Kelas : 9.7
Absen : 11
T.A 2022/2023
A. Geografis Provinsi DKI Jakarta
Jakarta, atau secara resmi bernama Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah
ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta, dengan luas kota:
661,52 Km2, terletak di antara 60 8′ Lintang Selatan dan 106 0 48′ Bujur
Timur. Sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Banten dan sebelah timur
dan selatan berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat. Di sebelah utaranya
berbatasan dengan laut Jawa.
Ibu Kota : Kota Jakarta
Gubernur : Anies Baswedan
Wakil Gubernur : Basuki Tjahaja Purnama
Sekretaris Daerah : Marullah Matari
Ketua DPRD : Prasetyo Edi Marsudi
Rumah Kebaya atau Rumah Bapang merupakan rumah adat Betawi asli
yang terinspirasi dari kebaya. Jika dilihat dari sisi samping, bentuk
pelana atap rumah ini seperti lipatan rok kebaya. Rumah kebaya identik
dengan terasnya yang luas dan terdapat bangku meja kursi, ini memiliki
arti bahwa orang Betawi akan terbuka dan menghargai siapa pun yang
datang. Selain itu, rumah kebaya juga dikelilingi pagar yang berarti
walaupun terbuka dengan siapa pun, orang Betawi juga memiliki
batasan terhadap hal yang negatif. Di setiap sudut rumah kebaya
terdapat banyak ornamen identitas rumah adat, seperti gigi balang dan
banji. Gigi balang merupakan papan berbentuk segitiga yang terlihat
1
seperti gigi belalang. Ornamen ini merupakan simbol suku Betawi yang
memegang teguh kejujuran dan kerja keras seperti belalang.
Sedangkan ornamen banji memiliki bentuk tumbuh-tumbuhan, seperti
bunga matahari. Bunga matahari berarti sumber kehidupan dan terang,
maka penghuni rumah memiliki pola pikir dan jiwa yang terang agar
menjadi anutan bagi penghuni sekitarnya.
1. Kebaya Encim
2. Baju Sadariah
3. Baju Demang
4. Baju Tikim dan Celana Pangsi
5. Busana Pengantin DKI Jakarta
6. Kain Batik Betawi
2
D. Tarian Adat Provinsi DKI Jakarta
Lagu ondel ondel DKI Jakarta memang identik dengan ikonnya yaitu
ondel-ondel. Sebuah boneka besar yang memiliki tinggi 2,5 meter dengan
hiasan baju adat Betawi.
Ondel-ondel sendiri sangat mudah Anda jumpai bila berkunjung ke
tempat-tempat wisata di Jakarta. Tidak jauh berbeda dengan bonekanya,
lagu Ondel-Ondel juga sangat akrab di telinga orang dewasa bahkan anak-
anak di suku Betawi.
3
Mak, bapak ondel-ondel ngibing
Ngarak penganten disunatin
Goyangnye asyik endut-endutan
Nyang ngibing igel-igelan
Plak gumbang gumplak plak plak
Gendang nyaring ditepak
Yang ngiringin nandak
Pade surak-surak
Tangan iseng ngejailin
Kepale anak ondel-ondel
Taroin puntungan
Rambut kebakaran
Anak ondel-ondel jejingkrakkan
Kepalenye nyale bekobaran
Yang ngarak pade kebingungan
Disiramin aer comberan
Gambar Golok
G. Kuliner DKI Jakarta
1. Kerak Telor.
2. Soto Betawi.
3. Roti Buaya.
4. Nasi Uduk.
4
5. Lontong Sayur.
6. Soto Tangkar.
7. Semur Jengkol.
8. Tape Uli.
5
Gambar Dufan Taman Impian Jaya Ancol
6
Selain dikenal sebagai orang ahli mengaji dan pandai bermain silat, si
Pitung juga dikenal sebagai orang berakhlak baik, pemberani dan selalu
membela yang lemah teraniaya. Maka, betapa marah dan gusarnya dia
ketika melihat kesewenang-wenangan Kompeni Belanda memperlakukan
rakyat Betawi. Begitu juga dia marah terhadap para tauke (Majikan) dan juga
tuan-tuan tanah yang hidup senang karena memeras rakyat. Rakyat Betawi
yang miskin tambah miskin dan menderita.
Si Pitung tidak bisa membiarkan kejadian menyedihkan itu kian
berlarut-larut. Dia merasa harus melakukan sesuatu demi memperbaiki
rakyat disekitarnya. Dia juga ingin meberi pelajaran keras terhadap kompeni,
Para takue dan para tuan tanah. Langkah pertama yang dia lakukan adalah
mencari orang-orang yang sependirian dengannya. Dua orang sahabatnya
Rais dan Ji’i, ternyata juga sepaham dengannya. Mereka pun menggagas
tindakan untuk menolong rakyat miskin.
Si Pitung, Rais dan Ji’i melakukan perampokan terhadap tauke dan
tuan-tuan tanah kaya yang berpihak pada kompen Belanda. Hasil
rampokannya itu lalu dibagikan kepada rakyat miskin. Rakyat miskin dan
mereka yang tertindas serta teraniaya amat berterima kasih mendapat
bantuan dari Pitung dan teman-temannya. Namun demikian, sepak terjang si
Pitung sangat meresahkan para Tauke dan Para tuan tanah.
Untuk menghadapi aksi perampokan Si Pitung, Para tauke dan tuan-
tuan tanah lantas menyewa centeng-centeng atau tukang pukul bayaran.
Mereka mencari para centeng yang dikenal mempunyai kemampuan silat
tingkat tinggi dan bersedia membayar tinggi jika para centeng itu mampu
menjaga harta benda mereka agar tidak dirampok. Mereka mencari hingga
kedaerah-daerah yang jauh. Meski demikian, para centeng yang terkenal
mempunyai kemampuan silat tinggi itu tidak berdaya juga menghadapi si
Pitung dan kawan-kawannya. Harta kekayan para tauike dan Para tuan
tanah jahat itu tidak mampu mereka jaga.
Para tauke dan tuan tanah akhirnya melaporkan kejadian yang mereka
alami itu kepada pemerintaha Kompeni Belanda. Pemerintah Kompeni
Belanda lantas mengirimkan pasukan bersenjata untuk memburu si Pitung.
Akan tetapi menangkap si Pitung dan kawan-kawannya bukanlah perkara
mudah. Selain serangan-serangan mendadaknya sangat merugikan pasukan
Belanda, rakyat pun membantu perlindungan bagi pitung dan kawan-kawan
sehingga sulit ditemukan.
Pemerintah Kompeni Belanda lalu menerapkan siasat lain. Mereka
menyatakan.” Siapa saja yang bersedia memberikan keterangan perihal
dimana keberadaan si Pitung akan diberikan hadiah yang sangat besar.”
Iming-iming hadiah besar itu tidak menarik minat rakyat Betawi,
terutama mereka yang miskin, menderita dan teraniaya. Selama itu mereka
telah mendapatkan berbagai bantuan dari si Pitung dan kawan-kawan, tentui
saja mereka tidak bersedia membantu pemerintahan Kompeni belanda. Si
Pitung dan kawan-kawannya merupakan pahlawan bagi rakyat miskin dan
7
tertindas. Bagaimana mungkin mereka bersedia membantu pemerintah
kompeni Belanda yang menjajah dan membuat kehidupan mereka menjadi
menderita. Meskipun sebagian dari mereka disiksa pemerintah kompeni
Belanda untuk menunjukan keberadaan si Pitung, tetap saja mereka enggan
menyebutkannya.