Anda di halaman 1dari 13

Tugas kelompok

Dosen :Hj. Waode Aliah,SKM., M.Kes


Mata Kuliah : Asuhan Komunitas dan Peran Pendidik

MAKALAH
ISU-ISU KESEHATAN KEBIDANAN
KOMUNITAS

DISUSUN OLEH:
1. Risa Mutiah Handayani A1B119169
2. Asmawati Sarabiti A1B119168
3. Ira Masrurah Eka Putri A1B119183
4. Annisa Nurul Hikmah A1B119184
5. Fauziah Syam A1B119185
6. Karisma Pasumbung A1B119186
7. Hastuti A1B119187
8. Tenri Wina A1B119192

PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan tentang tujuan Nasional
bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan Nasional tersebut, maka dilaksanakan
upaya pembangunan yang menyeluruh. Termasuk diantaranya pembangunan
kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mencapai peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan, hal ini sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila serta Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 pada pasal 28 H, Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa :
“Setiap orang berhak hidup sejahtera, lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat dan berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”. Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa
kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka,
hanya sedikit yang akan dicapai. Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk
memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan
keberhasilan pembangunan kesehatan. Pemerintah melalui sistem Kesehatan
Nasional, berupaya menyelenggarakan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya
tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan kesehatan untuk
masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan bidan yang diarahkan untuk mewujudkan
kesejahteraan keluarga terutama ibu dan anak sehingga terwujud keluarga bahagia,
sejahtera dan berkualitas. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan angka kematian ibu
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang
artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta
terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan
sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang
dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan. Sudah merupakan
tugas seorang bidan sebagai tenaga kesehatan untuk mengetahui masalah pelayanan
kebidanan yang meliputi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, angka kejadian
BBLR, PUS (Pasangan Usia Subur), Pertolongan persalinan oleh tenaga non medis,
dan IMS serta perilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan
kebidanan komunitas. Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan
berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga
kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya,
kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu
standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang
diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga, dan
masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kebidanan komunitas ?
2. Apa isu-isu kesehatan kebidanan komunitas ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kebidanan komunitas
2. Untuk mengetahui isu-isu kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan
komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEBIDANAN KOMUNITAS


Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi
termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual
dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu
system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun
sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan
konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai
penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan
lingkungan.
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan
yang berupa serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan pelayanan
kebidanan pada ibu dan anak balita yang berada di dalam keluarga dan masyarakat.
Bidan memandang pasiennya sebagai mahluk social yang memiliki budaya tertentu
dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik social, budaya dan lingkungan
sekitarnya.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga
Berencana.
B. ISU-ISU KESEHATAN KEBIDANAN KOMUNITAS
1. Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual adalh penyakit infeksi yang kebanyakan ditulari
melalui hubungan seksual melalui (oral,anal,lewat vagina). PMS juga diartikan
sebagai penyakit kelamin. harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat
kelamin,tapi gejalahnya dapat muncul dan menyerang mata,mulut,saluran
penceraanaan, hati, otak dan organ tubuh lainnya contohnya: HIV/AIDS dan
Hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seksual ,tetapi keuanya tidak
terlalu menyerang alat kelamin. Pada umumnya PMS membahayakan organ-organ
reproduksi,pada wanita, PMS menghancurkan dinding vagina atau leher rahim,
biasanya tanpa tanda-tanda infeksi. Ada beberpa akibat negative yang dapat
ditimbulkan PMS yaitu
1) Kemandulan
2) Kegugura
3) Kanker rahim
4) Merusak penglihatan,otak dan hati
5) Menular kepada bayi,melalui air susu ibu
6) Rentan terhadap penyakit AIDS dan hepatitis B
Ada beberpa jenis PMS tetapi yang paling umum dan yang paling penting untuk
diperhaitikan adalah
1) Gonorea;menyebabkan kemandulan
2) Klamidia menyebabkan kemandulan
3) Herpes kelamin menyebabkan gejalah yang biasa muncul dan hilang seumur
hidup
4) Sifilis menyebabbkan kerusakan erat pada klamin jika tidak diobati
5) Hepatitis B menyebbkan kerusakan pada hati.
6) HIV/AIDS menghancurkan system kekebalan tubuh bahkan meninggal
Solusi sementara untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah penyuluhan
kesehatan terutama tentang PMS oleh Bidan Komunitas dapat dilakukan test darah
dan pemeriksaan kesehatan terutama pada wanita dan remaja dengan tujuan
masyarakat sadar akan akibat yang diderita jika sudah menderita PMS dan atau
tidak mengobatinya. Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada masyarakat
terkait dengan infeksi menular seksual, dan perlu memperhatikan semua jenis
infeksi saluran reproduksi, sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2. Tingkat kesuburan (PUS)
1. PUS dengan Fertilitas tinggi
Tingkat fertilitas/ tingkat kesuburan yang mana sumbernya adalah PUS
(pasangan usia subur) merupakan salah satu masalah kebidanan yang perlu
mendapatkan perhatian karena dengan tingginya tingkat fertilitas tanpa
diiringi oleh tingkat pengetahuan akan sistem reproduksi akan meningkatkan
AKI dan AKB. Peran bidan adalah dengan memberikan KB yang sesuai.
2. PUS dalam masa prakonsepsi
Masa prakonsepsi adalah masa persiapan sebelum memasuki masa
pembuahan dan kehamilan. Pada masa ini pasutri (PUS) dapat
merencanakan kehamilan dengan berbagai persiapan yang lebih matang.
Peran bidan disini adalah membantu persiapan pra konsepsi dengan:
a) Pemberian informasi pola hidup sehat seperti pola makan, olahraga,
istirahat cukup, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan tidak
merokok.
b) Konseling variasi hubungan seksual dan cara menghitung masa subur.
c) Pemeriksaan fisik dan tes-tes kesehatan.
3. PUS dengan masalah Infertilitas (Kemandulan)
Tingkat kesuburan seseorang memegang peranan yang sangat penting bagi
pasangan suami istri. Tingkat kesuburan dibedakan menjadi
fertilitas/kesuburan dan infertilitas/ketidaksuburan. Tingkat kesuburan dapat
menjadi masalah yang serius. Untuk itu bidan harus mampu mengenal
masalah kesuburan dan ketidaksuburan pada pasangan suami istri.
a. Definisi Infertil
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami
kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi,
selama satu tahun (Sarwono,497). Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu
kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak
walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali
seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono,2008). Secara medis infertil dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:
1). Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 –
3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk
apapun
2) . Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah
satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa pasangan suami istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-
syarat berikut:
1) Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
2) Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri sebelum
mendapatkan kehamilan.
3) Frekuensi hubungan seksual minimal 2 – 3 kali dalam setiap
minggunya.
4) Istri maupun suami tidak pernak menggunakan alat ataupun metode
kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi
untuk mencegah kehamilan.
b. Pencegahan
1) Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama
infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu,
setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius.
2) Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan
pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas.
3) Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar
hormone testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan
sperma.
4) Berperilaku sehat

c. Peran bidan

1) Meningkatkan peran serta kedua pasangan untuk dapat saling


bekerjasama dalam menangani masalah infertilitas.
2) Melakukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat penanganan
yang tepat
3) Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung
masa subur, makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami
atau isteri.
3. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Non Medis
a. Pengertian
Pertolongan persalinan oleh tenaga non medis yaitu proses persalinan yang
dibantu oleh tenaga non kesehatan yang biasa dikenal dengan istilah dukun bayi.
Dalam tatanan masyarakat yang masih memegang tradisi adat, dukun masih
memegang peranan yang sangat penting. Adanya asumsi pada masyarakat kita
bahwa melahirkan di dukun mudah dan murah, merupakan salah satu penyebab
terjadinya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan.
b. Penyebab
Penyebab persalinan di tenaga non medis:
1. Disparitas antar wilayah (Jauh dari nakes)
2. Pendidikan (Pendidikan yang rendah)
3. Ekonomi (Ibu dengan tingkat penghasilan rendah hampir lima kali lebih
besar melakukan persalinan dirumah dibandingkan dengan ibu dengan
tingkat pengeluaran tinggi)
c. Penanganan
Penanganannya dengan diadakan program penempatan bidan di desa yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita.
Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan masyarakat
setempat, dengan menjalin hubungan kemitraan antara keduanya.
d. Peran bidan
Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk mengadakan desa siaga yang
meliputi pengaturan transportasi setempat yang siap melakukan rujukan
kedaruratan, mengadakan pengaturan biaya bagi masyarakat yang tidak mampu.
4. Perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas
a. pengertian
Budaya adalah suatu pola hidup yang menyeluruh.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia dalam
kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Beberapa perilaku dan
aspek sosial budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas
antara lain :
1. Health believe adalah Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun
temurun dalam pemberian makanan bayi.
Contohnya : di daerah nusa tenggara barat ada pemberian nasi papah
atau di jawa dengan tradisi nasi pisang
2. Life style adalah Gaya hidup yang berpengaru terhadap kesehatan
Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok
3. Health seeking behavior adalah Salah satu bentuk perilaku sosial
budaya yang mempercayai apa bilah seseorang sakit tidak perlu
pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung
atau mendatangi dukun
b. Perilaku sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas
pada ibu hamil dan ibu bersalin
1. Hamil
Beberapa contoh perilaku sosial budaya masyarakat yangh berkaitan
dengan kehamilan antara lain :
a. Upacara –upacara yang di lakukan untuk mengupayakan keselamatan
bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya
adalah upacara mitoni, procotan,dan brokohan
b. Mengidam, dikotomi panas dingin
c. Larangan masuk hutan
d. Pantangan keluar waktu maghrib
e. Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan lilitan tali pusat
f. Tidak boleh duduk di depan pintu
g. Tidak boleh makn pisang dempet
2. Persalinan
Beberapa contoh perilaku sosial budaya dalam persalinan yang ada di
masyarakat antara lain :
a. Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan menjaga nama baik
b. Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan
c. Memasuki minyak ke dalam vagina supaya bersalin lancar
d. Melahirkan di daerah terpencil hanya dengan dukun
e. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan
f. Makan daun kemangi membuat jari-jari lengket sehinggga
mempersulit persalinan.
c. Peran bidan komunitas terhadap perilaku selama persalinan
1. Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat
persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan
2. Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi
tempat dan peralatan
3. Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga
kesehatan setempat, Contoh kasus perilaku dan sosial budaya yang
berpengaruh pada pelayanan kebidanan yang positif Selamatan 7 bulan
(pada ibu hamil)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masalah pelayanan kebidanan yaitu kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja,
angka kejadian BBLR, PUS (Pasangan Usia Subur), pertolongan persalinan oleh
tenaga non medis, dan IMS. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. Namun. masalah kematian
dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar.
Tingkat fertilitas/ tingkat kesuburan yang mana sumbernya adalah PUS
(pasangan usia subur) merupakan salah satu masalah kebidanan yang perlu
mendapatkan perhatian karena dengan tingginya tingkat fertilitas tanpa diiringi oleh
tingkat pengetahuan akan sistem reproduksi akan meningkatkan AKI dan AKB.
Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu proses persalinan yang
dibantu oleh tenaga non kesehatan yang biasa dikenal dengan istilah dukun bayi.
Dalam tatanan masyarakat yang masih memegang tradisi adat, dukun masih
memegang peranan yang sangat penting. Adanya asumsi pada masyarakat kita bahwa
melahirkan di dukun mudah dan murah, merupakan salah satu penyebab terjadinya
pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan.
IMS adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan kelamin atau
kontak intim. Umumnya mata rantai penularan IMS adalah PSK. Rasio penularan
akan meningkat bila pemakaian kondom dan hubungan seksual dengan PSK tidak
dilakukan. PMS banyak ditemui Gonorrhoe (GO), sifilis, trikomoniasis, herpes
simpleks, HIV/AIDS.
B. SARAN
Sebaiknya seorang bidan mengetahui tentang masalah pelayanan kebidanan di
tingkat pelayanan kesehatan, sehingga akan lebih tanggap untuk melakukan
pencegahan akan timbulnya masalah yang terjadi. Sedangkan bila sudah terlanjur
masalah kesehatan tersebut muncul maka bidan akan lebih cepat dalam
penanganannya dan dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain serta
masyarakat. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. .Dalam pembuatan makalah ini kami
tidak luput dari kesalahan. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin
DAFTAR PUSTAKA

Makalah kesehatan. Oktober 2016, makalah masalah kebidanan dalam komunitas.


diakses 01 mei 2020
Welhemina randa. 28 maret 2018. masalah kebidanan komunitas. diakses 01 mei 2020

Anda mungkin juga menyukai