POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2024 A. Konsep dasar kebidanan komunitas 1. Definisi kebidanan komunitas Menurut IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (Bustami & dkk, 2017). Komunitas Berasal dari bahasa latin: - comunicans : kesamaan - communis : sama, public, banyak - community : masyarakat setempat Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Menurut United Kingdom Central Council for Nursing Midwifery Health para praktisi bidan yang berbasis komunitas harus dapat memberikan supervise yang dibutuhkan oleh perempuan selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara komprehensif (Bustami & dkk, 2017). Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau institusi. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan bayi dalam proses kelahiran. Bidan komunitas mempunyai pengetahuan yang luas dalam segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena tugasnya adalah bersama-sama perempuan sebagai partner untuk menerima secara positif pengalaman proses kehamilan dan persalinan, serta mendukung keluarga agar dapat mengambil keputusan atau pilihan secara individual berdasarkan informasi yang telah diberikan (Bustami & dkk, 2017). 2. Tujuan kebidanan komunitas a. Tujuan umum 1) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu 2) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kebidanan komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal b. Tujuan khusus: 1) Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas 2) Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan 3) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat 4) Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat 5) Meningkatkan kemampuan individu/keluarga/masyarakat untuk melaksanakan askeb dalam rangka mengatasi masalah 6) Tertanganinya kelainan resiko tinggi/rawan yang perlu pembinaan dan pelayanan kebidanan 7) Tertanganinya kasus kebidanan dirumah 8) Tertanganinya tidak lanjut kasus kebidanan dan rujukan 9) Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak 10) Pelayanan KIA/KB/imunisasi 11) Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan daerah 12) Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/KB diwilayah 13) Bimbingan pada kader posyandu/kesehatan/dukun bayi 14) Mengidentifikasikan kerjasama LP/LS 15) Kunjungan rumah 16) Penyuluhan laporan dan seminar dan evaluasi 17) Askeb pada sasaran KIA 18) Menolong persalinan rumah 19) Melakukan tindakan kegawatdaruratan kebidanan sesuai kewenangan 3. Sasaran kebidanan komunitas a. Ibu : Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa interval, menopause b. Anak : Meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita, prasekolah, dan anak usia sekolah c. Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi d. Kelompok penduduk : Kelompok penduduk rumah kumuh, daerah terisolir, daerah tidak terjangkau e. Masyarakat : Dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat keseluruhan : remaja, calon ibu, kelompok ibu 4. Ruang lingkup kebidanan komunitas a. Promotif (peningkatan kesehatan) 1) informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi 2) penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil 3) informasi tentang tanda bahaya kehamilan 4) ASI eksklusif b. Preventif (pencegahan penyakit) 1) imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil 2) pemberian tablet Fe 3) pemeriksaan kehamilan, nifas, dll 4) posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita c. Kuratif (pemeliharaan dan pengobatan) 1) perawatan payudara yang mengalami masalah 2) perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah 3) rujukan bila diperlukan d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) 1) latihan fisik pasca ibu bersalin 2) pemberian gizi ibu nifas 3) mobilisasi dini pada ibu pasca salin 4) Resosiantitatif (mengfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya. 5) menggerakkan individu–masyarakat kelingkungan masyarakatnya seperti dasawisma, desa siaga, tabulia 6) membuat masyarakat untuk melakukan suatu program dalam bidang kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut.
B. Kebidanan komunitas di Amerika
Pada tahun 1955, komunitas bidan bidan wanita membuat American Collage of Nurse -Midwives (ACNM), Tahun 1980, bidan menjadi sebuah profesi dengan lahan praktik yang spesifik dan membutuhkan organiosasi yang mengatur profesi tersebut. Tahun 1995, perkembangan bidan di Amerika mengalami kemajuan yang sangat pesat, termasuk dalam memberikan pelayanan kebidanan di masyarakat/komunitas (Prajayanti & Ulya, 2022). Dalam bukunya Theory For Midwifery Practice, Rosamund Bryar memaparkan tentang perkembangan pelayanan kebidanan yang ada di Amerika. Bryar menyatakan bahwa (Prajayanti & Ulya, 2022): 1. Tahun 1765 Pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka. Akhir abad ke-18 banyak kalangan medis berpendapat secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan menerapkan metode obstetric Pendapat ini digunakan untuk menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang, tidak teroganisir dan tidak dianggap professional 2. Tahun 1770-1820 Para wanita golongan atas di kota-kota besar, melahirkan ditolong olah "Bidan Pria" / dokter. Bidan hanya menangani persalinan wanita yang tidak mampu membayar dokter. Pada masa itu juga terjadi perubahan persepsi dimana kelahiran merupakan masalah medis yang harus ditangani oleh dokter. 3. Sampai dengan pada awal abad 20 Para bidan berperan seperti dokter berpengalaman tanpa pendidikan spesifik, standar-standar, atau peraturan-peraturan yang mengatur dalam memberikan pelayanan kebidanan. 4. Tahun 1915 Dokter Joseph de Lee menyatakan kelahiran bayi adalah patologis dan bidan tidak mempunyai peran didalamnya. Pada saat ini mulai diberlakukannya protap pertolongan persalinan yaitu : 1) memberikan sedative pada awal inpartu 2) membiarkan servik berdilatasi 3) memberikan ether pada kala II 4) melakukan episiotomi 5) melahirkan bayi dengan forcep 6) ekstraksi placenta 7) memberikan uterotonika 8) menjahit episiotomi 5. Tahun 1900-1930 Akibat protap yang diberlakukan tersebut, AKI mengalami penurunan menjadi 600-700 kematian per 100.000 kelahiran hidup.30- 50% wanita melahirkan di rumah sakit DAFTAR PUSTAKA
Bustami, L. E., & dkk. (2017). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. padang: CV. Rumahkayu Pustaka Utama.
Prajayanti, H., & Ulya, N. (2022). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Pekalongan: Guepedia.