PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai fungsi salah
satunya sebagai pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup sendiri merupakan
usaha pemikiran sistematik, yaitu pemikiran dasariah mengenai manusia dalam
seluruh semesta realita. Pancasila diajukan sebagai pandangan hidup negara, yaitu
suatu pemikiran yang mendalam untuk dipergunakan sebagai dasar negara.
Sebagai pandangan hidup negara, Pancasila berkenaan dengan manusia sebab
negara adalah lembaga manusia. Kelima sila itu berfokus pada manusia.
Pancasila sebagai pandangan hidup negara digali dari isi jiwa bangsa yang
telah lama terpendam dalam kalbu bangsa Indonesia. Pernyataan ini menunjukkan
bahwa Pancasila bukan hanya pandangan hidup negara tetapi juga pandangan
hidup bangsa Indonesia. Isi dari pandangan hidup bangsa Indonesia antara lain
menunjukkan keyakinan bangsa indonesia terhadap manusia sebagai makhluk
ciptaan, yang hidup bersama dengan manusia lain sebagai umat manusia serta
menyelesaikan masalah hidupnya atas dasar sikap musyawarah mufakat. Dengan
berpegang pada Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, Indonesia dapat
menentukan sikap di tengah-tengah berbagai sistem dan aliran-aliran pandangan
hidup di dunia.
Pancasila sebagai pandangan hidup hidup bangsa Indonesia tidak dapat
dikatakan demikian saja karena arti penting fungsi tersebut tidak begitu nampak
serta dapat dirasakan. Karena sebagai pandangan hidup rumusan Pancasila
memang bersifat abstrak, terlepas dari kehidupan sehari-hari. Namun kalau kita
melihat pandangan hidup Pancasila sebagai dasar bagi kehidupan bernegara dan
kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia. Untuk itu, dalam makalah ini penulis
mengambil judul Pancasila Sebagai Pandangan hidup Hidup Bangsa Indonesia,
diharapkan kita dapat mengetahui nilai-nilai yang sesungguhnya dari Pancasila
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini
penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan
beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah :
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Kata Pancasila berasal dari kata Sansakerta (Agama Buddha) yaitu untuk
mencapai Nirwana diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
negara RI yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh Rakyat Indonesia
Pancasila Berbentuk:
1.
Hirarkis (berjenjang);
2.
Piramid.
mereka.
Pancasila
terinspirasi
konsep
humanisme,
rasionalisme,
Depdikbud,
semua
elemen
Barat
disingkirkan
dan
diganti
2.
3.
4.
bangsa, sebaiknya kita kutip ceramah Mr.Moh Yamin pada Seminar Pancasila di
Yogyakarta tahun 1959 yang berjudul Tinjauan Pancasila Terhadap Revolusi
Fungsional, yang isinya antara lain sebagai berikut:
Tinjauan Pancasila adalah tersusun secara harmonis dalam suatu sistem
pandangan hidup. Marilah kita peringatkan secara ringkas bahwa ajaran Pancasila
itu dapat kita tinjau menurut ahli filsafat ulung, yaitu Friedrich Hegel (1770-1831)
bapak dari pandangan hidup Evolusi Kebendaan seperti diajarkan oleh Karl Marx
(1818-1883) dan menurut tinjauan Evolusi Kehewanan menurut Darwin Haeckel,
serta juga bersangkut paut dengan pandangan hidup kerohanian seperti diajarkan
oleh Immanuel Kant (1724-1804).
Menurut Hegel hakikat filsafatnya ialah suatu sintese pikiran yang lahir
dari antitese pikiran. Dari pertentangan pikiran lahirlah paduan pendapat yang
harmonis. Dan ini adalah tepat. Begitu pula denga ajaran Pancasila suatu sintese
negara yang lahir dari antitese.
Ingatlah kalimat pertama dan Mukadimah UUD Republik Indonesia 1945
yang disadurkan tadi dengan bunyi: Bahwa sesungguhanya kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa. Oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan karena
bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Kalimat pertama ini adalah sintese yaitu antara penjajahan dan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Pada saat sintese sudah hilang, maka lahirlah
kemerdekaan. Dan kemerdekaan itu kita susun menurut ajaran falsafah Pancasila
yang disebutkan dengan terang dalam Mukadimah Konstitusi R.I. 1950 itu yang
berbunyi: Maka dengan ini kami menyusun kemerdekaan kami itu, dalam suatu
Piagam Negara yang berbentuk Republik Kesatuan berdasarkan ajaran Pancasila.
Di sini disebut sila yang lima untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan dan
perdamaian dunia dan kemerdekaan. Kalimat ini jelas kalimat antitese. Sintese
kemerdekaan dengan ajaran Pancasila dan tujuan kejayaan bangsa yang bernama
kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat
Jadi sejajar denga tujuan pikiran Hegel beralasanlah pendapat bahwa
ajaran Pancasila itu adalah suatu sistem filosofi, sesuai dengan dialektis NeoHegelian.
Semua sila itu adalah susunan dalam suatu perumahan pikiran pandangan
hidup yang harmonis. Pancasila sebagai hasil penggalian Bung Karno adalah
sesuai pula dengan pemandangan tinjauan hidup Neo-Hegelian.
