Jenis-Jenis Epidemiologi
KELOMPOK II
Di susun Oleh :
Fitriani Sukuna 1913201016
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat danhidayah-Nya lah
saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Jenis-jenis Epidemiologi” untuk memenuhi
tugas mata kuliah Epidemiologi Perencanaan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Adapun makalah ini kami buat dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh dan menambah
wawasan tentang bagaimana Jenis- jenis epidemiologi pencegahan penyakit menurut ilmu
Epidemiologi. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu
saya mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun agar gagasan
tertulis ini lebih baik lagi.
Daftar isi
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A.Latar belakang...................................................................................
B.Tujuan penulis...................................................................................
C.Perumusan masalah........................................................................
C.Epidemioogi Prospfektif......................................................................
D. Epidemiologi Experiment....................................................................
A.Kesimpulan......................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi berasal dari kata Epi, Demos & Logos. Epi adalah tentang penyakit, demos
adalah penduduk, dan logos adalah ilmu. Jadi EPIDEMIOLOGI adalah : Suatu ilmu yang
mempelajari distribusi (penyebaran), frekuensi (Jumlah/Angka) dan determinan (Penyebab)
penyakit/masalah kesehatan pada suatu penduduk.
Epidemiologi memiliki berbagai macam bentuk studi guna membantu memahami tentang
epidemiologi lebih mendalam dan menyelesaikan masalah-masalah terkait epidemiologi.Studi
epidemiologi dapat diklasifikasikan sebagai studi eksperimental ataupun studi observasi.
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut
:
b. Eksperimental.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah studi pendekatan epidemiologi yang bertujuan untuk
menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat dengan menentukan
frekuensi, distribusi dan determinan penyakit berdasarkan atribut & variabel menurut segitiga
epidemiologi (orang, Tempat, dan Waktu).
Studi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi pendahuluan dari studi analitik
yang dapat dilakukan suatu saat atau suatu periode tertentu. Jika studi ini ditujukan kepada
sekelompok masyarakat tertentu yang mempunyai masalah kesehatan maka disebutlah studi
kasus tetapi jika ditujukan untuk pengamatan secara berkelanjutan maka disebutlah dengan
surveilans serta bila ditujukan untuk menganalisa faktor penyebab atau risiko maupun akibatnya
maka disebut dengan studi potong lintang atau cross sectional.
Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit informasi yang
diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang berhubungan dengan penyakit.
Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan :
Siapa yang terkena?
Bilamana hal tersebut terjadi?
Bagaimana terjadinya?
Di mana kejadian tersebut?
Berapa jumlah orang yang terkena?
Bagaimana penyebarannya?
Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?
1. Pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan
subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.
2. Perhitungan perkiraan besarnya sampel tanpa memperhatikan kelompok yang terpajan
atau tidak.
3. Pengumpulan data dapat diarahkan sesuai dengan kriteria subjek studi. Misalnya
hubungan antara Cerebral Blood Flow pada perokok, bekas perokok dan bukan perokok.
4. Tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat hipotesis spesifik.
5. Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan yang dapat digunakan sebagai hipotesis
dalam penelitian analitik atau eksperimental.
Populasi (sampel)
Faktor resiko + faktor resiko
Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penelitian cross sectional adalah
sebagai berikut:
b. Tahap Kedua: menetapakan studi penelitian atau populasi dan sampelnya. Subjek
penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu dibatasi dari daerah
mana mereka ini dapat diambil, apakah lingkup di Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit
Bersalin, atan Rumah Bersalin. Demikian pula batas waktunya juga ditentukan.
Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah bedasarkan teknik random atau non
random.
c. Tahap Ketiga: melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap
variabel dependen dan independen (dalam waktu yang sama). Caranya, mengukur berat
badan bayi yang baru dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu.
d. Tahap Keempat: mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan anatara
berat badan bayi lahir dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti adanya
atau tidak adanya hubungan antara anemia besi dengan berat badan bayi lahir.
Contoh penelitian Cross sectional bersifat analitik yaitu karena hubungan antara anemia
dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Pada setiap ibu hamil yang akan
melahirkan dilakukan pemeriksaan Hb kemudian setelah bayi lahir ditimbang berat badannya.
Kriteria inklusi adalah persalinan normal/fisiologis dengan kehamilan yang cukup bulan. Batasan
untuk anemia adalah Hb kurang dari 11gr%.
Hasil dari tabel tersebut menunjukkan bahwa resiko anemia terhadap BBLR 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan tidak anemia. Resiko atribut (RA) = 0,15 – 0,08 = 0,07. Ini berarti bahwa
resiko BBLR yang dapat dihindarkan bila tidak terjadi anemia pada ibu hamil sebesar 0,007.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan uji Chi-Square. Uji Chi-
Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan
mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya
Abramson, J. H., dan Abramson, Z. H. (2000). Metode survei di Community Medicine, 5th
edition. Edinburgh & London: Livingstone.
Kelsey, JE, Whittemore, AS, Evans, AS, dan Thompson, D. (1996). Metode dalam Epidemiologi
observasional, 2nd edition. New York: Oxford University Press.