Oleh :
Kelompok 11
Devhani Fitri 1711213022
Siti Khadijah Rangkuti 1711211018
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGATAR
Puji syukur senantiasa ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
karunia nikmat dan rahmat bagi umat-Nya atas Ridho-Nya sehingga dapat menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya sehingga makalah ini dapat dibuat tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun secara ringkas sesuai dengan yang ada dibuku dan beberapa
sumber lainnya. Adapun isi dari ringkasan ini memuat tentang “Epidemiolog Kesehatan
Reproduksi”.
kelompok menyadari bahwa kehadiran makalah penulis ini tidak lepas dari kekurangan
dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu kelompok
harapkan sehingga kelompok nantinya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
makalah yang berikutnya.
Kelompok 11
2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR..............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.2.1 Bagaimana pengertian dan tujuan studi epidemiologi kesehatan reproduksi ?...............4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................25
3.2 SARAN................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................26
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Studi epidemiologi deskriptif adalah suatu studi terhadap jumlah dan distribusi
penyakit, kondisi, cedera, ketidak mampuan, dan kematian dalam populasi. Pada studi
ini harus mengkaji semua variabel yang terdiri dari 3 aspek yaitu :
1) Waktu
Variabel waktu dijawab melalui investigasi dan penelitian terhadap semua aspek
elemen waktu yang berhubungn dengan penyebab, kejadian luar biasa, penyebaran,
distribusi, dan perjalan penyakit serta kondisi. Distribusi kejadian penyakit ini
dinyatakan dalam bulanan atau tahunan. Ada 2 macam perubahan dalam distribusi
penyakit yang dapat diidentifikasi menurut waktu, yaitu :
a. Seculer trends, yaitu perubahan atau variasi frekuensi kejadian penyakit dalam
jangka panjang
b. Cyclic change, perubahan yang terjadi secara periodic dalam satu tahun, atau
lebih. Fluktuasi jangka pendek sering ditemukan dalam epidemik penyakit
2) Tempat
Variabel tempat berkaitan dengan lokasi sumber penyakit secara geografis, lokasi
saat terjadinya infeksi atau terjadinya cedera dan pengklasteran kasus. Distribusi
6
penyakit menurut tempat dinyatakan menurut suatu lokasi yang dibatasi oleh batas-
batas alam atau batas administrasi pemerintahan. Batas alami memeliki arti dalam
kaitannya dengan pemahaman etiologi penyakit.
3) Manusia (Orang)
Variabel manusia perlu diselidiki dan dianalisis tentang banyaknya kerusakan yang
ditimbulkan oleh penyakit tersebut pada kehidupan dan penderitan manusia. Variabel
ini dipengaruhi oleh penyebaran, distribusi, dan perjalanan penyait serta kondisi,
berbagai pola perilaku, dan berbagai keyakinan. Beberapa karakteristik penting yang
secara rutin diperhatikan dalam mempelajari distribusi kejadian penyakit menurut orang
adalah umur dan jenis kelamin. Angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas) umumnya berhubungan dengan umur dan jenis kelamin.
Sebagai contoh ibu hamil dengan usia > 35 tahun mempunyai faktorresiko lebih
besar atau rentan mengalami keguguran dan cacat janin dibandingkan < 35 tahun.
1. What, yaitu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dan berapa besarnya
masalah kesehatan masyarakat, maka jawabannya akan menyusun masalah
kesehatan.
2. Who, yaitu siapa yang terkena masalah kesehatan.Tentunya yang terkena masalah
kesehatan masyarakat adalah masyarakat atau sekelompok manusia yang menjadi
host penyakit. Manusia yang akan dibahas adalah karakteristiknya, meliputi jenis
kelamin, usia, paritas, agama, ras, genetika, tingkat, pendidikan, penghasilan, jenis
pekerjaan, jumlah keluarga, dan lain-lain.
