Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH KEANEKARAGAMAN PROVINSI

RIAU PEKANBARU

Dosen: JAYANTI APRI EMARAWATI, SH., M.M

Paper diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kewarganegaraan

Dibuat oleh
Atthariq Fajri Badar
NIM: 2044190022

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI
JAKARTA
2021

1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul MAKALAH
KEANEKARAGAMAN PROVINSI RIAU PEKANBARU ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
MAKALAH KEANEKARAGAMAN PROVINSI RIAU PEKANBARU bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, selaku dosen Kewarganegaraan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 17 Maret 2021

Atthariq Fajri Badar

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................................2
Daftar Isi ..............................................................................................................................3

BAB I : Pendahuluan ...........................................................................................................4 1.1


Latar Belakang ...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................5
1.4 Metode Penulisan...........................................................................................................5
BAB II : Kajian Pustaka
2.1 Sejarah Pembentukan Pemerintahan Riau Pekanbaru .....................................................5
2.2 Adat Istiadat Riau Pekanbaru...........................................................................................6
2.3 Sumber Daya Alam Riau Pekanbaru .............................................................................20
2.4 Tempat Wisata Alam Di Riau Pekanbaru ......................................................................31
2.5 Makanan Khas Riau pekanbaru .....................................................................................37

BAB III : Penutup


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................41
3.2 Saran ............................................................................................................................41

Daftar Pustaka ....................................................................................................................42

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah pulau Sumatera. Provinsi
ini terletak di bagian tengah pantai timur Pulau Sumatera, yaitu di sepanjang pesisir Selat Melaka. Hingga
tahun 2004, Provinsi ini juga meliputi Kepulauan Riau, sekelompok besar pulau-pulau kecil (pulau-pulau
utamanya antara Iain Pulau Batam dan Pulau Bintan) yang terletak di sebelah timur Sumatera dan sebelah
selatan Singapura. Ibu kota dan kota terbesar Riau adalah Pekanbaru. Kota besar Iainnya antara Iain
Dumai, Selatpanjang, Bagansiapiapi, Bengkalis, Bangkinang, Tembilahan, dan Rengat.
Sejarah mencatat bahwa Riau merupakan salah satu daerah yang pernah mencapai kejayaan di
masa lampau dengan adanya bukti sebagai daerah memiliki peradaban melayu. pada zaman dahulu tercatat
ada beberapa kerajaan yang berada di daerah riau diantaranya kerajaan Indragiri, kerajaan Palalawan,
kerajaan Siak Sri Indrapura, dan kerajaan Riau Lingga. Bukti peninggalan sejarah melayu di Riau sampai
sekarang masih bisa kita lihat, peninggalan-peninggalan itu di jadikan aset bagi Provinsi Riau dalam
mengembangkan budaya melayu Riau. Peninggalan-peninggalan itu di jadikan objek wisata yang bisa di
lihat oleh masyarakat yang ingin mengenal budaya melayu baik itu masyarakat Riau sendiri atau pun
masyarakat Iainya.2
Kebudayaan melayu merupakan Ciri khas dari daerah melayu yang di hasilkan dalam kehidupan
orang-orang melayu. Salah satu daerah yang di tempati orang-orang melayu adalah provinsi Riau. Sebagai
provinsi yang mayoritasnya penduduknya adalah orang melayu, Riau menjadi pusat pariwisata yang unik
bagi orang-orang yang ingin mengenal budaya melayu dan kehidupan orang-orang melayu.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan pada uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan
seperti berikut:
1. Bagaimanakah pemerintahan Riau Pekanbaru?
2. Bagaimanakah Adat istiadat Riau Pekanbaru?
3. Bagaimanakah Sumber Daya Alam Riau Pekanbaru?
4. Apa saja wisata yang ada di Riau Pekanbaru?
5. Apa saja kuliner yang ada di Riau Pekanbaru?

4
1.3. Tujuan
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, disamping untuk mememenuhi
tugas Kewarganegaraan, maka tujuan penulisan ini bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan pemerintahan Riau Pekanbaru.


2. Untuk mendeskripsikan adat istiadat Riau Pekanbaru
3. Untuk mendeskripsikan Sumber Daya Alam yang ada di Riau Pekanbaru.

1.4. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam rangka penyelesaian tugas Kewarganegaraan, penulis mencoba
menggunakan kepustakaan yaitu mempelajari materi dan melengkapi dari sumber beberapa
tulisan yang telah ada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 SEJARAH PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN RIAU PEKANBARU


Sejarah Riau Pekanbaru

Riau merupakan kawasan yang berada di Provinsi Sumatera Tengah bersama Sumatera Barat dan
Jambi. Sayangnya, pemekaran kawasan tersebut tidak berdampak signifikan bagi pembangunan Riau di
berbagai sektor. Hingga akhirnya masyarakat Riau berinisiatif mendirikan provinsi baru, dan melepaskan
diri dari provinsi Sumatera Barat dan Jambi.

Gerakan tersebut dimulai dengan Kongres Pemuda Riau (KPR) I pada tanggal 17 Oktober 1954 di
Kota Pekanbaru. Kongres pertama tersebut menjadi momen awal terbentuknya Badan Kongres Pemuda
Riau (BKPR) pada tanggal 27 Desember 1954. Selanjutnya, perwakilan BKPR berinisiatif menemui
Menteri Dalam Negeri untuk mewujudkan otonomi daerah sebagai provinsi mandiri. Langkah besar ini
pun sangat didukung oleh segenap masyarakat Riau.

Pada tanggal 25 Februari 1955, sidang pleno Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara
(DPRDS) Bengkalis merumuskan bahan-bahan konferensi Desentralisasi /DPRDS/ DPDS se-Indonesia
yang diadakan di Bandung tanggal 10 hingga 14 Maret 1955. Keputusan konferensi tersebut menyatakan
bahwa Riau sah menjadi provinsi mandiri terhitung sejak 7 Agustus 1957.

