Anda di halaman 1dari 16

Tugas Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

MAKALAH
”STUDI DALAM EPIDEMIOLOGI”
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi” yang di bina oleh Ibu Dr. Lintje Boekoesoe M. Kes

Disusun Oleh
Kelompok 5

Rizky Hunowu (811417


Santiawati Dali (811417
Sintia Moolelepo (811417
Siti Maryam L.Z Ngabito (811417083)
Wulandari Ishak (811417

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan
rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah
yang berjudul “Studi Dalam Epidemiologi“ dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Epidemiologi Kesehatan Reproduksi yang dibina oleh ibu Dr. Lintje
Boekoesoe M. Kes
Kami selaku penulis makalah mengucapkan terima kasih atas doa restu dan
dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu saya memberikan
referensi dalam pembuatan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Gorontalo, 20 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...…i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………......ii

BAB I  PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...3
2.1 Pengertian Studi Epidemiologi Deskriptif…………………………………….....3
2.2 Tujuan Studi Epidemiologi Deskriptif…………………………………………...3
2.3 Konsep dalam Studi Epidemiologi Deskriptif…………………………………...3
2.4 Pengertian Studi Epidemiologi Analitik ……………...………..………………..6
2.5 Tujuan Studi Epidemiologi Analitik……………………………………………..7
2.6 Jenis Studi Epidemiologi Analitik……………………………………………….7
2.7 Sifat Studi Epidemiologi Deskriptif dan Studi Epidemiologi Analitik.…………8
BAB III HASIL PENGAMATAN……………………………………………….10
3.1 Kesimpulan……………………………………………….………………..……10
3.2 Saran…………………………………….……………………….…..………….10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat
karakteristik suatu kelompok penduduk tertentu,dengan memperhatikan
berbagai perubahan pada penduduk yang mempengaruhi derajat kesehatan
dan kehidupan sosialnya. Ilmu yang mempelajari, menganalisa serta berusaha
memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah yang erat
hubungannya dengan kesehatan pada suatu kelompok tertentu.
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi.
Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit
menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga
mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi
dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di
dalam konteks lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-pola
penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi
penyakit tersebut.
Studi dalam epidemiologi sangat penting sekali, alasan utamanya
adalah tidak ada studi yang sempurna, karena itu adalah penting untuk
memahami keterbatasan-keterbatasan dari setiap desain studi; serta
masalah-masalah atau kesalahan-kesalahan yang serius dalam tahap desain
studi tidak dapat diperbaiki dalam tahap- tahap selanjutnya.
Secara garis besar, studi epidemiologi dapat digolongkan sebagai
eksperimen di mana peneliti memanipulasi exposure dan observasi di
mana penelitian tidak memanipulasi exposure, studi observasi dapat
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu studi deskriptif dan analitik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Studi Epidemiologi Deskriptif ?
2. Apa sajakah tujuan Studi Epidemiologi Deskriptif ?

1
3. Bagaimana konsep yang digunakan dalam Studi Epidemiologi
Deskriptif ?
4. Apa yang dimaksud dengan Studi Epidemiologi Analitik ?
5. Apa sajakah tujuan Studi Epidemiologi Analitik ?
6. Apa saja jenis-jenis Studi Epidemiologi Analitik ?
7. Apa sifat penting yang dimiliki Studi Epidemiologi Deskriptif dan
Studi Epidemiologi Analitik ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Studi Epidemiologi Deskriptif.
2. Untuk mengetahui tujuan Studi Epidemiologi Deskriptif.
3. Untuk mengetahui konsep dalam Studi Epidemiologi Deskriptif.
4. Untuk mengetahui pengertian Studi Epidemiologi Analitik.
5. Untuk mengetahui tujuan Studi Epidemiologi Analitik.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis Studi Epidemiologi Analitik.
7. Untuk mengetahui sifat penting Studi Epidemiologi Deskriptif dan
Studi Epidemiologi Analitik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Studi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah studi pendekatan epidemiologi yang
bertujuan untuk menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam
masyarakat dengan menentukan frekuensi, distribusi dan determinan penyakit
berdasarkan atribut dan variabel menurut segitiga epidemiologi (orang,
tempat, dan waktu). Studi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi
pendahuluan dari studi analitik yang dapat dilakukan suatu saat atau suatu
periode tertentu. Jika studi ini ditujukan kepada sekelompok masyarakat
tertentu yang mempunyai masalah kesehatan maka disebutlah studi kasus
tetapi jika ditujukan untuk pengamatan secara berkelanjutan maka disebutlah
dengan surveilans serta bila ditujukan untuk menganalisa faktor penyebab
atau risiko maupun akibatnya maka disebut dengan studi potong lintang atau
cross sectional. (Windiyaningsih, 2018)
Studi deskriptif biasa dilakukan bila tidak banyak diketahui mengenai
riwayat alamiah (natural history), kejadiannya atau faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu masalah kesehatan. Tujuan studi ini adalah untuk
memperkirakan frekuensi dari masalah kesehatan atau kecenderungan
menurut waktu (time trend) dalam suatu populasi, menentukan karateristik-
karakteristik individu menurut ciri tertentu dan menghasilkan hipotesis yang
lebih spesifik mengenai etiologi suatu penyakit. (Windiyaningsih, 2018)
2.2 Tujuan Studi Deskriptif
Studi epidemiologi deskriptif memiliki tujuan, di antaranya :
a. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga
dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak
terserang.
b. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai
kelompok.

