Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“EVALUASI PROGRAM PNF”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ISNA YULIANI


KELAS: PNF 20B

PRODI PENDIDIKAN NON FORMAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu agenda utama bagi pembangunan nasional adalah sektor pendidikan. Melalui
pendidikan negara dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berimplikasi pada kemajuan
di berbagai bidang kehidupan lainnya, seperti: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Karena
itulah pemerintah harus memenuhi hak setiap warga dalam memperoleh layananan pendidikan
sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.

Pendidikan tidak hanya berperan besar dalam kemajuan bangsa, melainkan juga berkaitan
dengan pasar bebas yang semakin kompetitif, pendidikan hendaknya dipandang dapat
mengakomodir masyarakat agar suatu negara memiliki manusia-manusia yang berkualitas.
Melalui pendidikan dapat menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya kaya akan pengetahuan
teoritis melainkan juga praktis, penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian khusus. Hal inilah
yang kemudian menjadi dasar pengevaluasian dan peningkatan pendidikan di setiap negara
secara berkesinambungan. Melihat sedemikian penting peranan pendidikan, kemunculan
pendidikan non formal dapat dipandang sebagai salah satu upaya pemerintah untuk
meningkatkan taraf pendidikan penduduk di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Pendidikan merupakan sebuah program yang melibatkan sejumlah komponen yang


bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai program yang diprogramkan. Sebagai sebuah
program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai
suatu tujuan. Untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program dapat mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien, maka dilakukan evaluasi.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan tentang konsep evaluasi program PNF?


2. Menjelaskan tentang tujuan evaluasi program PNF?
3. Menjelaskan tentang prinsip evaluasi program PNF?
4. Menjelaskan tentang fokus evaluasi program PNF?
5. Menjelaskan tentang langkah-langkah evaluasi program PNF?
6. Menjelaskan tentang fungsi dan kebermaknaan evaluasi program PNF?
7. Menjelaskan tentang model, pendekatan dan komponen standar evaluasi program PNF?

C. Tujuan

Agar dapat mengetahui seluruh rumusan masalah di atas.


BAB II

KAJIAN TEORITIS

1) Konsep Evaluasi Program PNF

Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan,
selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap
implementasi dan efektifitas suatu program.

Evaluasi dilakukan atas komponen-komponen dan proses kerjanya sehingga apabila


terjadi kegagalan dalam mencapai tujuan, maka dapat ditelusuri komponen dan proses yang
menjadi sumber kegagalan. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita
sering membuat suatu kegiatan evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan
menilai.

Jadi yang dimaksud evaluasi program pendidikan luar sekolah adalah kegiatan sistematis
untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data sebagai masukan untuk
pengambilan keputusan. Batasan Evaluasi program ini mengandung 3 unsur penting yaitu
kegiatan sistematis, data dan pengambilan keputusan. kegiatan sistematis mengandung
makna bahwa evaluasi harus melalui prosedur yang tertib berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
Data yang dikumpulkan sebagai focus evaluasi program, diperoleh melalui kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian dengan menggunakan pendekatan, model,
metode dan teknik ilmiah. Pengambilan keputusan bermakna bahwa data yang disajikan itu
akan bernilai apabila menjadi masukan berharga untuk pengambilan keputusan tentang
alternatif yang akan diambil terhadap program.

2) Tujuan Evaluasi Program PNF


Tujuan adalah unsur yang sangat penting dalam evaluasi pendidikan luar sekolah. Tujuan
evaluasi pendidikan luar sekolah beraneka ragam, diantaranya adalah:
1. Memberi Masukan Bagi Perencana Program :
Perencanaan program adalah kegiatan pengelolaan bersama orang lain atau melalui
orang lain, baik perorangan maupun kelompok, untuk menyusun program pendidikan luar
sekolah Program pendidikan luar sekolah yang sistematik adalah dengan memperhatikan
sepuluh patokan atau komponen PLS yaitu :
a. Warga Belajar
b. Sumber Belajar
c. Kelompok Belajar
d. Pamong Belajar
e. Proses Belajar
f. Program Belajar
g. Panti Belajar
h. Dana Belajar
i. Sarana Belajar
j. Hasil Belajar
2. Memberi Masukan Bagi Kelanjutan, Perluasan Dan Penghentian Program
Dalam evaluasi ini yang dinilai adalah program pendidikan luar sekolah yang
telah direncanakan dan dilaksanakan yang mencakup komponen, proses dan tujuan
program. tujuan ini dicapai melalui evaluasi sumatif (program berakhir) dan formatif
(program sedang berlangsung). hasil evaluasi dapat dijadikan masukan untuk
pengambilan keputusan tentang perlunya penghentian atau pengembangan program.
3. Memberi Masukan Untuk Modifikasi Program
Informasi yang berkaitan dengan penerimaan program dan komponen-
komponennya akan sangat penting artinya bagi pengambilan keputusan tentang perlunya
modifikasi atau perbaikan program dan untuk mempertahankan program yang sedang
dilaksankan, serta untuk melihat keunggulan yang sedang dilaksankan.
4. Memperoleh Informasi Tentang Factor Pendukung dan Penghambat Program
Evaluasi ini dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan program serta
peluang dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program. hasil evaluasi
5. Memberi Motivasi Dan Pembinaan Pengelola dan Pelaksana Program
Pengeola dan pelaksana program perlu dimotivasi dan dibina sehingga mereka
dapat melaksanakan tugas mereka sebaik mungkin sesuai denagn kriteria yang telah
direncanakan.
6. Memberi Masukan untuk Memahami Landasan Keilmuan Bagi Evaluasi.
Program. Dalam evaluasi program banyak yang dapat dijadikan sebagai landasan,
namun perlu digunakan sekurang-kurangnya satu disiplin keilmuan.

3) Prinsip Evaluasi Program PNF

a) Komprehensif
Bahwa evaluasi program supervisi pendidikan harus mencakup bidang sasaran
yang luas atau menyeluruh, baik aspek personalnya, materialnya, maupun aspek
operasionalnya. Evaluasi Jangan hanya ditujukan pada salah satu aspek saja
b) Komparatif.
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program supervisi
pendidikan harus dilaksanakan secara bekerjasama dengan semua orang yang terlibat
dalam aktivitas supervisi pendidikan.
c) Kontinyu
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya dilakukan secara terus-
menerus selama proses pelaksanaan program. Hal ini penting dimaksudkan untuk selalu
dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan yang telah dicapai dalam periode waktu
tertentu. Aktivitas yang berhasl diusahakan untuk ditingkatkan, sedangkan aktivitas yang
gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan.
d) Obyektif
Dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus menilai sesuai
dengan kenyataan yang ada. Untuk mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya
data dan atau fakta. Dari data dan fakta inilah dapat mengolah untuk kemudian diambil
suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat dikumpulkan maka makin
obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
e) Berdasarkan Kriteria yang Valid
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai
suatu aktivitas supervisi pendidikan.
f) Fungsional
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk
membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peti es” kan. Hasil evaluasi program
supervisi pendidikan berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk memperbaiki
situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan
benar-benar memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung.
g) Diagnostik
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehingga dapat
memperbaikinya. Oleh sebab itu setiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus
didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan
dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang kemudian
harus diusahakan jalan pemecahannya.

4) Fokus Evaluasi Program PNF

Fokus evaluasi program PNF terfokus pada :

