Anda di halaman 1dari 16

EPIDEMIOLOGI ANALITIK

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Dasar Epidemiologi

Yang dibina oleh Ibu drg. Rara Warih Gayatri, M.PH

Oleh :

Hamidah Mulyani (150612604111)

Heppy Kharisma C. (150612602010)

Khadijah Yazdiyah R.M (150612607623)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Maret 2016
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat serta
hidayahnya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Epidemiologi
Analitik” tepat pada waktunya, untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Epidemilogi. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan
suatu modul ataupun pembahasan tentang epidemiologi analitik.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu drg. Rara Warih
Gayatri, M.PH selaku dosen mata kuliah Dasar Epidemiologi yang membimbing
kami dan rekan-rekan yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami mohon maaf jika makalah ini diselesaikan masih jauh dari
kata sempurna. Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap agar makalah dapat
bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Epidemiologi Analitik............................................................ 3
2.2 Studi Observasional ................................................................................. 4
2.2.1 Studi Kasus Kontrol (case control study).......................................... 4
2.2.2 Studi kohort........................................................................................ 5

2.3 Studi Eksperimental ................................................................................. 7


2.3.1 Eksperimental Murni .......................................................................... 8
2.3.2 Eksperimental Kuasi ......................................................................... 10

2.4 Hirarki Studi Epidemiologi .................................................................... 11


BAB III PENUTUP ..................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13
3.2 Saran ...................................................................................................... 12
Daftar Pustaka .............................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat


kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya.

Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut,


banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat
yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun
terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua pihak,
namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.

Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan


kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan
dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan
masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman
pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan
serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan
dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam
suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.

Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari
sudut epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit
amatlah penting. Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan
penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya dengan soal
penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya dengan soal
penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu
diperioritaskan penanggulangannya.

Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami dengan
sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan
dalam epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit
di masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada
yang sampai luput atau tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi epidemiologi analitik?


2. Apa yang dimaksud dengan studi observasional?

1
3. Apa saja jenis-jenis studi observasional?
4. Apa yang dimaksud dengan studi eksperimental?
5. Apa saja jenis-jenis studi eksperimental?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari epidemiologi analitik


2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan studi obsevasional
3. Mengetahui jenis-jenis studi observasional
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan studi eksperimental
5. Mengetahui jenis-jenis studi eksperimental

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Epidemiologi Analitik


Menurut Bhisma Murti epidemiologi analitik menguji hipotesis dan menaksir
(mengestimasi) besarnya hubungan/ pengaruh paparan terhadap penyakit. Ada dua
asumsi melatari epidemiologi analitik. Pertama, keadaan kesehatan dan penyakit pada
populasi tidak terjadi secara random melainkan secara sistematis yang dipengaruhi oleh
faktor risiko/ kausa/ faktor pencegah/ faktor protektif (Hennekens dan Buring, 1987;
Gordis, 2000). Kedua, faktor risiko atau kausa tersebut dapat diubah sehingga dapat
dilakukan upaya pencegahan penyakit pada level individu dan populasi (Risser dan
Risser, 2002)
Menurut Buchari Lapau (2009), epidemiologi analitik adalah studi
epidemiologi yang mempelajari determinant yaitu faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian dan distribusi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa studi epidemiologi analitik
yaitu desain studi yang mempelajari faktor-faktor yang menentukan hubungan sebab
akibat masalah kesehatan pada suatu populasi (menjawab pertanyaan why).
Semua jenis studi epidemiologi saling berhubungan. Dengan studi
observasional pada penelitian epidemiologi, berguna untuk menentukan penyebab
penyakit melalui penyelidikan factor risiko. Hasil dari studi observasional dapat
digunakan sebagai data acuan bagi studi analitik, dan harus diuji melalui penelitian
epidemiologi ekperimen untuk evaluasi, yang dimulai dengan Trial Klinik, selanjutnya
Trial Komunitas. Bila penelitian epidemiologi untuk evaluasi membuktikan
keberhasilan intervensi yang bersangkutan, maka dilanjutkan dengan perencanaan dan
pelaksanaan program kesehatan yang bersangkutan
Tujuan epidemiologi analitik:
1. Menentukan faktor risiko/ faktor pencegah/ kausa/ determinan penyakit
2. Menentukan faktor yang mempengaruhi prognosis kasus (kemungkinan terjadinya
kasus
3. Menentukan efektivitas intervensi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit
pada populasi.
Perbedaan epidemiologi deskriptif dan analitik
Deskriptif Analitik
1. Menggambarkan masalah kesehatan 1. Mencari jawaban terhadap masalah
2. Dilakukan pada satu kelompok kesehatan
populasi 2. Dilakukan pada 2 kelompok populasi
3. Tidak membuktika hipotesis 3. Membuktikan hipotesis dan menrik
4. Mengacu pada pertanyaan who, kesimpulan
where dan when 4. Mengacu pada pertanyaan why dan
what

