Dosen Pengampu :
Budi Aswin, SKM, M.Kes
Hubaybah, SKM, MKM
Drh. David Kusmawan, M.K.K.K
Disusun oleh :
Kelompok 1
Shafiyah Az Zahra (G1D122051)
Nur Aisyah (G1D122091)
Katherin Salsabilah (G1D122123)
Ria Rizky (G1D122185)
Fathiyah Nabila (G1D122220)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengenai Penyakit Akibat Kerja dari Faktor
Lingkungan Kerja Biologi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang materi
Penyakit Akibat Kerja dari Faktor Lingkungan Kerja Biologi ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang Error: Reference source not found
1.2 Rumusan Masalah Error: Reference source not found
1.3 Tujuan Penulisan Error: Reference source not found
1.4 Manfaat Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Pengertian fertilitas dan Mortalitas Error: Reference source not found
2.2 Faktor yang mempengaruhi Fertilitas dan Mortalitas 7
2.3 10
2.4 Error: Reference source not found
2.5 Error: Reference source not found
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
B. Pengertian Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran kematian rata-rata dari penduduk dalam suatu
daerah atau wilayah tertentu. Secara sederhana, mortalitas merupakan jumlah
kematian akibat penyakit tertentu maupun kematian alami.[1] Mortalitas
merupakan salah satu komponen penting dalam kependudukan.[2] Pertumbuhan
penduduk ditentukan salah satunya oleh mortalitas.[3] Objek mortalitas ialah
semua manusia di segala jenis umur di manapun dan kapanpun. Mortalitas
merupakan informasi penting bagi pihak pemerintah dan swasta dalam bidang
ekonomi dan kesehatan. Permasalahan mortalitas melingkupi bidang ekonomi,
sosial, adat, maupun kesehatan lingkungan. Peningkatan kesejahteraan
masyarakat oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat diketahui melalui
indikator kematian.[4] Perpaduan informasi berupa angka kematian ibu, angka
kematian bayi, angka kematian anak, serta prevalensi gizi buruk dan usia harapan
hidup, menjadi perwakilan dari tingkat kesejahteraan penduduk.[5] Selain itu,
besarnya mortalitas menentukan arah pembangunan sebuah negara.[6]
Penghitungan mortalitas terdiri atas beberapa jenis, seperti: angka kematian bayi,
angka kematian kasar, dan angka kematian menurut kelompok umur.[7]
Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individu yang
memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.[8] Mortalitas secara rinci
diartikan sebagai jumlah kematian spesifik pada suatu populasi dengan skala
besar suatu populasi tiap dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada
jumlah satuan kematian tiap 1000 individu tiap tahun.
Faktor yang langsung mempunyai kaitan dengan ketiga tahap tersebut disebut
"Variabel Antara". Ada 11 variabel antara yang mempengaruhi fertilitas, yang masing-
masing dikelompokkan dalam tiga tahap proses reproduksi, yaitu:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan kelamin (intercrouse)
•Umur memulai hubungan kelamin.
•Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah mengadakan
hubungan kelamin.
• Lamanya berstatus kawin.
• Abstinensi sukarela.
• Berpantang (abstinensi) terpaksa (misal: sakit, berpisah sementara). • Frekuensi
hubungan seksual (senggama).
Simpulan
Berdasarkan hasil penulisan yang telah kami lakukan, akan kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut :
Kesehatan kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk berfungsi atau bekerja
pada tingkat kesejahteraan yang optimal di tempat kerja yang tercermin dalam
produktivitas, kehadiran kerja, dan umur panjang kerja.
Keselamatan kerja adalah proses sistematis yang melibatkan pemantauan
berkelanjutan terhadap bahaya kerja (surveilans), identifikasi bahaya, komunikasi
informasi tentang risiko, dan kolaborasi antara pengusaha dan pekerja, agar terhindar
dari kecelakaan kerja.
Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. Penyakit ini bersifat artefisial dikarenakan timbulnya disebabkan
oleh adanya pekerjaan.
Penyebab penyakit akibat kerja dikelompokkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu ;
penyebab fisik, penyebab kimiawi, penyebab biologi, penyebab fisiologi atau
ergonomi, dan penyebab psikososial (mental dan psikologis).
Faktor biologi penyebab penyakit akibat kerja adalah semua makhluk hidup baik dari
golongan tumbuhan maupun hewan, dari yang paling sederhana bersel tungggal
sampai dengan yang paling tinggi tingkatnya yang dapat menimbulkan penyakit
kerja, contohnya; bakteri virus, jamur, parasit, dan sebagainya.
Penyakit biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-
sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein, dan binatang.
Penyakit kerja dapat disebabkan oleh berbagai faktor biologi, tetapi juga dapat
meningkan dikarenakan adanya faktor yang berkaitan dengan individu yang terkena
penyakit tersebut, salah satunya faktor predisposisi genetik.
Contoh penyakit akibat kerja dari faktor biologi misalnya infeksi bakteri, infeksi
nosokomial, anthrax, asma pekerja, leptospirosis, tuberculosis, dan lain sebagainya.
Secara umum, pencegahan dan pengendalian faktor biologi sebagai penyebab
penyakit akibat kerja dapat dibedakan menjadi ; eliminasi, substitusi, engineering
control, administrative control, dan penyediaan alat (misal : APD).
3.1 Saran
Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari pekerjaan, apapun jenis pekerjaan
selalu dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari pekerjaan
berisiko rendah hingga berisiko tinggi. Disamping itu pemahaman dan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih kurang di perhatikan oleh pekerja formal
maupun informal. Pada hal faktor K3 sangat penting dan harus diperhatikan oleh pekerja
dan hal ini menjadi tanggung jawab bersama, perlu adanya kerja sama antara pemerintah,
perusahaan dan pekerja agar terhindar dari Penyakit Akibat Kerja (PAK). Pemahaman
tentang faktor-faktor biologi penting dalam mencegah penyakit akibat kerja. Kesuksesan
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja tidak terlepas dari peran berbagai
pihak yang saling terlibat, berinteraksi dan bekerja sama. Setiap pihak mempunyai
tanggung jawab bersama yang saling mendukung untuk keberhasilan K3 guna mencegah
kecelakaan dan penyakit kerja. Saran yang perlu diperhatikan adalah perilaku K3 yang
perlu ditingkatkan lagi dengan berbagai jenis promosi dan training pelatihan K3 secara
rutin. Serta perlu adanya penyebaran poster atau slogan K3, dan tanda-tanda peringatan
bahaya ditempat kerja terutama yang berpotensi menjadi penyebab penyakit akibat kerja
ataupun kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA