MORTALITAS
OLEH :
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah swt, penguasa alam semesta, yang telah
menciptakan rasa cinta sebagai jalan; yang menciptakan ketaatan dan ketundukan
kepada-Nya berdasarkan ketulusan cinta sebagai bukti, yang menggerakkan jiwa
kepada berbagai macam kesempurnaan sebagai sugesti untuk mencari dan
mendapatkan cinta tersebut. Tuhan yang telah membangkitkan hasrat dan minat
demi meraih harapan sang pencari cinta, sehingga manusia dapat hidup dalam
indahnya kasih sayang dan cinta dalam kedamaian.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
juga ada kelemahan, kekurangan serta kesalahan, oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran-saran dan bimbingan untuk melakukan perbaikan. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
C. Indikator Mortalitas.......................................................................................4
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan
dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan
masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan.
Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun
lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyebab Kematian dewasa
umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit degeneratif, kecelakaan
atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita
umumnya disebabkan oleh penyakit sistim pernapasan bagian atas (ISPA) dan
diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga
menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah
terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan dibahas
lebih lanjut materi mengenai Mortalitas(kematian).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Mortalitas(kematian)?
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan Mortalitas?
1
3. Apa saja Indikator Mortalitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa definisi dari Mortalitas(kematian)?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Mortalitas?
3. Untuk mengetahui apa saja Indikator Mortalitas?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kematian atau mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk, dua komponen yang
lainnya adalah kelahiran (fertilitas) dan mobilitas penduduk (Mantra, 2000).
Menurut Utomo (1985) kematian dapat diartikan sebagai peristiwa hilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup. Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam
pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah
tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya
tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat
kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.
1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum
berumur satu bulan.
2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death)
adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya
pada saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan
sampai dengan kurang dari satu tahun.
4. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai
umur satu tahun.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematian
3
b. Jenis kelamin,
c. Penyakit,
d. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.
2) Faktor tidak langsung (faktor dari luar), faktor tersebut antara lain oleh
beberapa variabel yaitu:
a. Tekanan, baik psikis maupun fisik,
b. dipengaruhi Kedudukan dalam perkawinan,
c. Kedudukan sosial-ekonomi,
d. Tingkat pendidikan,
e. Pekerjaan,
f. Beban anak yang dilahirkan,
g. Tempat tinggal dan lingkungan,
h. Tingkat pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j. Politik dan bencana alam.
C. Indikator Mortalitas
Indikator mortalitas merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai
dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada
berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang
4
cukup kompleks. Namun demukian perlu di catat bahwa keadaan kematian suatu
penduduk tidaklah dapat diwakili oleh hanya suatu angka tunggal saja. Biasanya
berbagai macam ukuran kematian di pakai sekaligus guna mencerminkan keadaan
kematian penduduk secara keseluruhan. Hampir semua ukuran kematian
merupakan suatu “rate” atau “ratio”. Rate merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan terjadinya suatu kejadian (misalnya: kematian, kelahiran, sakit, dan
sebagainya) selama peroide waktu-waktu tertentu.
Kematian (mortalitas) adalah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi tiap saat setelah kelahiran hidup.
(Budi Utomo, 1985). Morbiditas (penyakit/kesakitan) adalah kondisi
penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan
fisik dan mental. Pada kasus tertentu morbiditas ini terjadi secara terus menerus
(morbiditas kumulatif) yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian pada
penderitanya.
Bermacam-macam indikator mortalitas atau angka/tingkat kematian yang
umum dipakai beserta cara pengukuran yaitu sebagai berikut:
1. Angka Kematian Kasar (Akk) atau Crude Death Rate (Cdr)
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang
menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu
untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum
memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian
yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Kegunaan Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator
kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai
keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila
dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan
pertumbuhan penduduk alamiah.
Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah banyaknya kematian
pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Adapun cara
pengukuran angka kematian kasar(Crude Death Rate) diantaranya adalah:
5
CDR = D/P x K
Dimana :
CDR = Crude Death Rate( Angka Kematian Kasar)
K = Bilangan konstan1000
6
Tingkat kematian bayi Golongan
> 125 Sangat Tinggi
75-125 Tinggi
35-75 Sedang
4. Angka Kematian Anak
Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang
berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11
bulan 29 hari. Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan
lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka
Kematian Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk,
kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular
pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi
Utomo, 1985), Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4
tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan
tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.
Tingkat kematian anak didefinisikan sebagai jumlah kematian anak
berumur 1 sampai 4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama
pada pertengahan tahun. Dengan demikian, angka kematian anak tidak
menyertakan angka kematian bayi. Angka kematian anak lebih merefleksikan
kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan
anak.
Dimana:
Jumlah kematian Anak (1-4)th = Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th
(yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahuntertentu di daerah
tertentu.
Jumlah Penduduk (1-4)th= jumlah penduduk berusia 1-4 th
padapertengahan tahun tertentu didaerah tertentu.
7
K= Konstanta, umumnya 1000
5. Angka Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
Kegunaan Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk
pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan
kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making
pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga
kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan,
penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang
semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan
derajat kesehatan reproduksi.
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan,
persalinan, dan nifas dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada
tahun yang sama dengan persen atau permil.
8
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang
rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan
program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori
termasuk program pemberantasan kemiskinan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini masih ada kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah di atas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Budi Utomo, 1985. Mortalitas: Pengertian dan Contoh Kasus di Indonesia. Proyek
Penelitian Morbiditas dan Mortalitas Universitas Indonesia, Jakarta,
1985(Dikutip pada 09 Mei 2022).
Utomo, B. 1985. Mortalitas: Pengertian dan Contoh Kasus di Indonesia. Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI: Jakarta(Dikutip pada 09 Mei 2002).
Mantra, I. B. 2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar: Yogyakarta(Dikutip pada
09 Mei 2002).
11