3
Ada 2 jenis Studi Epidemiologi Analitik yaitu studi observasional dan studi
ekperimental. Di dalam studi observasional peneliti hanya mengamati pemaparan yang
terjadi secara alamiah. Sementara pada epidemiologi eksperimental peneliti
mempunyai kontrol terhadap pemaparan. Berikut akan dijelaskan lebih rinci tentang
studi observasional dan studi eksperimental.
2.2 Studi Observasional
Menurut Bhisma Murti, studi observasional adalah studi epidemiologi dimana
hanya mengamati (mengukur), mencatat, mengklasifikasi, menghitung, dan
menganalisis (membandingkan) perubahan pada variabel-variabel pada kondisi yang
alami.
Jenis-jenis studi observasional ada 2 macam yaitu studi kasus kontrol (case control
study), studi kohort, dan studi penampang (cross section) berikut adalah penjelasannya
2.2.1 Studi kasus kontrol (case control study)
Menurut Ridwan Amiruddin dkk. dalam modul epidemiologi dasar , Studi
Kasus kontrol merupakan pengamatan epidemiologis untuk mempelajari hubungan
serta besarnya risiko, antara tingkat keterpaparan dengan kejadian penyakit.
Pengamatannya “menoleh kebelakang” yakni dimulai dengan mengidentifikasi
kelompok dengan peyakit/efek (kasus) dan kelompok tanpa penyakit (kontrol),
kemudian dilihat kebelakang faktor risikonya.
jadi dapat disimpulkan bahwa desain studi ini membandingkan 2 kelompok,
dimana satu kelompok sebagai kasus dan satu kelompok sebagai kontrol. Lalu dilihat
bagaimana perbedaan kelompok menurut riwayat paparan atau karakteristik individu
untuk menetapkan status faktor resiko.
Jenis penelitian ini mempunyai beberapa nama lain yakni retrospektif, kasus
kelola, case referent, atau case history. Disebut dengan retrospektif karena arah
penelitain ini melihat ke belakang atau ke masa lalu mengenai keterpaparan atau
penyebanya, sedangkan disebut dengan kasus kelola karena penelitian ini mengelola
kasus terlebih dahulu baru dilihat kembali apa yang menyebabkan kasus tersebut, begitu
pula dengan istilah case referent peneliti menjadikan kasus sebagai referensi yang
pertama sebagai awal pijakan penelitian lalu ditelusuri penyebabnya dan disebut dengan
case history karena peneliti melihat sejarah dari faktor resiko atau penyebab perjalanan
penyakit si penderita.

Penelusuran ke belakang

Skema rancangan desain studi kasus

4
a. Langkah–langkah penelitian studi kasus kontrol adalah sebagai
berikut :
1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian
Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian
apa yang akan diteliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian
tersebut berdasarkan teori yang ada.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian: efek (kasus) dan faktor risiko (FR)
Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan
penelitian yang mana yang befungsi sebagai variable dependen atau
variable terikat, dan juga menetukan mana yang akan di jadikan variable
independen atau variable bebas.
3. Menentukan Populasi dan Sampel (kasus-kontol)
4. Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor Risiko (FR)
Dalam pelaksanaan pengukuran variabel peneliti melihat variabel
penyebab atau faktor resiko dibuat menjadi dikotom atau menjadi dua
kategori dan begitu pula dengan variable efek.
5. Melakukan analisis

b. Kelebihan dan Kekurangan Kasus Kontrol


KELEBIHAN
1) Dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat.
2) Relatif Murah dibandingkan dengan desain analitik lainnya
3) Cocok Untuk penyakit yang langka
4) Cocok untuk meneliti penyakit-penyakit yang masa laten panjang
5) Dapat meneliti berbagai Faktor risiko sekaligus

KEKURANGAN
1) Desain ini rawan untuk terjadi bias seleksi dalam memilih subyek
serta bias informasi (recall bias) baik ketidak lengkapan cacatatan
maupun daya ingat
2) Tidak efisien untuk mengevaluasi paparan yang langka kecuali jika
persentase attributable risk tinggi
3) Tidak dapat menghitung laju insiden.
4) Kadang sulit memastikan hubungan temporal antara paparan dan
penyakit
5) Hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.
6) Kesulitan memilih kontrol yang tepat

2.2.2 Studi kohort


Menurut Ridwan Amiruddin dkk.(2011) dalam modul epidemiologi
dasar, penelitian kohort merupakan suatu rancangan pengamatan epidemiologis
untuk mempelajari hubungan dan besarnya resiko antara paparan dan penyakit
antara tingkat keterpaparan dengan kejadian penyakit. Pengamatannya “diikuti
kedepan” yakni dimulai dengan populasi /kelompok subjek yang bebas dari

5
penyakit, dan secara alami kelompok subjek ini akan terbagi menjadi terpapar
dan tidak terpapar, kemudian diikuti sepanjang waktu/periode tertentu untuk
melihat ada tidaknya efek pada subjek tersebut
Jenis penelitian ini mempunyai beberapa nama lain yakni Prospektif,
Studi Follow Up, Studi Longitudinal, Studi insidensi. Disebut dengan istilah
seperti hal tersebut diatas dikarenakan arah penelitain ini mengikuti ke depan
atau ke masa yang akan difollow up sepanjang masa, dan karena kejadian
kasusnya adalah kasus baru terjadi maka studi ini disebut dengan studi insiden.

a. Langkah –langkah penelitian kasus kelola adalah sebagai berikut :


1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian
Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian
apa yang akan di teliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian
tersebut berdasarkan teori yang ada.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek dan Faktor Risiko (FR)
Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan
penelitian yang mana sebagai variable dependen atau variable tergantung
atau variable terikat, dan juga menetukan mana yang akan di jadikan
variable independen atau variable bebas.
Langkahnya sebagai berikut:
a. Mendefinisikan secara jelas faktor risiko (variabel independen/bebas)
dan faktor efek (variabel dependen/terikat)
b. Mengidentifikasikan faktor risiko internal (dari subyek) maupun faktor
risiko Eksternal (dari lingkungan), hal ini penting karena
dikhawatrirkan akan menjadi predisposisi timbulnya penyakit (efek)
3. Menentukan Populasi dan Sampel
cara untuk pemilihan subyek penelitian sebagai berikut:
a. Dari awal penelitian dipilih subyek yang benar-benar tak mempunyai
efek (penyakit).
b. Subyek dipilih dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
c. Subyek yang dipilih dari populasi terjangkau berdasarkan geografik
penduduk dan dari kelompok orang tertentu

