Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat himpunan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menylesaikan tugas makalah ini
yang berjudul “ Issue Kesehatan Dalam Kebidanan Komunitas“ dengan tepat
waktu.
Kami mengetahui bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Oleh karena itu kami selaku
sebagai penulis megharapkan adanya sumbangsi dari pembaca dalam bentuk saran
maupun kritik yang sifatnya membangun karena tidak ada manusia yang
sempurna, hanyalah Tuhan yang memiliki segala kesempurnaan.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih

Jakarta , Maret 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.…………………………………………………………................ i
Daftar Isi …………..…………………………………………………...…........... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….……………………………………………….….......... 1
B. Tujuan makalah……….……………………………………..………........ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kebidanan Komunitas…………………………………….......... 3
B. Tujuan Kebidanan Komunitas…………………………………………… 4
C. Issue Kebidanan Komunitas
1. Kematian ibu dan bayi………………………………………….......... 5
2. Kehamilan Remaja…………………………………………................ 8
3. Unsafe Abortion………………………………………………............ 9
4. Bayi Berat Lahir rendah (BBLR)………………………………........ 10
5. Penyakit Nenular Seksual(PMS)……………………………............. 11
BAB III Pembahasan
A. Kesimpulan............................................................................................... 13
B. Saran......................................................................................................... 13

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang

berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh

bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu

dan anak di keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian

pelayanan kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan bidan

komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu

wilayah tertentu.

Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang

berarti kesamaan, dan juga “communis” yang berarti sama, publik ataupun

banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di

suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut

Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau

sistem sosial.

Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada

empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia,

masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang

mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga


diharapkan tercapainya tarap  kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani,

Niken dkk, 2009).

Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue kesehatan

yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai

dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan

tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tersebut, diantaranya :

Kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, Unsafe abortion, Bayi Berat

lahir Rendah (BBLR) dan Penyakit Menular Seksual(PMS).

B. Tujuan Makalah

Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui

1. Definisi Kebidanan Komunitas

2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas

3. Issue Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas

a. Kematian ibu dan bayi

b. Kehamilan remaja

c. Unsafe abortion

d. Bayi Berat lahir Rendah (BBLR)

e. Penyakit Menular Seksual(PMS)


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kebidanan Komunitas

Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada

masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga

berencana (KB), kesehatan reproduksi. Hubungan-hubungan individual

dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya

suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga,

konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat.

Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani

keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan

dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan

lingkungan.

Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana

seorang tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan

individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung

terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti

keluarga, konsep sehat maupun sakit.

Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang

bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-

batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi
yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingkan dengan

penduduk diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang

ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu.

B. Tujuan Kebidanan Komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya

kesehatan keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan

dari upaya kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga.

Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan

keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak

diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan

anak. Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah

meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga

terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu. ( Syahlan,

1996 : 15 )

Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus

memahami perannya di komunitas, yaitu :

1. Sebagai Pendidik

2. Sebagai Pelaksana (Provider)

Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan

kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai


pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus

menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan

3. Sebagai Pengelola

4. Sebagai Peneliti

5. Sebagai Pemberdaya

6. Sebagai Pembela klien (advokat )

7. Sebagai Kolaborator

8. Sebagai Perencana

C. ISUSE KEBIDANAN DI KOMUNITAS

1. Kematian Ibu dan bayi

Kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa

kehamilan,atau dalam 42 minggu hari setelah persalinan dari setiap

penyebab yang berhubungan dengan dan atau diperburuk oleh

kehamilan atau penangannya,tetapi bukan karena kecelakaan ( WHO-

SEARO,1998)

Angka kematian Ibu(AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan

Indonesia(SDKI,2003) masih cukup tinggi,yaitu 307 per 100.000

kelahiran hidup. Berarti kematian ibu terjadi 18.300 setiap tahun,

1.500 setiap bulan,352 setiap minggu,50 setiap hari dan 2 jam ,dengan

estimasi ibu bersalin(Bulin)/tahun=5 juta.

Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena

hamil dan bersalin,yakni


No. Penyebab kematian ibu Jumlah(presentasi)

1 Perdarahan 28%

2 Eklampsi 24%

3 Infeksi 11%

4 aborsi yang tidak aman 5%

5 trauma obstetric 3%

6 lain-lain 11%

perdarahan 28%,eklampsi 24%,infeksi 11%,aborsi yang tidak

aman 5% persalinan lama ,trauma obstetric 3 % dan lain-lain 11%.

