Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
salah satu tugas dari mata kuliah Kesehatan Masyarakat. Salawat dan salam tak lupa
pula penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Tak lupa pula penulis ucapkan terima
kasih kepada para dosen pengampu atas pemberian tugas mengenai Permasalahan
Kesehatan Masyarakat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan penyusunan makalah-malakah kedepannya. Besar
harapan kami kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Sekian terima kasih.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
Kesimpulan............................................................................................. 18
Saran....................................................................................................... 18
Daftar Pustaka............................................................................................ 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan pola penyakit dan penyebab kematian?
1.2.2. Apa saja permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Indonesia?
1.2.3. Apa yang dimaksud dengan derteminan kesehatan masyarakat?
1.2.4. Apa yang dimaksud dengan indikator kesehatan masyarakat?
1.2.5. Bagaimana profil kesehatan masyarakat?
1.2.6. Apa saja trend kesehatan masyarakat?
1.2.7. Bagaimana metode pengkajian masalah: HL, BLUM, TRIAS, EPID dan
L GREN?
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pola penyakit dan penyebab kematian
1.3.7 Untuk mengetahui metode pengkajian masalah: HL, BLUM, TRIAS EPID
dan L Gren
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pola Penyakit dan Penyebab Kematian
21.1 Pola Penyakit
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan pola adalah
bentuk atau model yang memiliki keteraturan, baik dalam desain maupun gagasan
abstrak. Unsur pembentuk pola disusun secara berulang dalam aturan tertentu
sehingga dapat diprakirakan kelanjutannya.
Pola penyakit saat ini dapat dipahami dalam rangka transisi epidemiologi,
yaitu mengenai konsep perubahan pola kesehatan dan penyakit. Sedangkan yang
dimaksud dengan epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola
penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, beserta
faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian tersebut. Perubahan pola penyakit
sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi (pendidikan, umur, dan jenis kelamin),
sosial ekonomi (pendapatan) dan sosial budaya (Rahajeng, 2012).
Setelah memahami tentang definisi kematian baik secara hukum dan agama
lalu pertanyaannya apa yang menjadi penyebab kematian itu sendiri nah menurut data
WHO pada tahun 2008 kematian terbesar di dunia disebabnkan oleh penyakit tidak
3
menular akibat gaya hidup yang tidak sehat. Secara umum Penyakit Tidak Menular
(PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak
infeksius) dan tidak dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Menurut Maryani
faktor risiko penyakit tidak menular dipengaruhi oleh kemajuan era globalisasi yang
telah mengubah cara pandang penduduk dunia dan melahirkan kebiasaan-kebiasaan
baru yang tidak sesuai dengan gaya hidup sehat. (Maryani dan Rizki, 2010). Tidak
hanya menurut Maryani, Kementrian Kesehatan RI juga mengungkapkan hal yang
sama tentang gaya hidup mempengaruhi penyebab PTM. Dari data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat Indonesia
kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat kurang aktivitas
fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami obesitas
sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa. Menurut Cut Putri Ariane
Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2018 menyebutkan sebelum pandemi,
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit katastropik dengan penyebab
kematian tertinggi di Indonesia. Hal ini mengakitbatkan hilangnya hari produktif bagi
penderita dan pendamping. “Kalau kita lihat, jantung koroner merupakan penyakit
penyebab kematian tertinggi, diikuti kanker, Diabetes militus dengan komplikasi, ada
tuberculosis, kemudian PPOK,'' kata Cut di Graha BNPB, Jakarta.
Selain disebabkan oleh penyakit tidak menular kematian juga disebabkan oleh
pemyakit menular seperti HIP/AIDS, TB, Malaria, Pneumonia dan hampir seluruh
dunia penyebab kematian juga disebabkan oleh Corona Virus (Covid-19) yaitu virus
jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan).
Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang,
seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia. Total
kematian diseluruh dunia pada tanggal 07 bulan maret 2021 diakibatkan oleh Covid-
19 yakni berjumlah 2,59 juta jiwa. Sedangkan di Indonesia sendiri jumlah kematian
disebabkan oleh virus corona yakni 37.154 jiwa.