6
d. Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor Risiko (FR)
4. Dalam pelaksanaan pengukuran variable peneliti melihat variable penyebab
atau faktor risiko dibuat menjadi dikotom atau menjadi dua kategori dan
begitu pula dengan variable efek.
5. Mengamati timbulnya Efek
6. Melakukan analisis

b. Kelebihan dan kekurangan


KELEBIHAN
1) Merupakan desain yang terbaik utuk menentukan insiden dan laju
insiden
2) Studi ini paling baik dalam menerangkan hubungan temporal antara
faktor risiko dengan efek
3) Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu
4) Bias pada paparan lebih minimal
5) Cocok untuk meneliti paparan yang langka

KEKURANGAN
1) Desain ini memerlukan waktu yang lama
2) Sarana dan biaya mahal
3) Tidak efisien untuk kasus (penyakit) yang langka
4) Terancam adanya drop out
5) Dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti membiarkan subyek
terpajan paparan yang dapat merugikan si subjek itu sendiri

2.3 Studi Eksperimental (intervensi)


Menurut (Last,2001) dalam modul epidemiologi dasar, experimen dalam
pengertian umum berarti mencoba sesuatu yang baru “To try something new”. Dalam
Epidemiologi, Studi Experimen adalah mengukur pengaruh suatu perlakuan
(intervensi) pada populasi dengan cara membandingkan hasil-hasil perlakuan pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, sehingga penelitian ini disebut juga studi
Intervensi. Dalam urutan tingkat kekuatan hubungan sebab akibat desain ini merupakan
desain terbaik untuk hubungan sebab akibat, terutama desain experiment murni.
Pengamatannya sangat mirip dengan studi kohort yakni kelompok subjek perlakuan
dan kelompok kontrol diikuti sampai terjadinya Efek. Perbedaannya pada adanya
intervensi serta alokasi subjek secara eligibilitas dan metode perlakuan ditentukan
oleh peneliti.
a. Langkah –langkah penelitian kasus kelola adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian
pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian apa
yang akan di teliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian tersebut
berdasarkan teori yang ada.

7
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek (dependen) dan penyebab
(Independen)
Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan
penelitian yang mana sebagai variable dependen atau variable tergantung atau
variable terikat, dan juga menentukan mana yang akan di jadikan variable
independen atau variable bebas.
3. Menentukan populasi dan sampel baik secara randomisasi ataupun tidak
4. Mengikuti dan memeberikan perlakukan terhadap sampel
5. Melakukan analisis

Studi Experimen mempunyai dua bentuk studi penelitian yakni experiment


murni dan experiment kuasi

2.3.1 Experiment Murni


Menurut Ridwan Amiruddin dkk.(2011) dalam modul epidemiologi
dasar, eksperimen murni disebut juga penelitian eksperimen random atau
randomize controlled Trial (RCT). Studi ini menggunakan prosudur random
untuk mengalokasi berbagai lavel faktor penelitian pada subyek. Studi ini
dianggap sebagai “gold Standard” dalam suatu penelitain karena studi ini
dapat mengendalikan situasi penelitian (terutama faktor perancu) secara
maksimal.
Cara menentukan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dimulai
dengan populasi sumber, kemudian dicari yang memenuhi syarat (eligible), jika
memenuhi syarat maka ditanya apakah setuju untuk berpartisipasi atau tidak,
jika ya maka dilakukan rendomisasi untuk tentukan kelompok perlakuan dan
kontrol.
Tujuan dari trial klinik yang dirandomisasi (RCT) pada umumnya
adalah untuk menilai efikasi (efektifitas) dari suatu obat terhadap suatu
penyakit, suatu keberhasilan tindakan medis. Program pencegahan, program
promosi dan program rehabilitasi.

Contoh dari RCT adalah untuk mengetahui efikasi dari pengobatan


terhadap Penderita TBC yang mendapat Obat Jangka Pendek dan Obat Jangka
Panjang, yang hasilnya diukur dengan apakah Sembuh (+) atau Sembuh (-),
seperti terlihat dalam Gambar berikut ini.

