Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH DASAR KEPENDUDUKAN

FERTILITAS DAN MORTALITAS

Dosen pengampu :
Bapak Guspianto S.K.M.,M.K.M
Anggota kelompok 4 :
Azzahra Adelia (G1D123079)
Hena Aulia Nurfaza (G1D123130)
Kevin Fritson Napitupulu (G1D123174)
Queency Dhealya Siburian (G1D123061)
Rahma Safitri (G1D123184)
Setia Agnes Maulida Sihombing (G1D123128)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan selalu kehadirat ALLAH S.WT memohon keberkahan dan
atas kehendak - Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah yang berjudul
"FERTILITAS DAN MORTALITAS” dipersiapkan untuk menyelesaikan salah satu tugas
mata kulia Dasar Kependudukan yang diampu oleh Bapak Dr. Guspianto, S.KM, M.KM.
Sebagai pelajar , kami menyadari bahwa ilmunya kurang baik dan kami masih harus
banyak belajar dalam penulisan makalah, banyak hal yang ingin disampaikan dalam
makalah ini kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Inilah alasan kami sangat
menunggu kritik dan saran yang positif sangat diharapkan guna menjadikan makalah ini
lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana kami ini dapat bermanfaat bagi pembaca kedepannya.

Jambi, 22 September

2
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Pengertian Dasar Kependudukan.................................................................................5
2.2 Ukuran Dasar Kependudukan......................................................................................5
2.3 Komponen Kependudukan............................................................................................7
2.3 Struktur Kependudukan..............................................................................................10
BAB III....................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Fertilitas (kelahiran) adalah komponen utama pertumbuhan penduduk yang bersifat
menambah jumlah penduduk. Fertilitas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian
pembangunan. Negara-negara dengan pencapaian pembangunan yang lebih baik, seperti
tingkat kesehatan, pendidikan, dan perekonomian yang lebih tinggi, cenderung memiliki
tingkat kelahiran yang lebih rendah. Negara-negara dengan tingkat kelahiran yang lebih
rendah cenderung mempunyai pencapaian pembangunan yang lebih baik. Sedangkan
Mortalitas berpengaruh negatif terhadap Demografi. Semakin meningkat jumlah kematian
maka pertumbuhan penduduk akan semakin rendah.Mortalitas atau kematian merupakan
salah satu dari tiga komponen demografi, selain fertilitas dan migrasi yang dapat
mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. World Health Organization (WHO)
mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Salah satu
indikator mortalitas yang umum dipakai adalah angka kematian bayi (AKB). Penyebab
kematian bayi dibedakan menjadi faktor endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen
adalah kejadian kematian yang terjadi pada bulan pertama setelah bayi dilahirkan yang
umumnya disebabkan oleh faktor bawaan.Faktor endogen bisa disebut sebagai kematian
neonatal. Faktor eksogen adalah kematian bayi yang terjadi antara usia satu bulan sampai satu
tahun yang umumnya disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan
(Profil Kesehatan Jatim, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep defenisi Fertilitas dan Mortalitas?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi Fertilitas dan Mortalitas?
3. Darimana saja sumber data Fertilitas dan Mortalitas?
4. Apa saja ukuran dari Fertilitas dan Mortalitas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui arti dari fertilisasi dan mortalisasi
2. Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi Fertilitas dan Mortalitas
3. Untuk mengetahui darimana sumber data Fertilitas dan Mortalitas
4. Untuk mengetahui apa saja ukuran dari Fertilitas dan Mortalitas

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian serta konsep fertilitas dan mortalitas


A. Fertilisasi
Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu komponen utama pertumbuhan penduduk yang
bersifat menambah jumlah penduduk. Kelahiran bayi membawa konsekuensi pemenuhan
kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gizi dan kecukupan kalori
serta perawatan kesehatan. Selanjutnya, para bayi ini akan tumbuh menjadi anak usia sekolah
yang memerlukan layanan pendidikan dan kemudian memasuki angkatan kerja dan
memerlukan lapangan pekerjaan. Sementara itu, para bayi perempuan akan tumbuh menjadi
perempuan remaja dan usia reproduksi yang akan menikah dan melahirkan bayi dan
memerlukan layanan kesehatan reproduksi.
Thompson (1953) dalam Mardiani dan Purnomo (2018) mendefinisikan fertilitas sebagai
jumlah kelahiran hidup (live birth) dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Oleh karena
itu, indikator fertilitas mengukur hasil reproduksi nyata
Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menjelaskan
pengukuran

(bayi lahir hidup) dari seorang atau sekelompok perempuan. Selain fertilitas, dikenal pula
istilah lain yang berkaitan dengan reproduksi, yakni natalitas (natality) dan kelahiran (birth).
Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan
wanita atau disebut juga fekunditas. Fekunditas diartikan sebagai potensi fisik seorang
perempuan untuk melahirkan anak. Seorang perempuan dikatakan subur kalau sudah
melahirkan anak lahir hidup. Sementara itu, perempuan yang tidak dapat melahirkan anak
disebut infertil (infecund).
Dalam perkembangan ilmu demografi, fertilitas lebih diartikan sebagai hasil reproduksi yang
nyata dari seorang perempuan maupun kelompok perempuan. Dengan kata lain, fertilitas ini
berkaitan dengan banyaknya bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan hidup. Fertilitas

5
menyangkut peranan kelahiran terhadap perubahan dari jumlah suatu penduduk
(Moertiningsih 2010).
Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan anak banyak.
Perempuan dapat mengatur

fertilitasnya dengan cara abstinensi atau menggunakan alat- alat kontrasepsi. Kemampuan
biologis seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit untuk diukur. Ahli demografi
hanya menggunakan kelahiran hidup (live birth). Jadi, fertilitas adalah kelahiran hidup (live
birth), yaitu kelahiran seorang bayi, tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan,
dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan, seperti ada nafas
(bernafas), ada denyut jantung atau denyut tali pusat, atau ada gerakan- gerakan otot (Mantra,
2003). Sementara itu, kelahiran mati (still birth) didefinsikan sebagai kelahiran seorang bayi
dari kandungan yang sudah berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-
tanda kehidupan pada saat dilahirkan.
Suatu proses kehamilan dapat berhenti karena kematian janin atau karena dihentikan
(pengguguran kandungan/aborsi). Jadi, ada dua (2) macam aborsi, yaitu (i) aborsi yang tidak
disengaja (spontaneous abortion), yang merupakan pengguguran kandungan karena janin
tidak dapat dipertahankan lagi di dalam kandungan, dan (ii) aborsi yang disengaja (induced
abortion), yang merupakan peristiwa penggugurankandungan

karena alasan kesehatan, seperti si ibu mempunyai penyakit jantung yang berat dan
kandungan dapat membahayakan jiwa ibu atau karena alasan nonkesehatan, seperti malu dan
tidak menginginkan janin yang dikandung.
Seorang perempuan mampu melahirkan pada suatu periode umur dalam hidupnya, yaitu masa
reproduksi. Masa reproduksi adalah periode dimana seorang perempuan memiliki potensi
untuk menghasilkan keturunan, yang berawal sejak mendapat haid pertama (menarche) dan
berakhir pada saat berhenti mendapatkan haid (menopause). Dalam analisis fertilitas, pada
umumnya umur 15–49 tahun dijadikan rujukan sebagai masa subur (reproduksi) seorang
wanita.
B. Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas
dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup.1
Yang dimaksud dengan mati ialah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
prmanen, yang isa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini dapat terlihat
bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi apabila sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan
demikian keadaan mati selalu didahului oleh keadaan hidup. Dengan kata lain, mati tidak
pernah ada kalau tidak ada kehidupan. Sedangkan hidup selalu di mulai dengan lahir hidup
(live birth).2

6
Disamping mortalitas, dikenal istilah morbiditas yang diartikan sebagai penyakit atau
kesakitan. Penyakit atau kesakitan dapat menimpa manusia lebih dari satu kali dan
selanjutnyarangkaian morbiditas ini atau sering disebut morbiditas kumulatif pada akhirnya
menghasilkan peristiwa yang idsebut kematian. Penyakit atau kesakitan adalah
penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan
mental

2.2 Faktor yang mempengaruhi fertilitas dan mortalitas


A. Fertilitas
Menurut Davis dan Blake dalam Oktavia (2014), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi fertilitas, yaitu:
1)Pendekatan sosial.
Salah satu pendekatan ilmu sosial tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas
adalah pendekatan sosial. Ada tiga tahap penting dalam proses kelahiran, yatu tahap
hubungan kelamin, tahap konsepsi dan tahap kehamilan. Ketiga tahap ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi dan budaya dimana perempuan dan masyarakat
tinggal.
2)Pendekatan ekonomi.
Mempunyai anak dapat dilihat dari dua segi ekonomi, yaitu segi kegunaannya (utility)
dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan untuk membesarkan dan merawat anak.
Kegunaannya (utility) anak adalah dalam memberikan kepuasan kepada orang tua,
dapat memberi transfer ekonomi misalnya memberikan kiriman uang kepada orang tua
pada saat dibutuhkan.
3)Tingkat pendidikan.
Pendidikan adalah suatu proses yangbertujuan untuk menambah keterampilan,
pengetahuan dan meningkatkan kemandirian maupun kepribadian seorang individu.
4)Struktur umur.
Umur wanita sangat besar pengaruhnya terhadap fertilitas, dimana hal ini berkaitan
dengan umur perkawinan pertama dan umur kumpul pertama. Wanita yang berumur
lebih tua biasanya umur kawinnya lebih muda, dengan demikian tingkat pendidikannya
juga lebih rendah, dan keadaan sosial ekonominya lebih rendah.
5)Kematian bayi.
Mortalitas bayi adalah salah satu komponen demografi selain fertilitas dan migrasi yang
mempengaruhi jumlah, struktur dan komposisi penduduk. Angka kematian juga
digunakan sebagai indikator yang terkait dengan derajat kesehatan dan pembangunan
manusia.

7
B. Mortalitas
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mortalitas yang penting kita ketahui.
1.Kesuksesan persalinan
Faktor pertama yang sangat menentukan mortalitas adalah tingkat kesuksesan proses
persalinan pada suatu wilayah. Dengan tingkat kesuksesan persalinan ibu dan bayi yang
sangat tinggi di suatu wilayah akan membuat tingkat kematian atau mortalitas ibu dan bayi
pada wilayah tersebut sangat rendah.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menekan tingginya tingkat mortalitas atau
kematian ibu dan bayi dalam proses persalinan. Misalkan dengan menyediakan berbagai
sarana dan fasilitas kesehatan yang lengkap dari kota sampai pelosok desa. Hal tersebut
berhasil menekan laju mortalitas ibu dan bayi selama proses persalinan. Apalagi pemerintah
menanggung biaya persalinan masyarakat Indonesia lewat program asuransi kesehatan pada
BPJS kesehatan yang sebelumnya bernama Jampersal.

2.Umur kehidupan manusia


Faktor berikutnya yang sangat mempengaruhi tingkat mortalitas adalah usia harapan hidup
manusia setempat. Di sejumlah pedesaan terpencil di Indonesia, beberapa orang mengalami
usia harapan hidup yang panjang hingga ratusan tahun. Sehingga tingkat kematian atau
mortalitas pada kawasan tersebut sangat rendah. Ditambah lagi dengan tingkat kesadaran
masyarakat setempat yang sangat tinggi dalam menjaga kesehatan secara lahir dan batin sejak
dini dan masa tua.
Umur harapan hidup di setiap wilayah dan negara berbeda-beda. Ada suatu wilayah dan
negara yang memiliki angka usia hidup penduduknya rata-rata sangat tinggi. Hal tersebut tak
terlepas dari gaya hidup sehat yang dijalankannya. Misalkan rajin berolahraga jalan kaki dan
mengkonsumsi makanan dan minuman sehat dan bergizi yang mampu meningkatkan usia
hidup seseorang dalam jangka waktu yang sangat panjang.
3.Ekonomi dan sosial
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi mortalitas suatu masyarakat, bangsa dan negara
adalah faktor ekonomi dan sosial. Dengan tingkat ekonomi dan sosial yang semakin sejahtera
akan menurunkan tingat mortalitas adalah pada suatu masyarakat, bangsa dan negara.
4.Faktor peperangan
Faktor yang turut mempengaruhi tingkatan mortalitas masyarakat adalah faktor perselisihan
atau peperangan yang terjadi pada masyarakat. Contoh kecilnya saja pada peperangan yang
terjadi antara negara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi
pada masyarakat Rusia dan Ukraina.
5.Faktor wabah penyakit
Faktor yang turut berpengaruh pada tingkat mortalitas yang paling nyata beberapa waktu lalu
adalah faktor wabah penyakit Covid-19 yang mampu meningkatkan jumlah kematian
penderitanya di seluruh masyarakat, bangsa dan negara .

2.3 Sumber data Fertilitas dan Mortalitas


Pada umumnya terdapat tiga sistem pengumpulan data penduduk, yaitu:
1. Sensus Penduduk

8
2. Registrasi Penduduk
3. Survei Penduduk
1. Sensus Penduduk
Menurut United Nations, sensus penduduk merupakan keseluruhan proses pencacahan,
pengumpulan, penyusunan dan Penerbitan data demografi, ekonomi dan sosial yang
menyangkut semua orang pada
waktu tertentu di suatu negara. Pelaksanaan sensus penduduk biasanya dilakukan setiap 10
tahun sekali, pada tahun-tahun yang berakhiran nol, agar hasil sensus penduduk dapat
dibandingkan dengan beberapa Negara.
Sensus penduduk sering disebut cacah jiwa mempunyai sejarah setua sejarah
peradaban manusia. Sensus penduduk telah dilaksanakan di Babylonia pada 3800 tahun
SM, begitu pula di Mesir pada 2500 SM, dan di Cina 3000 SM. Pada abad 16 dan 17
beberapa sensus penduduk telah dilaksanakan di Italia, Sisilia, dan Spanyol. Pada masa itu
sensus dilaksanakan untuk tujuan militer, pemungutan pajak, dan perluasan kerajaan.
Sensus penduduk yang lebih menyeluruh dan modern dilaksanakan di Quebec pada
tahun 1666, dan di Swedia pada tahun 1749 (Pollard, 1974). Di Amerika Serikat sensus
penduduk dimulai tahun 1790, dan di Inggris tahun 1801 yang kemudian diikuti oleh
Negara-negara jajahannya. Di Indonesia Raffles telah melakukan perhitungan jumlah
penduduk tahun1815, dan di India tahun 1881. Hingga abad ke 20 sekitar 20 persen dan
penduduk dunia telah dihitung melalui sensus penduduk (Mantra, 1985).
Cara-cara pencacahan penduduk dalam sensus penduduk dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
a. Pencacahan de jure, yaitu mencacah responden menurut tempat tinggalnya.
b. Pencacahan de facto, yaitu mencacah responden menurut tempat responden
ditemui oleh petugas pada waktu pencacahan.
Ruang Lingkup Sensus Penduduk
Ciri khas pelaksanaan sensus penduduk adalah sebagai berikut :
Informasi demografi dan sosial ekonomi yang dikumpulkan dan social ekonomi yang
dikumpulkan bersumber dari individu, baik sebagai anggota rumah tangga maupun
sebagai anggota masyarakat.
2. Bersifat Universal, pencacahan penduduk bersifat menyeluruh.
3. Pencacahan dilaksanakan secara serentak di seluruh Negara.

9
4. Dilaksanakan secara periodik, setiap tahun berakhirnya angka nol.
Kesalahan Sensus
Pada 1980, Yaukey mengelompokkan kesalahan itu menjadi tiga kelompok, yaitu kesalahan
cakupan,
kesalahan isi pelaporan, dan kesalahan ketepatan laporan.
1. Kesalahan cakupan adalah kesalahan dimana tidak seluruh penduduk tercacah, dan bagi
yang tercacah ada sebagian dan mereka tercacah dua kali. Hal ini biasanya terjadi pada
Negara yang mempunyai tingkat mobilitas penduduk yang tinggi.
2. Kesalahan isi pelaporan adalah kesalahan yang terjadi akibat kesalahan pelaporan
responden. Contohnya seperti kurang adanya pengetahuan masyarakat tentang umur
mereka, ataupun adanya responden yang menutupi kebenaran yang terjadi dan hal
tersebut ditanyakan dalam sensus penduduk.
3. Kesalahan ketepatan pelaporan adalah kesalahan yang terjadi akibat kesalahan petugas
sensus atau kesalahan dari responden itu sendiri.
Kelebihan dan Kekurangan Sensus Penduduk
Kelebihan :
a. Dianggap paling akurat
b. Lengkap cakupannya
c. Terbebas dari pengaruh kesalahan sampel
d. Dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
e. Dapat digunakan sebagai sampling frame untuk survey lain
Kekurangan :
a. Biaya saangat mahal
b. Kemungkinan banyak perubahan
c. Sering terjadi content error
d. Kemungkinan tidak semua tercacah
2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh
petugas pemerintahan setempat meliputi komponen penduduk yang dinamis yaitu
pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal dan
perubahan pekerjaan. Komponen-komponen ini dapat berubah kapan saja sehingga

10
diperlukan registrasi penduduk yang dapat berubah setiap saat.
Registrasi penduduk lebih mengarah pada sistem
pasif, Registrasi penduduk dianggap pasif karena biasanya dalam melaporkan sebuah
kejadian adalah perwakilan keluarga dari kepala keluarga yang tengah mengalami sesuatu
hal, seperti kelahiran atau kematian. Pelaporan dengan sistem pasif ini menimbulkan
beberapa permasalahan, terutama ketidak lengkapan data pelaporan.
Berikut contoh ketidak lengkapan pelaporan:
1. Seorang bayi lahir beberapa menit kemudian meninggal dunia. Seharusnya ini
dicatatkan sebagai peristiwa kelahiran dan kematian, tetapi oleh orang tuanya sama
sekali tidak dilaporkan.
2. Sering peristiwa kelahiran terlambat dilaporkan karena menunggu tali pusarnya putus,
tetapi sebelum kejadian itu bayi tersebut meninggal dunia. Peristiwa kelahiran dan
kematian ini tidak dilaporkan kepada kantor desa.
3. Jarak kantor desa terlalu jauh dari rumah orang yang melahirkan, sehingga sering
peristiwa kelahiran tersebut tidak dilaporkan.
4. Seorang perempuan hamil karena peristiwa "kecelakaan", setelah melahirkan bayinya
tidak dilaporkan kepada kantor desa.
Hal tersebut yang umumnya terjadi pada kasus kelahiran. Berbeda dengan
kelahiran, catatan kematian lebih lengkap dibandingkan catatan kelahiran. Hal ini
dikarenakan:
1. Kematian hanya terjadi sekali selama hidup, dan peristiwa kematian melibatkan orang lain
2. Peristiwa kematian adalah peristiwa duka dan orang lain pasti datang untuk menyatakan
ikut berduka cita dan juga mempersiapkan upacara pemakaman jenazah.
3. Dalam registrasi penduduk, penduduk yang boleh mencatatkan peristiwa-peristiwa
demografi adalah penduduk de jure.
Kelebihan dan Kekurangan Registrasi Penduduk
Kelebihan:
a. Sifatnya terus menerus
b. Lengkap apabila semua mendaftarkan diri
c. Akurat apabila dilaporkan segera setelah kejadian
Kekurangan:

11
a. Pendaftaran penduduk de jure
b. Informasi yang disajikan sedikit
c. Sangat tergantung kepada sistem, petugas, dan kesadaran masyarakat
d. Kelengkapan dan kecermatan data tergantung pada konsistensi dan kontinu pencatatan
3. Survei Penduduk
Hasil sensus penduduk serta registrasi penduduk memiliki keterbatasan. Sensus
penduduk dan registrasi penduduk hanya memberikan informasi secara umum saja. Maka
dari itu dilakukanlah survai penduduk. Survai penduduk sifatnya lebih terbatas dan
informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam.
Survei penduduk biasanya dilaksanakan di pertengahan periode antara dua sensus
penduduk. Rumah tangga terpilih di wawancarai guna mendapatkan informasi mengenai
kondisi kependudukan misalnya fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Kelebihan dan Kekurangan Survei Penduduk
Kelebihan :
a. Biaya lebih murah disbanding sensus.
b. Kualitas data mungkin lebih baik daripada sensus.
c. Dapat digunakan untuk menguji ketelitian sensus dan registrasi.
d. Dapat dilakukan kapan saja (tidak dalam kurun waktu tertentu).
e. Data yang diambil sesuai kebutuhan.
f. Jumlah sampel yang sedikit dapat menghemat biaya, serta mengefisienkan waktu dan
tenaga
Kekurangan :
a. Data yang dihasilkan tidak akan representatif bila terjadi kesalahan dalam
pengambilan sampel.
b. Tidak semua terwakili karena data yang diambil sesuai keinginan pengambil data.
c. Sampel yang sedikit, tidak selalu mewakili keadaan semua orang.

12
2.4 Ukuran dari Fertilitas dan Mortalitas
A. Fertilitas
Ukuran fertilitas dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada pendekatan yang
digunakan. Pertama, pendekatan yang berbasis pada ukuran yang bersifat periode atau ‘kerat
lintang’ (cross-section) atau current, umunya satu atau lima tahun (yearly performance), yang
sering juga disebut sebagai current fertility. Kedua, pendekatan dengan ukuran yang sifatnya
mencerminkan ‘riwayat kelahiran’ atau‘riwayat reproduksi.’ Ukuran ini menggambarkan
tingkat fertilitas dari suatu kelompok penduduk atau kelompok perempuan dalam suatu waktu
tertentu. Ukuran yang bersifat longitudinal atau kohor (reproductive history) mencerminkan
sejarah kelahiran semasa hidup seorang perempuan dari awal sampai akhir masa reproduksi
(15-49 tahun).
Ukuran fertilitas current meliputi
•angka kelahiran kasar,
•angka fertilitas umum,
•angka kelahiran menurut umur,
•angka kelahiran total,
•paritas (anak lahir hidup rata-rata)
•rasio anak perempuan.
Sementara itu, ukuran reproduksi terdiri dari angka reproduksi kotor dan angka reproduksi
neto. Angka kelahiran kasar (crude birth rate/CBR) adalah banyaknya kelahiran dalam suatu
periode tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan yang sama. Rumus CBR adalah
sebagai berikut :

13
B adalah banyak kelahiran pada suatu periode dan P adalah jumlah penduduk pada
pertengahan periode yang sama.
Sebagai contoh, menurut hasil SP 2010, banyak kelahiran di Indonesia pada periode 2006–
2009 (periode acuan perhitungan tingkat kelahiran menurut SP 2010) adalah

4.711.853 dan banyak penduduk Indonesia pada pertengahan periode 2006–2009 adalah
229.797.144. CBR Indonesia menurut SP 2010 adalah Artinya, menurut hasil SP 2010,
terdapat 21 kelahiran per1.000 penduduk di Indonesia.
Perhitungan CBR masih merupakan perhitungan yang sangat kasar karena penduduk terpapar
(exposed to risk) yang digunakan sebagai penyebut adalah penduduk darisemua jenis kelamin
termasuk laki-laki dan semua umur termasuk anakanak dan orang tua, yang tidak mempunyai
potensi untuk melahirkan.
Oleh karena itu, ukuran fertilitas berikutnya, GFR, menggunakan perempuan usia reproduksi
saja sebagai penduduk terpapar. Angka fertilitas umum (general fertility rate/GFR) adalah
banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1.000 penduduk perempuan berumur 15–49 tahun
atau 15–44 tahun pada pertengahan periode yang sama. Rumus GFR adalah sebagai berikut.

B adalah banyak kelahiran pada suatu periode dan P15–49f adalah jumlah penduduk
perempuan usia 15–49 tahun pada pertengahan periode yang sama.
Sebagai contoh, menurut hasil SP 2010, banyak kelahiran di Indonesia pada periode 2006–
2009 adalah 4.711.853 dan banyak penduduk perempuan usia 15–49 tahun Indonesia pada
pertengahan periode 2006–2009 adalah 63.358.993. GFR Indonesia menurut SP 2010 adalah

Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 74 kelahiran per1.000 penduduk perempuan usia 15–
49 tahun di Indonesia. Angka kelahiran menurut umur (age specific fertility rate/ASFR)
adalah banyaknya kelahiran dari perempuan pada suatu kelompok umur pada suatu periode
tertentu per 1.000 perempuan pada kelompok umur dan pertengahan periode yang sama.
Rumus GFR adalah sebagai berikut.

14
bi adalah banyak kelahiran pada suatu periode dan P fadalah ijumlah penduduk perempuan
kelompok umur i padapertengahan periode yang sama, i = 1 untuk perempuan kelompok umur
15–19 tahun, i = 2 untuk perempuan kelompok umur 20–24 tahun, …, i = 7 untuk
perempuankelompok umur 45–49 tahun.
Sebagai contoh, menurut hasil SP 2010, banyak kelahiran pada perempuan kelompok umur
15–19 tahun di Indonesia pada periode 2006–2009 adalah 428.079 dan banyak penduduk
perempuan usia 15–19 tahun Indonesia pada pertengahan periode 2006–2009 adalah
10.440.955. ASFR15–19 Indonesia menurut SP 2010 adalah :

Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 41 kelahiran per1.000 penduduk perempuan usia 15–
19 tahun di Indonesia.
Angka fertilitas total (total fertility rate/TFR)
adalah banyak anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa
reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung.
TFR menyatakan fertilitas yang dilengkapi (completed fertility) dari suatu kohor hipotetis
perempuan. TFR dihitung dengan cara menjumlahkan angka kelahiran menurut umur (ASFR)
kemudian dikalikan dengan kelompok umur (biasanya lima tahun). Rumus TFR adalah
sebagai berikut.

Sebagai contoh, menurut hasil SP 2010, TFR Indonesia adalah

Artinya, secara rata-rata, menurut SP 2010, 1.000 perempuan Indonesia akan memiliki 2.410
anak pada akhir masa reproduksi mereka.
Paritas adalah banyak anak lahir hidup (ALH) rata-rata sekelompok atau beberapa kelompok
perempuan pada saat mulai memasuki masa reproduksi hingga pada saat pengumpulan data di
lakukan. Rumus paritas adalah sebagai berikut

ALHi adalah banyak ALH pada perempuan kelompok umur i dan P fadalah jumlah penduduk
perempuan kelompok umur i. iSebagai contoh, menurut hasil SP 2010, banyak anak lahir
hidup pada perempuan kelompok umur 15–19 tahun di Indonesia adalah 626.135 dan banyak
penduduk perempuan usia 15–19 tahun adalah 10.137.245. Paritas perempuan usia 15–19
tahun Indonesia menurut SP 2010 adalah

15
Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 0,06 anak lahir hidup per perempuan usia 15–19 tahun atau
6 anak lahir hidup per 100 perempuan usia 15–19 tahun di Indonesia. Perhitungan paritas untuk
kelompok umur lainnya disajikan pada Tabel 2.2. Terlihat bahwa semakin tua umur perempuan
semakin besar paritasnya. Paritas untuk perempuan usia 15–54 tahun adalah 1,76. Artinya, terdapat
1,76 anak lahir hidup per perempuan usia 15–54 tahun atau 176 anak lahir hidup per 100 perempuan
usia 15–54 tahun di Indonesia.

Rasio anak perempuan (child woman ratio/CWR) adalah perbandingan antara banyak anak
usia di bawah lima tahun (0–4 tahun) dengan banyak penduduk perempuan usia reproduksi.
Banyak anak usia di bawah lima tahun sebagai pembilang merupakan banyak kelahiran
selama lima (5) tahun sebelum pencacahan. Banyak perempuan usia reproduksi sebagai
penyebut dapat berasal dari kelompok umur 15–44 tahun atau 15–49 tahun. Usia anak dapat
diukur dari 0–9 tahun atau0–14tahun. Rumur CWR adalah sebagai berikut

P0–4 adalah banyak penduduk usia 0–4 tahun dan P fadalah 15–49banyak penduduk usia 15–49
tahun. Sebagai contoh, menurut SP 2010 P0–4 adalah 22.678.702 dan P15–49f adalah 65.208.804.
Jadi,

Artinya, terdapat 348 anak usia 0–4 tahun per 1000 perempuan usia 15–49 tahun di Indonesia.
Angka reproduksi kotor (gross reproduction rate/GRR) adalah banyaknya bayi perempuan
yang akan dilahirkan oleh suatu kohor perempuan selama usia reproduksi mereka. Kohor
kelahiran adalah kohor atau kelompok perempuan yang mulai melahirkan pada usia yang
sama dan bersama-samamengikuti perjalanan reproduksi sampai masa usia subur selesai.
GRR dapat dihitung dengan menggunakan rasio jenis kelamin saat lahir (RJK0) atau angka
kelahiran menurut umur untuk bayi perempuan (ASFR f). Rumus GRR menggunakan rasio
ijenis kelamin pada saat lahir dan TFR adalah sebagai berikut.