Perkembangan Provinsi Riau selanjutnya diputuskan pada Kongres Rakyat Riau (KRR) yang
diadakan pada tanggal 31 Januari hingga 2 Februari 1956. KKR menjadi wadah bagi Provinsi Riau untuk

5
menyatakan : Keinginan agar Kabupaten Kampar, Bengkalis, Indragiri, dan Kepulauan Riau dijadikan
daerah otonomi tingkat satu.

Niat supaya Bangsa Indonesia bersedia tinggal dan mencari nafkah di Riau tanpa memandang
perbedaan suku. Implementasi berbagai usaha untuk mewujudkan tujuan Provinsi Riau. Tuntutan agar
pembentukan Provinsi Riau disamakan dengan pembentukan berbagai provinsi di Aceh, Nusa Tenggara,
Kalimantan, dan Sulawesi.

Asal Mula Nama Riau

Ada tiga versi cerita yang dipercaya sebagai asal mula nama Riau. Menurut penuturan sastrawan Hasan
Junus, versi pertama berasal dari toponomi Riau yang memiliki banyak sungai. Orang-orang Portugis pun
sering menyebutnya dengan kata rio yang berarti sungai. Versi kedua adalah sebutan “riahi“ dari tokoh
Sinbad Al-Bahar untuk suatu tempat di Pulau Bintan.

Sementara itu, versi ketiga menyatakan bahwa Riau berasal dari kata “rioh atau riuh“ yang artinya
hiruk pikuk atau ramai orang bekerja. Konon kabarnya, pengucapan kata Riau berasal dari masyarakat
setempat. Hal tersebut bermula dari pendirian negeri baru di Sungai Carang sebagai pusat kerajaan. Hulu
sungai tersebut kemudian diberi nama Ulu Riau.

2.2 ADAT ISTIADAT RIAU PEKANBARU

Pemerintahaan Riau Pekanbaru


Pasca PRRI

Kota Pekanbaru secara administratif dipimpin oleh seorang wali kota. Efektivitas
pemerintahan kota di Pekanbaru adalah setelah berakhirnya peristiwa Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia, walau pada 14 Mei 1958 OKM Jamil telah ditunjuk menjadi Wali Kota
Pekanbaru, namun pengaruh perang saudara membuat roda pemerintahan jadi tidak menentu. Pada
9 November 1959, kembali ditunjuk Datuk Wan Abdul Rahman sebagai wali kota berikutnya, yang
sebelumnya menjabat sebagai Bupati Kampar. Selanjutnya pada 29 Maret 1962, digantikan oleh
Tengku Bay, yang sebelumnya juga menjabat sebagai Bupati Indragiri.

Orde Baru

Dimulainya dengan menguatnya pemerintahan Orde Baru, membawa beberapa perubahan


pada sistem pemerintahan dalam Provinsi Riau, termasuk Kota Pekanbaru. Dominasi militer mulai
mengambil peran dalam pemerintahan serta ditambah dengan munculnya hegemoni satu kekuatan
politik juga mewarnai pemerintahan Kota Pekanbaru. Selanjutnya pada 1 Juni 1968, diangkat Raja
Rusli B.A. sebagai wali kota sampai tanggal 10 Desember 1970, dan digantikan oleh Drs. Abdul
Rahman Hamid, yang memeintah lebih dari 10 tahun.

6
Kemudian pada masa berikutnya mulai diterapkan penertiban periode pemerintahan kota,
dan pada 5 Juli 1981, terpilih Ibrahim Arsyad, S.H., pada 21 Juli 1986 digantikan oleh Drs. Farouq
Alwi, berikutnya pada 22 Juli 1991 terpilih H. Oesman Effendi Apan, S.H., memerintah selama
dua periode.

Otonomi Daerah

Memasuki era pemerintahan otonomi daerah yang lebih luas, telah menimbulkan euforia
yang berlebihan pada beberapa kelompok masyarakat di Pekanbaru, kecendrungan tertentu
terutama berkaitan dengan politik dan ekonomi, mendorong masyarakatnya berlaku diskriminasi.
Klaim beberapa kelompok masyarakatnya atas keutamaan mereka dibandingkan kelompok lainnya,
dapat menjadi api dalam sekam, jika dibiarkan akan dapat menimbulkan disintegrasi pada
masyarakat Kota Pekanbaru.[1]

Pada tahun 2001 terpilih Drs. H. Herman Abdullah M.M. sebagai wali kota, memerintah
selama dua periode, ia termasuk salah satu wali kota yang berhasil dalam menertibkan sistem
birokrasi pemerintahan Pekanbaru, sehingga mampu meningkatkan pelayanan kepada
masyarakatnya. Namun pada tahun 2010 berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia
oleh Transparency International Indonesia (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia
bersama dengan Kota Cirebon. Hal ini dilihat dari Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK-
Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia.
Pekanbaru mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10.

Pemilihan Langsung

Pada tanggal 21 Juni 2006, dilaksanakan pemilihan wali kota dan wakil wali kota secara
langsung, dengan dua pasangan calon yang ikut serta yaitu Erwandy Saleh - Ayat Cahyadi yang
diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Herman Abdullah - Erizal Muluk yang diusung oleh
Golkar.

Pada tanggal 18 Mei 2011 untuk kedua kalinya diselenggarakan pemilihan wali kota dan
wakilnya secara langsung oleh masyarakat Pekanbaru, H. Firdaus S.T., M.T. terpilih dengan suara
terbanyak, namun berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia hasil tersebut
dibatalkan dan mesti diadakan pemungutan suara ulang (PSU). Untuk mengisi kekosongan
pemerintahan kota, Gubernur Riau Drs. H. Rusli Zainal mengangkat Dr. H. Syamsurizal S.E.,
M.M., sebagai pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pekanbaru.