8
Sembuh (+)
OBAT Efek Samping
JANGKA
PENDEK Sembuh (-)
Efek Samping
PENDERITA
TBC
Sembuh (+)
OBAT Efek Samping
JANGKA
PANJANG Sembuh (-)
Efek Samping

Model Jenis Desain Studi Trial Klinik Dirandomisasi

Kelebihan dan kekurangan dari RCT


KELEBIHAN
1. Dengan adanya rendomisasi maka bias dapat dikontrol sehingga
counfonding berkurang dan tersebar merata di semua subyek
2. Hubungan sebab akibatnya menjadi kuat
3. Memungkinkan dilakukan suatu meta analisis
KEKURANGAN
1. Mahal dan memakan waktu lama
2. Jika sampel terlalu sedikit maka rendomisasi tidak menjadi efisien
3. Banyak berkaitan dengan masalah etik

Selain RCT di dalam eksperimen murni juga terdapat trial komunitas


yang dirandomisasi(TKD), unit analisis dari trial komunitas yang
dirandomisasi adalah kelompok individu dan tujuannya untuk mengetahui
efektifitas suatu program kesehatan masyarakat, yang dilaksanakan di
komunitas yang terdiri atas sekelompok orang. Salah satu contoh TKD adalah
untuk menilai efektifitas Puskesmas Mengobati TBC Jangka Pendek, seperti
terlihat dalam Gambar. berikut ini.

Puskesmas yang
Effikasi side effect
mengobati tbc dengan
drop out coverage cost
jangka pendek
PUSKESMAS YANG
MENGOBATI TBC
Puskesmas yang
Effikasi side effect
mengobati tbc dengaan
drop out coverage cost
jangka panjang

Model Jenis Desain Studi Trial Komunitas Dirandomisasi


Populasi dalam contoh ini adalah sejumlah Puskesmas yang
dirandomisasi untuk masuk ke dalam kelompok Puskesmas yang Mengobati
9
TBC dengan Jangka Pendek dan Kelompok Puskesmas yang Mengobati TBC
dengan Jangka Panjang. Indikasi keberhasilan yang dibandingkan diantara
kedua kelompok itu adalah Efikasi Obat, Efek Samping, Drop Out, Cakupan
Pengobatan, dan Biaya Pengobatan

2.3.2 Experiment Kuasi


Studi ini dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara non
rendomisasi. Studi ini berasal dari riset sosial (campbell & stanly 1963) namun
diadopsi oleh epidemiologi untuk mengevalusi dampak intervensi pada
kesehatan masyarakat. Studi ini dilakukan tatkala pengalokasian faktor
penelitian kepada subyek tidak mungkin, tidak etis atau tidak praktis jika
dilakukan rendomisasi.

Kelebihan dan kekurangan eksperimen kuasi


KELEBIHAN
1. Lebih Memungkinkan diterapkan
2. Lebih murah
3. Pada sampel-sampel besar lebih mudah

KEKURANGAN
1. Karena tak dilakukan random, maka peneliti tak dapat mengendalikan
faktor perancu
2. Dapat menimbulkan bias

Menurut Buchari Lapau (2009) Studi Sebelum dan Sesudah dengan


Kontrol (before after with control) merupakan salah satu studi intevensi
tergolong Kuasi Eksperimen yang berarti eksperimen yang palsu (tidak
dilakukan alokasi random). Biasanya Kuasi Eksperimen dilakukan bila tidak
mungkin melakukan randonisasi seperti pada Eksperimen. Tujuan dari studi
ini adalah untuk mengetahui efektifitas dari suatu program intervensi; untuk
itu dibandingkan hasil (outcome) dari Intervensi diantara 2 kelompok.
Jenis disain Studi Sebelum dan Sesudah dengan Kontrol terlihat pada
Gambar di bawah ini, dimana terlihat kelompok Intervensi dengan tanda panah
X, dan Kelompok Kontrol dengan tanda panah C

