DOSEN PEMBIMBING
Oleh :
TAHUN 2020/2021
I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu WaTa’ala, atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Ratna Wati, SST
selaku dosen Kesehatan Reproduksi Keluarga Berencana kami , atas bimbingan,
dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya-Allah
sesuai yang kami harapkan.Dan kami ucapkan terima kasih Mudah-mudahan
makalah ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan bagi kita semuanya
Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………… . . I
KATA PENGANTAR …………………………………………………… . . II
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… . III
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ………………………………………………………………1
B. RumusanMasalah……………………………………………………………2
C. Tujuan……………………………………………………………………….2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Fertilitas ………………………………………………………………….. 3
B. Mortalitas ………………………………………………………………....18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………..27
B. Saran………………………………………………………………….........28
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia,
mengupayakan penurunan tingkat fertilitas. Tujuan pembangunan dari suatu
negara adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Disamping
menjadi objek pembangunan, penduduk juga berperan sebagai subjek
pembangunan. Namun di sisi lain, pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali
dianggap sebagai faktor penghambat dari pembangunan. Perkembangan jumlah
penduduk tanpa disertai dengan kebijakan yang tepat dan memadai maka akan
menimbulkan masalah sosial dan ekonomi. Bertambah besarnya jumlah penduduk
memerlukan berbagai fasilitas pendukung sehingga membutuhkan investasi dalam
menciptakan sarana dan prasarana yang memadai seperti tempat tinggal, sarana
pendidikan fasilitas kesehatan dan lain sebagainya. Tanpa kebijakan pengendalian
penduduk yang tepat dan memadai, tentu saja hal tersebut akan menjadi hambatan
bagi pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia masih cukup tinggi. Distribusi penduduk
yang tidak seimbang antara penduduk pulau Jawa dan penduduk diluar pulau
Jawa merupakan masalah, pada tahun 2000, 60% atau 122 juta dari jumlah
penduduk tinggal di pulau Jawa yang mempunyai areal tanah 6,9% dari seluruh
luas tanah di Indonesia. Keadaan tersebut akan menimbulkan masalah sosial
ekonomi, dan pengadaan lapangan kerja. Dan mengingat anak – anak merupakan
salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak memerlukan prioritas
khusus. Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan,
setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan
sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk
beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.Dalam hal kematian, Indonesia
mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals
(MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan serta
menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah dari keadaan pada
tahun 2000 (Syarief,Hidayat.2004).
Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan
1
pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif
ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat penting adalah
terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi. Rendahnya konsumsi pangan atau
tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kelahiran dan kematian?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelahiran dan kematian?
3. Bagaimana data kelahiran dan kematian menurut BKKB dan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kelahiran dan kematian.
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi kelahiran dan
kematian.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. FERTILITAS
1. Pengertian
2. Tingkat Pendidikan.
Terdapat perbedaan tingkat kelahiran pada berbagai tingkat pendidikan wanita.
Umumnya semakin tinggi pendidikan, semakin rendah angka fertilitas totalnya.
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa TFR terendah terdapat pada wanita dengan
tingkat pendidikan Perguruan Tinggi, yaitu sekitar 2,3 anak. Namun demikian, saat
ini terdapat kecenderungan wanita dengan pendidikan tinggi berkeinginan untuk
mempunyai anak lebih dari dua anak. Selain itu, dengan adanya kesadaran untuk
mengurus anaknya sendiri, demi meningkatkan kualitas bayi atau anaknya.
Tentunya hal ini perlu ditunjang dengan hasil empiris sebagai upaya pembuktian.
Gambar 3. Angka Kelahiran Total Menurut Tingkat Pendidikan, Indonesia, 2002-
2017
3. Kuintil Kekayaan.
Gambar 6. Median Umur Melahirkan Pertama pada Wanita umur 25-49 Tahun
Menurut Tingkat Pendidikan, Indonesia, 2017
Gambar 7. Median Umur Melahirkan Pertama pada Wanita umur 25-49 Tahun
Menurut Kuintil Kekayaan, Indonesia, 2017
4. Jarak Kelahiran
perlu diperhatikan karena berdampak pada jumlah anak yang dilahirkan, juga pada
kesehatan ibu dan anak. Selain itu, jarak antar kelahiran berkaitan dengan risiko
kesakitan dan kematian pada anak. Secara umum jarak kelahiran kurang dari 24
bulan, berisiko kesehatan atau kematian lebih tinggi dibanding jarak kelahiran lebih
dari dua tahun. Jarak kelahiran yang terlalu dekat, juga berisiko pada kelahiran bayi
prematur, dan BBLR (berat bayi lahir rendah) atau kurang dari 2,5 kg. Dari hasil
SDKI 2017, median jarak antar kelahiran sebesar 64,6 bulan. Hal ini menunjukkan
median jarak kelahiran terjadi lebih dari 5 (lima) tahun setelah kelahiran
sebelumnya.
5. FertilitAS Remaja
Kelahiran saat remaja atau usia 15-19 tahun menjadi salah satu perhatian dan
tujuan khusus dari Millenium Development Goals (MDGs), yaitu tujuan 5b.
Kelompok umur ini perlu memperoleh perhatian, terkait dengan risiko kelahiran
terhadap timbulnya kesakitan dan kematian ibu dan atau anak. Oleh karena itu,
remaja wanita perlu dipersiapkan dengan matang baik fisik maupun psikisnya
untuk menjadi ibu.