Kemudian berdasarkan PSU tanggal 21 Desember 2011, Firdaus kembali memenangi


pemilihan kepala daerah Kota Pekanbaru, walau dalam pelaksanaan PSU tersebut hanya 253.232
masyarakat atau 49% saja yang menggunakan hak pilihnya.

7
Pakaian Adat Riau Pekanbaru

Sebagai salah satu provinsi yang terletak di pesisir, Riau memiliki kebudayaan yang
banyak dipengaruhi oleh para pendatang, khususnya Melayu dan Islam. Hasil-hasil kebudayaan
itu bisa Sobat Pariwisata lihat dari kesenian hingga pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat
Riau. Kali ini, redaksi PariwisataIndonesia.id, akan mengajak Sobat Pariwisata untuk mengenal
pakaian adat provinsi yang memiliki ibukota Pekanbaru ini.

Pakaian adat Riau dibuat tertutup dan panjang yang menunjukan nilai kesopanan yang
dijunjung oleh masyarakat setempat. Pengaruh Melayu yang kental juga dapat dilihat dari
modelnya yang sederhana, longgar, dan memiliki kerah yang tinggi.

Pakaian adat untuk pria di Riau dinamakan dengan Baju Kurung Cekak Musang atau Baju
Kurung Teluk Belanga, berupa baju kurung kurawal yang longgar sebagai atasan dan celana
panjang dengan warna senada sebagai bawahan. Sebuah kain tenun dengan motif khas Melayu
menjadi penghias yang dililitkan di pinggang. Selain itu, pria Riau juga melengkapi penampilan
dengan kopiah atau peci.

Jika akan melakukan kunjungan kerajaan, mayarakat pria Riau akan menggunakan
pakaian adat dengan model yang sama, hanya saja terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi,
seperti kain satin atau sutra. Hal tersebut juga berlaku ketika melakukan upacara adat dan
pernikahan.

Khusus untuk acara pernikahan terdapat beberapa aksesoris tambahan untuk pengantin
pria seperti topi atau mahkota, sebai warna kuning yang diletakkan di bahu, sepatu berbentuk
runcing, canggai pada kelingking, serta keris berbentuk kepala burung serindit yang diletakkan di
pinggang kiri.

8
Pakaian adat wanita Riau terdiri dari tiga jenis yaitu Baju Kebaya Pendek, Baju Kurung
Laboh, dan Baju Kurung Tulang Belut. Pakaian ini dipadu dengan belitan kain songket atau kain
lain sebagai bawahan. Selendang atau jilbab yang menutupi bagian kepala merupakan pelengkap
yang tidak boleh ketinggalan.

Pada acara adat resmi, wanita Riau akan menggunakan Kebaya Laboh, yang berbahan
dasar kain tenun khas masyaraklat Riau. Uniknya, dari atasan ini kita bisa melihat status seorang
wanita. Baju yang panjangnya tiga jari di atas lutut menandakan belum menikah, sedangkan baju
yang panjangnya tiga jari di bawah lutut menyatakan telah menikah.

Pengantin wanita Riau akan dilengkapi dengan aksesoris berupa mahkota, sebai warna
kuning yang diletakkan di bahu, serta berbagai perhiasan seperti kalung, gelang, dan anting-
anting.

Umumnya, pakaian adat Riau memiliki warna-warna tertentu yang memiliki filosofi.
Seperti warna hijau lumut untuk melambangkan kesuburan dan kesetiaan, taat dan patuh pada
ajaran agama. Warna ini sering digunakan oleh para bangsawan, Tengku, dan Wan.

Warna kuning keemasan menandakan kebesaran, otoritas, dan kemegahan. Pada masa
Kerajaan Siak, Riau Lingga, Indragiri, dan Pelalawan, warna ini hanya boleh digunakan oleh
sultan atau raja dan terlarang bagi rakyat biasa. Warna merah darah melambangkan kepahlawanan
dan keberanian. Sementara warna hitam melambangkan kesetiaan, ketabahan, tanggung jawab,
dan sikap jujur.

Kesenian Adat Tradisional Riau Pekanbaru

Kesenian yang ada di Riau kebanyakan terpengaruh dari sejarahnya. Kebudayaan yang
ada disini memiliki ciri khas sebagai kebudayaan Melayu.

9
1. Wayang Cecak

Wayang cecak merupakan salah satu kesenian khas Riau dengan campuran budaya Tionghua dan
Melayu. Kesenian ini merupakan sastra lisan yang di peragakan melalui media wayang.

Kesenian ini merupakan kesenian yang menggunakan boneka tangan, terbuat dari kain perca di
mainkan oleh dalang.

Wayang cecak menggambarkan kehidupan dalam kotak yang kira-kira berukuran dua kali tiga
meter, dan boneka itu digerakkan oleh tangan manusia (dalang) dari belakang.

2. Dangkong
Tari dangkong atau yang sering disebut dengan joget dangkong ini merupakan kesenian melayu
yang sering digelar oleh masyarakat kecamatan moro kabupaten Karimun.

Dulunya, alat music yang digunakan untuk mengiringi kesenian ini hanya Bjole Tempurung,
Gendang Tabur, Gong dan Gendang Babane.

Joget dangkung ini digunakan sebagai upacara adat, sebagai penghibur warga kerajaan pada
zaman dahulu.

10
3. Gobang

Gobang adalah kesenian Riau asli jemaja, kepulauan anambas, Kepri yang unik dan khas. Tarian
gobang selalu di tampilkan dalam acara-acara penting seperti sunatan, perkawinan, dan hari besar
lainnya.

Kesenian joget gobang mirip opera tradisional yang dalam penampilannya selalu dilengkapi
dengan para penari yang berkostum aneh, semuanya menggunakan topeng berwajah seram sepeti
moyet, raksasa bengis dan paras menyerupai hantu lainya.