a) Instrumen penilaian
Dimana instrumrn ini digunakan untuk mengumpulkan atau mengolah informasi
mengenai pencapaian hasil belajar para peserta didik
b) Menentukan fokus evaluasi
Evaluator perlu menentukan komponen program pelatihan apa saja yang harus
dievaluasi. Hal ini perlu dilakukan agar pelaksanaan evaluasi lebih terarah dan sesuai
tujuan evaluasi yang telah ditetapkan.
c) Menentukan responden
Responden adalah sumber utama data dan informasi yang nantinya akan diolah.
Responden dapat berasal dari peserta, tenaga pengajar ataupun tenaga kepelatihan.
d) Melakukan pengumpulan sekaligus analisis data
Pengumpulan data dan informasi perlu bersifat sistematis dan objektif sehingga
dapat menghindari “bias” dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi yang telah
terkumpul kemudian dianalisis baik secara kualitatif ataupun kuantitaif. Triangulasi data
dapat digunakan dalam menganalisis data yang berhasil dikumpulkan yang nantinya akan
membantu evaluator dalam membuat rekomendasi sebagai hasil akhir evaluasi.
e) Menyusun laporan hasil evaluasi
Laporan disusun berdasarkan analisis data yang telah dilakukan. Laporan harus
disusun dalam bentuk yang sistematik, lengkap dan mudah dipahami oleh pembaca
laporan. Hasil evaluasi yang berupa rekomendasi harus diungkapkan secara lengkap,
logis dan komprehensif sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan terkait dengan penyempurnaan dan keberlanjutan program
pelatihan.

5) Langkah-Langkah Evaluasi Program PNF

Secara garis besar tahapan Evaluasi Program meliputi : tahapan persiapan evaluasi
program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah
tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :

1. Persiapan Evaluasi Program


a) Penyusunan evaluasi
b) Penyusunan instrumen evaluasi
c)  Validasi instrumen evaluasi
d)  Menentukan jumlah sampel yang diperlukan
e)  Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil
2. Pelaksanaan Evaluasi Program
Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana,
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut mempengaruhi
evaluator dalam mentukan metode dan alat pengumpul data yang digunakan.
Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat pengumpul data
antara lain : pengambilan data dengan tes, pengambilan data dengan observasi ( bisa
berupa check list, alat perekam suara atau gambar ), pengambilan data dengan angket,
pengambilan data dengan wawancara, pengambilan data dengan metode analisis
dokumen dan artifak atau dengan teknik lainya.
3. Tahap Monitoring (Pelaksanaan)
 Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan dengan rencana program. Sasaran monitoring adalah seberapa pelaksaan
program dapat diharapkan/ telah sesuai dengan rencana program, apakah berdampak
positif atau negatif.
Teknik dan alat monitoring dapat berupa :
a) Teknik pengamatan partisipatif
b) Teknik wawancara
c) Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi
d) Evaluator atau praktisi atau pelaksana program
e) Perumusan tujuan pemantauan
f) Penetapan sasaran pemantauan
g) Penjabaran data yang dibutuhkan
h) Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat dan sumber/jenis data
i) Perencanaan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada
tujuan monitoring.

6) Fungsi Dan Kebermaknaan Evaluasi Program Pendidikan

Fungsi dari evaluasi sebuah program adalah sevagai berikut:

a) Fungsi Formatif
Yaitu evaluasi yang digunakan dipakai untuk perbaikan dan
pengembangankegiatan yang sedang berjalan (orang, program, produk, dll).
b) Fungsi Sumatif
Yaitu evaluasi yang dipakai untuk suatu pertanggungjawaban,
keterangan,lanjutan, dan implementasi.
c) Fungsi Diagnostik
Yaitu fungsi evaluasi sebagai sarana untuk mendioagnosis suatu programyang
tengah dijalankan.

Evaluasi sama artinya dengan sebuah kegiatan supervisi.


Kegiatanevaluasi/supervisi tersebut dimaksudkan untuk mengambil keputusan
ataumelakukan suatu tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Makna dari
evaluasi program dapat berupa penghentian program yang sedang dijalankan,merevisi
suatu program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.Dengan melakukan
evaluasi suatu program maka akan ditemukan fakta pelaksanaan kebijakan publik
dilapangan yang hasilnya bisa positif ataupunnegatif. Sebuah evaluasi yang dilakukan
secara professional akan menghasilkansuatu temuan yang obyektif yaitu temuan apa
adanya; baik berupa data, analisisdan kesimpulannya tidak dimanipulasi yang pada
akhirnya akan memberikanmanfaat kepada perumus kebijakan, pembuat kebijakan dan
masyarakat.

C. MODEL, PENDEKATAN DAN KOMPONEN STANDAR EVALUASI PROGRAM


PNF

1. Model Evaluasi Program PNF


Evaluasi program pendidikan luar sekolah dikelompokkan kedalam enam
kategori, yaitu:
1) Model Evaluasi Terfokus Pada Pengambilan Keputusan Evaluasi ini diarahkan untuk
menghimpun, mengolah dan menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan
a) Evaluasi konteks program menyajikan data tentang alasan-alasan untuk menetapkan
tujuan-tujuan program dan prioritas tujuan. evaluasi ini menjelaskan mengenai
kondisi lingkungan yang relevan, menggambarkan kondisi yang ada dan yang
diinginkan dalam lingkungan dan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang
belum terpenuhi dan peluang yang belum dimanfaatkan.
b) Evaluasi masukan Evaluasi ini menyediakan data untuk menentukan bagaimana
penggunaan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan program.
evaluasi ini mencakup kegiatan identifikasi dan penilaian 1) kemampuan sistem
yang digunakan dalam program, 2) strategi-strategi untuk mencapai tujuan program
dan 3) rancangan implementasi strategi yang dipilih.
c) Evaluasi Proses Evaluasi ini menyediakan umpan balik yang berkenaan dengan
efisiensi pelaksanaan program, termasuk didalamnya pengaruh sistem dan
keterlaksanaannya. evaluasi ini mendeteksi kekurangan dalam rancangan prosedur
kegiatan program dan pelaksanaannya.
d) Evaluasi produk mengukur dan menginterpretasi pencapaian program selama
pelaksanaan program dan pada akhir program. evaluasi produk melibatkan upaya
penetapan kriteria, melakukan pengukuran, membandingkan ukuran keberhasilan
dengan standar absolute atau relative dan melakukan interpretasi rasional tentang
hasil dan pengaruh dengan menggunakan data tentang konteks input dan proses.
2) Model Evaluasi Terhadap Unsur-Unsur Program
Kategori dalam evaluasi ini menyajikan berbagai cara untuk menilai sistem yang
digunakan dalam program. keunggulan evaluasi terhadap program adalah bahwa
evaluasi yang mengidentifikasi unsur-unsur kunci, bagian-bagian program dan
hubungannya antara satu dengan yang lainnya sama pentingnya. penggunaan evaluasi
ini antara lain untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program terhadap keputusan
kebijakan public, sistem menejemen, dan pendekatan kelembagaan yang menekankan
pendekatan kemanusiaan.
Model evaluasi unsur actual difokuskan terhadap aspek penyusunan tenaga
pelaksana, pengadaan tenaga, kolaborasi, pendidikan/pelatihan dalam jabatan, tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan saling hubungan antara satu aspek dengan
aspek lainnya. hasil analisis akan menunjukan adanya potensi dan kenyataan faktor-
faktor pengganggu terhadap kelancaran program.
3) Model Evaluasi Terhadap Jenis/ Tipe Kegiatan Program
Model elaluasi ini mencakup jenis-jenis data dan tipe-tipe kegiatan, yaitu
meliputi:
a) Model kelayakan evaluasi, contohnya mengidentifikasi tiga kategori data utama
dalam program pengelolaan program (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)
dan empat jenis data (konteks, masukan, proses dan produk) yang dapat
digunakan dalam penyusunan simpulan hasil evaluasi.
b) Model peranan sistem, contohnya mengkategorikan data yang akan digunakan
dalam mengevaluasi unsure-unsur program sistematik.
c) Model hirarki antara proses dan tujuan. contohnya menjelaskan berbagai jenis
data untuk menilai tingkatanhubungan timbale balikantara proses dan hasil
program.
d) Model kontinuitas kerja mandiri. contohnya menyusun sistematika langkah
pengumpulan jenis-jenis data yang dilakukan oleh penyelenggara program dan
untuk mengidentifikasi saat keterlibatan ahli dalam penyusunan program.
4) Model Evaluasi Terhadap Proses Pelaksanaan Program
Kategori evaluasi ini membantu para penyusun program dan evaluator
untuk memahami proses dalam pelaksanaan program dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a) Bagaimana cara-cara melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program.
b) Kegiatan-kegiatan apa yang terjadi dalam proses pelasanaan program
c) Model-model apa yang digunakan dalam evaluasi pelaksanaan program
d) Fokus model-model yang termasuk ke dalam kategori ini ialah evaluasi terhadap
berbagai proses pelaksanaan program. Sebagaimana model berhubungan dengan
proses evaluasi lanjutan terhadap pelaksanaan program.
5) Model Evaluasi Terhadap Pencapaian Tujuan Program
Model evaluasi yang berkaitan dengan penguji hasil-hasil sebagai pencapaian
tujuan-tujuan khusus paling sering dilakukan dalam hampir semua model evaluasi.
Perbedaannya dapat dikategorikan ke dalam model yang mengutamakan hasil
pembelajaran (perubahan tingkah laku) dan model yang terfokus pada tujuan khusus
program. Kegunaan model ini adalah :
a) Dengan menggunakan tujuan-tujuan khusus program sebagai titikberat pencapaian
hasil maka keseluruhan kegiatan evaluasi program akan lebih efesien.
b) Penekanan pencapaian tujuan khusus akan membantu pengelola program
meningkatkan kecakapan dalam mengidentifikasi tentang tujuan-tujuan mana
yang masuk akal pada dalam mengembangkan kecakapan dalam menggunakan
tujuan-tujuan khusus sebagai langkah penting dalam perencanaan program.
6) Model Evaluasi Terhadap Hasil dan Pengaruh Program.
Evaluasi terhdapa hasil dan pengaruh program berkaitan dengan kegiatan untuk
mengetahui hasil-hasil program pendidikan baik yang diantisipasi maupun yang tidak
diantisipasi, untuk menilai hasil program yang langsung dan tidak langsung, serta
konsekuensinya baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan.
Sebagaimana model berkaitan dengan hakekat hasil program, dan sebagian lagi
berhubungan dengan prosedur pengujuan hasil program.

2. Pendekatan Evaluasi Program PNF


Ada beberapa pendekatan umum dalam melakukan evaluasi yaitu:
a) Pendekatan Objective-Oriented Approach.
Fokus dari pendekatan ini hanya tertuju kepada tujuan program/proyek dan
seberapa jauh tujuan itu tercapai. Pendekatan ini membutuhkan kontak intensif dengan
pelaksana program/proyek yang bersangkutan.
b) Pendekatan Three-Dimensional Cube atau Hammond’s  Evaluation Approach.
Pendekatan Hammond melihat dari tiga dimensi yaitu instruction (karateristik
pelaksanaan, isi, topik, metode, fasilitas, dan organisasi program/proyek),
institution (karakteristik individual peserta, instruktur, administrasi sekolah atau
kampus atau organisasi), dan behavioral objective (tujuan program itu sendiri, sesuai
dengan taksonomi Bloom, meliputi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor).
c) Pendekatan Management-Oriented Approach.
Fokus dari pendekatan ini adalah sistem (dengan model CIPP:context-input-
proses-product). Karena pendekatan ini melihat program/proyek sebagai suatu sistem
sehingga jika tujuan program tidak tercapai, bisa dilihat di proses bagian mana yang
perlu ditingkatkan.
d) Pendekatan Goal-Free Evaluation.
Pendekatan ini tidak berfokus kepada tujuan atau pelaksanaan program/proyek,
melainkan berfokus pada efek sampingnya, bukan kepada apakah tujuan yang
diinginkan dari pelaksana program/proyek terlaksana atau tidak. Evaluasi ini biasanya
dilaksanakan oleh evaluator eksternal.
e) Pendekatan Consumer-Oriented Approach.
Dalam pendekatan ini yang dinilai adalah kegunaan materi seperti software, buku,
silabus. Pendekatan ini menilai apakah materi yang digunakan sesuai dengan
penggunanya, atau apakah diperlukan dan penting untuk program/proyek yang dituju.
Selain itu, juga dievaluasi apakah materi yang dievaluasi di-follow-up dan cost
effective.
f) Pendekatan Expertise-Oriented Approach.
Dalam pendekatan ini, evaluasi dilaksanakan secara formal atau informal, dalam
artian jadwal dispesifikasikan atau tidak dispesifikasikan, standar penilaian
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Proses evaluasi bisa dilakukan oleh individu
atau kelompok. Pendekatan ini merupakan pendekatan tertua di mana evaluator secara
subyektif menilai kegunaan suatu program/proyek, karena itu disebut subjective
professional judgement.

g) Pendekatan Adversary-Oriented Approach.
Dalam pendekatan ini, ada dua pihak evaluator yang masing-masing
menunjukkan sisi baik dan buruk, disamping ada juri yang menentukan argumen
evaluator mana yang diterima.
h) Pendekatan Naturalistic & Participatory Approach.
Pelaksana evaluasi dengan pendekatan ini bisa para stakeholder. Hasil dari
evaluasi ini beragam, sangat deskriptif dan induktif. Evaluasi ini menggunakan data
beragam dari berbagai sumber dan tidak ada standar rencana evaluasi. Kekurangan
dari pendekatan evaluasi ini adalah hasilnya tergantung siapa yang menilai.

3. Komponen Standar Evaluasi Program PNF


Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga
aspek utama yaitu;
a) Utility (manfaat)
hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan
keputusan atas program yang sedang berjalan.
b) Accuracy (akurat),
informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.
c) Feasibility (layak)
hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.

BAB III
KESIMPULAN

Evaluasi menjadi sangat penting dalam program pendidikan. Baik sebagai pengambil
keputusan atau masukan untuk perencanaan program selanjutnya, termasuk pula dalam program
pendidikan luar sekolah. Keputusan atau masukan yang tepat tentu akan memberi dampak positif
pada kemajuan dari program pendidikan. Ketepatan pengambilan keputusan dan merancang
perencanaan tentu akan memperngaruhi dilanjtkan atau tidaknya proses pendidikan. Jadi atau
menjadikan output pendidikan yang bermutu dan berkualitas, Sehingga ketercapaian tujuan
pendidikan menempuh pada hasil yang maksimal. Selain itu sebagai upaya memajukan
pengetahuan warga didik atau peserta didik yang menjadi sasaran dari pendidikan luar sekolah,
baik itu kelompok, kependudukan (masyarakat) atau berbagai kalangan.

Berdasakan kepentingannya diadakan evaluasi dalam program pendidikan luar sekolah,


maka hal yang perlu diperhatikan ialah ketepatan pengambilan keputusan. Untuk itu, dalam
proses pelaksanaan evalusi program ini diperlukan ketelitian dalam pengambilan metode
evaluasi, yang berdasarkan pada model evaluasi yang berdasarkan keputusan, konteks, masukan,
produk serta unsure program. Meskipun pada dasarnya segala macam metode-metode dalam
evaluasi bisa digunakan dalam program pendidikan. Tetapi, apabila penggunaan metode evaluasi
program tepat, tentu akan menghasilkan keputusan yang baik pula. Sehingga tujuan dari
diadakannya evaluasi tercapai, serta tujuan pendidikan pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://emanoviahnonformaleducation.blogspot.com/2016/03/evaluation-program-nonformal-
education.html https://docplayer.info/36147963-Evaluasi-program-pendidikan-luar-sekolah.html
http://majidzeven.blogspot.com/2014/08/langkah-langkah-evaluasi-program.html
https://www.academia.edu/42185989/KONSEP_DASAR_EVALUASI_PROGRAM_PLS
https://agnis126.blogspot.com/2018/11/8-program-pendidikan-luar-sekolah-non.html

Anda mungkin juga menyukai