Penyebab kematian ibu terbesar adalah [erdarahan dan eklampsi ,

kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan

antenatal care yang memadai atau penerapan teknolgi kesehatan

yang ada. Namun demikian ,banyak factor yang mempengaruhi

baik politis maupun teknis,sehingga teknologi kesehatan kurang

dapat diterapkan secara sempurna di tingkat Masyarakat.. pada saat

kesehatan didekatkan ke masyarakat belum tentu masyarakat

memanfaatkan.nya karena berbagai alas an yang dikategorikan

sebagai penyebab tidak langsung kematian ibu,yakni social

ekonomi pendidikan ,kedudukan dan peranan wanita ,social

budaya dan transportasi. Hal tersebut sangat memicu terjadinya

“tiga terlambat empat terlalu” yaitu keterbatasannya kesempatan

memperoleh informasi dan pengetahuan baru,hambatan membuat


keputusan,terbatasnya akses memperoleh informasi pendidikan

memadai dan kelangkaan pelayanann kesehatan yang peka

terhadap kebutuan perempuan ( Anonim,1998).

Survey WHO tahun 2002 dan 2004 menyebutkan,kematian

bayi baru lahir

No Penyebab kematian Bayi Jumlah

1. Asfiksia 27%

2 BBLR 210%

3 Tetanus 4%

4 Malnutrisi 54%

5 Diare 19%

6 Pneumonia 19%

7 Campak 7%,

8 Malaria 5%.

disebabkan asfiksia 27%,BBLR 24%,tetanus 10%,sisanya

infeksi,pendarahan dan masalah asupan. Kematian anak ,masih

menurut WHO, di sebabkan malnutrisi sebesar 54% yang bermuara

pada berbagai penyakit,yaitu diare 19%,pneumonia 19%,campak

7%,malaria 5%.

Departemen umum Departemen Kesehatan RI menurut

Menkes adalah menurunkanangka kematian bayi dan 33/1000

menjadi 26/1000 kelahiran hidup . demikian pula,prevalensi gizi


kurang pada balita ditekan dari 25,8 % menjadi 20%,umur harapan

hidup .dari 66,2tahun menjadi 70,6 tahun. Untuk mencapai target

tersebut telah disiapkan Departemen Kesehatan dalam empat

strategi pokok yakni

a. Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang

kesehatan

b. Mendekatkan akses keluarga miskin daan rentan terhadap

layanan kesehatan berkualitas

c. Meningkatkan surveilence

d. Meningkatkan pembiayaan dibidang kesehatann.

Keselamatan dan kesejahteraan perempuan dan anak sangat

penting tidak saja bagi pemenuhan hak hidup sehat bagi

mereka,tapi juga dalam mengatasi masalah ekonomi,social dan

tantangan pembangunan( Pesan Kunci Hari Kesehatan

Dunia,2005)

Faktor Hambatan Kesempatan

pengaruh

Norma- Masih banyaknya Dengan adanya

norma dan masyarakat yang masih kepercayaan

hirarki mempercayai dukun sebagai tersebut,bagaimana bidan

sosial penolong persalinannya. dapat mendekati dukun

untuk melakukan mitra

antara bidan dan dukun


Struktur - -

kelebagaan

Faktor Banyaknya masyarakat yang Kebijakan pemerintah

Ekonomi berpikir bahwa melahirkan yang khususnya dalam

pada Yankes membutuhkan bidang kesehatan,telah

biaya yang banyak mengeluarkan

banyak,karenabanyak kebijakan tentang

masyarakat yang masih kesehatan gratis,yang

memiliki kemampuan diharapkan masyarakat

ekonomi nya yang rendah. dapat memiliki kesadaran

untuk memeriksakan

kesehatan ibu hamil dan

bayinya pada pelayanan

kesehatan yang terbaik

Fak Masih banyak kepentingan Dengan adanya kekuatan

tor politik politik yang berasakan politik,dapat diadakan

kepentingan kelompok kerjasama lintas

sehinga bantuan yang sector,dimana masyarakat

diperuntukan bagi penurunan khususnya ibu dan bayinya

angka kematian ibu dan bayi dapat menerima nasihat

diselewengkan kearah dari pemerintahan yang

sebuah kekuassan sehingga dianggap sebagai

dana tersebut tidak tepat panutannya.


sasaran,,,dan berujung pada

kepentingan Nepotisme

Parameter - -

Hukum

Training - -

Sikap - -

komunitas

terhadap

fihak luar

spt LSM

D. Kehamilan Remaja

Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau

mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan tiga hal

1. Kesiapan fisik secara umum seorang perempuan yang disebut siap

secara fisik,jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya,yaitu

sekitar 20 tahun ,ketika tubuhnya yaitu sekitar 20 tahun,ketika

tubuhnya berhenti tumbuh,sehingga usia 20 tahun bias dijadikan

pedoman keiapan fisik.

2. Kesiapan mental/emosi psikis,adalah saat dimana seorang perempuan

dan pasangannya merasa ingin mempunyai anak merasa telah siap

menjadi orangtua termasuk mengasuh dan mendidik anak.


3. Kesiapan ekonomi sosial ,secara ideal jika seorang bayi dilahirkan

maka ia akan membutuhkan tidak hanya kasih sayang orangtuanya,

tetapi juga sarana yang membuat bayinya bisa tumbuh dan

berkembang.

Beberapa ,salah yang dapat timbul pada kehamilan remaja(usia

dibawah 20 tahun.

a. Pada umumnya ibu muda(remaja) kurang memperhatikan

kehamilannya,termaksud control kehamilan . ini berdampak pada

meningkatnya resiko kehamilan

b. Ibu muda(remaja)pada waktu hamil sering mengalami ketidak

aturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan

kehamilan serta kejangan yang berakibat pada kematian

c. Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda

seringkali berkaitan dengan munculnya kanker mulut rahim.

Faktor pengaruh Hambatan Kesempatan

Norma-noma Adanya masyarakat yang Dengan adanya adat atau

dan hirarki sosial terlalu kental dengan adat sutu norma yang dapat

untuk menikahkan anak dipatuhi yang berasaskan

gadisnya di usia muda tanpa dengan memperhatikan

memperhatikan hak kesehatan reproduksi para

reproduksi dalam remaja.

mempersiapkan kehamilannya

Struktur
kelembagaan

Faktor Ekonomi Dengan tidak adanya kesiapan Dengan adanya ekonomi

Ekonomi yang baik bagi yang baik,masyarakat

ibu,akan menyebabkan khususnya perempuan

ketidak siapan bayi dalam dapat menempuh

memenuhi kebutuhan bayinya pendidikan yang tinggi

untuk menambah

pengetahuan,agar

pengetahuan tentang

kesehatan reproduksi.

Faktor politik - Suatu kebijakan

pemerintah dapat

memberikan penyuluhan

uuntuk bagaimana

masyarakat dapat

khususnya perempuan

dapat meyiapka

kehamilannya dengan

matang melalui program

BKKBN misalnya.

Parameter - -

Hukum
Training

Sikap komunitas

terhadap fihak

luar spt LSM

E. Unsafe Abortion

Menrut Fast about abortion: info kit on womwns health,institute for

social study and action,Maret 1991,dalam istilah kesehatan aborsi

didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya ovum

yang telah dibuahi dalam rahim,sebel usia janin berusia mencapai 20

minggu.

Di Indonesia belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam

kamus Bahasa Indonesia (Prof.JS.Badudu dan Prof.Sutan Muhammad

Zain 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadinya keguguran janin;

melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja

karena tidak mengiginkan bakal bayi yang ia kandung.

Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman adalah (unsafe abortion

adalah penghentian kehamilan yan dilakukan oleh orang yang tidak

terlatih/kompeten dan menggunakan saran yang tidak memadai ,sehingga

menimbulkan banyak komplikasi bahakan kematian. Banyaknya kematian

akibat aborsi yang tidak aman tentu sangat memprihatinkan.

Faktor pengaruh Hambatan Kesempatan

Norma-noma dan Dengan minimnya norma yag Dengan adanya norma


hirarki sosial dimiliki oleh agama yang diajarkan

sipelaku,khususnya kehamilan sedini mungkin pada

di luar nikah yang membuat masyarakat tidak dian

pelaku melakuakan aborsi segan melakukan hal-hal

yang tidak amankarena malu yangtentunya masyrrakat

terhadap lingkungannya.