Musik pengiringnya terdiri atas gendang panjang, gendang pendek dan gong. Di tengah alunan
musik itulah para pemainnya melantunkan nyanyian dalam bahasa daerah melayu setempat.
Syair-syairnya berisi tuntunan moral, nasehat dan lain-lain.

4. Melemang
Melemang merupakan tarian tradisional yang berasal asli dari daerah bintan. Menurut sejarahnya
tarian melemang ini berasal dari tanjung pisau negeri bentan penaga.

Tarian melemang pertama kali di mainkan sekitar abad ke 12. Ketika itu tarian melemang hanya
di mainkan di istana kerajaaan Melayu bentan.

Saat itu tarian melemang di tampilkan pada saat saat tertentu saja khususnya untuk menghibur
pembesar dan raja di kalangan istana.

11
Namun sejak kerajaan bentan mengalami keruntuhan, tarian melemang berubah menjadi
pertunjukan hiburan rakyat. Setiap pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya
mengambil sesuatu, berdiri sambil membungkukkan badan ke arah belakang.

5. Mak Yong

Mak Yong adalah kesenian daerah Riau yang termasuk kedalam seni teater tradisional
masyarakat melayu yang masih lestari hingga sekarang masih sering dipertunjukkan.

Dulunya, pertunjukan mak yong di adakan orang desa di pematang sawah selesai panen padi.
Seni teater mak yong terdapat juga di negara bagian seperti terengganu, pattani, kelantan, kedah.

Di kepulauan riau, mak yong dibawakan oleh penari yang memakai topeng berbeda dengan di
malaysia yang tanpa topeng.

Pertunjukan mak yong biasanya di bawakan oleh kelompok penari dan pemusik, yang
menggabungkan berbagai unsur keagamaan, sandiwara, tari, musik, vokal, serta naskah.

Tokoh utama pria dan wanita, keduanya dibawakan oleh penari wanita. Pertunjukan mak yong di
iringi musik seperti gendang, rebab dan tetawak.

6. Mendu
Mendu adalah salah satu kesenian kepulauan Riau yang menggabungkan unsur nyanyian,
tarian,dan teater. Cerita yang di mainkan adalah hikayat dewa mendu yang di angkat dari cerita
rakyat masyarakat Natuna.

12
Tokoh-tokoh dalam seni pertunjukan mendu, di samping dewa mendu itu sendiri adalah Angkara
Dewa, Siti Mahdewi, Maharaja Laksemalik, Kilan Cahaya, Nenek Kebayan, Raja Bahailani, Raja
Majusi, Raja Firmansyah, Raja Beruk, dan tokoh-tokoh pendukung lainnya yang jenaka seperti
Selamat Salabe dan Tuk Mugok.

7. Zapin

Tarian Zapin adalah salah satu tarian rumpun melayu. Kata zapin sendiri berasal dari bahasa arab
yaitu ”Zappan” yang artinya penari dan ”Al Zapin” yang berarti gerak kaki.

Tarian ini kental dengan pengaruh budaya arab ini bisa anda nikmati kalau mengunjungi
kepulauan Lingga.

Biasanya ditampilkan di acara-acara tertentu atau pegelaran budaya. Tarian zapin memiliki
banyak ragam gerak tariannya, walaupun pada dasarnya gerakan dasar zapinnya sama, dan pada
prinsipnya tarian ini bersifat edukatif namun di tampilkan dengan kemasan yang menghibur.

Syair-syair lagunya cukup kental dengan nuansa dakwah islam. Musik penggiringnya terdiri dari
dua alat utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh berupa gendang
kecil yang kerap disebut marwas.

13
Rumah Adat Riau Pekkanbaru

1. Balai Salaso Jatuh

Rumah Adat yang pertama adalah Balai Salaso Jatuh. Jika teman teman tinggal di kepulauan jawa
khusus. nama ini mungkin terdengar sangat aneh dan unik di telinga teman teman. Bagi masyarakat Riau
pasti mereka tahu betul tentang arti dari nama bangungan yang bernama “balai salaso jatuh” tersebut.

Makna Balai saliva jatuh pada dasarnya adalah bangunan yang berawal dari Riau, yang digunakan
untuk musyawarah dan kegiatan- kegiatan bersama lainnya. Jadi bisa di sangkal itu balai tempo tidak
bekerja untuk rumah pribadi. Tapi bangungan ini di gunakan untuk keperluan forum musyawarah dan juga
kegiatan umum lainnya.

Sesuai dengan fungsi yang di miliki balai salaso jatuh itu sendiri, bangunan ini memiliki
sebutan-sebutan lain yang juga dikenal di kalangan masyarakat sekitarnya. Seperti contohnya balai
panobatan, balirung sari, balai karapatan dan masih banyak juga yang lain. Tapi akhir-akhir ini
fungsi bangunan di ganti oleh rumah penghulu atau masjid.

Bangunan ini memiliki selaras keliling, dan memiliki lantai yang lebih rendah dari sisi sisi
tengah. Selain itu balai salaso matang dipercantik dengan berbagai ragam ukiran yang terdiri dari

14
tumbuh-tumbuhan atau hewan. Di setiap ukiran yang ada di bangunan ini diperlukan sebutan
khusus.

Untuk Motif ukiran pada tangga di sebut dengan Ukur Dapat di inginkan atau ombak-
ombak. Dalam Motif ukiran yang ada di atas pintu dan jendela disebut dengan lambai-lambai. Dan
Motif Ukiran yang ada di samping pintu dan jendela disebut dengan “kisi-kisi” semut beriring dan
itik pulang petang.

2. Rumah Melayu Atap Lontik

Selanjutnya adalah Rumah adat Riau yaitu Rumah Melayu Atap lontik atau yang kerap
disebut dengan rumah lancangn atau pancalang. Rumah ini juga berawal dari Kabupaten. Kampar
Provinsi Riau. Di kenal dengan sebutan bebas atau pancalang Karena rumah ini memiliki hiasan
yang ada di dinding depan rumah dengan bentuk perahu.

15
Dari kejauhan rumah ini akan terlihat seperti rumah-rumah perahu yang biasa di buat oleh
penduduk. Selain itu disebut juga sebutan dengan lancing dan pancalang karena rumah ini juga
disebut dengan lontik. Karena rumah ini juga memiliki atap parabung yang meletik ke atas.

Terwujudnya rumah adat ini, karena di dasarinya oleh sebuah pengaruh dari budaya
Minangkabau. Penyebab sebagian besar rumah ini juga terletak di daerah yang berbatasan langsung
dengan Sumatra Barat. Salah satu dari keunikan rumah adat ini adalah, anak rumah tangga yang di
dukung 5 atau bilangan ganjil lainnya.

Memilih angka 5 karena mereka yakin tentang agama islam yang berdiri di atas lima
perkara. Yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa dan Haji alasan mereka memilih angka lima. Bentuk
tiang di rumah ini juga sangat beragam, ada yang segi empat, dan segi enam, segi tujuh, segi empat
dan segi sembilan. Setiap jenis tiang yang ada di rumah adat ini memiliki makna yang di yakini
oleh masyarakat Riau.

3. Rumah Adat Riau Salaso Jatuh Kembar

16
Selanjutnya adalah Rumah Adat Riau Salaso Jatuh Kembar. Rumah ini memiliki bentuk
yang mirip dengan balai salaso dewasa. Jika balai salaso lebih di fungsikan untuk kegiatan
musyawarah atau kegiatan bersama lainnya. Sementara jika rumah ini masih di gunakan untuk
keperluan masing-masing individu. Karena rumah ini memiliki desain rumah seperti rumah
panggung yang berbentuk persegi panjang. Karena rumah ini memiliki dua selaras ruang lebih
tinggi dari lantainya.

4. Rumah Melayu Lipat Kajang

17
Selanjutnya Rumah Khas Adat Riau yaitu Rumah Melayu Lipat Kajang, yang bermula dari
Kepulauan Riau. Di pasang dengan lipat kajang sebab rumah ini memiliki desain yang menyerupai
bentuk perahu. Ujung atas bangunan rumah tersebut melengkung ke atas dan sering disebut dengan
lipat kejang atau pohon jerambah oleh masyarakat sekitar.

Rumah adat saaat ini jarang atau tidak lagi di gunakan oleh para penduduk Riau. Karena Salah satu
alasan mengapa menciptakan arsitektur ini merupakan konsep atau arsitektur bangunan dari Negara
Barat. Dan masyarakat memperhatikan bentuk bangunan lebih sederhana dan lebih mudah di
bangun.

18
5. Rumah Melayu Atap Limas Potong

Selanjutnya adalah Rumah Melayu Atap Limas Potong. Selain itu rumah adat salaso,
rumah adat ini juga sering di gunakan oleh masyarakat Riau. karena sebagian besar masyarakat
Riau berasal dari suku adat melayu. Tidak heran juga mendukung mereka lebih dari rumah jenis
ini.

Rumah ini memiliki atap yang terdiri dari suka bangun limas yang terpotong. Teman-
teman dapat menghubungi rumah ini di Provinsi kepulauan Riau, selain di Riau rumah ini juga
bisa kita temui di Kepulauan Riau.

19
Rumah ini juga termasuk dalam kelompok rumah panggung. Panggung pada rumah ini
memiliki satu koma lima meter dari permukaan tanah. Dan luasnya bukan rumah ini tergantung
pada kebutuhan dan keinginan si pemilik.

2.3 SUMBER DAYA ALAM RIAU PEKANBARU

Sumber Daya Alam Provinsi Riau merupakan salah satu potensi unggulan yang dimiliki oleh
Provinsi Riau yang meliputi pertanahan, pertambangan, pertanian/ perkebunan, kehutanan,
kelautan/perikanan, dan industri/ jasa.

Energi dan Sumber Daya Alam

Sektor energi dan sumber daya mineral merupakan salah satu sektor yang berperan besar dalam
pembangunan daerah Provinsi. Yang menjadi komoditas unggulan dalam sektor energi dan sumber
daya mineral di Provinsi Riau antara lain kelistrikan dan pertambangan.

Listrik merupakan komoditas penting bagi kehidupan manusia pada saat ini. Tanpa adanya energi
listrik, hampir dipastikan banyak sektor pembanguna akan lumpuh. Sebagian besar energi listrik di
Provinsi Riau masih dipasok oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.

Dari tahun 2013 hingga 2015, kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 114 Kva/Kwh pada PLTA,
94,6 Kva/Kwh pada PLTD dan 131,2 Kva/Kwh pada PLTG. Jumlah kapasitas listrik ini tidak
meningkat maupun menyusut begitu pula pada jumlah unit pembangkit listrik. Di seluruh Provinsi

20
Riau terdapat 1 unit pembangkit listrik PLTA, 65 unit pembangkit listrik PLTD dan 6 unit
pembangkit listrik PLTG.

Pertanian

Sektor pertanian juga merupakan salah satu faktor yang berperan dalam perkembangan
perekonomian Riau. Produksi komoditas utama pertanian adalah padi, jagung dan kedelai. Selain
itu hasil pertanian lainnya yang merupakan komoditas Provinsi Riau adalah kacang tanah, kacang
hijau, ubi kayu dan ubi jalar.

Pada tahun 2015, produksi padi di Riau mencapai 393.917 ton gabah kering giling (GKG). Produksi
tersebut terhitung mengalami kenaikan sebesar 2,2 persen jika dibandingkan produksi di tahun
2014. Kenaikan produksi ini dipengaruhi oleh kenaikan yang terjadi pada luas areal panen sebesar
107.546 hektar yang meningkat sekitar 1.509 hektar (1,42%) dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, produktivitas padi juga meningkat sekitar 0,26 kuintal/hektar atau sekitar 0,71 %.

