OLEH :
AFANDI 16112120
JENNY FAHLEVI
NIA PRADYNA 1611212041
THOMI ANWAR 161121
WESTI ANUGRAH 1611211
Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat dan karunianya penulis dapat , menyelesaikan tugas mata kuliah Epidemiologi
Gizi dengan judul “Transisi Epidemiologi Gizi” dengan baik , tuntas , dan tepat waktu.
Penulis sadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan memiliki berbagai
macam kekurangani.Oleh karena itu , penulis memohon maaf kepada semua pembaca.Dan
kiranya dapat memberikan penulis masukkan dan kritik serta saran yang membangun sehingga
dapat melatih penulis dalam membuat makalah yang lebih baik dikemudian harinya.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu disiplin ilmu yang relatif masih
baru, telah mengalami prekembangan dan kemajuan yang pesat pada akhir abad ke-
19 dan terutama pada pertengahan abad ke-20. Pada mulanya kegiatan kesehatan
pada masyarakat dilakukan berdasarkan pengamatan dan terutama pengalaman para
ahli dewasa itu, dimana Kesehatan Masyarakat belum merupakan suatu ilmu
tersendiri, tetapi masih merupakan sekumpulan keterangan yang didasarkan pada
pengalaman belakaan.
1
yang muncul dalam masyarakat dan oleh sebagian besar pengamat dinyatakan dalam
suatu keadaan yang saling berhubungan dan bukan hanya bersifat kebetulan saja.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Pendekatan global dalam bidang kesehatan pada akhir abad yang lalu telah
menghasilkan suatu perubahan yang cukup besar baik secara intensif maupun
ekstensif dalam perjalanan pembangunan kesehatan. Kemajuan serta peningkatan
pengetahuan sebab-akibat terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan, kemajuan
yang telah dicapai dibidang sanitasi maupun gizi, pengembangan vaksin serta
berbagai jenis obat-obatan, pengembangan kerjasama dalam penggunaan fasilitasi
dan tenaga kesehatan, perkembangan teknologi bidang kesehatan terutama bidang
kedokteran serta kemajuan dalam bidang ekonomi kesehata maupun kebiasaan hidup
sehat merupakan sebagian dari semua faktor yang secara radikal telah menghasilkan
transformasi status kesehatan peda berbagai negara.
Hasil yang telah dicapai dalam bidang kesehatan antara lain lebih banyak
penduduk dunia yang dapat mengenyam keadaan sehat bila dibandingkan pada waktu
sebelumnya. Namun demikian, kemajuan yang dicapai dalam bidang kesehatan
menimbulkan berbagai masalah baru, disamping berbagai harapan masa depan.
Dengan menurunya secara drastis angka penyakit dan angka kematian akibat infeksi,
memberi kesempatan pada sejumlah besar penduduk untuk memasuki usia lanjut,
berarti bertambahnya jumlah penduduk untuk memasuki penyakit menahun serta
penyakit akibat kecelekaan. Demikian pula dengan ditekannya angka fertilitas dan
mortalitas dapat mendorong meningkatnya proporsi penduduk usia lanjut dengan
masalah kesehatn serta pelayanan kesehatan yang bersifat khusus. Dengan
meningkatnya laju perkembangan industri yang disertai pula dengan urbanisasi dan
moderenisasi menimbulkan berbagai dampak terhadap fasilitas dan sistem pelayanan
kesehatan yang cenderung semakin mahal.
4
berhubungan langsung dengan penyakit, tetapi jauh lebih luas dan hampir berkaitan
erat dengan semua aspek kehidupan manusia. Dengan adanya kemajuan
pembangunan diberbagi bidang yang cukup berpengaruh dalam kehidupan
perorangan dan masyarakat yang disertai dengan timbulnya perubahan-perubahan
pada berbagai sektor sebagai akibat daari hasil pembangunan telah memberikan pula
pengaruh bagi masalah kesehatan masyarakat.
5
yang menurun, tetapi juga disertai dengan pergeseran sebab kematian dan pola dalam
masyarakat. Pergeseran ini terjadi melalui tahap-tahap tertentu.
1. Tahap, the era of festilence and famine dengan angka harapan hidup yang sangat
rendah. Sebab kematian terutama karena kelaparan, berbagi wabah penyakit
infeksi serta sebab yang berhubungan dengan proses repsoduksi.
2. Tahap, the era of receding pandemic yang ditandai dengan menurunya peristiwa
pandemi disertai angka kematian yang terus menurun, peristiwa endemi semakin
jarang dan tidak bersifat fatal. Pada tahap ini angka harapan hidup meningkat,
walaupun pola penyakit masih didominasi oleh penyakit infeksi dan kurang gizi.
3. Tahap, the era of degenerative and manmade disease yang ditandai dengan
semakin meningkatnya berbagai penyakit dan gangguan kardiovaskular, kanker,
diabetes serta berbagai penyakit degeneratif lainnya. Tahap ini, umur harapan
hidup mencapai puncaknya disertai dengan angka kematian mencapai kondisi
stabil pada tingkat yang rendah. Penyakit degeneratif dan berbagai penyakit
akibat ulah manusia seperti kanker, penyakit jantung, dan AIDS akan merupakan
sebab kematian utama.
Pada masa yang akan datang, masyarakat kita akan mengalami dua macam
gangguan atau ancaman penyakit secara bersamaan. Gangguan tersebut antara lain ;
1. Masih adanya berbagai kejadian penyakit menular di daerah pedesaan dan
terpencil maupun di daerah pemukiman kumuh perkotaan,
2. Masih ditemukannya penyakit menular lama serta timbulnya penyakit menular
baru merupakan masalah kesehatan yang masih memerlukan perhatian khusus.
6
Disamping itu, kita akan menhadapi juga masalah gizi ganda. Masalah gizi
yang berkaitan dengan penyakit infeksi dan kemiskinan akan tetap merupakan
masalah yang masih mengancam penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Dipihak lain, karena meningkatnya pendapatan dan perubahan gaya hidup sebagai
penduduk akibat keberhasilan pembangunan ekonomi dan pengaruh budaya global,
maka masalah gizi lebih (over nutrition) akan mengacam kehidupan penduduk
golongan menegah ke atas serta kelompo usia lanjut. Ancaman tersebut berupa makin
meningkatnya risiko menderita penyakit tidak menular terutama dalam bentuk
kegemukan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit kanker.
Hal ini sesuai dengan hasil trend assessment bahwa beberapa penyakit
menular tertentu telah menunjukan penurunan prevelensi yang cukup tajam seperti
infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), diare, dipteri, batuk rejan serta campak pada
bayi dan anak. Dipihak lain, penyakit hepatitis dan beberapa jenis penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual (Penyakit Kelamin) termasuk AIDS dan HIV
akan meningkat sejalan dengan meningkatnya beberapa aspek kehidupan modern.
7
atau pada kelompok penduduk tertentu dapat menyebar dengan cepat mengikuti
mobilitas penduduk yang cukup aktif.
Angka kematian bayi, balita, dan angka kematian umum menurun namun
akan terjadi peningkatan angka kematian pada usia produktif dan pada usia lanjut.
Dipihak lain, masih dijumpai berbagai daerah terpencil maupun gugus kepulauan
yang masih belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang optimal.
8
menahun bahkan dapat seumur hidup sehingga akan menambah beban biaya
pengobatan. Meningkatnya berbagai gangguan jiwa karena keadaan yang tidak
menentu, disertai dengan penyakit akibat perubahan perilaku sehungga dapat
menimbulkan penyakit canggih baru. Terjadi kesenjangan pelayanan kesehatan bagi
yang mampu dengan yang miskin dan timbul kantung-kantung dengan masalah
kesehatan tersendiri daerah kumuh di kota besar.
9
degenerative merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis seperti
penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya.
Kontributor utama terjadinya penyakit kronis adalah pola hidup yang tidak
sehat seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, pola makan dan obesitas, aktivitas
fisik yang kurang, stres, dan pencemaran lingkungan. Sehingga Indonesia
menanggung beban ganda penyakit di bidang kesehatan, yaitu penyakit infeksi masih
merajalela dan ditambah lagi dengan penyakit-penyakit kronik degenerative.
Bila kondisi ini tidak segera diperbaiki dengan pola makan yang benar dan
baik, maka dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit, terutama penyakit
degeneratif (jantung, diabetes, bahkan kanker colon). Saat ini masyarakat kita
mengarah pada masyarakat modern yang mempunyai kesibukan sangat tinggi,
sehingga sangat wajar apabila terjadi perubahan pola makan di mana mereka tidak
punya waktu untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran segar.
Transisi pola hidup berdampak pada perubahan pola konsumsi dan pola
aktifitas, sehingga memengaruhi komposisi tubuh. Saat ini masyarakat cenderung
lebih menyukai makanan cepat saji (fast food) yang tinggi lemak, protein,
karbohidrat, dannatrium yang jika dikonsumsi secara terus menerus dengan porsi
yang berlebihan akan berdampak meningkatnya kecenderungan kelebihan berat
badan (over weight) yang merupakan salah satu faktor resiko kejadian penyakit
degenerative.