E. Fungsi Utama Pandangan hidup Pancasila Bagi Bangsa dan Negara
Indonesia
Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan NKRI dari
perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila menjadi nilai
rujukan kebersamaan atas beragam budaya dan etnis dari Sabang sampai
Merauke. Dari kenyataan inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya menjadi negara yang
sejahtera (Wellfare State).
Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk
mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara
konstitusional mengatur NKRI beserta seluruh unsurnya.
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertamakalinya
mengusulkan falsafah negara Indonesia dengan perumusan dan tata urutannya
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Kebangsaan Indonesia.
Internasionalisme atau Prikemanusiaan.
Mufakat atau Demokrasi.
Kesejahteraan sosial.
Ketuhanan.
BPPK
(Badan
Penyelidik
Persiapan
Kemerdekaan)
Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno dan
Drs. Mohammad Hatta, masing-masing sebagai Presiden RI dan Wakil
Presiden RI.
Tugas pekerjaan Presiden RI untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah
badan yaitu KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan pada tanggal 19
Agustus 1945 PPKI memutuskan, Pembagian wilayah Indonesia ke dalam 8
propinsi dan setiap propinsi dibagi dalam karesidenan-karesidenan. Juga
menetapkan pembentukan Departemen-departemen Pemerintahan.
Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan oleh
PPPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara resmi,
autentik dan sah menurut hukum sebagai dasar falsafah negara RI, dengan
perumusan dan tata urutan sebagai berikut :
RI Yogyakarta.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
menjadi dasar falsafah negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
alinea IV dengan perumusan dan tata urutan seperti berikut :
1.
2.
3.
4.
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan instruksi Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1968,
tertanggal 13 April 1968, perihal : Penegasan tata urutan/rumusan Pancasila yang
resmi, yang harus digunakan baik dalam penulisan, pembacaan maupun
pengucapan sehari-hari. Instruksi ini ditujukan kepada : Semua Menteri Negara
dan Pimpinan Lembaga / Badan Pemerintah lainnya.
Tujuan dari pada Instruksi ini adalah sebagai penegasan dari suatu keadaan
yang telah berlaku menurut hukum, oleh karena sesuai dengan asas hukum positif
(Ius Contitutum) UUD 1945 adalah konstitusi Indonesia yang berlaku sekarang.
Dengan demikian secara yuridis formal perumusan Pancasila yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang harus digunakan, walaupun sebenarnya
tidak ada Instruksi Presiden RI No. 12/1968 tersebut.
Prof. A.G. Pringgodigdo, SH dalam bukunya Sekitar Pancasila peri-hal
perumusan Pancasila dalam berbagai dokumentasi sejarah mengatakan bahwa
uraian-uraian mengenai dasar-dasar negara yang menarik perhatian ialah yang
diucapkan oleh :
1. Mr. Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945.
2. Prof. Mr. Dr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945.
3. Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Walaupun ketiganya mengusulkan 5 hal pokok untuk sebagai dasar-dasar
negara merdeka, tetapi baru Ir. Soekarno yang mengusulkan agar 5 dasar negara
itu dinamakan Pancasila dan bukan Panca Darma.
Jelaslah bahwa perumusan 5 dasar pokok itu oleh ketiga tokoh tersebut
dalam redaksi kata-katanya berbeda tetapi inti pokok-pokoknya adalah sama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Prikemanusiaan atau internasionalisme, Kebangsaan
Indonesia atau persatuan Indonesia, Kerakyatan atau Demokrasi dan Keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 menegaskan : Maksud
Pancasila adalah philosophschegrondslag itulah fundament falsafah, pikiran yang
sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka Yang
Kekal dan Abadi.
Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis Universitas
Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 menegaskan : Susunan
Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies dan piramidal yang
mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 sila negara kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
Kelangsungan dan keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai cita-citanya
sangat dipengaruhi oleh filsafat negara dari bangsa tersebut. Seperti bangsa
Indonesia, Pancasila adalah pedoman dan arah yang akan dituju dalam mencapai
cita-cita bangsa. Tanpa dilandasi oleh suatu pandangan hidup maka arah yang
akan dituju oleh bangsa akan kabur. Untuk itulah kita bangsa Indonesia perlu
untuk mengerti dan menghayati pandangan hidup Pancasila sebagai pedoman
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pancasila telah berhasil eksistensinya dalam kehidupan bernegara karena
Pancasila dapat dan mampu berperan sebagai sumber nilai dalam kehidupan
politik, dalam sistem perekonomian, sebagai sumber dari sistem sosial dan budaya
masyarakat. Oleh karena itu Pancasila perlu kita sebar luaskan dan gali terusmenerus, demi kuat dan kokohnya bangsa dan negara Indonesia. Pancasila adalah
sumber kekuatan bangsa untuk tetap tegaknya negara dan keteraturan kehidupan
bermasyarakat.
Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan
tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia
harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga,
memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan
khususnya dalam pemahaman bahwa Pancasila adalah sebagai dasar pandangan
hidup negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat
diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T. 1999. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita
Koentjaraningrat. 1980. Manusia
dan
Kebudayaan
Gramedia.
Moedjanto, G,dkk. 1989. Pancasila Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT.
Gramedia
Nopirin. 1980. Beberapa
Hal
Mengenai
Pandangan
hidup