21
Sementara itu peningkatan terjadi pada produksi jagung yaitu sebesar 30.870 ton pipilan kering,
produksi ini meningkat sekitar 7,75 persen atau 2.219 ton pipilan kering. Peningkatan ini dapat
dipengaruhi karena adanya kenaikan luas areal produksi jagung sebesar 368 hektar lahan (3,1%)
dibandingkan dengan areal produksi tahun 2014 sebesar 12.057 hektar. Peningkatan juga terjadi
pada produktivitas jagung pada tahun 2015 sebesar 1.09 kuintal/hektar dari tahun 2014 atau sekitar
4,59 %.

Produksi kedelai juga mengalami penurunan pada tahun 2015 sebesar 187 ton biji kering (8,02%)
dari produksi kedelai pada tahun 2014. Penurunan produksi ini dipengaruhi oleh luas panen yang
sebesar 1.516 hektar menurun sekitar 514 hektar (25,32%). Akan tetapi produktivitas kedelai
meningkat sebesar 2,66 kuintal/hektar atau 23,15% dibandingkan tahun sebelumnya.

22
Pada tahun 2015, Produksi kacang tanah lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hasil
produksi ini turun sebesar 8,39 persen dibanding tahun 2014 dan 16,65 persen dibanding tahun
2013. Penurunan produksi ini dipengaruhi oleh semakin menurunnya luas areal pertanian kacang
tanah dibanding tahun 2013 dan 2014 masing-masing 18,41 persen dan 9,23 persen.

Pada tahun 2015, Produksi kacang hijau lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hasil
produksi ini turun sebesar 7,28 persen dibanding tahun 2014 dan 3.39 persen dibanding tahun 2013.
Penurunan produksi ini dipengaruhi oleh menurunnya luas areal pertanian kacang hijau dibanding
tahun 2013 dan 2014 masing-masing 1,53 persen dan 3,67 persen.

23
Selain itu, produksi ubi kayu juga menglaami penurunan pada tahun 2015 sebesar 11,89 persen
dibanding tahun 2014. Sebenarnya, produksi ubi kayu ini sempat meningkat pada tahun 2014
sebesar 14,08 persen. Penurunan produksi ini juga dipengaruhi oleh menurunnya luas areal
pertanian ubi kayu sebesar 11,61 dibanding tahun 2014.

Dalam 3 tahun terakhir, Produksi ubi jalar tahun 2015 adalah yang terendah. Hasil produksi ini
turun sebesar 5,36 persen pada tahun 2014 dan kembali turun sebesar 18,05 persen. Seperti
sebelumnya, penurunan produksi ini juga dipengaruhi oleh semakin menurunnya luas areal
pertanian ubi jalar sebesar 4,96 persen pada tahun 2014 dan 18,83 persen pada tahun 2015.

NILAI TUKAR PETANI

24
NTP Provinsi Riau Desember 2019 sebesar 100,27 atau naiksebesar 2,65 persen dibanding NTP
November 2019 sebesar97,69. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh indeks harga yangditerima petani
mengalami kenaikan sebesar 2,69 persen relatiflebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks
harga yangdibayar petani yaitu sebesar 0,05 persen.

Perikanan

Salah satu komoditas unggulan provinsi Riau adalah komoditas dari sektor perikanan. Kondisi
geografis Provinsi Riau dimana 17,40% dari total luas wilayahnya merupakan daerah lautan serta
terdapat 15 sungai menjadikan sektor perikanan berkembang dengan baik. Selain itu masih luasnya
lahan yang belum termanfaatkan merupakan potensi besar untuk budidaya perikanan darat untuk
berkembang. Selain itu, permintaan pasar terhadap produk perikanan semakin meningkat
menjadikan sektor penagkapan saja tidak cukup sehingga kegiatan budidaya ikan seperti keramba,
kolam, perikanan umum dan tambak berkembang dengan baik.

Produksi perikanan Provinsi Riau sebagian besar berasal dari perikanan laut. Pada tahun 2015, data
meunjukkan bahwa hasil tangkapan perikanan laut sebesar 106.233,1 ton atau menurun 1 persen
dari tahun sebelumnya. Selain itu, jumlah rumah tangga perikanan menurun hingga 14.610 KK atau
meningkat 0,98 persen. Selan itu, terjadi juga penurunan pada jumlah kapal penangkap ikan
sebanyak 123 unit.

25
Industri pengolahan hasil perikanan darat dapat dibagi dalam empat jenis yaitu karamba, kolam,
perikanan umum dan tambak. Pada tahun 2015, produksi ikan karamba adalah 5.378,56 ton atau
menurun sebesar 82,52 persen. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya jumlah karamba yaitu
sebanyak 157.638 unit. Hasil produksi ikan pada perikanan umum juga mengalami penurunan
sebesar 3,9 persen akibat menurunnya jumlah rumah tangga perikanan sebanyak 123 RTP.

Produksi kolam ikan mengalami peningkatan sebesar 5.425,2 ton atau sebesar 10,8 persen. Data
sementara pada produksi tambak ikan menunjukkan penurunan yang drastis sebesar 82,23 persen
meskipun jumlah tambak ikan bertambah seluas 89,15 Ha dibandingkan tahun 2014.

Peternakan

Seiring dengan meningingkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat akan produk hewan ternak, baik
dari segi konsumsi daging hewan ternak maupun produk ternak lain, seperti susu dan telur, maka

26
pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pertanian dan Peternakan terus berusaha memenuhi
kebutuhan tersebut. Selain itu terkait dengan komitmen provinsi Riau untuk meningkatkan
swasembada pangan pada 2020, jumlah populasi hewan ternah terus ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi. Hal ini tercermin dari adanya peningkatan pada beberapa aspek peternakan
di Provinsi Riau dalam 3 tahun terakhir.