7
Metode yang digunakan untuk mempelajari epidemiologi deskriptif adalah
surveilans epidemiologi, screening, studi prevalensi, penelitian deskriptif, penyelidikan
wabah. Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang dilakukan secara terus
menerus untuk menentukan tindakan terhadap masalah yang diemukan. Screening
adalah kegiatan untuk mendeteksi dini suatu penyakit/masalah kesehatan yang secara
klinis belum ditegakkan diagnosisnya. Penilitian deskriptif adalah studi epidemiologi
yang bertujuan menggambarkan masalah kesehatan (pola distribusi penyakit)
berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu tanpa mencari faktor-faktor
penyebabnya. Indikator yang digunakan mencakup faktor-faktor sosio-demografi
(umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan), gaya hidup (pola/jenis
makanan, pemakaian obat-obatan, perilaku seksual).
8
sebab-akibat.
B. Studi Analitik
Epidemiologi analitik merupakan studi epidemiologi yang ditujukan untuk mencari
faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab terjadinya variasi
yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada kelompok individu. Epidemiologi
analitik adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban terhadap
penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah
kesehatan. Studi analitik digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat dan
berpegangan pada pengembangan data baru. Kunci dari studi analitik ini adalah untuk
menjamin bahwa studi di desain tepat sehingga temuannya dapat dipercaya (reliabel)
dan valid.
9
resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu
yang sama.
Langkah – Langkah :
a. Mengidentifikasi variable penelitian dan mengidentifikasi resiko dan faktor
resiko
b. Menetapka subjek penelitian
c. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko dan
efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan data)
d. Melakukan analisi korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-kelompok
hasil observasi (pengukuran)
Ciri Khas :
a. Peneliti melakukan observasi / pengukuran variabel pada suatu saat tertentu.
b. Status seorang individu atas ada atau tidaknya kedua faktor baik pemajanan
(exposure) maupun penyakit yang dinilai pada waktu yang sama.
c. Hanya menggambarkan hubungan aosiasi bukan sebab akibat.
d. Apabila penerapannya pada studi deskriptif, peneliti tidak melakukan tindak
lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.
Kelebihan :
a. Mudah dilaksanakan
b. Sederhana
c. Ekonomis dalam hal waktu
d. Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat
e. Dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan banyak variable
Kekurangan :
a. Diperlukan subjek penelitian yang besar
b. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat
c. Tidak valid dalam meramalkan suatu kecendrungan
d. Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek paling lemah bila dibandingkan
dengan dua rancangan epidemiologi yang lain
10
Contoh : hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL)
dengan menggunakan rancanagn atau pendekatan cross sectional.
2) Case Control
Kasus Kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara penyebab suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan
membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
penyebab penyakitnya. Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey)
analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospektif.
Tahap – Tahap Penelitian Case Control :
a. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek.
b. Menetap objek penelitian
c. Identifikasi kasus
d. Pemilihan subjek sebagai control
e. Melakukan pengukuran retrospektif (melihat kebelakang)
f. Melakukan analisis degan membandingkan proporsi antara variable objek
penelitian dengan variable control.
Kekuragan :
a. Sulit menentukan kontrol yang tepat
b. Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh
c. Sukar untuk menyakinkan dua kelompok tersebut sebanding
11
d. Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen
e. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidak dapat
dikendalikan
Contoh : Hubungan antara malnutrisi (kekurangan gizi) pada balita dengan prilaku
pemberian makanan oleh ibu.
3) Kohort
Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara
penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok
terpajan dan kelompok yang tidak terpajan berdasar status penyakitnya. Penelitian kohort adalah
suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan
faktor efek melalui pendekatan longitudinal kedepan atau prospektif
Langkah – langkah :
a. Identifikasi faktor risiko dan efek
b. Menetapkan subjek penelitian
c. Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dan efek negative
d. Memilih subjek yang akan menjadi anggta kelompok control
e. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya
mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok
f. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek positif dengan
subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok risiko positif maupun kelompok
control
Kekurangan :
a. Memerlukan waktu yang lama
b. Biaya mahal
c. Kurang efisien untuk kasus yang jarang
d. DO tinggi
e. Terkadang dapat menimbulkan masalah etika
f. Hanya mengamati satu faktor penyebab
Kelebihan :
12
a. Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden perjalanan penyakit atau
efek yang diteliti.
b. Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor resiko
dengan efek secara temporal.
c. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus
d. Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang.
e. Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan.
f. Dapat menetapkan hubungan temporal.
g. Mendapat incidence rate
h. Biasnya lebih kecil
Contoh : membuktikan adanya hubungan antara cancer (Ca) servix (efek) dengan ketidak
pedulian penggunaan kondom pada orang IMS dengan menggunakan pendekatan atau rancangan
prospektif.
2) EKSPERIMENTAL
Rancangan studi eksperimen adalah jenis penelitian yang dikembangkan untuk
mempelajari fenomena dalam kerangka korelasi sebab-akibat. rancangan studi ini
digunakan ketika peneliti atau oranglain dengan sengaja memperlakukan berbagai
tingkat variabel independen kepada subjek penelitian dengan tujuan mengetahui
pengaruh variabel independen tersebut terhadap variabel dependen. Berdasarkan
penelitian tersebut studi eksperimen (studi perlakuan atau intervensi dari situasi
penelitian ) terbagi dalam dua macam yaitu rancangan eksperimen murni dan quasi
eksperimen.
A. Rancangan Eksperimental murni
Eksperimen murni adalah suatu bentuk rancangan yang memperlakukan dan
memanipulasi sujek penelitian dengan kontrol secara ketat.
- Ciri – ciri penelitian eksperimental :
1. Ada perlakuan, yaitu memperlakukan variabel yang diteliti (memanipulasi suatu
variabel).
2. Ada randominasi, yaitu penunjukan subjek penelitian secara acak untuk
mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian
3. Semua variabel terkontrol, eksperimen murni mampu mengontrol hampir semua
pengaruh faktor penelitian terhadap variabel hasil yang diteliti
13
B. Quasi Eksperimen
Quasi Eksperimen (eksperimen semu) adalah eksperimen yang dalam mengontrol
situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan tertentu dan atau
penunjukkan subjek penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah satu dari
berbagai tingkat faktor penelitian
- Ciri Quasi eksperimen :
1. Tidak ada randominasi, yaitu penunjukkan sujek penelitian secara tidak acak
untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian. Hal ini
disebabkan karena ketika pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian
tidak mungkin, tidak etis, atau tidak praktis menggunakan randominasi.
2. Tidak semua variabel terkontrol karena terkait dengan pengalokasian
faktor penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis, atau tidak
praktis menggunakan randominasi sehinggasulit mengontrol variabel secara ketat.
14
kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus kehidupan,
sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Pendekatan ruang lingkup kespro dalam beberapa dalam fase kehidupan meliputi:
a. Kontrasepsi
b. Bayi dan anak
c. Remaja
d. Usia subur
e. Usia lanjut
1. Kontrasepsi
a. Perlakuan sama terhadap laki-laki dan perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: pengutamaan jenis kelamin, BBLR,
kurang gizi
15
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan pencegahan penyakit.
Asuhan yang diberikan: 1) ASI Ekslusif, 2) tumbuh kembang anak dan pemberian
makanan dengan gizi seimbang, 3) imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit, 4)
pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan, 5) pendidikan dan
kesempatan yang sama apda anak laki-laki dan perempuan
3. Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sapai 19 tahun dan merupakan
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi
pada gadis remaja adaah datangnya haid pertama yan dinamakan menarche. Secara
tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya
dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa,
dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis,
karena mulai emproduksi hormon-hormon seksual yang akan memperngaruhi
pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia yang wajar
f. Pendidikan dan peningkatan keterampilan
16
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
i. Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual,
penyalahgunaan obat, kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, aborsi
tidak aman, ISR/HIV/AIDS
j. Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi: konseling tentang perubahan hukum
dan sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan, kontrasepsi
yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga dan lain-lain.
4. Usia subur
Usia dewasa muda yaitu antara umur 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan
dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi.
Inilah usia produktif dalam menapaki karir yang penuh kesibukan diluar rumah. Di
usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya dalam kondisi prima,
sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar dan bayi dapat
dilahirkan dengan sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan
gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak dan tuntutan karir.
Kanker, kegemukan depresi dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya.
Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometrium yang ditandai
dengan gejala nyeri haid, kram haid, pinggul nyeri saat berhubunganseks, sakit saat
buang air besar atau buang air kecil tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-
apa.
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan kecacatan akibat kehamilan ibu dan bayi.
c. Menjaga jarak kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kespro yang berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
17
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas
i. Masalah yang mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh
berbagai kondis, manutrisi atau anemia, kemandulan, pelecehan seksual dan lain-
lain
j. Pendekatan yang dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling,
pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
bertangggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal dan
lain-lain sebagainya
Asuhan yang diberikan; 1) kehamilan dan persalinan yang aman, 2) pencegahan
kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi; 3) menjaga jarak
kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi; 4)
pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS; 5) pelayanan kespro yang berkualitas; 6)
pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi; 7) deteksi dini kanker payudara
dan leher rahim dan 8) pencegahan dan manajemen infertilitas.
5. Usia lanjut
Yang dianggap usia lanjut adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa
yang paling rentan diserang berbagai penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi
wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya
adalah menjaga agar tunuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang sehat.
a. Perhatian pada problem andro pause
b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabuh, gangguan mobilitas
dan osteoporosis
c. Deteksi dini kanker rahim
d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi,
kekerasan, osteoporosis, kanker sakurab reproduksi, payudara atau kanker prostat,
ISR/HIV/AIDS
e. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaan reproduksi
sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
Asuhan yang dapat diberikan; ) perhatian pada problem menopause; 2) perhatian
pada penyakit utama degeneratif termasu rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis dan 3) deteksi dini kanker rahim
18
2.3 Sumber Data Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
A. Berbagai jenis data dapat diperoleh dari berbagai sumber.
1. Sumber data dari populasi
Sumber data populasi yang cukup lengkap yaitu data sensus penduduk,
baik yang bersifat nasional maupun lokal. Data ini biasanya dikumpulkan setiap
sepuluh tahun dan diadakan pembaruan data melalui ensus antara (supas) atau
pembaruan data yang biasanya dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
a. Akta kelahiran
Akta kelahiran merupakan salah satu catatan peristiwa vital yang sangat
berguna dalam analisis epidemiologi. Kegunaannyauntuk mendapatkan besarnya
penyebut (kelahiran hidup) dalam menghitung rate kejadian penyakit pada bayi
dan untuk menghitung angka kematian bayi.untuk suatu pencatatan yang lengkap
maka selain kejadian kelahiran jugasering dicantumkan bebagai hal yang bertalian
dengan kejadian kelahiran tersebut seperti kelainan pada bayi, berat badan lahir,
umur kehamilan, serta berbagai informasi yang bertalian dengan keadaan ibu
waktu hamil dan melahirkan
b. Sertifikat kematian
19
sebab kematian. Adapun penyabab kematian yang tercantum pada sertifikat
kematian harus diteliti cara penentuannya. Hal ini disebabkan karena penentuan
penyebab kematian merupakan salinan antara konsep penyebab, ketepatan
diagnosis, sistem klasifikasi penyakit yang digunakan, dan beberapa hal lain yang
sangat bervariasi sesuai dengan perkembangan waktu. Pada sertifikat kematian,
tersedia lebih dari satu kolom untuk sebab kematian. Hal ini memungkinkan
dokter mengisi berbagai kondisi penderita sebelum meninggalatau berbagai
penyakit yang dideritanya pada saat-saat terakhir khidupan penderita tersebut
seperti pneumonia, hipertensi, perdarahan otak dan diabetes.
Dalam hal penyebab ganda seperti ini, sistem tabulasi penyebab kematian
kadang-kadang mengalami kesulitan tergantung pendapat mereka yang
menggunakannya. Umpamanya seseorang yang menderita diabetes dan meninggal
karena serangan jantung, kemungkinan besar digolongkan dalam sebab kematian
karena diabetes. Yang lebih parah lagi, bila dalam sertifikat tersebut tidak
dicantumkan nama penyakit sesuai dengan klasifikasi internasional ataupun
klasifikasi yang berlaku. Khusus untuk kejadian kematian bayi dalam kandungan
(fetal death) pelaporannya sama dengan pelaporan kematian bila usia kehamilan
mencapai lebih dari 28 minggu. Namun demikian, sebagian besar kematian
maupun kelahiran bayi seperti tersebut di atas, di Indonesia, sangat jarang
dilaporkan sehingga memberikan angka yang sangat rendah dari seharusnya.
Pelaporan dan pencatatan penyakit dilakukan dalam beberapa bentuk antara lain:
20
yang mempunyai potensi mewabah dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
terus menerus dalam usaha mencegah terjadinya wabah, selain digunakan untuk
penyusunan dan evaluasi program. Pencatatan dan pelaporan penyakit tidak
menular, umumnya, dilakukan melalui laporan bulanan yang dilakukan melalui
berbagai pusat pelayanan kesehatan. Demikian pula dengan penyakitgangguan
jiwa, dibuatkan sistem pencatatan dan pelaporan tersendiri. Keseluruhan laporan
tesebut di atas selain dianalisis pada tingkat pelayanan kesehatan di Puskesmas,
Rumah Sakit dan pada tingkat kabupaten serta dinas kesehatan provinsi, juga
dilakukan analisis terpusat pada Pusat Pengolahan Data di Departemen Kesehatan.
Hasil dari masing-masing analisis data tersebut digunakan untuk kepentingan
perencanaan dan evaluasi program kesehatan masyarakat.
4. Survei kesehatan
Karena perlunya mendapatkan data yang akurat, diperlukan desain dan metode
pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara atau sumber pengumpulan
data, seperti :
21
a) Data primer : Data yang dikumpulkan langsung oleh pihak yang
memerlukannya dari tangan pertama (responden) atau subjek penelitian. Seperti
hasil wawancara, pengisian kuesioner (angket), observasi dan lain-lain :
1. Wawancara
22
pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah.Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran terkait dengan prinsip penulisan
angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket
menyangkut beberapa faktor antara lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris
pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup
maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
3. Observasi
a) Participant Observation
23
memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari
luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.Alat yang
digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan,
kamera photo, dan lain lain.
c) Data sekunder:
Data diperoleh dari pihak yang sudah mengumpulkan data itu sebelumnya
dimana pembaca data tinggal langsung membaca atau memperolehnya secara
tertulis dari pengumpul data pertama. Misalnya untuk membaca jumlah penduduk
Indonesia, datanya tidak perlu dikumpul oleh orang per orang atau instansi tetapi
langsung dapat diperoleh dan dibaca dari Biro Pusat Statistik (BPS) berdasarkan
data sensus penduduk yang diperolehnya.
b. Ketidak-lengkapan data. Antara data yang sudah tersedia dengan informasi yang
dibutuhkan sangat sering terjadi kesennjangan. Karena itu mungkin diperlukan usaha
tambahan untuk menjajaki berbagai sumber data atau bahkan terkadang
mengharuskan pengumpulan data sendiri.
c. Ketidakserasian data yang diperoleh dari berbagai sumber. Bahkan mungkin saja
terjadi semacam kontroversi mengenai suatu data yang diperoleh dari berbagai
sumber.
24
d. Kemungkinan bias/kesalahan. Diperlukan teknik pengambilan dan proses
pengambilan yang tepat untuk menghindari kemungkinan kesalahan, baik karena
keasalahan sumber atau pengambilannya.
25
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Konsep epidemiologi kesehatan reproduksi adalah untuk mengetahui frekuensi,
distribusi dan determinan dari penyakit kesehatan reproduksi. Metode epidemiologi
digunakan dalam kesehatan reproduksi adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis,
membuat perencanaan dan evaluasi penyakit dan masalah kesehatan reproduksi.
Ruang lingkup tersebut adalah kajian mengenai : Perkembangan seksual, kegiatan
seksual, kontrasepsi, fertilitas, kehamilan yang tidak dikehendaki, abortus.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu kritik dan saran dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
semua. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
26
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Binarupa Aksara
27
1