Rumus GRR menggunakan ASFR untuk bayi perempuan adalah sebagai berikut.

Sebagai contoh, jika diasumsikan RJK0 Indonesia adalah 105 kelahiran bayi laki-laki per 100
kelahiran bayi perempuan maka GRR Indonesia menurut SP 2010 adalah

16
Artinya, suatu kohor yang terdiri dari 1.000 perempuan Indonesia selama usia reproduksi
mereka akan melahirkan1.176 bayi perempuan.
Keterbatasan utama GRR adalah perhitungannya belum melihat kemungkinan adanya
kematian bayi perempuan sejak lahir sampai selesai masa reproduksinya.

Angka reproduksi bersih (net reproduction rate/NRR) adalah banyaknya bayi perempuan
yang akan dilahirkan oleh suatu kohor perempuan selama usia reproduksi mereka jika anak
perempuan mereka mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibu mereka. NRR adalah angka
fertilitas yang telah memperhitungkan faktor mortalitas, yaitu kemungkinan bayi perempuan
meninggal sebelum mencapai akhir masa reproduksinya. Asumsinya adalah bayi perempuan
mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas ibunya.

Rumus NRR adalah sebagai berikut.

SR fadalah rasio kelangsungan hidup perempuan pada ikelompok umur i. SR fdiperoleh dari
Tabel Kematian yang ibersesuaian dengan tingkat mortalitas. Perhitungan NRR Indonesia
menurut hasil SP 2010 disajikan pada Tabel 2.3. Jadi,

Artinya, suatu kohor yang terdiri dari 1.000 perempuan Indonesia selama usia reproduksi
mereka akan melahirkan1.164 bayi perempuan yang akan tetap hidup sampai usia ibu
mereka.NRR merupakan ukuran kemampuan suatu populasi untuk menggantikan dirinya
(replacement level).
NRR bernilai satu berarti suatu populasi dapat menggantikan dirinya dengan jumlah yang
sama (exact replacement). NRR bernilai lebih dari satu berarti bahwa suatu populasi dapat
menggantikan dirinya dengan jumlah yang lebih besar. NRR bernilai kurang dari satu berarti
suatu populasi tidak mampu menggantikan dirinya dengan jumlah yang sama.

B. Mortalitas
Ukuran mortalitas
Ukuran-ukuran mortalitas yang dibahas pada bagian ini meliputi angka kematian kasar,
angka kematian menurut umur, angka kematian perinatal, angka kematian neonatal,
angka kematian paskaneonatal, angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian
anak usia bawah lima tahun (balita), harapan hidup saat lahir, dan rasio kematian maternal.
Angka kematian kasar (crude death rate/CDR)
Adalah banyaknya banyaknya kematian pada suatu periode per 1.000 penduduk pada
pertengahan periode yang sama. Rumus untuk menghitung CDR adalah sebagai berikut.

17
D adalah banyak kematian dan P adalah banyak penduduk. Sebagai contoh, hasil proyeksi
penduduk Indonesia 2015–2045 menunjukkan bahwa di Indonesia, pada tahun 2020,
jumlah kematian sebesar 1.639.200 dan jumlah penduduk sebesar 269.603.400 jiwa. CDR
Indonesia pada tahun 2020 adalah

Artinya, terdapat 6,1 kematian per 1.000 penduduk, atau 61 kematian per 10.000 penduduk
di Indonesia pada tahun 2020. CDR harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena
tergantung pada struktur umur dalam populasi yang bersangkutan. Di negara-negara maju
biasanya jumlah penduduk usia lanjut cukup besar sehingga CDRnya kadang-kadang lebih
tinggi daripada CDR di negara-negara berkembang yang lebih banyak penduduk usia
mudanya.
Angka kematian umur tertentu (age specific death rate/ASDR)
Adalah banyaknya kematian pada penduduk kelompok umur tertentu pada suatu periode
per 1.000 penduduk pada kelompok umur yang sama pada pertengahan periode yang sama.
Rumus ASDR adalah sebagai berikut.

Di adalah banyak kematian pada kelompok umur i dan Pi adalah banyak penduduk
pada kelompok umur i.
Sebagai contoh, hasil proyeksi penduduk Indonesia 2015–2045 menunjukkan bahwa
di Indonesia, pada tahun 2020, jumlah kematian pada penduduk kelompok umur 70–74
tahun sebesar 228.563 dan jumlah penduduk kelompok umur 70–74 tahun sebesar
5.242.400 jiwa. ASDR70–74 Indonesia pada tahun 2020 adalah :

Artinya, terdapat 44 kematian penduduk umur 70–74 tahun per 1.000 penduduk umur 70–
74 tahun di Indonesia pada tahun 2020.
Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate/PMR)

Adalah banyaknya kelahiran mati (kematian janin setelah kehamilan tujuh bulan atau lebih)
dan kematian neonatal dini bayi usia 0-6 hari pada suatu periode per 1.000 kelahiran mati
dan kelahiran hidup pada periode yang sama. Rumus untuk menghitung PMR adalah
sebagai berikut.

18
SB adalah banyak kelahiran mati, ND adalah banyak kematian neonatal dini, dan LB adalah
banyak kelahiran hidup. Sebagai contoh, hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa angka
kematian perinatal Indonesia adalah 21. Artinya, terdapa 21 kelahiran mati dan bayi
berumur 0–6 hari per 1.000 kelahiran mati dan kelahiran hidup di Indonesia.

Angka kematian bayi baru lahir (neonatal death rate/NNDR) adalah banyaknya kematian
bayi usia 0–27 bulan pada suatu periode per 1.000 kelahiran
hidup pada periode yang sama. Rumus untuk menghitung NNDR adalah sebagai berikut.

𝐷0−27𝑏 adalah banyak kematian neonatal usia 0–27 hari dan LB adalah banyak kelahiran
hidup. Sebagai contoh, di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 72.301 kematian
neonatal usia 0–27 hari dan 4.515.800 kelahiran hidup. NNDR Indonesia pada
periode 2013–2017 adalah

Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 16 tidak dapat mencapai usia satu bulan.
Angka kematian bayi paskabaru lahir (post-neonatal death rate/PNDR)
Banyaknya kematian bayi usia 1–11 bulan pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup
pada periode yang sama. Rumus untuk menghitung PNDR adalah sebagai berikut.

𝐷1−11𝑏 adalah banyak kematian bayi usia 1–11 bulan dan LB adalah banyak kelahiran
hidup. Sebagai contoh, di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 36.150 kematian
bayi usia 1–11 bulan dan 4.515.800 kelahiran hidup. IMR Indonesia pada periode 2013–
2017 adalah

Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia yang berhasil mencapai usia satu bulan, 8
(delapan ) bayi tidak dapat mencapai usia satu tahun.
Angka kematian bayi (infant mortality rate/IMR)
Banyaknya kematian bayi (usia kurang dari satu tahun (0-11 bulan)) pada suatu periode per
1.000 kelahiran hidup padapertengahan periode yang sama. Rumus untuk menghitung
IMR adalah sebagai berikut

𝐷0−11𝑏 adalah banyak kematian bayi usia 0–11 bulan dan LB adalah banyak kelahiran

19
hidup. Sebagai contoh, di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 108.451 kematian
bayi dan 4.515.800 kelahiran hidup. IMR Indonesia pada periode 2013–2017 adalah

Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 24 bayi tidak dapat merayakan ulang tahun
pertama mereka.
Angka kematian anak (child mortality rate/CMR) adalah banyaknya kematian anak usia
1–4 tahun pada suatu periode per 1.000 kelahiran
hidup pada pertengahan periode yang sama. Rumus untuk menghitung CMR adalah
sebagai berikut.

𝐷1−4𝑡 adalah banyak kematian anak usia 1–4 tahun dan LB adalah banyak kelahiran
hidup.
Sebagai contoh, di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 36.150 kematian
anak usia 1–4 tahun dan 4.515.800 kelahiran hidup. CMR Indonesia pada periode 2013–
2017 adalah

Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 8 anak meninggal pada usia usia 1–4
tahun.
Angka kematian anak usia bawah lima tahun (childhood mortality rate/ChMR) adalah
banyaknya kematian anak usia 0–4 tahun pada suatu periode per 1.000 kelahiran
hidup pada pertengahan periode yang sama. Rumus untuk menghitung ChMR adalah
sebagai berikut.

𝐷0−4𝑡
adalah banyak kematian anak usia 0–4 tahun dan LB adalah banyak kelahiran
hidup. Sebagai contoh, di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 144,602 kematian
anak usia 1–4 tahun dan 4.515.800 kelahiran hidup. ChMR Indonesia pada periode
2013–2017 adalah

Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 32 tidak dapat merayakan ulang tahun
kelima mereka.
Rasio kematian maternal (maternal mortality ratio/MMR) adalah banyaknya kematian
ibu pada waktu hamil, proses persalinan, atau selama 42
hari sejak terminasi kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan
tempat kelahiran, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan

20
oleh sebab-sebab lain (misal: kecelakaan). Rumus untuk menghitung MMR adalah sebagai
berikut.

KM adalah banyak kematian maternal dan LB adalah banyak kelahiran hidup. Sebagai
contoh, di Indonesia, pada tahun 2015, terdapat 13.782 kematian maternal dan
4.515.800 kelahiran hidup. MMR Indonesia pada tahun 2015 adalah

Artinya, dari 100.000 bayi lahir hidup di Indonesia, terdapat 305 kematian ibu karena
komplikasi kehamilan, persalinan, dan paskapersalinan. MMR dipengaruhi kondisi gizi dan
kesehatan ibu, khususnya pada saat hamil.
Harapan hidup pada saat lahir (life expectancy at birth/𝑒𝑜
0) adalah tahun rata-rata yang akan
dihidupi oleh suatu kohor penduduk yang lahir pada waktu yang sama. Perhitungan harapan
hidup pada waktu lahir dilakukan dengan menggunakan teknik tabel kematian (life table)
dengan menggunakan konsep tahun yang dijalani oleh sejumlah orang dalam kondisi hidup
(person-years lived).
Jika IMR rendah maka harapan hidup pada waktu lahir tinggi. Harapan hidup pada saat lahir
paling pendek di dunia saat ini adalah 52,7 tahun di Republik Afrika Tengah dan paling
panjang adalah 84,63 tahun di Hong Kong.

Angka kematian karena sebab tertentu (cause specific death rate/CSDR) adalah
banyaknya kematian karena sebab tertentu pada suatu periode per 100.000
penduduk pada pertengahan periode yang sama. Rumus untuk menghitung CSDR adalah
sebagai berikut.

Di adalah banyak kematian karena sebab k dan P adalah banyak penduduk. Sebagai
contoh, di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian karena Covid-19
dan jumlah penduduk adalah penduduk 269.609.400. CSDR Covid-19 Indonesia pada 21
Mei 2020 adalah

Artinya, terdapat 0,47 kematian karena Covid-19 per 100.000 penduduk atau 47 per
10.000.000 penduduk di Indonesia.

Angka fatalitas kasus (case fatality rate/CFR) adalah banyaknya kematian karena sebab
tertentu pada suatu periode per 1.000 penduduk
yang menderita penyakit yang sama pada pertengahan periode yang sama. Rumus untuk

21
menghitung CFR adalah sebagai berikut

Dk adalah banyak kematian karena sebab k dan Pk adalah banyak penduduk penderita
penyakit k. Sebagai contoh, di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian
karena Covid-19 dan 20.162 penduduk terkonfirmasi. CFR Covid-19 Indonesia pada 21
Mei 2020 adalah

Artinya, terdapat 63 kematian karena Covid-19 per 1.000 kasus terkonfirmasi di Indonesia.
Proporsi kematian karena sebab tertentu (proportion of dying of a specific
cause/PDSC)
Adalah banyaknya kematian karena sebab tertentu pada suatu periode per 1.000 kematian
pada pertengahan periode yang sama. Rumus untuk menghitung PDSC adalah sebagai
berikut.

Dk adalah banyak kematian karena sebab k dan D adalah banyak kematian. Sebagai
contoh, di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian karena Covid-19 dan
1.792.800 kematian. PDSC Covid-19 Indonesia pada 21 Mei 2020 adalah

Artinya, terdapat 64 kematian karena Covid-19 per 1000 kematian di Indonesia.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dinyatakan dalam
kelahiran hidup. Ukuran-ukuran fertilitas terdiri dari ukuran-ukuran current dan ukuran
reproduksi. Ukuran fertilitas current meliputi (i) angka kelahiran kasar (crude birth
rate/CBR), (ii) angka fertilitas umum (general fertility rate/GFR), (iii) angka kelahiran
menurut umur (age specific fertility rate/ASFR), (iv) angka kelahiran total (total
fertility rate/TFR), (v) paritas (anak lahir hidup rata-rata), dan (vi) rasio anak
perempuan (child woman ratio/CWR). Sementara itu, ukuran reproduksi terdiri dari
angka reproduksi kotor (gross reproduction rate/GRR) dan angka reproduksi neto (net
reproduction rate/NRR).
Analisis fertilitas meliputi analisis tingkat, tren, pola, perbedaan, dan determinan.
Tingkat fertilitas Indonesia tinggi pada masa lampau, sudah mencapai tingkat rendah
pada masa kini, dan diperkirakan akan masih menurun. Pola fertilitas menurut umur,
tingkat pendidikan, dan indeks kekayaan rumah tangga. Pola fertilitas menurut umur
berbentuk huruf U terbalik dengan puncak usia 25–29 tahun. Semakin tinggi tingkat

23
pendidikan perempuan dan indeks kekayaan rumah tangga,semakin rendah tingkat
kelahiran. Tingkat kelahiran lebih rendah di wilayah perkotaan.Faktor-faktor sosial,
ekonomi, dan budaya mempengaruhi fertilitas melalui determinan antara yang secara
langsung mempengaruhi fertilitas, seperti usia kawin pertama, jumlah anak ideal, dan
praktik keluarga berencana.
Mortalitas adalah komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat mengurangi
jumlah penduduk. Data mortalitas dapat diperoleh dari hasil sistem registrasi vital,
sensus penduduk, survey penduduk, survei kesehatan, dan administrasi rumah sakit.
Ukuran-ukuran mortalitas meliputi angka kematian kasar, angka kematian menurut
umur, angka kematian perinatal, angka kematian neonatal, angka kematian
paskaneonatal, angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian anak usia
bawah lima tahun (balita), harapan hidup saat lahir, dan rasio kematian maternal. Data
mortalitas bermanfaat untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelaksanaan program
kesehatan masyarakat.

3.2 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan positif, agar kedepannya lebih paham dalam pengerjaan makalah.Kami juga
berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca kedepannya. Serta dapat menambah ilmu pengetahuan tentang "Fertilitas dan
Mortalitas" bagi pembaca.

24
DAFTAR PUSTAKA

Elearning.bkkbn.go.id.https://lmselearning.bkkbn.go.id/pluginfile.php/18567/mod_folder/
content/0/Demografi%20Terapan%20MODUL%202%20-%20FERTILITAS.pdf?
forcedownload=1#:~:text=Fertilitas%20(kelahiran)%20adalah%20komponen%20utama,dan
%20dipengaruhi%20oleh%20pencapaian%20pembangunan.Diakses pada tanggal 22
September 2023
https://etheses.uinsgd.ac.id/48000/4/4_bab1.pdf. Diakses pada tanggal 22 September 2023
Dinasti review. 2022. https://dinastirev.org/JIHHP/article/view/1042/644 .Diakses pada
tanggal 22 September 2023
Yusuf C.2022. https://edumasterprivat.com/mortalitas-adalah/amp/. Diakses pada tanggal 22
September 2023
MatematikaPopulasi.https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/556201/
mod_resource/content/2/Sumber%20Data%20Kependudukan.pdf. Diakses pada tanggal 22
September 2023
PUSDIKLAT KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANABADAN
KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONALJAKARTA, 2020.
https://lmselearning.bkkbn.go.id/pluginfile.php/18549/mod_folder/content/0/Modul
%203%20%20Mortalitas.pdf?forcedownload=1#:~:text=Ukuran%2D%20ukuran
%20mortalitas%20meliputi%20angka,lahir%2C%20dan%20rasio%20kematian%20maternal.
Diakses pada tanggal 22 September 2023
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB -bkkbn.https://lms-
elearning.bkkbn.go.id/pluginfile.php/18567/mod_folder/content/0/Demografi%20Terapan
%20MODUL%202%20-%20FERTILITAS.pdf?forcedownload. Diakses pada tanggal 22
September 2023

25

Anda mungkin juga menyukai