10
2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Transisi Epidemiologi Gizi
11
27.7% (hasil survey 1987-1990) masalah ini masih membutuhkan perhatian
khusus.
b. Seiring dengan kemajuan social ekonomi masyarakat, masalah gizi lebih sebagai
resiko timbulnya berbagai penyakit degeneratif sudah mulai muncul ke
permukaan. Observasi pada 205 orang dewasa diatas 18 tahun (73 orang laki-laki
dan 132 orang perempuan) pengunjung “konsultasi gizi” pada pameran hari
pangan sedunia di Jakarta memberikan satu contoh situasi kecenderungan
masalah “overweight” dikota besar seperti Jakarta. Hasil pengumpulan data berat
badan, tinggi badan dan umur yang diterjemahkan ke body mass index (BMI)
membuktikan bahwa prevalensi “overweight” pada wanita adalah 24% dan laki-
laki 18%. Kecenderungan gizi lebih ini juga mulai dirasakan pada anak balita,
obsErvasi yang dilakukan dengan menggunakan data susenas 1998 dan 1992,
menyatakan adanya kecenderungan meningkatnya prevalensi gizi lebih pada
laki-laki maupun pada perempuan.
c. Secara mutlak konsumsi total energy meningkat dari 1794 Kkal/orang/hari tahun
1980 menjadi 1901 Kkal/orang/hari pada tahun 1990.
12
Biasanya penyakit ini bersangkutan dengan kelebihan energi didalam
hidangan yang dikonsumsi relatif terhadap kebutuhan atau penggunaannya
(energi expenditure). Ada tiga zat makanan penghasil energi utama, ialah
karbohidrat, lemak dan protein. kelebihan energi dalam tubuh diubah menjadi
lemak dan ditimbun pada tempat-tempat tertentu. Jaringan lemak ini
merupakan jaringan yang relatif inaktif, tidak langsung berperan serta dalam
kegiatan kerja tubuh.
Orang yang kelebihan berat badan, biasanya karena kelebihan jaringan
lemak yang tidak aktif tersebut. Ada ahli gizi yang membandingkan kelebihan
jaringan lemak pada orang yang kegemukan ini sebagai karung beras yang
harus dipikul kemana-mana, tanpa mendapat mamfaat dari padanya. Ini akan
meningkatkan beban kerja dari organ-organ tubuh, terutama kerja jantung.
Penyakit gizi salah diIndonesia yang terbanyak termasuk gizi kurang yang
mencakup susunan hidangan yang dikonsumsi juga masih seimbang, hanya kuantum
keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
Penyakit gizi salah terutama diderita oleh anak-anak yang sedang tumbuh
pesat, ialah yang disebut kelompok anak BALITA (bawah lima tahun). Yang
menonjol kurang pada kondisi ini, ialah kurang kalori dan kurang protein, sehingga
disebut penyakit kurang kalori dan protein (KKP). Nama asingnya ialah protein
calorie malnutrition (PCM) atau akhir-akhir ini disebut Protein Energi Malnutrition
(PEM).t, bahasan makalah ini yaitu bagian dari farmakologi sendiri farmakodinamik,
13
yang merupakan subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan
fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Transisi Epidemiologi merupakan suatu pola perubahan penyakit dalam
masyarakat dimana akan terjadi pergeseran pola penyakit dan pola sebab
kematian dalam masyarakat dengan menurunya angka penyakit menular
tertentu dan meningkatnya angka berbagai penyakit tidak menular.
15
Penyakit-penyakit gizi yang berhubungan dengan gizi, dapat dibagi dalam
beberapa golongan yaitu Penyakit Gizi Lebih (obesitas). Biasanya penyakit ini
bersangkutan dengan kelebihan energi didalam hidangan yang dikonsumsi
relatif terhadap kebutuhan atau penggunaannya (energi expenditure).
Penyakit Gizi Kurang (malnutrition, undernutrition). Penyakit ini sering
dijadikan satu kelompok dan disebut penyakit gizi salah (malnutrition).
Penyakit gizi salah diIndonesia yang terbanyak termasuk gizi kurang yang
mencakup susunan hidangan yang dikonsumsi juga masih seimbang, hanya
kuantum keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/30009409/KELOMPOK_4_TRANSISI_DEMOGRAFI_E
PIDEMIOLOGI_DAN_PEMBANGUNAN_EKONOMI.docx
https://www.academia.edu/15530836/Kelompok_epid_gizi_1
https://file.persagi.org/share/Soekirman-pleno%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/43978/4/BAB%20I.pdf
http://repository.unand.ac.id/22324/3/bab%201.pdf
17