O1 X O2

O3 C O4
Model Jenis Desain Studi dan Sesudah dengan Kontrol
Keterangan:
O1 : frekuensi masalah sebelum studi pada kelompok intervensi
O2 : frekuensi masalah sesudah studi pada kelompok intervensi
X : intervensi pencegahan
O3 : frekuensi masalah sebelum studi pada kelompok kontrol

10
04 : frekuensi masalah sesudah studi pada kelompok kontrol
C : kontrol = tanpa intervensi

2.4 Hirarki studi epidemiologi


Masing-masing jenis desain tersebut diatas mempunyai kelemahan atau
kekuatan sendiri. Table berikut ini memperlihatkan apakah masing-maisng jenis
desain studi termasuk yang observasional, kuasi eksperimental, atau eksperimental;
apakah mengembangkan hipotesis atau membuktikan hipotesis, apakah dapat
digunakan untuk perencanaan atau penilaian, dan bagaimana inferensi dari hasil
penelitiannya. (Buchari Lapau, 2009)
Hirarkhi Jenis Desain Penelitian

Desain
No
Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7
A Case control x x x x
B Cohort x x x x
C Clinical
randomized x x x
trials
D Community
randomized x x x
trial
E Before and after
x x x
with control

Keterangan butir horizontal:


1. Observational
2. Quasi experimental
3. Experimental
4. Hypothesis generation
5. Hypothesis testing
6. Planning
7. Evaluation

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Epidemiologi analitik adalah desain studi yang mempelajari faktor-faktor yang
menentukan hubungan sebab akibat masalah kesehatan pada suatu populasi
(menjawab pertanyaan why).
2. Studi observasional adalah studi epidemiologi dimana hanya mengamati (mengukur),
mencatat, mengklasifikasi, menghitung, dan menganalisis (membandingkan)
perubahan pada variabel-variabel pada kondisi yang alami.
3. Jenis-jenis studi observasional adalah studi kasus kontrol (case control study), studi
kohort, dan studi penampang (cross section)
4. Studi Eksperimen adalah mengukur pengaruh suatu perlakuan (intervensi) pada
populasi dengan cara membandingkan hasil-hasil perlakuan pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol, sehingga penelitian ini disebut juga studi Intervensi
5. Jenis-jenis studi eksperimen experiment murni (randomize controlled Trial (RCT) dan
community randomized trial) dan experiment kuasi ( befire and after with control)
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca bisa lebih memahami tentang
epidemiologi analitik dan memahami dalam penerapannya, sehingga tidak ada kerancuan dalam
memahami antara epidemiologianalitik dan deskriptif. Karena pada dasarnya semua desain studi
epidemiologi saling berkaitan dan saling bersatu dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam
masyarakat.

12
Daftar pustaka
Amiruddin, Ridwan. 2011. Modul Epidemiologi Dasar. Makassar : Universitas Hasanuddin.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/868/Modul%20Prinsip%2
0Epidemiologi.pdf Diakses pada 1 maret 2016.
Lapau, Buchari. 2009. Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Indonesia
Murti, Bhisma. 2011. Desain studi. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret. Diakses. http://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/59 pada 25 Februari
2016
Nurbeti, Maftuhah. . Epidemiologi. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia. http://fk.uii.ac.id/upload/klinik/elearning/ikm/epidemiologi-fkuii-
maftuhah-nurbeti.pdf Diakses pada tanggal 25 Februari 2016
Padmawati, Retana Siwi. 2009. Disain Penelitian. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Metodologi%2520Penelitian/Disain
_Penelitian.pdf diakses pada 3 Maret 2016
Wahidin, Mugi. 2015. Studi epidemiologi analitik : Universitas Esa Unggul
http://irs453.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/919/2015/02/Pertemuan_8_STUDI_EPIDEMIOLOGI_ANALI
TIK_.pdf Diakses pada tanggal 25 Februari 2016

13

Anda mungkin juga menyukai