Anda di halaman 1dari 19

EPIDEMIOLOGI GIZI

“Metode Penelitian Epidemiologi Gizi”

Dosen Pengampu:
dr. Fauziah Elytha, M.Sc.

Kelompok 5:
Afandi 1611212031
Jenny Fahlevi 1711216023
Nia Pradyna 1611212041
Thomi Anwar 1611212052
Westi Anugrah 1611211053

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang sebesar-besarnya tak luput kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia, hidayah, dan ridha-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Metode Penelitian Epidemiologi Gizi. Tak lupa shalawat beserta salam kami ucapkan
kepada Rasulullah Muhammad S.A.W. yang membawa kita ke era modern seperti sekarang ini.
Selanjutnya, kami ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang membantu kami selama
proses pembuatan makalah ini berlangsung hingga terselesaikan.
Dengan selesainya makalah ini, kami sangat berharap bahwa makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Metode Penelitian
Epidemiologi Gizi.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena
sesungguhnya tiada manusia kecuali Tuhan merekalah yang maha sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap akan adanya kritik, saran yang membangun serta usulan mengenai perbaikan
makalah yang telah kami buat ini, agar nantinya makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat diterima dan
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Selamat membaca, semoga
bermanfaat.
Padang, 27 Agustus 2018
Hormat kami,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Epidemiologi .................................................................................................. 3

2.2 Metode Penelitian Epidemiologi ...................................................................................... 3

2.2.1 Cross Sectional ......................................................................................................... 3

2.2.2 Studi Kasus Kontrol .................................................................................................. 7

2.2.3 Studi Kohort ............................................................................................................ 11

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 15

3.2 Saran ............................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan
dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-
baiknya.
Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak
yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah
menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan
kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan
yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut.
Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk
menemukan serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan
dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan
penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus
yang disebut dengan nama Epidemiologi.
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari sudut
epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit amatlah penting. Karena
sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila
ada hubungannya dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya
dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu
diperioritaskan penanggulangannya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami dengan sebaik-
baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan dalam epidemiologi
paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa
sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau tercampur dengan
penyakit lainnya yang berbeda.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian epidemiologi?
2. Bagaimana penelitian epidemiologi?
3. Bagaimana cara penelitian cross sectional?
4. bagaiaman cara penelitian kasus kontrol (case control)?
5. Bagaiaman cara penelitian kohort (cohort)?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian epidemiologi.
2. Mengetahui penelitian epidemiologi.
3. Mengetahui penelitian cross sectional.
4. Mengetahui penelitian kasus kontrol (case control).
5. Mengetahui penelitian kohort (cohort).

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Epidemiologi


Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa
kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok
masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkanmaslah-masalah tersebut (WHO,
42th Regional Commmittee Nacting in Bandung)
Epidemiologi mempelajari kausa penyakit dengan menggunkan penalaran epidemiologi,
yang terdiri dari beberapa langkah:
1. Epidemiologi biasanya dimulai dengan data deskriptif, seperti data tentang insiden
penyakit di beberapa daerah, kemudian dari data tersebut ditafsirkan mengapa ada
perbedaan insiden dari beberapa daerah.

2. Menentukan apakah terdapat asosiasi antara sebuah faktor misalnya paparan faktor
lingkungan atau karakteristik seseorang dengan terjadinya penyakit.

3. Jika ditemukan adanya asosiasi yang valid antara paparan dan penyakit, yang menjadi
pertanyaan lagi adalah apakah asosiasi yang valid tersebut merupakan hubungan kausal.

2.2 Metode Penelitian Epidemiologi

2.2.1 Cross Sectional


A. Pengertian
Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran dan
pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat. Rancangan penelitian ini juga biasa
disebut rancangan potong silang atau lintas bagian. Cross sectional adalah studi epidemiologi
yang mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan penyakit dengan paparan (faktor
penelitian) dengan cara mengamati status paparan, penyakit, atau karakteristik terkait kesehatan
lainnya, secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada satu saat.
Dalam rancangan studi potong lintang, peneliti mendapatkan data frekuensi dan karakter
penyakit, serta paparan faktor penelitian pada suatu populasi dan pada satu saat tertentu.
Sehingga data yang dihasilkan adalah prevalensi bukan insiden.

3
Tujuan studi cross sectional adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit dan
determinan-determinannya pada populasi sasaran.
Penelitian cross sectiona relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti
dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing
individu. Data yang berasal dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan
di bidang pelayanan kesehatan dan populasi tersebut. instrumen yang sering digunakan untuk
memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara, dan isian kuesioner.

B. Rancangan Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian observasional sering disebut faktor resiko sedangkan
variabel tergantung disebut efek. Yang dimaksud faktor resiko dalam penelitian ini adalah
faktor-faktor atau keadaan yang memudahkan individu terkena penyakit (efek). Kita kenal ada
faktor resiko yang bersifat internal, merupakan faktor kepekaan individu terhadap penyakit.
Faktor resiko eksternal merupakan faktor lingkungan yang mempermudah seseorang atau
individu terkena penyakit.

C. Kelebihan
 Keutungan utama dari desai cross sectional adalah memungkinkan penggunaa
populasi dari masyarakat umum, tidak hanya yang mencari pengobatan, hingga
generalisasinya cukup memadai
 Desain ini relative mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh
 Dapat digunakan untuk meneliti sekaligus banyak variabel
 Tidak terancam loss follow-up
 Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif

D. Kekurangan
 Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data resiko dan efek
dilakuakn pada saat yang bersamaan. Akibatnya sering tidak mungkin ditentukan
mana yang sebab dan mana yang akibat.
 Studi prevalen lebih banyak menjaring subjek yang mampu mempunyai masa sakit
yang panjang dari pada mereka yang mempunyai masa sakit yang pendek
4
 Dibutuhkan subjek yang cukup besar, terutama bila variabel yang dipelajari banyak.
 Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis
 Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
 Mungkin terjadi bias prevaleni atau bias insiden karena efek suatu faktor risiko
selama selang waktu tertentu disalah tafsirkan sebagai penyakit

E. Jenis Penelitian Cross Sectional


a) Cross Sectional Deskriptif
Cross sectional deskriptif adalah penelitian yang bertujan mendeskripsikan secara
mendalam satu atau lebih variabel penelitian, dan tidak dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan atau perbedaan nilai/data antar variabel.
Contoh permasalahan penelitian deskriptif:
 Berapa kadar gula darah pada ibu-ibu usia diatas 40 tahun di RT/RW : 01/5
Desa X?
 Bagaimana peran bidan desa dalam meninggalkan kesehatan balita di
Posyandu di Desa X?

b) Cross Sectional Analitik


Cross sectional analitik, terbagi menjadi:
 Komparatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan
antara dua atau lebih variabel.
 Korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
atau pengaruh antara dua atau lebih variabel
Contoh kasus:
 Studi perbandingan antara kadar asam urat pada manula yang normal dan
yang gemuk.
 Korelasi antara tingkat kecemasan dengan perilaku merokok

5
F. Contoh Cross Sectional Terkait Gizi
Judul : Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan
Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kota Padang Tahun 2012
Penulis : Mahaputri Ulva Lestari, Gustina Lubis, Dian Pertiwi
Aliansi Penulis : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pembahasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir, Kuranji, Air
Tawar, dan Lubuk Begalung pada Bulan Mei-November 2012. Sampel adalah anak usia
1-3 tahun (yang memenuhi kriteria) yang berada di wilayah kerja puskesmas di Kota
Padang dengan menggunakan metode two stage cluster sampling.
Untuk menggambarkan kota Padang, dipilih empat kecamatan dengan random
sampling dan selanjutnya dipilih empat kelurahan yaitu Kecamatan Padang Barat,
Kuranji, Padang Utara, dan Lubuk Begalung. Variabel dependen penelitian adalah status
gizi. Variabel independen adalah usia pemberian MP-ASI, dan Jenis MP-ASI. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner dan tabel status gizi anak Z-score. Pengolahan data
menggunakan SPSS. Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik chi square dengan
derajat kemaknaan p<0,05.

Hasil dan Pembahasan


Hasil analisa univariat:
 99 anak (49%) sudah mendapatkan MP-ASI sejak usia ≤6 bulan dan 101 anak
(51%) mendapatkan MP-ASI sesuai jadwal (≥6 bulan).
 30% alasan ibu memberikan MP-ASI dini adalah karena ibu bekerja
 64 anak mendapatkan MP-ASI buatan pabrik (82%) dan 36 anak mendapatkan
MP-ASI lokal (18%)
 104 anak (52%) memiliki status gizi baik dan 96 anak (48%) memiliki status gizi
kurang
Hasil analisa bivariat
 presentase gizi baik lebih banyak pada bayi yang diberi MP-ASI sesuai jadwal
(≥6 bulan) (36%) dibanding bayi yang diberi MP-ASI dini (≤6 bulan) (17%).
6
Terdapat hubungan yang bermakna antara usia pemberian MP-ASI dengan status
gizi anak usia 1-3 tahun di Kota Padang tahun 2012 (p<0,05).
 status gizi baik lebih banyak terdapat pada anak yang diberi MP-ASI buatan
pabrik (42%) dibandingkan dengan anak yang diberi MP-ASI home made (10%).
Tidak terdapat hubungan antara jenis makanan pendamping ASI dengan status
gizi anak usia 1-3 tahun di Kota Padang tahun 2012 (p>0,05)

Kesimpulan
Terdapat hubungan yang bermakna antara usia pemberian MP-ASI dengan status
gizi (indeks BB/TB) anak usia 1-3 tahun di kota padang tahun 2012 (p=0,001). Hubungan
tersebut menunjukkan jika anak diberi MP-ASI sesuai jadwal akan menghasilkan tumbuh
kemang anak yang lebih baik daripada anak yang diberi MP-ASI dini. Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara jenis MP-ASI dengan status gizi (indeks BB/TB) anak
usia 1-3 tahun di kota padang tahun 2012 (p=0,456). Hubungan tersebut menunjukkan
status gizi anak tidak hanya dipengaruhi dari jenis MP-ASI, tetapi juga oleh frekuensi dan
cara pemberian makanan yang baik.

2.2.2 Studi Kasus Kontrol


A. Pengertian
Penelitian case control adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana
faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek
(penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi
adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
Study case control ini didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga
memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yang
menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang tidak
menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control ini adalah diketahui
penyakitnya kemudian ditelusuri penyebabnya.
Penelitian epidemiologi kasus kontrol ini hasil korelasinya lebih tajam dan mendalam
bila dibandingkan dengan rancangan penelitian potong-lintang, sebab menggunakan subyek
kontrol atau subyek dengan dampak positif dicarikan kontrolnya dan subyek dengan dampak

7
negatif juga dicari kontrolnya. Kemudian variabel penyebab atau yang berpengaruh ditelusuri
lebih dulu, baru kemudian faktor risiko atau variabel yang berpengaruh diamati secara
retrospektif.

B. Rancangan Penelitian
Seperti halnya penelitian cross sectional, rancangan kasus control juga observasional
analitik untuk mempelajari hubungan antara faktor resiko dan efek, hanya disini faktor resiko
dipelajari melalui pendekatan retrospektif. Maksudnya efek diidentifikasi saat ini kemudian
faktor resiko diidentifikasi pada masa lalu. Berbeda dengan rancangan kasus kontrol sebaiknya
menggunakan data insiden bukan prevalen.

C. Ciri-Ciri Penelitian Kasus Kontrol


 Pemilihan subjek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan
apakah subjek mempunyai riwayat terpapar atau tidak.
 Subjek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: kasus berupa insidensi yang
muncul dan populasi
 Subjek yang tidak menderita disebut kontrol.
 Jenis penelitian ini dapat saja berupa penelitian retrospektif dan prosfektif.
 Penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus (insiden) baru untuk mencegah
adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang berhubungan dengan penyebab dan
kelangsungan hidup.

D. Tujuan Penelitian Kasus Kontrol


 Menentukan perbedaan kelompok menurut riwayat paparan atau
karakteristik individu untuk menetapkan status faktor resiko.
 Dibandingkan apakah ada perbedaan proporsi mengenai terpapar terhadap faktor
resiko.

E. Kelebihan
 Menguntungkan untuk mempelajari masalah kesehatan yang jarang terjadi
 Menguntungkan untuk mempelajari penyakt yang masa latennya lama
8
 Lebih murah dibandingkan kohort karena masa studi yang relatif pendek
 Memerlukan subjek yang lebih sedikit
 Hasil dapat diperoleh dengan cepat
 Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus

F. Kekurangan
 Dibutuhkan subjek yang besar untuk penyakit yang jarang
 Relative lebih mahal
 Tindak lanjut mungkin sulit dan kehilangan pada tindak lanjut dapat mempengaruhi
hasil penelitian
 Terancam adanya drop uot atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor
resiko dapat mengganggu analisis hasil

G. Contoh Kasus Kontrol Terkait Gizi


Judul : Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Kebiasaan Jajan Dengan
Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang
Penulis : Yuni Yanti Mariza, Aryu Candra Kusumastuti
Aliansi Penulis : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Pembahasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dalam bidang gizi masyarakat
dengan rancangan studi case control yang dilakukan pada bulan Oktober 2012.
Populasi target dalam penelitian ini adalah anak-anak yang mengikuti pendidikan formal
sekolah dasar di Kecamatan Pedurungan, dan populasi terjangkaunya adalah semua siswa
dan siswi di SDN Pedurungan Kidul 01 dan SDN 03 Palebon. Besar sampel minimal
masing-masing kelompok kasus status gizi lebih dan kontrol status gizi
normal berjumlah 32 sampel dihitung dengan menggunakan rumus case control
berpasangan. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat. Status gizi dinyatakan
berdasarkan nilai z-score menurut WHO 2007 yang dihitung menggunakan software
WHO Anthroplus. Data yang berskala kategorik seperti jenis kelamin, usia, kategori
9
kebiasaan sarapan dan kategori kebiasaan jajan dideskripsikan sebagai distribusi
frekuensi dan persen. Analisis bivariat menggunakan uji McNemar dengan tingkat
kemaknaan 5%.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian terdapat 28 subjek (43,76%) yang tidak biasa
sarapan tetapi biasa jajan, dan tidak terdapat subjek yang tidak biasa sarapan tetapi tidak
biasa jajan (0%). Prevalensi subjek tidak biasa sarapan tetapi biasa jajan ini tergolong
tinggi dan sesuai dengan penelitian Rampersaud dan Utter bahwa obesitas dapat terjadi
karena ketika anak tersebut melewatkan sarapan dan merasa lapar maka mereka akan
mengkonsumsi makanan berkalori lebih tinggi yang didapatkan dari makanan jajanan.
Berdasarkan hasil uji bivariat, ditemukan bahwa kebiasaan sarapan dengan kebiasaan
jajan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik yaitu subjek yang tidak biasa
sarapan akan berisiko menjadi biasa jajan sebesar 1,5 kali. (p=0,000; OR=1.500;
CI=0.361-0.693 ).

Kesimpulan
Prevalensi overweight dan obesitas yang cukup tinggi ditemukan di 2 SD di
Kecamatan Pedurungan Semarang yaitu 50 anak (11,7%) dan 34 anak (8%) dari total
populasi kelas III-VI dimana usia terbanyak status gizi lebih adalah 11 tahun. Tidak
terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi lebih secara statistik,
tetapi kebiasaan sarapan berhubungan dengan kebiasaan jajan di sekolah dengan risiko
sebesar 1,5 kali.
Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan jajan dengan status gizi lebih
secara statistik dan biasa jajan memiliki risiko sebesar 7 kali terhadap terjadinya status
gizi lebih.

10
2.2.3 Studi Kohort
A. Pengertian
Rancangan penelitian kohort adalah sebuah rancangan penelitian dimana peneliti
mengelompokkan atau mengklasifikasikan kelompok terpapar dan tidak terpapar, kemudian
diamati sampai waktu tertentu untuk melihat ada tidak efek atau penyakit yang timbul.
Penelitian kohort adalah sebuah penelitian yang bersifat longitudinal dengan mengikuti
proses perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu. Penelitian prosfektif ini
dimaksudkan untuk menemukan insiden penyakit pada kelompok yang tertpajan oleh faktor
risiko maupun pada kelompok yang tidak terpajan, kemudian insiden penyakit pada kedua
kelompok tersebut secara statisitik dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
sebab akibata antara pajanan dan penyakit yang diteliti. Penelitian kohort adalah kebalikan dari
case control. faktor resiko (penyebab) telah diketahui terus diamati secar terus menerus akibat
yang akan ditimbulkannya.
Penelitian kohort bertujuan untuk mempelajari hubungan paparan dan penyakit/masalah
kesehatan, dengan membandingkan kelompok terpapar dan kelompok yang tidak terpapar.
Kohort adalah jenis penelitian yang terbaik untuk mencari tahu penyebab penyakit secara
epidemiologis, namun sering membutuhkan waktu yang lama sampai melihat timbulnya
penyakit.
Pada studi kohort, sekelompok subjek penlitian yang belum mengalami pajanan terhadap
faktor risiko dan belum mengalami penyakit atau efek tertentu diikuti secara prospektif. Secara
alamiah mereka terbagi dalam kelompom dengan faktor resiko dan kelompok tanpa faktor
resiko.

B. Rancangan Penelitian
Rancangan kohort merupakan rancangan penelitian observasional analitik yang
mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan efek atau penyakit melalui pendekatan waktu
secara longitudinal prospektif.

C. Ciri-ciri Penelitian Kohort


 Merupakan penelitian prospektif
 Bersifat observasi
11
 Pengamatan dilakukan dari sebab akibat
 Disebut juga studi insiden
 Intervensi dilakuakan oleh alam atau yang bersangkutan
 Terdapat kelompok control
 Terdapat hipotesis sepsifik

D. Kelebihan
 Merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insiden dan perjalanan penyakit
atau efek yang diteliti
 Memungkinkan uraian secara lengkap mengenai pengalaman seseorang setelah
terkena paparan termasuk perjalanan alamiah penyakit
 Memberikan urutan-urutan waktu yang jelas antara paparan dan penyakit
 Memberikan peluang bagus untuk mempelajari paparan yang jarang
 Memungkinkan penilaian kesudahan yang majemuk yang mungkin terkait dengan
paparan tertentu
 Memungkinkan estimasi angka kejadian masalah kesehatan secara langsung dan
resiko relatif yang ada hubungannya dengan paparan yang diteliti
 Menyajikan informasi yang umumnya lebih umumunya lebih mudah dimengerti oleh
meraka yang bukan ahli epidemiologi
 Tidak perlu menahan perlakuan seperti pada randomizes clinical trial

E. Kekurangan
 Dibutuhkan subjek yang besar untuk penyakit yang jarang
 Relatif lebih mahal
 Tindak lanjut mungkin sulit dan kehilangan pada tindak lanjut dapat mempengaruhi
hasil penelitian
 Terancam adanya drop uot atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor
resiko dapat mengganggu analisis hasil

12
F. Contoh Kohort Terkait Gizi
Judul : Pengaruh Pemberian Suplemen Zink Intrauterin Terhadap Berat Badan
Anak Di Kabupaten Takalar
Penulis : Meita A. Kuncoro, Burhanuddin Bahar, Abdul Salam
Aliansi Penulis : Alumni Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin

Pembahasan Penelitian
 Penelitian dilakukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Takalar, yaitu di
Kecamatan Galesong Utara, Galesong, Pattopakang, Mangarabombang dan
Patallassang
 Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian observasional
dengan menggunakan rancangan penelitian kohort retrospektif
 Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 9-10 tahun yang ibunya
sebelumnya telah diintervensi dengan suplemen zink dan PMT, hanya diberikan
PMT, dan tidak di intervensi (kelompok kontrol) yang ada di Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan pada (Penelitian Taslim NA tahun 2002).
 Jumlah sampel terbaru dari hasil penelitian di lapangan tahun 2013 adalah sebesar
107 orang.
 Analisis yang digunakan antara lain; univariat, bivariat dan uji T sampel independen
dan uji chi square

Hasil dan Pembahasan


Tidak ada perbedaan petambahan berat badan anak antara yang diberikan
intervensi suplemen zink dan PMT, hanya diberikan PMT, dan tidak diberikan intervensi
suplemen zink dan PMT.
Berdasarkan gambaran status gizi anak, status gizi tertinggi yang dimiliki adalah
anak dengan status gizi normal.Kelompok dengan riwayat suplementasi zink dan PMT
(kelompok 1) memiliki paling banyak anak dengan status gizi baik atau normal dengan
jumlah anak sebanyak 34 orang (45.9%). Status gizi kurang paling banyak dimiliki oleh
kelompok kontrol (kelompok 3) sebanyak 11 orang (55%).
13
Rerata Laju Pertambahan Berat Badan Berdasar Kelompok Kohort
Dari hasil uji statistic (chi square), didapatkan nilai signifikasi (p value) sebesar
0.10 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata antara pertambahan berat badan
anak yang diberikan intervensi suplemen zink dan PMT, hanya diberikan PMT, dan tidak
diberikan intervensi suplemen zink dan PMT. Laju pertambahan berat badan yang
tertinggi dimiliki oleh kelompok dengan riwayat suplementasi zink+PMT dengan
kenaikan berat badan rata-rata 0.19 kg per bulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan anak yang mendapatkan suplementasi zink
dan PMT intrauterin memiliki paling banyak anak dengan status gizi baik atau normal
sebesar 45.9% dari 50 anak yang memiliki riwayat suplementasi zink dan PMT. Anak
yang tidak diberikan suplementasi zink dan PMT memiliki rata status gizi kurang (IMT/U
-3 SD sampai dengan <-2 SD) dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.

Kesimpulan
Pertambahan berat badan anak yang mendapatkan riwayat suplementasi
zink+PMT dan PMT intrauterin sebagian besar termasuk status pertambahan berat badan
yang normal sebesar 64% dan 61.1% dibandingkan dengan anak yang tidak
mendapatkan riwayat suplementasi zink+PMT intrauterin sebagian besar termasuk status
pertambahan berat badan yang tidak normal sebesar 64.1%.
Laju pertambahan berat badan anak yang memiliki riwayat suplementasi
zink+PMT dan riwayat pemberian PMT lebih baik dari pertumbuhan anak yang tidak
memiliki riwayat keduanya (kelompok kontrol). Status gizi anak yang memiliki riwayat
suplementasi zink+PMT dan riwayat pemberian PMT berdasarkan indeks IMT/U pada
umumnya dalam kategori gizi baik dan normal dibandingkan dengan anak yang tidak
memiliki riwayat pemberian suplementasi zink dan PMT, namun masih ditemukan juga
anak dengan kategori sangat kurus dan kurus.

14
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Studi Cross sectional merupakan penelitian yang dilakukan tanpa mengikuti perjalanan
penyakit tetapi hanya dilakukan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode tertentu dan setiap
subjek subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian.
Studi kasus control adalah studi yang dimulai dengan mengidntifikasi kelompok dengan
penyeakit atau efek tertentu (kontrol), kemudian secararetrospektif diteliti faktor resiko yang
mungkin dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan control tidak.
Studi kohort atau studi prospektif merupakan penelitian epidemiologi analitik yang
mengkaji hubungan antara faktor resiko dengan efek atau penyakit.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan kedepannya akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Cv.


Sagung Seto
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Hasmi. 2012. Metode Penelitian Epidemiologi. Jakarta: Cv. Trans Info Media.

16

Anda mungkin juga menyukai