4
2.2 Masalah Kesehatan di Indonesia
Menurut Siswanto Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI yang disampaikan pada kuliah tamu di Fakultas Kesehatan Masyarakat,
UNAIR, 27 Februari 2020 menyebutkan masalah kesehatan masyarakat sampai saat
ini masih menjadi perhatian bagi pemerintah yakni sebagai berikut:
2. Penyakit tidak menular (PTM) seperti stoker, ginjal kronis, kanker, hipertensi,
diabates dan penyakit lainnya.
4. Stunting
6. Penyalagunaan obat
8. Akses Yankes beberapa Provinsi masih masih kategori sulit dan sangat sulit
(Indonesia Timur)
9. Akreditasi Puskesmas didominasi oleh Level Madya dan Dasar; Untuk Rumah
Sakit masih banyak yang pada level Perdana (47%)
5
1. Gaya Hidup
2. Lingkungan
3. Pelayanan kesehatan
4. Faktor Genetik
6
Faktor-faktor atau determinan-determinan yang menentukan atau
mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam Piagam
Otawa (Ottawa Charter). Piagam Ottawa, 1986 mengidentifikasikanprasayarat untuk
kesehatan ini dalam 9 faktor, yakni:
2. Tempat Tinggal
3. Pendidikan
4. Makanan
5. Pendapatan
8. Keadilan sosial
9. Pemerataan
Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM dengan nilai korelasi
UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan tersebut adalah prevalensi balita gizi buruk
dan kurang, prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi balita sangat
kurus dan kurus, prevalensi balita gemuk, prevalensi diare, prevalensi pnemonia,
7
prevalensi hipertensi, prevalensi gangguan mental, prevalensi asma, prevalensi
penyakit gigi dan mulut, prevalensi disabilitas, prevalensi cedera, prevalensi penyakit
sendi, prevalensi ISPA, proporsi perilaku cuci tangan, proporsi merokok tiap hari,
akses air bersih, akses sanitasi, cakupan persalinan oleh nakes, cakupan pemeriksaan
neonatal-1, cakupan imunisasi lengkap, cakupan penimbangan balita, ratio
Dokter/Puskesmas, dan ratio bidan/desa. Demikian paparan Dr. dr. Trihono, M.Sc
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) saat temu media,
Jum’at, 26 November 2010, di Jakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut Prof.
Purnawan Junadi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-
UI).
8
kesehatan, pendayagunaan tenaga kesehatan, dan institusi pendidikan tenaga
kesehatan politeknik kesehatan.
4. Pembiayaan Kesehatan mencangkup anggaran Kementerian Kesehatan, dana
dekonsentrasi dan dana alokasi khusus bidang kesehatan tahun anggran 2018,
belanja kesehatan dan jaminan kesehatan.
5. Kesehatan Keluarga.
Kesehatan keluarga mencangkup yakni kesehatan IBU hamil terdiri dari
pelayanan kesehatan Ibu hamil, pelayanan imunisasi tetanus toksoid difteri bagi
wanita usia sbur, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan ibu nifas,
puskesmas melaksanakan kelas Ibu hamil dan program perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi (P4K). Kesehatan anak, kesehatan usia lanjut dan
GIZI.
6. Pengendalian Penyakit. Pengedalian penyakit mecangkup penyakit menular,
penyakit yang dapat dicegah dengan imuniasi (PD31), penyakit tular vektor dan
zoonosis, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa dan nafza, dampak kesehatan
akibat bencana dan pelayanan kesehatan haji.
7. Kesehatan Lingkungan yakni mencangkup sanitasi total berbasis masyarkat,
tatanan kawasan sehat, air minum, akses sanitasi layak, tempat-tempat umum
(TTU) yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pengelolaan makanan (TPM),
pemenuhan kualitas kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah medis, kebijakan
perilaku hidup bersih dan sehat, gerakan masyarakat sehat dan perumahan.
9
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah
upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik
yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan
dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan
layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan
pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan
berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini
justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam
menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan
sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di
Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena
kurang meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta
sarana prasarana yang masih belum memadai.
2. Aplikasi telenursing
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi
yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka
perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula
darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan
melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka,
10
injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas. Pada akhirnya telenursing dapat
meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen
pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan
dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan
pasien yang tidak terbatas.
3. keuntungan telenursing
11
1) Kerentanan yang dirasakan individu. Suatu tindakan pencegahan atau pengobatan
terhadap suatu penyakit akan timbul bila seseorang telah merasakan bahwa ia
atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.
3) Manfaat dan hambatan yang dirasakan individu. Apabila individu merasa dirinya
rentan terhadap penyakit yang dianggap gawat (serius), ia akan melakukan suatu
tindakan tertentu. Tindakan ini akan tergantung manfaat yang dirasakan dan
rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Pada umumnya
manfaat tindakan lebih menentukan daripada rintangan yang mungkin ditemukan
didalam melakukan tindakan tersebut.
4) Isyarat atau informasi melalui pesan dari media informasi. Untuk mendapatkan
tingkat penerimaan yang bener tentang kerentanan, kegawatan, dan manfaat
tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang berupa faktor-faktor eksternal
misalnya pesan-pesan media massa.
2.6.2 Blum
Untuk menciptakan kondisi yang sehat diperlukan suatu keseimbangan dalam
menjaga kesehatan tubuh. Konsep H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yang terdiri dari faktor gaya hidup
(life style), faktor lingkungan (fisik, biologik, sosial, ekonomi, budaya), faktor
pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut gaya hidup
manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar
ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor
gaya hidup yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena
lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat.12
Berikut ini gambar konsep H.L Blum yang menggambarkan status kesehatan
seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
12
1. Perilaku
Perilaku merupakan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
karena sehat atau tidak sehatnya individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Gaya hidup sehat adalah segala
upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang
sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Gaya
hidup tidak sehat dapat menurunkan status kesehatan, begitu pula sebaliknya
2. Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi dua kategori,
yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang
berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, iklim,
perumahan, sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar
manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Berikut ini termasuk kedalam faktor lingkungan antara lain sebagai berikut:
a. Poverty, Affluaence and Race
Orang yang miskin akan lebih miskin dalam kesehatan. Secara umum
digambarkan bahwa orang yang miskin maka akan memiliki status kesehatan
yang negatif.
b. Economic Development and Fluktuation
Status kesehatan pada daerah yang belum berkembang lebih baik jika
dibandingkan dengan daerah yang sudah maju. Pola pekerjaan, perpindahan,
inflasi, perubahan budaya yang cepat, kehilangan pekerjaan, hubungan sosial,
kondisi stress, merupakan indikator pada proses dan kebijakan ekonomi dalam
penentuan status kesehatan. Kehilangan pekerjaan permanen dapat menurunkan
optimisme masa depan yang akan berpengaruh terhadap penurunan kesehatan
somatik, fisik maupun sosial.
c. Education
3. Pelayanan kesehatan
13
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan
dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, dan
pengobatan. Ketersediaan fasilitas kesehatan dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat
dijangkau atau tidak, tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi
masyarakat untuk mendatangi fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan serta
program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang memerlukan.
14
Penyakit autoimun dapat terjadi secara sistemik atau spesifik terhadap jaringan
tertentu. Namun, seluruh bentuk autoimun terjadi akibat gangguan keseimbangan
sistem imun pada host. Sistem imun normal dirancang untuk mengenal dan bereaksi
terhadap berbagai patogen asing dan tidak berespons terhadap jaringan host (seperti
self-antigen). Kemampuan untuk mempertahankan hidup dengan sistem imun normal
ini dikenal sebagai toleransi. Meskipun limfosit spesifik terhadap self-antigen
beregenerasi secara reguler di timus, banyak sel ini dihancurkan sebelum
menyelesaikan proses maturasi. Individu sehat memiliki sel T yang berpotensi
memiliki respons imun patogen yang dapat menyerang antigennya sendiri, tetapi
umumnya tidak terjadi penyakit autoimun karena mekanisme regulasi yang bekerja
untuk menekan respons, sehingga mempertahankan toleransi imun terhadap sel host
itu sendiri. Temuan ini menghasilkan perubahan paradigma pada berbagai proses
autoimun. Penyakit autoimun tidak lagi diduga dicetuskan oleh gangguan sinyal
semata yang menghasilkan berbagai sel yang saling merusak, namun kemungkinan
diakibatkan oleh gangguan untuk mengontrol sel-sel tersebut. Seperti analogi
kendaraan, autoimun tidak diakibatkan karena menginjak pedal gas, namun terjadi
karena melepaskan pijakan rem. Rangkaian mekanisme untuk menekan proses
penyerangan terhadap sel host merupakan poin penting untuk memahami patogenesis
autoimunitas, dan dengan eksploitasi bidang terapeutik akan menghasilkan
keuntungan melalui pendekatan terapi target baru yang spesifik terkait penyakit
autoimun dan penyakit inflamasi lain.
15
2.6.5 L Gren
Teori Lawrence Green merupakan salah satu teori perilaku yang dapat
digunakan dalam mendiagnosis masalah kesehatan ataupun sebagai alat untuk
merencanakan suatu kegiatan perencanaan kesehatan. Menurut Lawrence Green,
kegiatan perencanaan kesehatandengan diagnosa model pendekatan sebagai berikut:
1. Diagnosa sosial
2. Diagnosa kesehatan
Pada fase ini terdiri dari 5 tahapan, antara lain: membedakan penyebab perilaku
dan non perilaku, menghilangkan penyebab non perilaku yang tidak bisa
diubah; melihat important faktor lingkungan, melihat changeability faktor
lingkungan dan memilih target lingkungan.
1. Predisposing factors
2. Faktor-enabling factors
16
Enabling factors mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan
sarana dan prasarana pendukung, Fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai
contohnya seperti Puskesmas, rumah sakit yang pada hakekatnya mendukung
untuk mewujudkan perilaku kesehatan, kemudahan dalam memanfaatkan dan
memperoleh sumber daya kesehatan seperti jarak rumah ke tempat pelayanan
kesehatan mudah dijangkau, adanya hukum yang mengatur tentang kesehatan,
peraturan pemerintah tentang kesehatan dan adanya pemajanan media informasi
yang memadai
3. Reinforcing factor
Reinforcing factors meliputi jumlah anak dalam rumah tangga, keluarga, teman
atau kerabat, kepala keluarga, guru atau pengajar, petugas kesehatan, kader
Posyandu, tokoh masyarakat, tokoh agama yang mempengaruhi sikap dan prilaku
terhadap kesehatan. Pada umumnya kita mengharapkan adanya urutan sebagai
berikut: Seseorang memiliki alasan, dorongan (impulse), atau motivasi awal
(predisposing factor) untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku.
17
BAB III
3.1 Kesimpulan
Pola penyakit saat ini dapat dipahami dalam rangka transisi epidemiologi, yaitu
mengenai konsep perubahan pola kesehatan dan penyaki. Penyebab kematian
disebabkan oleh penyakit tidak menular dan juga penyakit menular. Hal ini
menimbulkan permasalahan kesehatan di Indonesia yakni angka kematian bayi masih
tinggi, penyakit tidak menular (PTM) seperti stoker, ginjal kronis, kanker, hipertensi,
diabates dan penyakit lainnya, penyakit menular (PM) seperti TB, HIV/AIDS dan
penyakit COVID-19, stunting, tembakau seperti merokok bagi remaja, penyalagunaan
obat, kesehatan kerja belum terlalu di fokuskan, akses Yankes beberapa Provinsi
masih masih kategori sulit dan sangat sulit (Indonesia Timur), akreditasi Puskesmas
didominasi oleh Level Madya dan Dasar; Untuk Rumah Sakit masih banyak yang
pada level Perdana (47%), masalah dokter spesialis PTM dan asalah biaya atau dana
kesehatan. Disebabkan oleh bebrapa faktor yakni lingkungan, gaya hidup, pelayanan
kesehatan dan faktor genetik. Salah satu indikator penting dalam pembangunan adalah
Human Development Index (HDI)/ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari
indeks ekonomi (pendapatan riil per kapita), indeks pendidikan (angka melek huruf dan lama
sekolah), dan indeks kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir).
3.2 Saran
Sebagai pendidik bagi masyarakat maka yang harus kita lakukan adalah terus belajar
tentang masyarakat itu sendiri baik kesehatanya, penyebab kematia dan profil
kesehatan intinya semua yang berkaitan dengan masyarakat harus kita kuasai. Maka
dari itu kami sebagai anggota kelompok ingin meminta saran yang membangun agar
apa yang kami berikan tidak sia-sia
18
Daftar Pustaka
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. 4 Juli
(2020). Hotline Virus Corona 119 ext 9. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
https://www.kemkes.go.id/article/view/20070400003/penyakit-tidak-menular-
kini-ancam-usia-muda.html
Pusat Promkes Depkes RI & Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
(2009). Promosi Kesehatan Komitmen Global dari Ottawa Nairobi Menuju
Rakyat Sehat. Jakarata: FKM-UI.
19