Struktur kelembagaan - -

Faktor Ekonomi Karena adanya kelemahan Dengan adanya kesiapan

pada ekonomi,dan factor ekonomi yang

kemisinan yang mebuat ibu memadai ,seorang ibu

mengugurkan kandungannya akan siap dalam hal

secara tidak aman dan menyiapkan kehamilannya

mengambil alternative ke hingga kelahiran anaknya

dukun karena merasa biaya tersebut,hingga tidak akan

nya lebihngkan ke dokter. terjadinya aborsi yang

tidak aman -

Faktor politik - -

Parameter Hukum Lemahnya hukum di Bila ada sanksi tegas untuk

Indonesia yang mengatasi per-UU hukum di

permasalahan aborsi yang Indonesia yang melarang

tidak aman di Indonesia,tidak pelegalan aborsi yang

ada sanksi tegas untuk tidak aman

menindaki pelaku hal tersebut


Training - -

Sikap komunitas - -

terhadap fihak luar spt

LSM

F. Bayi berat lahir rendah(BBLR)

Kriteria BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang

dari 2500 gram. Diperkirakan,kejadian BBLR di Indonesia berkisar antara

14-17% dari seluruh kelahiran. Penetapan angka tersebut berkaitan dengan

pertubuhan janin yang sesuai dengan masa gestasi(umur kehamilan yang

normal). Umumnya bayi yang normal berat badannya mencapai 2500

gram pada usia kehamilan sekitar 38 minggu . usia kehamilan normal

sendiri berkisar antara 38-42 minggu.

BBLR bias dibagi menjadi Bayi Berat Lahir Sangat

Rendah(BBLR),yaitu dengan berat lahir 1000-1500 gram dan Bayi Berat

Amat Sangat Rendah(BBLASR),yaitu dengan berat kurang 1000 gram.

Antisipasi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah pada masa hamil

1. Perhatikan suplai makanan baik kualitas maupun kuantitas atau 1 kali

lebih sering daripada sebelum hamil.

2. Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 kali. Bila kenaikan berat

badannya kurang dari 1 kg perbulan ,ibunperlu segera meminta

pertolongan ke puskesmas
3. Ibu hamil minimum tablet zat besi secara teratur setiap hari 1

tablet,minimum 90 tablet

4. Kurangi kerja yang melelahkan ,istirahat yang cukup dan tidur lebih

awal

5. Menjaga jarak antara kehamilan paling dekat 2 tahun.

Faktor saling pengaruh antara “profil aktifitas” dan “profil akses dan

kontrol”.

Faktor pengaruh Hambatan Kesempatan

Norma-noma dan hirarki Banyak Mitos-mitos di Dengan Sosekbud yang

sosial masyarakat yang membuat ada harusnya masyarakat

pelarangan konsumsi makan- dapat memilah yang mana

makanan yang sebenarnya mitos yang ditinggalkan

bergizi bagi untuk ibu dan oleh nenek moyang yang

bagi perkembangan janin dapat berguna bagi

namun di tetap di aplikasikan masyarakat khususnya ibu

tanpa alas an ilmiah sehingga hamil dan yang mana yang

ibu kekurangan makanan bukan hal yang dapat

yang banyak mengandung merugikan ibu

gizi untuk dirinya dan bayinya hamil,sehingga

perkebangan janinnya

dapat berkembang secara

normal

Struktur kelembagaan - Adanya program garatis


kunjungan wajib selama

ANC dari pemerintah

Faktor Ekonomi .dengan Ekonomi yang pas- -

pasan terkadang ibu hamil

tidak dapat memenuhi

kandungan gizi dan bayinya.

Faktor politik - -

Parameter Hukum

Training - -

Sikap komunitas terhadap - -

fihak luar spt LSM

G. Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual adalh penyakit infeksi yang kebanyakan

ditulari melalui hubungan seksual melalui (oral,anal,lewat vagina). PMS

juga diartikan sebagai penyakit kelamin . harus diperhatikan bahwa PMS

menyerang sekitar alat kelamin,tapi gejalahnya dapat muncul dan

menyerang mata,mulut,saluran penceraanaan ,hati,otak dan organ tubuh

lainnya contohnya: HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui

hubungan seksual ,tetapi keuanya tidak terlalu menyerang alat kelamin.

Pada umumnya PMS membahayakan organ-organ reproduksi,pada

wanita, PMS menghancurkan dinding vagina atau leher rahim,biasanya

tanpa tanda-tanda infeksi.


Ada beberpa akibat negative yang dapat ditimbulkan PMS yaitu

1. Kemandulan

2. Keguguran

3. Kanker rahim

4. Merusak penglihatan,otak dan hati

5. Menular kepada bayi,melalui air susu ibu

6. Rentan terhadap penyakit AIDS dan hepatitis B

Ada beberpa jenis PMS ,tetapi yang paling umum dan yang paling penting

untuk diperhaitikan adalah

1. Gonorea;menyebabkan kemandulan

2. Klamidia;menyebabkan kemandulan

3. Herpes kelamin;menyebabkan gejalah yang biasa muncul dan hilang

seumur hidup

4. Sifilis;menyebabbkan kerusakan erat pada klamin jika tidak diobati

5. Hepatitis B menyebbkan kerusakan pada hati.

6. HIV/AIDS menghancurkan system kekebalan tubuh bahkan meninggal

Solusi sementara untuk menanggulangi permasalahan tersebut

adalah penyuluhan kesehatan terutama tentang PMS,oleh Bidan

Komunitas dapat dilakukan test darah dan pemeriksaan kesehatan terutama

pada wanita dan remaja ,dengan tujuan masyarakat sadar akan akibat yang

diderita jika sudah menderita PMS dan atau tidak mengotinya


BAB III

TINJAUAN KASUS

  Tanggal/Jam: 01/03/2016 Pukul 10.30 WIB

A. PENGKAJIAN DATA        
1. Data Subyektif
a. Identitas
1. Identitas Bayi
Nama                                :By. Ny. “S”
Jenis kelamin                    : Laki-laki
Umur/tanggal lahir           : 0 hari/01-03-2016, pukul 10.00 WIB
Anak ke                            : 2 (Dua)

2. Identitas orang tua

      (Ibu)                (Ayah)

Nama : Ny. “S”                      Tn. “R”

Umur  : 24 tahun                     26 tahun

Agama : Islam                          Islam

Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/Indonesia

Pemdidikan : SMP                           SMA

Pekerjaan : IRT                             Swasta

Alamat : Trukan, Nglegi, Patuk, Gunung Kidul


b. Alasan Dirawat
Bayi baru lahir tanggal 01 Maret 2016 pukul 10.00 WIB dengan
berat badan 2200 gram.
c. Riwayat obstetric
1. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun Sikus : 28 Hari teratur
Lamanya  : 6 Hari Jumlah : Hari ke 1-2 ganti pembalut 3x (3/4
penuh)
Hari ke 3-4 ganti pembalut 2x (1/2 penuh) Hari ke 5-6 ganti
pembalut 2x
Warna : Merah tua Konsistensi : cair dengan sedikit
gumpalan
Keluhan     : Tidak ada
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Hamil Persalinan Nifas


ke Tahun UK Jenis Tempat Komplikasi Jenis BB Laktasi Komplikasi
persalinan persalinan kelamin lahir
I 2005 38 Spontan BPS Tidak ada Perempuan 3300 ASI Tidak ada
minggu gram eksklusif
Hamil ini

3) Riwayat kehamilan sekarang

HPHT                        : 25 Mai 2015

HPL                          : 01 Maret 2016

UK                            : 40 Minggu

a) Mulai terasa pergerakan janin usia kehamilan umur kehamilan 20


Minggu

b) Tempat pemeriksaan kehamilan BPM


c) Banyak kunjungan ANC

Trimester I

 Keluhan      : Mual muntah


 Terapi         : B6

Trimester II

 Keluhan      : Tidak ada


 Terapi         : Tablet Fe, kalk dan vitamin C

Trimester III

 Keluhan      : Kencang-kencang
 Terapi         : Tablet Fe, kalk dan vitamin C

d) Imunisasi TT : ibu mengatakan telah mendapat imunisasi TT
sebanyak 2 kali pada umur kehamilan 20 minggu dan 24 minggu.
e) Konsumsi tablet Fe : ibu mengatakan selalu minum tablet Fe setiap
hari 1 tablet.
f) Obat/Jamu : ibu mengatakan tidak pernah minum obat lain selain
yang diberikan oleh BPS Tatik Suryanti dan tidak pernah minum
jamu.

4) Riwayat persalinan dan nifas

No Jenis Persalinan/Abortus Usia Anak atau keadaan Penolong dan tempat Keterangan keadaan
dan Usia Kehamilan sekarang persalinan BB dan TB Nifas

1. –     Spontan 0 Hari, Hidup Bidan, BPS 51 Kg

–     40 Minggu 156 cm

5) Riwayat proses persalinan sekarang         :

P2Ab0Ah2

Jenis persalinan    : Spontan Tgl 01 Maret 2016 Pukul 10.00 WIB


penolong              : Bidan

Komplikasi

Ibu                        : Tidak ada

Bayi                      : Tidak ada

Plasenta

Lahir                     : Spontan

Ukuran/berat        : ± 500 gr

Panjang tali pusat : ± 50 cm

Kelainan               : Tidak ada

Lilitan tali pusat   : Tidak ada

Warna air ketuban            : Jernih

Waktu pecah ketuban      : 09.00 WIB

Kala II mulai tanggal       : 01 Maret 2016 Pukul 09.30 WIB

DJJ                                   : 136 Kali/menit

TBJ                                   : (26-11)x155 = 2325 gram

Penolong                          : Bidan

Lama persalinan               :

Kala I : 11 jam 30 menit Kala II  : 30 menit

Kala III       : 5 menit Kala IV          : 2 jam

Total               : 14 jam 5 menit

1. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan Sebelum hamil


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti:
Ginjal, Jantung, Kanker dan TBC.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti: Asma,
DM, dan Hipertensi.Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti: TBC, Hepatitis, PMS, HIV/AIDS.
b. Riwayat kesehatan selama hamil
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun seperti:
Ginjal, Jantung, Kanker dan TBC. Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit menurun seperti: Asma, DM, dan Hipertensi. Ibu mengatakan
tidak sedang menderita penyakit menular seperti: TBC, Hepatitis, PMS,
HIV/AIDS.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit menahun seperti: Ginjal, Jantung, Kanker dan TBC.
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti: Asma, DM, dan Hipertensi. Ibu mengatakan
dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti: TBC, Hepatitis, PMS, HIV/AIDS.
d. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan selama ini tidak alergi terhadap obat apapun
seperti: Amoxillin, Antalgin, Paracetamol dll.
e. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun seperti: SC,
Miomektomi, Mastektomi dan Kista.

f. Riwayat keturunan kembar dan gangguan jiwa


Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada
keturunan kembar dan tidak ada riwayat gangguan jiwa.

1) Keadaan bayi baru lahir

BB/ PB lahir                : 2000 gram/ 43 cm


Nilai APGAR              : 1 menit/ 5 menit/ 10 menit: 7/ 9/ 9

No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit


1. Warna kulit 2 2 2
2. Denyut jantung 2 2 2
3. Reflek 1 1 1
4. Tonus otot 1 2 2
5. Usaha nafas 1 2 2
TOTAL 7 9 9

IMD                             : dilakukan

Cacat bawaan               : Tidak ada

Caput succedanum       : Tidak ada

Resusitasi

Penghisapan lendir      : Dilakukan

Rangsangan takti          : Dilakukan

Eliminasi

BAK : bayi belum BAK

BAB : bayi belum BAB

II. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Sedang


b. Kesadaran : compos mentis
c. Pernafasan : bayi menangis merintih, lemah
d. Warna kulit : merah muda
e. Postur dan gerakan : kecil dan gerak tidak begitu aktif
f. Tonus otoT : tidak aktif bergerak
g. Ekstermitas : simetris, jumlah jari normal
h. Kulit : terdapat lanugo dan vernik kaseosa (lemak) tebal
dan lengket
i. Tali pusat                : tidak ada perdarahan tali pusat
j. Tanda vital :
Suhu         : 35,90C Respirasi   : 42x / menit Nadi         :
115 x/menit

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Bentuk mesocephal, tidak tidak ada molase, tidak ada
caput dan cephal hematoma
b. Muka : simetris, tidak sianosis, tidak ikterik, tidak ada  tanda-
tanda kelainan bawaan
c. Ubun-ubun: Normal, tidak ada sutura tumpang tindih
d. Mata : Simetris, tidak ada perdarahan konjungtiva, sklera putih,
konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi, tidak ikterik, pupil
mata jernih
e. Telinga : Normal, simetris,  tidak ada penumpukan serumen
f. Mulut : Normal, tidak ada labioskisis dan labiopalatoskisis
g. Hidung : Normal, simetris, tidak ada pengeluaran, tidak ada lendir
h. Leher : Normal, tidak ada pembengkakan vena jugularis dan
kelenjar tyroid
i. Dada : simetris, frekuensi dan upaya napas tidak megap-megap,
tidak ada retraksi dinding dada
j. Perut : simetris, tidak ada penonjolan di sekitar tali pusat, tidak 
ada perdarahan tali pusat tidak ada pembengkakan
k. Punggung : Normal, tidak fraktur, tidak ada masa/benjolan
dipunggung
l. Ekstremitas atas          : lengkap, bentuk simetris, pergerakan aktif,
m. Ekstremitas bawah      : lengkap, bentuk simetris, pergerakan aktif,
n. Genetalia                     : Jenis laki-laki, uretra berlubang, penis
berlubang skrotum sudah turun, tidak ada kelainan
o. Anus                            : berlubang tidak boleh di colok dubur,
mekonium (+)
p. Reflek :
Reflek moro (terkejut)                           : Ada, baik
Reflek sucking (hisap)                           : Ada, lemah
Reflek rooting (menoleh)                                : Ada, lemah
Reflek swallowing (menelan)                          : Ada, lemah
Reflek tonick neck (reflek leher tronik)          : Tidak dilakukan
Reflek grasping (menggenggam)                    : Ada, baik
Reflek babinsky (gerak kaki)                          : Ada, lemah
q. Antropometri

BB lahir                       : 2000 gram

PB Lahir                      : 43 cm

Lingkar Kepala            : 31 cm

Lingkar Dada              : 30 cm

Lingkar Lengan Atas  : 9 cm.

3. Nutrisi
Setelah kurang lebih 1 jam diinkubator bayi diberi ASI dengan cara
ditetekan ke ibu tetapi reflek menghisap kurang, lama 10 menit. Kemudian
dirangsang pada bagian pipi bayi dekat bibir dan pada bagian tumit agar
bayi menangis dan reflek menghisap ada. Bayi dapat menyusu dan ASI
keluar sedikit.

 
B. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa kebidanan
Seorang Bayi baru lahir Ny”S” lahir spontan, cukup bulan kecil masa
kehamilan, umur 0 hari dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Data
dasar:
Subjektif:
Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 01 Maret 2016, pukul
10.00 WIB secara normal
Objektif:
a. Umur kehamilan: 40 minggu
b. HPHT             : 25 Mai 2015
c. HPL                 : 01 Maret 2016
d. Jenis kelamin   : Laki-laki
e. Tangisan merintih
f. Tonus otot dan gerakan tidak aktif
g. Bayi  lahir pervaginam
h. BB                               : 2000 Gram
i. PB                               : 43 cm
j. Lingkar Kepala            : 31 cm
k. Lingkar Dada              : 30 cm
l. Lingkar Lengan Atas  : 9,5 cm.
m. Vital sign:

Nadi                : 115 x/menit

Suhu                : 35,9ºC

Respirasi          : 42x / menit

n. Reflek :
Reflek moro (terkejut)                                     : Ada, baik
Reflek sucking (hisap)                         : Ada, lemah
Reflek rooting (menoleh)                                : Ada, lemah
Reflek swallowing (menelan)                          : Ada, lemah
Reflek tonick neck (reflek leher tronik)          : Tidak dilakukan
Reflek grasping (menggenggam)                    : Ada, baik
Reflek babinsky (gerak kaki)                          : Ada, lemah
o. Apgar Score menit 1                                       : 7
p. Apgar Score menit 5                                       : 9
q. Apgar Score menit 10                                     : 9
r. Tidak terdapat cacat bawaan
2. Diagnosa masalah: Reflek hisap bayi kurang
Dasar: ibu mengatakan bayinya sedikit lambat untuk menghisap dan
dari hasil pemeriksaan reflek sucking lemah.
3. Diagnosa kebutuhan: Dukungan dan motivasi untuk menyusui on demand
sesering mungkin, KIE cara menyusui yang benar, pencegahan hipotermi,
melakukan kanguru mother cara dan pencegahan infeksi.

C. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Hipotermia dan infeksi

D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Jaga kehangatan bayi dan pencegahan infeksi

E. PERENCANAAN    Tanggal: 01 Maret 2016 pukul: 10.32 WIB

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga kondisi bayi saat ini.


2. Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya.
3. Lakukan pencegahan hipotermia.
4. Lakukan kanguru mother care
5. Lakukan pencegahan infeksi.
6. Awasi nutrisi/ASI
7. Awasi tanda-tanda bahaya pada bayi
8. Timbang berat badan dengan ketat setiap selesai mandi pada pagi hari
9. Dokumentasikan semua tindakan.

F. PELAKSANAAN     Tanggal: 01 Maret 2016 Pukul: 10.33 WIB


1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi saat ini dengan berat
badan kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir bayinya yaitu 2000 gram,
sehingga harus mendapatkan penanganan yang lebih khusus yaitu dengan
menjaga kehangatan suhu badan bayi, dan harus banyak mendapatkan ASI.
2. Menganjurkan ibu untuk meneteki bayinya, karena bayi harus mendapatkan
cukup ASI dan melakukan bonding attachment sesegera mungkin.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi untuk mencegah terjadinya hipotermi
dengan cara:
a. Kontak kulit bayi dengan kulit ibu.
b. Mengeringkan badan bayi dengan kain bersih dan kering.
c. Membungkus bayi dengan selimut yang kering dan hangat.
d. Memakaikan topi bayi.
e. Memastikan bayi tetap hangat.
f. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat yaitu meletakan meletakkan
bayi di inkubator dengan suhu ruangan 34°C
g. Menunda memandikan bayi sampai 6 jam kemudian.
1) Melakukan metoda kanguru mother care setelah kurang lebih satu jam
yaitu dengan cara bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi
kontak kulit langsung antara ibu dan bayi untuk menjaga agar bayi tetap
hangat.
2) Melakukan teknik pencegahan infeksi dengan mencuci tangan sebelum
dan sesudah menyentuh bayi, menjaga tali pusat tetap bersih, dan
memberikan anti infeksi berupa obat tetes mata eritromisin 0,5%.
3) Mengawasi pemenuhan nutrisi bayi dengan mencatat frekuensi minum
bayi.
4) Mengawasi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti malas menetek,
perdarahan tali pusat, bayi tidur terus, sulit bernafas dan kulit membiru.
5) Melakukan penimbangan setiap habis mandi pada pagi hari
6) Mendokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan pada lembar
asuhan kebidanan.

G. EVALUASI Tanggal: 01 Maret 2016 Pukul: 11.00 WIB

1. Ibu dan keluarga mengetahui dan mengerti tentang keadaan bayi.


2. Ibu sudah mulai meneteki bayinya, sudah nampak pengeluaran kolostrum,
tetapi reflek hisap bayi kurang kuat.
3. Bayi sudah dalam keadaan kering dan hangat dengan pakaian dan selimut,
bayi tidak nampak hipotermia.
4. Metoda kanguru mother care telah dilaksanakan
5. Teknik pencegahan infeksi sudah dilakukan dengan mencuci tangan setiap
sebelum dan sesudah memegang bayi, tali pusat bayi bersih.
6. Kebutuhan nutrisi bayi sudah diawasi dengan memantau frekuensi minum
bayi.
7. Tidak terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi, KU baik, tidak terjadi
perdarahan tali pusat, berat badan bayi tetap 2000 gram, vita sign dalam
batas normal yaitu: suhu 36,5oC, respirasi: 47x/menit, nadi: 112 kali/menit.
8. Tindakan penimbangan berat badan dilakukan pada tanggal 2 Maret 2016
pada pagi hari pukul 10.00WIB, dengan berat 2000 gram.
9. Semua tindakan telah didokumentasikan dalam rekam medis pada lembar
asuhan kebidanan.

H. DATA PERKEMBANGAN tanggal 02 Maret 2016 Pukul 16.00


WIB

Subjektif          

1. Ibu mengatakan ibu sudah mulai menyusui bayinya


2. Ibu mengatakan reflek hisap bayi masih kurang kuat
Objektif

1. Keadaan umum      : baik


2. Tanda vital             :

N                            : 128x/menit

R                             : 42x/menit

S                             : 36,70C

3. Berat Badan           : 2000 gram

Assesment

Seorang bayi baru lahir Ny. S cukup bulan sesuai masa kehamilan, lahir
spontan umur 1 hari dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Pelaksanaan :

1. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik
serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di PONED, bayi
dapat dipulangkan.
2. Mengajari ibu cara menghangatkan bayi di rumah yaitu mengganti pakaian
bayi yang basah, sering menyusui dengan kontak kulit ke kulit antara ibu
dan bayi dan melakukan metoda kanguru mother care.
3. Memberikan ibu motivasi dan support bahwa dirinya bisa merawat, dan
menjaga, juga memelihara bayinya dengan baik.
4. KU baik, tidak terjadi perdarahan tali pusat, berat badan bayi tetap 2000
gram, vita sign dalam batas normal yaitu: suhu 36,5 oC, respirasi:
47x/menit, nadi: 112 kali/menit. Reflek moro (terkejut): ada, baik. Reflek
sucking (hisap): ada, sudah baik. Reflek rooting (menoleh): ada, sudah
baik. Reflek swallowing (menelan): ada, sudah baik. Reflek grasping
(menggenggam): ada, baik. Reflek babinsky (gerak kaki): ada, sudah baik.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada

masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga

berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa

secara paripurna.

Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue kesehatan

yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai

dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan

tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tsebut: diantaranya :

Kematian ibu dan bayi,,kehamilan remaja,Unsafe abortion,Bayi Berat lahir

Rendah(BBLR),,dan Penyakit Menular Seksual(PMS).

B. Saran

Secara professional,bidan bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya,partnership denagan perempuan untuk kelancaran untuk

member support pada msyarakat. Bidan juga lebih memperhatikan pada

issue keshatan dalam kebidanan komunitas


DAFTAR PUTAKA

Depkes RI, 1999. Bidan di Masyrakat, Jakarta (BA-3).

Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.

Suriani,dkk,2009,Dasar-dasar Asuhan Kebidanan Komunitas; Nogotirto,


Yogyakarta.
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta
Syahlan, J.H, 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai