Oleh :
KELOMPOK 7
Yatmi (1311211118)
Fadiah Dini Putri (1311211061)
Mutia Puspa Sari (1311211031)
Ramda Ananda Ilham (13112120 )
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh
Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
ditulis sebagai tugas pada mata kuliah Epidemiologi Kesehatan Reproduksi di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing dan teman-
teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini serta semua pihak yang telah
membantu kelancaran pembuatan makalah ini.
Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan segenap kemampuan dan pikiran,
namun penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
agar makalah ini dapat mencapai kesempurnaan dan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
BAB 2 : PEMBAHASAN......................................................................................................2
BAB 3 : PENUTUP.............................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................19
ii
3.2 Saran...........................................................................................................................19
iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1
BAB 2 : PEMBAHASAN
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 3 komponen yang ada dalam
epidemiologi :
1. Frekuensi masalah kesehatan.
Frekuensi masalah kesehatan menunjukkan besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada sekelompok manusia/ masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah
penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit, untuk
mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang atau
masyarakat, harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
2
3
b) Studi kasus
a) Orang (person)
Umur
4
b) Tempat (place)
c) Waktu (time)
2) Epidemiologi analitik
Pendekatan/metode ini digunakan untuk menguji data dan informasi- informasi yang
diperoleh dari studi epidemiologi deskriptif.
artinya membuat atau menghasilkan sehingga istilah reproduksi mempunyai arti suatu
hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi
untuk reproduksi manusia.arti kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sisten, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh seseorang. Pengertian
sehat disini tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, namun juga sehat secara
proses yang berkaitan denga reproduksi dan aspek-aspek yang mempengaruhinya mulai
dari aspek tumbuh kembang sampai kepada hak-hak reproduksi. Sedangkan pendidikan
seks lebih difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan seks.
tanggung jawab bersama baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu baik laki-laki
maupun perempuan harus mengetahui dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan
reproduksi. Kesalahan yang sering terjadi adalah persoalan reproduksi lebih banyak
menjadi tanggung jawab perempuan. Gangguan kesehatan reproduksi lebih sering terjadi
pada wanita misalnya anemia. Perempuan yang anemia berpotensi melahirkan bayi dengan
berat badan rendah. Disamping itu, anemia dapat menyebabkan kematian ibu maupun bayi
7
pada saat proses persalinan. Karena itu untuk memastikan bahwa ibu tidak mengidap
anemia, perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri pada petugas medis. Jika ternyata
mengidap anemia, maka perlu untuk mengkonsumsi makanan yag bergizi dan suplemen
besi sesuai yang dianjurkan, dan peranlaki-laki harus mendukung keadaan tersebut dengan
ibu (AKI) menurut SDKI 2012 mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata
kematian ini jauh elonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang encapai 228 per 100 ribu.
Sedangkan angka kematian bayi menurut SDKI 2012 mencapai 32 per 1000. Hal ini
(jampersal). Selain itu, sejak otonomi daerah dukungan pemerintah daerah pada program
KB memang jauh menurun. Penyebab kematian ibu tidak saja melahirkan tetapi juga
banyak tapi tingkat pencapainnya berbeda-beda. Estiasi prevalensi HIV/AIDS 150 orang
yang 70% nya adalah usia produktif. Pada wilayah tertentu, prevalensi dimasyarakat
mencapai 5%. Untuk menyikapi asalah tersebut diperlukan peran epidemiologi dalam
frekuensi, determinan penyakit atau masalah kesehatan reproduksi pada populasi atau
menurut karakter orang, tempat dan waktu. Misalnya, persainan dengan dukun lebih tinggi
8
di desa (60%) dibanding di kota (40%) atau angka kejadian penyakit HIV lebih tinggi
terjadi di Provinsi Papua. Karakter waktu meliputi detik, menit, jam, hari, buan, tahun dsb.
mengukur besarnya masalah. Misalnya persalinan dengan dukun 60%, K1 mencapai 87%
dan K4 mencapai 70%. Determinan dalam kesehatan reproduksi adalah mencari faktor
penyebab atau yang mempengaruhi suatu kejadian atau faktor yang memberikan
resiko.misalnya penyebab terjadinya penyakit hemoragi post partum adalah anemia pada
ibu.
a. Sebagai tool (alat), selalu menanyakan siapa yang terkena, dimana dan bagaimana
kesehatan reproduksi
d. Melihat resiko individu dan pengaruhnya pada populasi atau kelompok kejadian
terhadap masalah populasi dan untuk membantu negara-negara berkembang. Pada saat itu,
permasalahan yang dibahas hanya seputar tempat hiburan, ledakan penduduk, jebakan
Kemudian pada tahun 1972, WHO membuat program khusus untuk riset,
pengembangan serta pelatihan riset kesehatan reproduksi dengan mandatnya berfokus pada
riset pengembangan metode yang baru dan meningkatkan regulasi yang berhubungan
dengan fertilitas (reproduksi) serta isu dari keamanan dan efisiensi metode-metode yang
9
sudah ada. Metode kontrasepsi modern dilihat sebagai metode yang dapat dipercaya,
efektif dari metode penarikan, kondom atau sistem periode menstruasi. Kebijakan
mengenai populasi menyebar pada negara-negara berkembang sekitar tahun 1970 dengan
Pada tahun 1994, ICPD telah menjadi kunci dari sejarah perkembangan kesehatan
reproduksi. Hal ini diikuti dengan beberapa kemunculan hal-hal penting yang kemudian
membuat dunia berfikir cara lain untuk mencapai kesehatan reproduksi yang ditandai
survival
Keluarga berencana berfokus pada ibu.
c. Tahun 1987 (Inisiasi Safe Motherhood, ICPD)
Penekanan pada kesehatan maternal
Penekanan pada penurunan kematian maternal
d. Tahun 1994 (Kesehatan Reproduksi, ICPD)
Penekanan pada kualitas pelayanan
Penekanan pada pengadaan dan ketersediaan
Penekanan pada ketidakadilan sosial
Penekanan pada kebutuhan individu wanita serta hak-haknya.
e. Tahun 2000 (Millenium Development Goals dan Kesehatan Reproduksi)
MDGs secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan
kesehatan
10
kesehatan reproduksi.