Dari hasil SDKI Tahun 2017 dapat dilihat bahwa sekitar 7 persen wanita umur
15- 19 tahun sudah menjadi ibu, 5 persen sudah pernah melahirkan, dan 2
persen sedang hamil anak pertama. Jika dilihat perubahannya dari hasil SDKI
Tahun 2012 (10 persen) ke SDKI Tahun 2017 (7 persen), tampak terjadi
penurunan persentase remaja wanita yang sudah pernah melahirkan atau sedang
hamil anak pertama.
Umumnya persentase remaja wanita di perdesaan (10 persen) lebih banyak yang
sudah menjadi ibu dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan (5 persen).
Kondisi seperti ini umumnya terkait dengan tingkat putus sekolah, yang hanya
sampai tingkat sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP).
Gambar 10. Distribusi Persentase Remaja Wanita yang Sudah Menjadi Ibu
Menurut Tingkat Pendidikan, Indonesia, 2017
Gambar 11. Distribusi Persentase Remaja Wanita yang Sudah Menjadi Ibu
Menurut Kuintil Kekayaan, Indonesia, 2017
Remaja wanita merupakan calon ibu yang dapat berperan menjadi penentu
generasi berikutnya, tentunya perlu dipersiapkan status kesehatannya dengan
baik.
2. Kondisi politik yang tidak aman, termasuk penduduk yang tersingkir atau
terisolasi
B. MORTALITAS
1. Pengertian
Mortalitas atau kematian adalah merupakan keadaan hilangnya semua
tanda - tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup (World Health Organization). Kematian dapat menimpa siapa
saja, tua, muda, kapan saja dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam
jumlah banyak berkaitan dengaan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat
maupun masalah kesehatan lingkungan. Salah satu yang termasuk dalam
komponen demografi adalah mortalitas karena dapat memepengaruhi
perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas
(kelahiran) dan migrasi.
2. Konsep Mortalitas
a. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur
satu bulan.
b. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death)
adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya
pada saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
c. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan
sampai dengan kurang dari satu tahun.
Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur
satu tahun.
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Penyakit
3. Kedudukan sosial-ekonomi,
4. Tingkat pendidikan,
5. Pekerjaan,
4. Indikator Mortalitas
adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada
pertengahan tahun.
14-18 Sedang
9-13 Rendah
adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur
tertentu.
ASDR = Di/Pmi x k
Dimana :
Bayi (infant) merupakan orang yang berumur 0 (nol) tahun atau dalam kata lain
anak-anak yang masih belum sampai pada hari ulang tahunnya yang pertama. Angka
kematian bayi merupakan variable sosial ekonomis dan demografis yang sangat
penting karena data tersebut dapat menunjukan banyaknya fasilitas medis dan taraf
kehidupan penduduk
Dimana :
Do = Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu B = Jumlah lahir hidup pada tahun
tertentu
k = bilangan konstan (1000)
<35 Rendah
Adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, dan nifas dalam satu
tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen
atau permil.
Rumus:
Apabila sistem ini bekerja dengan baik merupakan sumber data kematian yang ideal.
Di sini, kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa kematian
tersebut terjadi. Di Indonesia, belum ada sistem registrasi vital yang bersifat
nasional, yang ada hanya sistem registrasi vital yang bersifat bersifat lokal, dan hal
ini tidak sepenuhnya meliputi semua kejadian kematian pada kota-kota itu sendiri.
Dengan demikian di Indonesia tidak mungkin memperoleh data kematian yang baik
dari sistem registrasi vital.
• Sensus dan survei penduduk
Sensus dan survei penduduk merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk
mengumpulkan data penduduk, termasuk pula data kematian. Berbeda dengan
sistem registrasi vital, pada sensus atau survei kejadian kematian dicacat setelah
sekian lama peristiwa kejadian itu terjadi. Data ini diperoleh melalui sensus atau
survei dapat digolongkan menjadi dua bagian :
Bentuk langsung (Direct Mortality Data)
B. Saran
Seperti halnya dikeumukakan oleh Ketua Bappenas (2017) bahwa bagi
provinsi yang sudah mempunyai angka kelahiran kurang dari dua anak, dapat
mengalami pengurangan penduduk produktif di masa depan. Pemerintah perlu
mempertimbangkan kebijakan yang dapat menjaga pertumbuhan penduduk yang
seimbang. Untuk itu, diperlukan strategi jangka panjang yang dapat dilakukan
melalui kegiatan, antara lain: pertama, pemerintah daerah perlu mengupayakan
angka kelahiran pada tingkat replacement rate. Kedua, daerah perlu meningkatkan
konektivitas dengan kota-kota satelitnya, untuk tetap mendukung produktivitas
yang tinggi dan mencegah arus perpindahan penduduk yang tidak terkendali.
Ketiga, meningkatkan partisipasi kerja lebih luas, dengan menjamin kualitas
pendidikan dan kesehatan anak, dan pengaturan waktu kerja yang fleksibel bagi
perempuan maupun laki-laki.
Terkait mobilitas, kadang sering terlupakan, dan merupakan tantangan
tersendiri karena sulit memperoleh datanya. Tidak hanya mobilitas penduduk
antar wilayah dalam suatu negara, melainkan juga mobilitas antar negara.
Tentunya ini yang sulit dikontrol, jika tidak ada keseriusan dari pemerintah untuk
menangani hal ini, apalagi di era bebas antar negara. Indonesia dengan beragam
pulaunya merupakan peluang yang menarik bagi para pendatang asing untuk
tinggal di negara yang terkenal sebagai wilayah yang gemah ripah loh jinawi.
Perlu mempersiapkan generasi muda termasuk remaja untuk lebih mengenal
negaranya, dan menumbuhkan kecintaan untuk bela negara. Dimulai dengan
pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo SM dan Samosir OB. 2010. Dasar-dasar Demografi edisi 2. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat