada pasangan suami isteri dilakukan untuk
mengantisipasi perbedaan golongan darah dan rhesus antara
darah ibu dan bayinya.Perbedaan golongan darah dan rhesus
darah ini dapat mengancam janin dalam kandungan.

3). Pemeriksaan Faktor Genetika

Inti dari pemeriksaan atau tes genetika ini adalah untuk


mengetahui penyakit dan cacat bawaan yang mungkin akan
dialami bayi akibat secara genetis dari salah satu atau kedua
orangtuanya. Khususnya apabila pasangan suami isteri masih
terkait hubungan persaudaraan.Tes ini idealnya dilakukan
sebelum kehamilan untuk mendapatkan informasi yang
selengkap-lengkapnya.Jikalau diperlukan, anda harus
mengumpulkan suluruh catatan-catatan medis yang dimiliki
oleh pihak suami maupun isteri, termasuk keluarga.Sehingga
jika telah diketahui data medis secara lengkap, dapat diketahui
secara dini apabila memang ada kelainan pada janin atau calon

5
orang tua, sehingga bisa membuat keputusan yang lebih bijak.
(Ivander Sp,OG,2019)

b) Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga


teratur. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas
(kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus. Anda
bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan
penilaian BMI atau indeks massa tubuh.
Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga
teratur.Selama masa prakonsepsi, pastikan Anda cukup
berolahraga.Aktivitas fisik ini tidak perlu dilakukan selama
berjam-jam.Cukup 3 kali dalam seminggu selama 1/2 jam, dan
lakukan secara rutin.Olah raga selain menyehatkan, juga
mencegah terjadinya kelebihan berat badan.
Fisik seorang wanita sehat saat akan hamil dan pada waktu
hamil diharapkan tidak terlalu gemuk maupun tidak terlalu kurus
alias normal. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila
obesitas (kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu
kurus. Anda bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk
dilakukan penilaian BMI atau indeks massa tubuh. Untuk
menemukan berat tubuh yang ideal juga harus dengan
memperhitungkan faktor tinggi badan.Berat badan ideal dapat
dihitung dengan menggunakan rumus 90% dikali dengan (tinggi
badan seseorang lalu dikurangi 100).Namun, apabila tinggi badan
perempuan tersebut kurang dari 150 sentimeter, maka rumusnya
tinggi badannya dikurangi 100.
Selain berat badan, hal lain dari persiapan fisik sang ibu adalah
soal Indeks Massa Tubuh (IMT). Pastikan IMT normal sebelum

6
hamil atau saat mempersiapkan kehamilan. Adapun cara yang
digunakan untuk menghitung IMT tersebut yakni berat badan
dibagi dengan tinggi badan dalam ukuran satuan meter kuadrat
(BMI = (BB) / [(TB) x (TB)]. Apabila hasil dari IMT antara 18,5-
22,9, maka bisa dikatakan IMT Anda normal. Misalnya: BB = 45
kg dan TB = 165 cm, maka BMI = (45) / [(1.65) x (1.65)] = 16.5.
Apakah Anda termasuk kurus, normal, atau overwight? Lihat
patokan di bawah ini :

- BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)

- BMI 18.5 – 24 = normal

- BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)

- BMI > 30 = obesitas

Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan


kehamilan membuat lebih nyaman.Diet penurunan berat badan
harus benar-benar dikontrol agar dapat aman selama kehamilan,
terutama disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat
badan serius, tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi
dengan dokter Anda yang mungkin menyarankan rujukan ke ahli
gizi.

Berat badan kurang bisa membuat Anda kurang subur, orang


terlalu kurus karena kekurangan lemak yang dapat mendukung.Sementara
kelebihan berat badan menempatkan Anda pada risiko lebih besar untuk
mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama
kehamilan. Ada juga risiko tinggi komplikasi selama persalinan dan
kelahiran dan orang yang terlalu gemuk akan mengalami proses ovulasi
tidak teratur. .(Ivander Sp,OG,2019)

7
a) Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat,
morfinis, pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya, kecanduan
alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas.

Hentikan kebiasaan merokok secara total ketika merencanakan


kehamilan dan juga selama kehamilan. Perokok pasif sama bahayanya
dengan perokok aktif oleh karena itu sebaiknya minta suami anda untuk
menghentikan kebiasaan merokok. Perempuan merokok secara langsung
menurunkan kesuburan.Racun pada rokok sangat berbahaya bagi tuba
falopi, dapat mengakibatkan kerusakan kromosom pada telur, dan
melemahkan kemampuan untuk menghasilkan estrogen yang sangat
diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang kehamilan.
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan
narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga
janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat
bawaan hingga kematian janin.Perempuan yang minum alkohol memiliki
kemungkinan rendah untuk bisa hamil.Sedangkan untuk kaum pria,
minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan
tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu.
Sebuah studi di Finlandia menemukan, bahwa 41,9% pria perokok
tidak subur dibandingkan dengan 27,8% pria yang tidak merokok. Pria
perokok memiliki lebih sedikit sperma ketika ejakulasi.Dan secara medis,
merokok terbukti menyebabkan impotensi.Orang tua perokok juga
memiliki kemungkinan untuk menghasilkan anak cacat genetik dan
memiliki dua kali risiko lebih besar untuk mengidap kanker anak.
(Anggraeny.2017)

8
b) Meningkatkan asupan makanan bergizi dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh
dalam persiapan kehamilan, misalnya protein,vitamin E, vitamin
C, asam folat, dan sebagainya.

Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan


makanan dan nutrisi yang Anda konsumsi.Memperbanyak konsumsi buah
dan sayuran merupakan salah satu solusi.Sebaliknya, hindari makanan
yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, pewarna dan
sejenisnya.Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu
terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan fisik,
cacat dan sejenisnya. .(Anggraeny.2017)

c) Persiapan secara psikologis dan mental agar kehamilan yang


akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal – hal
yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan
hormonal. Misalnya tekanan psikis dalam rumah tangga,
kehamilan yang menjadi beban misalnya tuntutan keluarga untuk
mendapat jenis kelamin tertentu pada anak pertama, masalah
ekonomi keluarga, kekerasaan dalam rumah tangga dan
sebagainya.

Ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan


memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan
ini.Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif.Misalnya bila Ibu
berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk
mencapai tujuan tersebut.Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting

9
untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan
melahirkan bayi yang sehat pula.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan.
Hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam
keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan
mencegah proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan
tingkat stres tinggi umumnya sulit hamil.Jadi sangat baik jika Anda mulai
belajar mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi siklus Anda.
Anda dapat menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk perubahan yang
akan terjadi pada saat kehamilan anda akan berlangsung. Anda dapat mendapatkan
dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami dan keluarga besar
sehingga kesiapan anda dalam menjadi ibu baru semakin siap. ( Irvan, 2013)

d) Perencanaan financial/keuangan yang matang untuk persiapan


pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan
persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena
timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan
gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat
ketidaksiapan pasangan dalam hal financial/keuangan.

Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan


pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan
persalinan.Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena timbulnya
ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada
saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal
financial/keuangan.

10
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk
biayanya.Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan
isteri.Biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah
tangga.
Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan
ini, diantaranya mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi,
pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan (tempat
tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula biaya
untuk hal-hal yang tak terduga. . (Ivander Sp,OG,2019)

1. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi,dengan dokter atau bidan


dan tenaga kesehatan lainnya bila menemukan masalah atau kesulitan
dalam upaya persiapan kehamilan, misalnya kesulitan untuk
melepaskan kecanduan obat, atau perilaku buruk yang berkaitan
dengan gangguan psikologis. Manfaat konseling ini agar dokter atau
bidan akan melakukan rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila
diperlukan.(Ivander Sp,OG,2019)
2. Perbanyak pengetahuan tentang kehamilan, Calon ibu dan ayah,
menambah wawasan tentang keamilan sengan penting dilakukan saat
belum kehamilan terjadi. Hal ini agar tidak termakan isi atau mitos
tidak benar tentang kehamilan.

Meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan akan


membentengi diri dari berbagai mitos seputar prakehamilan,
kehamilan yang tidak tepat, bahkan yang berpotensi membahayakan. .
(Ivander Sp,OG,2019)

11
B. Jenis Penyakit dan Gangguan yang harus di deteksi sebelum merencanakan
kehamilan
Menurut (Tando,m,n.2016) beberapa penyakit yang harus di deteksi
sebelum merencanakan kehamilan yaitu:
1. Asma
Sebuah tinjauan studi tentang asma dan kehamilan menemukan bahwa
jika gejala asma memburuk, kemungkinan besar terjadi pada trimester
kedua dan ketiga (setelah sekitar 13 minggu), dengan puncak di bulan
keenam. Studi lain menemukan bahwa gejala yang paling buruk terjadi
antara di minggu 24 hingga 36 — setelah ini, gejala menurun dan sekitar
90% wanita tidak memiliki gejala asma selama persalinan atau kelahiran.
Kehamilan dapat mempengaruhi pasien asma dalam berbagai cara.
Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dapat mempengaruhi
hidung, sinus, dan juga paru-paru.Peningkatan hormon estrogen selama
kehamilan berkontribusi terhadap kemacetan kapiler (pembuluh darah
kecil) di lapisan hidung, yang bisa menyebabkan hidung tersumbat
selama kehamilan (terutama selama trimester ketiga).Lonjakan
progesteron menyebabkan peningkatan pernapasan, dan perasaan sesak
napas mungkin dialami sebagai hasil dari peningkatan hormon.
Rangkaian peristiwa ini mungkin disalahpahami dengan atau menambah
alergi atau pemicu lain dari asma.

2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)


Sebelum mencoba hamil, wanita dengan hipertensi harus diberi
konseling tentang risiko kehamilan.Jika mereka hamil, perawatan
kehamilan harus dilaksanakan sedini mungkin dan mencakup fungsi dasar
ginjal (misalnya, serum kreatinin, BUN), pemeriksaan funduskopi, dan
evaluasi kardiovaskular yang diarahkan (auskultasi dan kadang-kadang
EKG, echocardiography, atau keduanya).
Di akhir masa kehamilan, tekanan darah tinggi dapat membawa
ancaman serius terhadap keselamaan ibu dan bayi.Begitu pula dengan

12
kondisi hipertensi yang tidak terkontrol.Kedua situasi ini dapat
menyebabkan kerusakan ginjal ibu dan meningkatkan risiko berat badan
bayi lahir rendah atau preeklampsia, dan harus segera diobati.
Aspek manfaat dari terapi pengobatan tekanan darah tinggi harus
dipertimbangkan terhadap potensi risiko untuk janin dalam kandungan.
Banyak wanita dengan hipertensi kronis akan mengambil obat untuk
menjaga tekanan darah mereka dalam kisaran yang terbaik bagi mereka
(kisaran target).

3. Jantung koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi akibat adanya penyempitan
pembuluh darah yang mensuplai darah dan oksigen ke jantung.Jantung
koroner selama kehamilan merupakan kondisi langka, karena penyakit ini
lebih umum muncul pada wanita di atas 50 tahun. Namun, fenomena ini
menjadi semakin umum, mengikuti semakin banyaknya wanita yang
hamil saat usia yang lebih tua, atau memiliki kelebihan berat badan atau
merokok. Baik merokok dan memiliki kelebihan berat badan
meningkatkan risiko anda terhadap penyakit jantung koroner.
Risiko utama bagi wanita dengan penyakit jantung koroner yang hamil
adalah bahwa mereka akan memiliki serangan jantung selama kehamilan.
Serangan jantung adalah penyebab utama kematian ibu dalam
kehamilan.Risiko terhadap bayi tidak diketahui, meskipun beberapa obat
yang Anda konsumsi untuk PJK atau kondisi terkait, seperti diabetes dan
tekanan darah tinggi, dapat mempengaruhi janin.

4. Diabetes
Diabetes adalah suatu kondisi yang terpengaruh oleh kehamilan dan
sekaligus mempengaruhi jalannya kehamilan itu sendiri. Diabetes tipe 1
atau tipe 2, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki bayi yang
berbobot besar (yang meningkatkan risiko kelahiran sulit), memiliki

13
persalinan yang diinduksi, menjalankan operasi caesar, melahirkan bayi
cacat lahir bawaan (terutama kelainan jantung dan sistem saraf),
gangguan pernapasan semenjak saat bayi lahir, dan mengalami keguguran
atau bayi lahir mati (stillbirth). Bayi juga memiliki risiko untuk
mengembangkan obesitas atau diabetes di kemudian hari.
Penting bagi wanita dengan diabetes untuk mengelola kadar gula darah
sebelum hamil. Kadar gula tinggi dapat menyebabkan cacat lahir selama
beberapa minggu awal kehamilan, seringnya sebelum mereka tahu bahwa
mereka hamil. Mengontrol kadar gula darah, rutin menggunakan insulin,
dan mengonsumsi multivitamin dengan 40 mikrogram asam folat setiap
hari dapat membantu mengurangi risiko ini. Sayangnya, kehamilan
membuat diabetes jauh lebih sulit untuk dikontrol; pada umumnya, gula
darah dan kebutuhan insulin akan meningkat selama kehamilan.

5. Obesitas
Obesitas dapat membuat kehamilan lebih sulit, meningkatkan peluang
seorang wanita diabetes berkembang selama kehamilan, yang dapat
berkontribusi untuk kelahiran yang sulit.Obesitas juga meningkatkan
risiko tekanan darah tinggi, preeklampsia, diabetes gestational,
penggumpalan darah, bayi lahir mati, dan prosedur caesar darurat atau
persalinan diinduksi.
Sebagian besar kehamilan wanita obesitas sukses, tapi mungkin
masalah untuk bayi dapat mencakup kelahiran prematur, cacat tabung
saraf (spina bifida), dan risiko yang lebih tinggi dari obesitas di kemudian
hari. Peneliti NICHD telah menemukan bahwa obesitas dapat
meningkatkan risiko bayi dari masalah jantung saat lahir sebesar 15%.

6. Epilepsi

14
Sulit untuk memprediksi bagaimana kehamilan akan mempengaruhi
epilepsi. Untuk beberapa wanita, epilepsi mereka tidak terpengaruh,
sementara yang lain mungkin melihat peningkatan kejang mereka. Tapi
seperti kehamilan dapat menyebabkan stres fisik dan emosional, kejang
juga bisa menjadi lebih sering dan parah.Siklus hormonal dan menstruasi,
kehamilan, menopause, semua tahap kehidupan ini dipengaruhi oleh
epilepsi. Sementara sebagian besar perempuan dengan epilepsi dapat dan
hamil, mereka mungkin memiliki risiko tertentu yang tidak dimiliki oleh
perempuan tanpa epilepsi.

7. Penyakit ginjal

Wanita dengan penyakit ginjal kronis kurang mampu melakukan


adaptasi dengan ginjal yang diperlukan untuk kehamilan yang
sehat.Ketidakmampuan untuk meningkatkan hormon ginjal sering
menyebabkan anemia normokromik normositik, mengurangi ekspansi
volume plasma, dan kekurangan vitamin D.

Ada bukti solid untuk menunjukkan bahwa wanita dengan penyakit


ginjal yang sangat ringan (tahap 1-2), tekanan darah normal, dan sedikit
atau tidak ada protein dalam urin (disebut proteinuria) dapat memiliki
kehamilan yang sehat.Proteinuria adalah tanda dari kerusakan
ginjal.Tubuh membutuhkan protein, tetapi harus dalam darah, bukan di
urin.

Pada wanita dengan penyakit ginjal sedang hingga berat (tahap 3-5),
risiko komplikasi jauh lebih besar.Untuk beberapa wanita, risiko pada
keselamatan ibu dan anak cukup tinggi sehingga mereka harus
mempertimbangkan untuk menghindari kehamilan.

15
Wanita dengan gagal ginjal biasanya disarankan menghindari
merencanakan kehamilan.Tingkat komplikasinya sangat tinggi.Risiko
untuk ibu dan keselamatan kehamilan juga sangat tinggi.Wanita
dengan gangguan ginjal berat memiliki kesulitan terbesar untuk hamil,
tingkat tertinggi dari keguguran, dan hasil kehamilan sukses yang minim.

8. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun termasuk kondisi seperti lupus dan penyakit


tiroid.Beberapa penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko perempuan
untuk masalah selama kehamilan.Sebagai contoh, lupus dapat
meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir mati (stillbirth).

Wanita dengan penyakit ginjal atau lupus (penyakit yang disebabkan


oleh perubahan dalam sistem kekebalan tubuh menyebabkan jaringan ikat
meradang dan organ) menghadapi risiko yang nyata selama kehamilan,
bila gejala dapat memperburuk signifikan dan menyebabkan penyakit
serius.Karena penyakit ini dapat mempengaruhi kemampuan ibu untuk
memasok oksigen dan nutrisi ke bayi melalui plasenta, penyakit ini juga
dapat menyebabkan masalah bagi bayi.Bayi dari wanita ini mungkin tidak
dapat tumbuh dan bertambah berat badan dengan optimal; beberapa
mungkin lahir mati.

9. HIV/AIDS

16
HIV/AIDS merusak sel dari sistem kekebalan tubuh, sehingga sulit
untuk melawan infeksi dan kanker tertentu.Ibu hamil dapat menularkan
virus ke janin selama kehamilan; transmisi juga dapat terjadi selama
persalinan dan melahirkan atau melalui menyusui.

Dalam kebanyakan kasus, HIV tidak akan menyeberang melalui


plasenta dari ibu ke bayi. Jika kondisi ibu sehat dalam aspek lain, plasenta
akan membantu memberikan perlindungan untuk bayi yang berkembang.
Faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan pelindung dari plasenta
termasuk infeksi rahim, infeksi HIV baru-baru ini, infeksi HIV tingkat
lanjut, atau kekurangan gizi.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan kehamilan dapat membantu mencegah paparan ibu untuk
obat yang berpotensi berbahaya atau zat selama hari-hari awal
kehamilan.Organ bayi mulai mengembangkan janin sedini mungkin 17 hari
setelah pembuahan, dan telur yang telah dibuahi mulai tumbuh bahkan
sebelum hari pertama terlambat haid.Beberapa wanita terus mengalami
pendarahan ringan yang mungkin dianggap keliru untuk periode menstruasi
selama beberapa bulan pertama kehamilan dan bahkan mungkin tidak
menyadari bahwa mereka hamil.
Dan sebelum merencanakan kehamilan harus dideteksi apakah si ibu ada
jenis penyakit dan gangguan seperti penyakit ; asma, hipertensi, jantung
koroner, diabetes, obesitas, epilepsi, penyakit ginjal, penyakit autoimun,
HIV/AIDS.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan
bagi mahasiswa tentang perencanaan kehamilan sehat dan jenis penyakit serta
gangguan sebelum merencanakan kehamilan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny,O.2017. Giziprasepsikehamilan an menyusui.Malang : UB Press.

Utama, i.2019.Papa Mama siaphamil.Jakarta :Visi media.

R,s,ivan. 2013.Bayitabung. Jakarta : PT Gramediapustaka, anggota IKAPI.

Tando,M, n. 2016 .asuhan kebidanan. Jakarta : ECG

19

Anda mungkin juga menyukai