Sexual and reproductive health is fundamental to the social and
reproduksi dan dapat menjadi pondasi dalam hak asasi manusia yang sangat penting bagi
pemberdayaan perempuan.
lainnya.
Mengidentifikasi individu atau populasi dengan resiko yang paling besar
pengobatan.
Penyediaan informasi penting untuk meningkatkan kesehatan reproduksi.
o Keluarga Berencana untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan
o Penggunaan kontrasepsi yang aman dan efisien
o Morbiditas dan mortalitas maternal
o Kesehatan perinatal dan bayi
11
- Apa penyebabnya?
- Penyakit merupakan suatu gangguan dalam kehidupan manusia dan kejadian sakit
melakukan peneltian atau pengkajian yang lebih dalam. Lingkup yang ada dalam kesehatan
reproduksi adalah:
reproduksi
9. Kajian mengenai layanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana
Menurut depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas,
sesuai dengan defenisi yang tertera karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia
sejak lahir hingga mati. Dala uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih
rinci digunakan pendekatan siklus kehidupan, sehingga diperoleh komponen pelayanan
yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi:
1. Kesehatan ibtu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi termasuk PMS-
HIV/AIDS
4. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
5. Kesehatan Reproduksi Remaja
6. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
7. Kanker pada Usia Lanjut dan Oseoporosis
8. Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi
genetalia, fistula dan lain-lain.
Asuhan yang diberikan: 1) ASI Ekslusif, 2) tumbuh kembang anak dan pemberian
makanan dengan gizi seimbang, 3) imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit,
4) pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan, 5) pendidikan
dan kesempatan yang sama apda anak laki-laki dan perempuan
3. Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sapai 19 tahun dan merupakan
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi
pada gadis remaja adaah datangnya haid pertama yan dinamakan menarche. Secara
tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang
mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai
wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami
perubahan dramatis, karena mulai emproduksi hormon-hormon seksual yang akan
memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia yang wajar
f. Pendidikan dan peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
14
4. Usia subur
Usia dewasa muda yaitu antara umur 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan
dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi.
Inilah usia produktif dalam menapaki karir yang penuh kesibukan diluar rumah. Di
usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya dalam kondisi prima,
sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar dan bayi dapat
dilahirkan dengan sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan
gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak dan tuntutan karir.
Kanker, kegemukan depresi dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya.
Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometrium yang ditandai
dengan gejala nyeri haid, kram haid, pinggul nyeri saat berhubunganseks, sakit saat
buang air besar atau buang air kecil tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala
apa-apa.
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan kecacatan akibat kehamilan ibu dan bayi.
c. Menjaga jarak kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kespro yang berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas
i. Masalah yang mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan
oleh berbagai kondis, manutrisi atau anemia, kemandulan, pelecehan seksual
dan lain-lain
j. Pendekatan yang dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling,
pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
15
e. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang baik.
lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-
obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan atau mengatasi
g. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif,
terjangkau, dapat diterima sesuai dengan pilihan tanpa paksaan dan tak melawan
hukum.
memungkinkannya sehat dan selamat dala menjalani kehamilan dan persalinan, serta
penghargaan.
j. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang
k. Setiap remaja lelaki maupun perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat
dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani
l. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap
tepat untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan pelayanan
b. Hukum-huku dan kebijakan harus dibuat dan dijalankan untuk encegah deskriminasi,
reproduksi
c. Perempuan dan laki-laki harus bekerjasaa agar pemerintah dapat melindungi haknya,
d. Konsep-konsep kesehatan reproduksi dan uraian hak-hak perempuan ini diambil dari
hasil kerja
6.1 Kesimpulan
Dewasa ini kesehatan reproduksi (kespro) mendapat perhatian khusus secara global
sejak diangkatnya isu dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan
Pembangunan. Di Indonesia pun kespro mendapat perhatian khusus dari pemerintah,
mengingat banyak masalah-masalah kespro terjadi di masyarakat.
Konsep epidemiologi kesehatan reproduksi adalah untuk mengetahui frekuensi,
distribusi dan determinan dari penyakit kesehatan reproduksi. Metode epidemiologi
digunakan dalam kesehatan reproduksi adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis,
membuat perencanaan dan evaluasi penyakit dan masalah kesehatan reproduksi.
Ruang lingkup tersebut adalah kajian mengenai : Perkembangan seksual, kegiatan
seksual, kontrasepsi, fertilitas, kehamilan yang tidak dikehendaki, abortus
6.2 Saran
Penggunaan metode epidemiologi disarankan dalam pemecahan dan penyelesaian
masalah dan penyakit kesehatan reproduksi. Metode tersebut meliputi analisis, identifikasi,
perencanaan dan evaluasi masalah dan penyakit kesehatan reproduksi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19