Dosen Pengampu:
dr. Fauziah Elytha, M.Sc.
Kelompok 5:
Afandi 1611212031
Jenny Fahlevi 1711216023
Nia Pradyna 1611212041
Thomi Anwar 1611212052
Westi Anugrah 1611211053
Rasa syukur yang sebesar-besarnya tak luput kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia, hidayah, dan ridha-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Metode Penelitian Epidemiologi Gizi. Tak lupa shalawat beserta salam kami ucapkan
kepada Rasulullah Muhammad S.A.W. yang membawa kita ke era modern seperti sekarang ini.
Selanjutnya, kami ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang membantu kami selama
proses pembuatan makalah ini berlangsung hingga terselesaikan.
Dengan selesainya makalah ini, kami sangat berharap bahwa makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Metode Penelitian
Epidemiologi Gizi.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena
sesungguhnya tiada manusia kecuali Tuhan merekalah yang maha sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap akan adanya kritik, saran yang membangun serta usulan mengenai perbaikan
makalah yang telah kami buat ini, agar nantinya makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat diterima dan
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Selamat membaca, semoga
bermanfaat.
Padang, 27 Agustus 2018
Hormat kami,
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 15
ii
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. Menentukan apakah terdapat asosiasi antara sebuah faktor misalnya paparan faktor
lingkungan atau karakteristik seseorang dengan terjadinya penyakit.
3. Jika ditemukan adanya asosiasi yang valid antara paparan dan penyakit, yang menjadi
pertanyaan lagi adalah apakah asosiasi yang valid tersebut merupakan hubungan kausal.
3
Tujuan studi cross sectional adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit dan
determinan-determinannya pada populasi sasaran.
Penelitian cross sectiona relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti
dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing
individu. Data yang berasal dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan
di bidang pelayanan kesehatan dan populasi tersebut. instrumen yang sering digunakan untuk
memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara, dan isian kuesioner.
B. Rancangan Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian observasional sering disebut faktor resiko sedangkan
variabel tergantung disebut efek. Yang dimaksud faktor resiko dalam penelitian ini adalah
faktor-faktor atau keadaan yang memudahkan individu terkena penyakit (efek). Kita kenal ada
faktor resiko yang bersifat internal, merupakan faktor kepekaan individu terhadap penyakit.
Faktor resiko eksternal merupakan faktor lingkungan yang mempermudah seseorang atau
individu terkena penyakit.
C. Kelebihan
Keutungan utama dari desai cross sectional adalah memungkinkan penggunaa
populasi dari masyarakat umum, tidak hanya yang mencari pengobatan, hingga
generalisasinya cukup memadai
Desain ini relative mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh
Dapat digunakan untuk meneliti sekaligus banyak variabel
Tidak terancam loss follow-up
Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif
D. Kekurangan
Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data resiko dan efek
dilakuakn pada saat yang bersamaan. Akibatnya sering tidak mungkin ditentukan
mana yang sebab dan mana yang akibat.
Studi prevalen lebih banyak menjaring subjek yang mampu mempunyai masa sakit
yang panjang dari pada mereka yang mempunyai masa sakit yang pendek
4
Dibutuhkan subjek yang cukup besar, terutama bila variabel yang dipelajari banyak.
Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis
Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
Mungkin terjadi bias prevaleni atau bias insiden karena efek suatu faktor risiko
selama selang waktu tertentu disalah tafsirkan sebagai penyakit
5
F. Contoh Cross Sectional Terkait Gizi
Judul : Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan
Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kota Padang Tahun 2012
Penulis : Mahaputri Ulva Lestari, Gustina Lubis, Dian Pertiwi
Aliansi Penulis : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Pembahasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir, Kuranji, Air
Tawar, dan Lubuk Begalung pada Bulan Mei-November 2012. Sampel adalah anak usia
1-3 tahun (yang memenuhi kriteria) yang berada di wilayah kerja puskesmas di Kota
Padang dengan menggunakan metode two stage cluster sampling.
Untuk menggambarkan kota Padang, dipilih empat kecamatan dengan random
sampling dan selanjutnya dipilih empat kelurahan yaitu Kecamatan Padang Barat,
Kuranji, Padang Utara, dan Lubuk Begalung. Variabel dependen penelitian adalah status
gizi. Variabel independen adalah usia pemberian MP-ASI, dan Jenis MP-ASI. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner dan tabel status gizi anak Z-score. Pengolahan data
menggunakan SPSS. Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik chi square dengan
derajat kemaknaan p<0,05.
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang bermakna antara usia pemberian MP-ASI dengan status
gizi (indeks BB/TB) anak usia 1-3 tahun di kota padang tahun 2012 (p=0,001). Hubungan
tersebut menunjukkan jika anak diberi MP-ASI sesuai jadwal akan menghasilkan tumbuh
kemang anak yang lebih baik daripada anak yang diberi MP-ASI dini. Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara jenis MP-ASI dengan status gizi (indeks BB/TB) anak
usia 1-3 tahun di kota padang tahun 2012 (p=0,456). Hubungan tersebut menunjukkan
status gizi anak tidak hanya dipengaruhi dari jenis MP-ASI, tetapi juga oleh frekuensi dan
cara pemberian makanan yang baik.
7
negatif juga dicari kontrolnya. Kemudian variabel penyebab atau yang berpengaruh ditelusuri
lebih dulu, baru kemudian faktor risiko atau variabel yang berpengaruh diamati secara
retrospektif.
B. Rancangan Penelitian
Seperti halnya penelitian cross sectional, rancangan kasus control juga observasional
analitik untuk mempelajari hubungan antara faktor resiko dan efek, hanya disini faktor resiko
dipelajari melalui pendekatan retrospektif. Maksudnya efek diidentifikasi saat ini kemudian
faktor resiko diidentifikasi pada masa lalu. Berbeda dengan rancangan kasus kontrol sebaiknya
menggunakan data insiden bukan prevalen.
E. Kelebihan
Menguntungkan untuk mempelajari masalah kesehatan yang jarang terjadi
Menguntungkan untuk mempelajari penyakt yang masa latennya lama
8
Lebih murah dibandingkan kohort karena masa studi yang relatif pendek
Memerlukan subjek yang lebih sedikit
Hasil dapat diperoleh dengan cepat
Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus
F. Kekurangan
Dibutuhkan subjek yang besar untuk penyakit yang jarang
Relative lebih mahal
Tindak lanjut mungkin sulit dan kehilangan pada tindak lanjut dapat mempengaruhi
hasil penelitian
Terancam adanya drop uot atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor
resiko dapat mengganggu analisis hasil
Pembahasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dalam bidang gizi masyarakat
dengan rancangan studi case control yang dilakukan pada bulan Oktober 2012.
Populasi target dalam penelitian ini adalah anak-anak yang mengikuti pendidikan formal
sekolah dasar di Kecamatan Pedurungan, dan populasi terjangkaunya adalah semua siswa
dan siswi di SDN Pedurungan Kidul 01 dan SDN 03 Palebon. Besar sampel minimal
masing-masing kelompok kasus status gizi lebih dan kontrol status gizi
normal berjumlah 32 sampel dihitung dengan menggunakan rumus case control
berpasangan. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat. Status gizi dinyatakan
berdasarkan nilai z-score menurut WHO 2007 yang dihitung menggunakan software
WHO Anthroplus. Data yang berskala kategorik seperti jenis kelamin, usia, kategori
9
kebiasaan sarapan dan kategori kebiasaan jajan dideskripsikan sebagai distribusi
frekuensi dan persen. Analisis bivariat menggunakan uji McNemar dengan tingkat
kemaknaan 5%.
Kesimpulan
Prevalensi overweight dan obesitas yang cukup tinggi ditemukan di 2 SD di
Kecamatan Pedurungan Semarang yaitu 50 anak (11,7%) dan 34 anak (8%) dari total
populasi kelas III-VI dimana usia terbanyak status gizi lebih adalah 11 tahun. Tidak
terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi lebih secara statistik,
tetapi kebiasaan sarapan berhubungan dengan kebiasaan jajan di sekolah dengan risiko
sebesar 1,5 kali.
Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan jajan dengan status gizi lebih
secara statistik dan biasa jajan memiliki risiko sebesar 7 kali terhadap terjadinya status
gizi lebih.
10
2.2.3 Studi Kohort
A. Pengertian
Rancangan penelitian kohort adalah sebuah rancangan penelitian dimana peneliti
mengelompokkan atau mengklasifikasikan kelompok terpapar dan tidak terpapar, kemudian
diamati sampai waktu tertentu untuk melihat ada tidak efek atau penyakit yang timbul.
Penelitian kohort adalah sebuah penelitian yang bersifat longitudinal dengan mengikuti
proses perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu. Penelitian prosfektif ini
dimaksudkan untuk menemukan insiden penyakit pada kelompok yang tertpajan oleh faktor
risiko maupun pada kelompok yang tidak terpajan, kemudian insiden penyakit pada kedua
kelompok tersebut secara statisitik dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
sebab akibata antara pajanan dan penyakit yang diteliti. Penelitian kohort adalah kebalikan dari
case control. faktor resiko (penyebab) telah diketahui terus diamati secar terus menerus akibat
yang akan ditimbulkannya.
Penelitian kohort bertujuan untuk mempelajari hubungan paparan dan penyakit/masalah
kesehatan, dengan membandingkan kelompok terpapar dan kelompok yang tidak terpapar.
Kohort adalah jenis penelitian yang terbaik untuk mencari tahu penyebab penyakit secara
epidemiologis, namun sering membutuhkan waktu yang lama sampai melihat timbulnya
penyakit.
Pada studi kohort, sekelompok subjek penlitian yang belum mengalami pajanan terhadap
faktor risiko dan belum mengalami penyakit atau efek tertentu diikuti secara prospektif. Secara
alamiah mereka terbagi dalam kelompom dengan faktor resiko dan kelompok tanpa faktor
resiko.
B. Rancangan Penelitian
Rancangan kohort merupakan rancangan penelitian observasional analitik yang
mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan efek atau penyakit melalui pendekatan waktu
secara longitudinal prospektif.
D. Kelebihan
Merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insiden dan perjalanan penyakit
atau efek yang diteliti
Memungkinkan uraian secara lengkap mengenai pengalaman seseorang setelah
terkena paparan termasuk perjalanan alamiah penyakit
Memberikan urutan-urutan waktu yang jelas antara paparan dan penyakit
Memberikan peluang bagus untuk mempelajari paparan yang jarang
Memungkinkan penilaian kesudahan yang majemuk yang mungkin terkait dengan
paparan tertentu
Memungkinkan estimasi angka kejadian masalah kesehatan secara langsung dan
resiko relatif yang ada hubungannya dengan paparan yang diteliti
Menyajikan informasi yang umumnya lebih umumunya lebih mudah dimengerti oleh
meraka yang bukan ahli epidemiologi
Tidak perlu menahan perlakuan seperti pada randomizes clinical trial
E. Kekurangan
Dibutuhkan subjek yang besar untuk penyakit yang jarang
Relatif lebih mahal
Tindak lanjut mungkin sulit dan kehilangan pada tindak lanjut dapat mempengaruhi
hasil penelitian
Terancam adanya drop uot atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor
resiko dapat mengganggu analisis hasil
12
F. Contoh Kohort Terkait Gizi
Judul : Pengaruh Pemberian Suplemen Zink Intrauterin Terhadap Berat Badan
Anak Di Kabupaten Takalar
Penulis : Meita A. Kuncoro, Burhanuddin Bahar, Abdul Salam
Aliansi Penulis : Alumni Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Pembahasan Penelitian
Penelitian dilakukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Takalar, yaitu di
Kecamatan Galesong Utara, Galesong, Pattopakang, Mangarabombang dan
Patallassang
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian observasional
dengan menggunakan rancangan penelitian kohort retrospektif
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 9-10 tahun yang ibunya
sebelumnya telah diintervensi dengan suplemen zink dan PMT, hanya diberikan
PMT, dan tidak di intervensi (kelompok kontrol) yang ada di Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan pada (Penelitian Taslim NA tahun 2002).
Jumlah sampel terbaru dari hasil penelitian di lapangan tahun 2013 adalah sebesar
107 orang.
Analisis yang digunakan antara lain; univariat, bivariat dan uji T sampel independen
dan uji chi square
Kesimpulan
Pertambahan berat badan anak yang mendapatkan riwayat suplementasi
zink+PMT dan PMT intrauterin sebagian besar termasuk status pertambahan berat badan
yang normal sebesar 64% dan 61.1% dibandingkan dengan anak yang tidak
mendapatkan riwayat suplementasi zink+PMT intrauterin sebagian besar termasuk status
pertambahan berat badan yang tidak normal sebesar 64.1%.
Laju pertambahan berat badan anak yang memiliki riwayat suplementasi
zink+PMT dan riwayat pemberian PMT lebih baik dari pertumbuhan anak yang tidak
memiliki riwayat keduanya (kelompok kontrol). Status gizi anak yang memiliki riwayat
suplementasi zink+PMT dan riwayat pemberian PMT berdasarkan indeks IMT/U pada
umumnya dalam kategori gizi baik dan normal dibandingkan dengan anak yang tidak
memiliki riwayat pemberian suplementasi zink dan PMT, namun masih ditemukan juga
anak dengan kategori sangat kurus dan kurus.
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Studi Cross sectional merupakan penelitian yang dilakukan tanpa mengikuti perjalanan
penyakit tetapi hanya dilakukan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode tertentu dan setiap
subjek subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian.
Studi kasus control adalah studi yang dimulai dengan mengidntifikasi kelompok dengan
penyeakit atau efek tertentu (kontrol), kemudian secararetrospektif diteliti faktor resiko yang
mungkin dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan control tidak.
Studi kohort atau studi prospektif merupakan penelitian epidemiologi analitik yang
mengkaji hubungan antara faktor resiko dengan efek atau penyakit.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan kedepannya akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16