Diagram diatas menunjukkan adanya peningkatan pada jumlah populasi ternak kecil dalam 3 tahun
terakhir. Populasi kambing merupakan jumlah populasi ternak kecil tertinggi dan meningkat 6,86
persen pada tahun 2014 dan 7,88 persen pada tahun 2015. Selain itu, polpulasi ternak babi dan
domba juga terus meningkat hingga tahun 2015.

27
Diagram diatas menunjukkan produksi daging babi merupakan komoditas ternak kecil tertinggi di
Provinsi Riau. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi daging babi cukup tinggi dibanding hewan
ternak kecil lainnya. Selain itu, produksi ketiga jenis hean ternak kecil diatas juga meningkat selam
3 tahun terakhir. Dapat dilihat bahwa, produksi daging babi meningkat sebesar 4,6 persen pada
tahun 2015; diikuti oleh produksi daging kambing sebesar 4,59 persen dan produksi daging domba
sebesar 2,98 persen.

Tabel diatas menunjukkan bahwa produksi susu sapi di Provinsi Riau pada tahun 2015 mengalami
sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2014, sebesar 4,15 persen. Jumlah produksi ini jauh lebih
rendah dibandingkan jumlah produksi susu sapi tahun 2013 yang mencapai 150.822 Kg pertahun.
Rendahnya produksi susu sapi ini memang dipangaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
menurunnya populasi sapi perah di Provinsi Riau, 46,24 persen pada tahun 2014 dan hanya sedikit
meningkat 4,19 persen pada tahun 2015; selain itu dilihat susu sapi juga bukan merupakan
komoditas unggulan Provinsi Riau sehingga populasi sapi perah pun cukup rendah jika
dibandingkan Provinsi lain yang menjadikan susu sebagai komoditas unggulannya.

Akan tetapi, Produksi daging sapi cukup tinggi dan semakin meningkat hingga tahun 2015. Pada
tahun 2014 terjadi peningkatan produksi daging sapi sebesar 9,53 persen; pada tahun 2015 juga
meningkat sebesar 4,74 persen. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya populasi sapi
potong serta meningkatnya potongan sapi pertahun sebagaimana tabel diatas. Selain itu, yang
menjadi hal yang utama dalam meningkatnya produksi daging sapi di Provinsi Riau adalah
tingginya tingkat konsumsi dan permintaan daging sapi.

28
Dalam 3 tahun terakhir, produksi daging ayam pedaging terus mengalami pertumbuhan yang positif
sebesar rata-rata lebih dari 2 persen pada tahun 2014 dan 2015. Selain itu, produksi daging ayam
buras juga meningkat pada tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 22,46 persen dan 3,93
persen.

Meningkatnya produksi daging ayam pedaging dan ayam buras dipengaruhi oleh tingginya
populasi ayam pedaging dan ayam buras. Populasi ayam pedaging teruz meningkat sebagaimana
diagram diatas begitu juga pada popuasi ayam buruas. Tingginya permintaan ayam pedaging dan
ayam buras juga turut mempengarui tingginya produksi kedua komoditas tersebut.

29
Dilihat dari produksi teur unggas, terjadi peningatan yang signifikan pada produksi telur ayam pada
tahun 2015. Diagram diatas menunjukkan peningkatan produksi daging ayam pada tahun 2014
sebesar 18,79 persen dan pada tahun 2015 sebesar 28,56 persen. Akan tetapi pada produksi telur
itik, terjadi kontraksi yang cukup dalam pada thaun 2014 yaitu sebesar 54,01 persen. Pada tahun
2015, produksi telur itik sedikit meningkat sebesar 1,42 persen.

Peningkatan yang terjadi pada produksi telur ayam dipengaruhi oleh meningkatnya populasi ayam
petelur. Sebagaimana diagram diatas, terjadi peningkatan populasi ayam petelur pada tahun 2015
sebesar 9,08 persen. Begitu pula pada populasi itik pada tahun 2014 juga mempengaruhi turunnya
produksi telur itik tahun 2014 yang mencapai 54,02 persen.

30
2.4 TEMPAT WISATA RIAU PEKANBARU

1. Kawah Biru

Sumber gambar: Kumparan


Kawah Biru yang terletak di Desa Tanah Merah ini sebenarnya adalah lokasi bekas galian yang
terisi air hujan sehingga membentuk kawah. Warna air biru yang indah pada objek wisata
Pekanbaru ini dihasilkan disebabkan oleh galian pasir berwarna putih bening sehingga
warna air terlihat jelas berwarna biru.

• Lokasi: Desa Tanah Merah, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar


• Jam Operasional: 24 jam
• Harga Tiket: Gratis

31
2. Sungai Kampar

Sumber gambar: Tribunnews


Siapa bilang berselancar hanya bisa dilakukan di laut? Di Sungai Kampar, Toppers bisa
berselancar karena sungai ini memiliki ombak yang dikenal oleh warga lokal sebagai “Bono”.
Toppers akan merasakan kecepatan ombak 40 kilometer per jam di tujuan wisata favorit
Pekanbaru ini dan ombak inilah yang akan membawamu naik hingga ke ketinggian 4 sampai 6
meter.

• Lokasi: Sungai Kampar, Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau


• Jam Operasional: 24 jam
• Harga Tiket: Gratis

32
3. Danau Buatan Khayangan

Sumber Gambar: Sportourism


Tak hanya berfungsi sebagai saluran irigasi, Danau Khayangan juga populer sebagai salah satu
destinasi wisata di Pekanbaru. Di Danau Khayangan, pengunjung bisa mengelilingi danau dengan
menggunakan sampan atau speedboat, dan para pengunjung juga dapat mendaki bukit di sekitar
danau.

• Lokasi: Jl. Khayangan, Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau


• Jam Operasional: 24 jam
• Harga Tiket: Gratis

33
4. Perpustakaan Soeman H.S

Sumber gambar: Riau Berbagi


Layaknya sebuah pusat perbelanjaan modern, perpustakaan Soeman H.S dapat dikatakan sebagai
perpustakaan termegah di Pekanbaru. Keindahan dari perpustakaan ini tidak hanya dinilai dari
bentuk bangunan gedung yang seperti buku sedang dibuka, namun juga karena fasilitas yang
ditawarkan lengkap, yaitu WiFi, buku-buku edisi baru, komputer, ruangan ber-AC, dan lain-lain.
Tak heran tempat ini kerap dijadikan tujuan wisata kota Pekanbaru.

Lokasi: Jalan Jenderal Sudirman No.462, Jadirejo, Sukajadi, Kota Pekanbaru


Jam Operasional: 9.00-17.00 WIB (Senin-Sabtu), Minggu tutup
Harga Tiket: Gratis

34
5.Riau Fantasi

Sumber gambar: Okezone


Menjadi taman rekreasi terbesar di Sumatera, Riau Fantasi berdiri di lahan seluas 6,5 hektar. Hal
yang menjadikan Riau Fantasi tempat wisata Pekanbaru yang unik karena dipisahkan antara
wahana basah dan wahana kering.

Di wahana basah terdapat beberapa jenis kolam, sedangkan di wahana kering ada bermacam-
macam wahana yang menguji adrenalin seperti kora-kora, wave blaster, dan lain lain.

• Lokasi: Jl. Labersa , Simpang Tiga Bukit Raya , Kota Pekanbaru, Riau Indonesia
• Jam Operasional: 09.00-18.00 WIB (Setiap Hari)
• Harga Tiket: Rp 60.000,00 (Senin-Jumat), Rp 70.000,00 (Sabtu, Minggu)

35
6.Rumah Singgah Tuan Kadi

Sumber gambar: Riau Aktual


Menjadi salah satu peninggalan sejarah milik Sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura, Rumah Singgah
Tuan Kadi terkenal sebagai tempat wisata sejarah Pekanbaru. Tempat wisata sejarah ini menjadi
ramai juga dikarenakan faktor tempat yang berdekatan dengan Sungai Siak.

• Lokasi: Kecamatan Kampung Bandar, Kabupaten Senapelan, Pekanbaru


• Jam Operasional: 09.00-17.00 WIB
• Harga Tiket: Gratis

36
2.5 MAKANAN KHAS RIAU PEKANBARU

1. Mieso

makanan khas pekanbaru Foto: istimewa

Makanan khasPekanbaru bernamamieso ini menjadi menu sarapan yang paling populer dan
banyak dijumpai diPekanbaru. Sajian berkuah ini terdiri dari mie kuning, mie putih, ayam suwir,
tahu dan kulit ayam. Dipadu dengan kuah kaldu hangat yang gurih nikmat.

Mieso paling enak dinikmati bersama dengan sambal hijau dan disajikan dengan kerupuk merah
muda yang biasa dijadikan sebagai teman makan soto Padang. Sluurp, enak!

37
2. Mie Lendir

makanan khas pekanbaru Foto: istimewa

Makanan khas Pekanbaru yang banyak diminati lainnya adalah mie lendir. Ini adalah mie kuning
yang disajikan dengan kuah kental yang teksturnya mirip seperti lendir. Kuah mie lendir terbuat
dari campuran ubi, kacang tanah dan beberapa campuran bumbu rempah.

Selain mie kuning, mie lendir juga disajikan dengan irisan tauge rebus, telur rebus, irisan cabai
rawit dan bawang goreng.

38
3. Lopek Bugi

makanan khas pekanbaru Foto: istimewa

Kue khas Riau yang tersohor adalah lopek bugi. Kue ini dulunya hanya bisa dinikmati oleh kaum
bangsawan, namun seiring dengan berkembangnya zaman, kue dengan campuran beras ketan ini
bisa kamu nikmati sebagai sarapan atau ketika perayaan hari besar.

Lopek bugi dibuat dengan bahan dasar tepung beras ketan. Sajian kue ini banyak dibuat oleh
masyarakat yang berada di desa Danau Bingkuang.

39
4. Roti Jala

makanan khas pekanbaru Foto: istimewa

Roti jala menjadi salah satu makanan dariPekanbaru yang dipengaruhi oleh budaya Melayu. Roti
jala yang memiliki rasa cenderung hambar biasanya dimakan dengancocolan saus durian untuk
versi manisnya. Namun jika suka dengan rasa gurih, masyarakat Riau sering menikmatinya
dengan kari ayam, kambing atau sapi.

40
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Provinsi Riau merupakan wilayah yang mempunyai banyak keanekaragaman suku dan agama,
Kalimantan Selatan juga mempunyai hasil sumber daya alam yang melimpah seperti dari sektor
pertanian, perkebunan dan pertambangan selain itu Provinsi Riau juga mempunyai berbagai
macam kuliner yang beranekaragam

3.2 SARAN

Pembuatan makalah ini diharapkan agar dapat membantu teman-teman untuk mengenal
Provinsi Riau secara lebih dalam. Dan di harapkan dengan makalah ini dapat membantu teman-
teman sebagai referensi atau pun untuk menambah pengetahuan teman-teman.

41
DAFTAR PUSTAKA

https://pesona-indonesia.info/kesenian-riau/

https://brainly.co.id/tugas/30849903

https://www.batiqa.com/id/hotels/pekanbaru/read-article/mengenal-provinsi-riau-dan-sejarahnya

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekanbaru?veaction=edit&section=5#Pemerintahan

https://www.riau.go.id/home/content/32/legislatif

42

Anda mungkin juga menyukai