3
c. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin
berhubungan terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi
hipotesis). (Windiyaningsih, 2018)
2.3 Konsep Penting dalam Studi Deskriptif
Konsep yang terpenting juga dalam studi epidemiologi deskriptif adalah
bagaimana menjawab pertanyaan 5W+1H. Hal tersebut mengacu pada
variabel-variabel segitiga epidemiologi terdiri dari orang (person), tempat
(place) dan waktu (time). (Windiyaningsih, 2018)
2.3.1 Orang ( Person )
Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial,
pekerjaan, penghasilan, golongan etnik, status perkawinan, dan struktur
keluarga.
a. Umur, adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam
penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan
maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan
hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya
dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut
golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang
dilaporkan tepat, apakah panjangnya interval didalam
pengelompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peranan umur
pada pola kesakitan atau kematian dan apakah pengelompokan
umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada
penelitian orang lain.
b. Jenis Kelamin, angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa
angka kesakitan lebih tinggi dikalangan wanita sedangkan angka
kematian lebih tinggi dikalangan pria, juga pada semua golongan
umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut.
Perbedaan angka kematian ini, dapat disebabkan oleh faktor-faktor
intinsik. Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang
terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal sedangkan
yang kedua diduga oleh karena berperannya faktor-faktor

4
lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum minuman
keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-
pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).
c. Kelas Sosial, adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya
dengan angka kesakitan atau kematian, variabel ini
menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas sosial ini
ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula oleh tempat
tinggal.
d. Pekerjaan, penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola
kesakitan banyak dikerjakan di Indonesia terutama pola penyakit
kronis misalnya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker.
Jenis pekerjaan apa saja yang hendak dipelajari hubungannya
dengan suatu penyakit dapat pula memperhitungkan pengaruh
variabel umur dan jenis kelamin.
e. Penghasilan, yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara
tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup
uang untuk membeli obat, membayar transport, dan sebagainya.
f. Golongan Etnik, berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam
kebiasaan makan, susunan genetika, gaya hidup dan sebagainya
yang dapat mengakibatkan perbedaan-perbedaan didalam angka
kesakitan atau kematian.
g. Status Perkawinan, Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara angka kesakitan maupun kematian
dengan status kawin, tidak kawin, cerai dan janda; angka kematian
karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian karena semua
sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.
h. Struktur Keluarga, Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh
terhadap kesakitan (seperti penyakit menular dan gangguan gizi)

5
dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena
besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal
berdesak-desakan didalam rumah yang luasnya terbatas hingga
memudahkan penularan penyakit menular di kalangan anggota-
anggotanya; karena persediaan harus digunakan untuk anggota
keluarga yang besar maka mungkin pula tidak dapat membeli
cukup makanan yang bernilai gizi cukup atau tidak dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya.
(Windiyaningsih, 2018)
2.3.2 Tempat ( Place)
Pentingnya peranan tempat didalam mempelajari etiologi suatu
penyakit menular dapat digambar dengan jelas pada penyelidikan suatu
wabah. Didalam membicarakan perbedaan pola penyakit antara kota
dan pedesaan, hal lain yang perlu diperhatikan selanjutnya ialah akibat
migrasi ke kota atau ke desa terhadap pola penyakit, di kota maupun di
desa itu sendiri. Migrasi antar desa tentunya dapat pula membawa
akibat terhadap pola dan penyebaran penyakit menular di desa-desa
yang bersangkutan maupun desa-desa di sekitarnya. (Windiyaningsih,
2018)
Banyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah tertentu.
Misalnya penyakit demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika
Latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya “reservoir” infeksi
(manusia atau kera), vektor (yaitu Aedes aegypty), penduduk yang
rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab
penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim ditemukan tetapi
tidak ada sumber infeksi disebut “receptive area” untuk demam kuning.
(Windiyaningsih, 2018)
2.3.3 Waktu ( Time )

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan


kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena
perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya

6
perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu dimana
terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan :
a. Fluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan
berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan.
b. Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan
angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara
beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.
c. Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam
periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun
yang disebut “secular trends”.
Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi umpamanya
epidemi keracunan makanan (beberapa jam), epidemi influensa
(beberapa hari atau minggu), epidemi cacar (beberapa bulan).
(Windiyaningsih, 2018)
2.4 Pengertian Studi Analitik
Epidemiologi analitik, seperti halnya epidemiologi deskriptif, tujuan
pokoknya adalah menginvestigasi penyebab penyakit. Epidemiologi analitik
menggunakan metodologi ilmiah dan desain eksperimen. Pada kenyataannya,
epidemiologi analitik adalah istilah yang sering dipertukarkan dengan istilah
investigasi epidemiologi sejati yang menggunakan desain penelitian
tradisional, termasuk desain yang dipakai untuk mengembangkan penelitian
empiris di bidang biomedis. Berdasarkan kebingungan inilah biostatistik
dianggap sebagai epidemiologi.
Epidemiologi analitik adalah pendekatan uji hipotesis yang digunakan
untuk mengkaji asosiasi di antara kejadian penyakit atau pajanan dan faktor
resiko. Kelompok atau populasi diklasifikasi dan dievaluasi berdasarkan
karakteristik yang memengaruhi angka kejadian penyakit.
Studi analitik digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat dan
berpegangan pada pengembangan data baru. Kunci dari studi analitik ini
adalah untuk menjamin bahwa studi di desain tepat sehingga temuannya
dapat dipercaya (reliable) dan valid. Epidemiologi analitik menguji hipotesis

7
dan menaksir (mengestimasi) besarnya hubungan / pengaruh paparan
terhadap penyakit.
Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan
pada pencarian jawaban tentang penyebab terjadinya masalah
kesehatan (determinal), besarnya masalah/ kejadian (frekuensi), dan
penyebaran serta munculnya masalah kesehatan (distribusi) dengan tujuan
menentukan hubungan sebab akibat anatara faktor resiko dan penyakit.
Studi analitik dilakukan bila cukup banyak diketahui mengenai suatu
maslah kesehatan sehingga suatu hipotesis yang spesifik dapat diuji. Tujuan
studi ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi
masalah kesehatan, mengestimasi efeknya terhadap masalah kesehatan
tersebut. (Windiyaningsih, 2018)
2.5 Tujuan Studi Analitik
Epidemologi Analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk:
a. Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit
b. Memprediksikan kejadian penyakit
c. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian
penyakit. (Windiyaningsih, 2018)
2.6 Jenis-jenis Studi Analitik
Berdasarkan peran epidemiologi analitik dibagi 2:
a. Studi Observasional: Studi Kasus Control (case control), studi potong
lintang (cross sectional) dan studi Kohort.
b. Studi Eksperimental: Eksperimen dengan kontrol random (Randomized
Controlled Trial /RCT) dan Eksperimen Semu (kuasi). (Windiyaningsih,
2018)
2.6.1 Studi Observasional
a. Rancangan cross sectional adalah suatu rancangan epidemiologi
yang mempelajari hubungan penyakit dan faktor penyebab yang
mempengaruhi penyakit tersebut dengan mengamati status faktor
yang mempengaruhi penyakit tersebut secara serentak pada
individu atau kelompok pada satu waktu. Penelitian cross sectional

8
adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk
faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi
sekaligus pada waktu yang sama.
b. Rancangan Kasus Kontrol adalah rancangan studi epidemiologi
yang mempelajari hubungan antara penyebab suatu penyakit dan
penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok kasus dan
kelompok kontrol berdasarkan status penyebab penyakitnya.
Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik
yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan
menggunakan pendekatan retrospektif.
c. Rancangan Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan
penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok terpajan
dan kelompok yang tidak terpajan berdasar status penyakitnya.
Penelitian Kohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan faktor
efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atau prospektif.
(Windiyaningsih, 2018)
2.6.2 Studi Eksperimen
Rancangan studi eksperimen adalah jenis penelitian yang
dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka korelasi
sebab-akibat. Menurut Bhisma Murti rancangan studi ini digunakan
ketika peneliti atau oranglain dengan sengaja memperlakukan berbagai
tingkat variabel independen kepada subjek penelitian dengan tujuan
mengetahui pengaruh variabel independen tersebut terhadap variabel
dependen.
Penelitian eksperimental: merupakan penelitian yang
memanipulasi atau mengontrol situasi alamiah dengan cara membuat
kondisi buatan. Pembuatan kondisi ini dilakukan oleh si peneliti.
Dengan demikian penelitian adalah penelitian yang dilakukan

9
dengan melalukan manipulasi terhadap objek penelitian,serta
adanya control yang disengaja terhadap objek penelitian tersebut.
Berdasarkan penelitian tersebut studi eksperimen (studi perlakuan
atau intervensi dari situasi penelitian ) terbagi dalam dua macam yaitu
rancangan eksperimen murni dan quasi eksperimen. Eksperimen murni
adalah suatu bentuk rancangan yang memperlakukan dan memanipulasi
sujek penelitian dengan kontrol secara ketat. Sedangkan Quasi
Eksperimen (eksperimen semu) adalah eksperimen yang dalam
mengontrol situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan
rancangan tertentu dan atau penunjukkan subjek penelitian secara tidak
acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor
penelitian. (Windiyaningsih, 2018)
2.7 Sifat Penting Studi Deskriptif dan Studi Analitik
Beberapa sifat penting yang dimiliki studi epidemiologi deskriptif dan
studi epidemiologi analitik, yaitu : (Maryanti, 2009)
Studi Epidemiologi Deskriptif Studi Epidemiologi Analitik
Menggambarkan karateristik Hubungan antara outcome dan
individu saat ini atau masa exposure dapat diuji.
lampau dengan outcome
dan/atau exposure tertentu.

Hasil penelitiannya berupa Subtipe studi dinamakan sesuai


hipotesis. dengan cara penentuan kelompk.

Hanya mempelajari satu Minimal ada dua kelompok: satu


kelompok, tidak ada kelompok kelompok yang mengalami
pembanding. (Maryanti, 2009) exposure/outcome yang ingin
diteliti dan satu kelompok yang
tidak mengalami exposure/
outcome tersebut. (Maryanti, 2009)

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Epidemiologi deskriptif adalah studi pendekatan epidemiologi yang
bertujuan untuk menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di
dalam masyarakat dengan menentukan frekuensi, distribusi dan
determinan penyakit berdasarkan atribut dan variabel menurut segitiga
epidemiologi (orang, tempat, dan waktu).
2. Tujuan studi epidemiologi deskriptif: Untuk menggambarkan distribusi
keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga kelompok mana di
masyarakat yang paling banyak terserang; Untuk memperkirakan besarnya
masalah kesehatan pada berbagai kelompok; Untuk mengidentifikasi
dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap masalah
kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).
3. Konsep studi epidemiologi deskriptif terdiri dari orang (person), tempat
(place) dan waktu (time).
4. Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan
pada pencarian jawaban tentang penyebab terjadinya masalah
kesehatan (determinal), besarnya masalah/ kejadian (frekuensi), dan
penyebaran serta munculnya masalah kesehatan (distribusi) dengan tujuan
menentukan hubungan sebab akibat anatara faktor resiko dan penyakit.
5. Epidemologi Analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk:
Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit; Memprediksikan
kejadian penyakit; Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk
pengendalian penyakit.
6. Jenis studi epidemiologi analitik : Studi Observasional dan Studi
Eksperimental.
7. Sifat studi epidemiologi deskriptif : Hanya mempelajari satu kelompok,
tidak ada kelompok pembanding, sedangkan sifat studi epidemiologi
analitik : Minimal ada dua kelompok: satu kelompok yang mengalami

11
exposure / outcome yang ingin diteliti dan satu kelompok yang tidak
mengalami exposure/outcome tersebut.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami selaku penulis sangat berharap kepada
seluruh mahasiswa agar mampu memahami dan mengetahui tentang Studi
Dalam Epidemiologi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membawa
pengaruh yang baik dan bermanfaat bagi kita semua

12
DAFTAR PUSTAKA

Maryanti, Dwi. 2009. Buku ajar Kesehatan Reproduksi Teori dan


Praktikum. Jakarta: Nuha Medika.
Windiyaningsih, Cicilia. 2018. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Rajawali Pers.

13

Anda mungkin juga menyukai