Anda di halaman 1dari 18

KONSEP

KEBIDANAN
KOMUNITAS YANG
BERPERSPEKTIF
GENDER DAN HAM
Dosen Pengampu:
Yussie Ater Merry, S.ST., M. Keb
1
Nama Anggota Kelompok 4:

Annisa Mardiana (224110484 )


Disha Gytri Ananda (224110490)

Elsa oktafia ( 224110491)

Hanifah Dzakiyyah ( 224110495)


Rizka Azizi (224110512)
Definisi Kebidanan Komunitas

Kebidanan merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni untuk mempersiapkan
kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, pengaturan kesuburan, klimakterium dan
menopause, bayi baru lahir dan balita.(Pinem,2022)

Kata komunitas berasal dari bahasa latin yaitu "communitas" yang artinya "kesamaan", juga
Communis yang berarti sama. Komunitas artinya sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu.(pinem,2022)

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada aspek - aspek psikososial
budaya yang ada di komunitas. Maka seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang
bersifat individual maupun kelompok (Wahyuni, 2018)
Sejarah Kebidanan Komunitas di Indonesia dan
Beberapa Negara Lain

Perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia tidak terbatas dari masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan,
politik/ kebijakan pemerintah dalam pelayanan dan pendidikan tenaga kesehatan
a. Sejarah Kebidanan komunitas di Indonesia
Riwayat kebidanan komunitas di indonesia bermula pada tahun 1807 yaitu pada zaman pemerintahan Hindia
Belanda, pertolongan persalinan ditolong oleh dukun. Kemudian pada tahun 1951, berdiri sekolah bidan bagi
wanita pribumi di Batavia. Pada tahun 1953 diadakan kursus tambahan Bidan (KTB) di Yogyakarta dan
dikembangkan di daerah lain. Kemudian dibukalah BKIA (Balai Kesehatan Ibu Dan Anak) dan Bidan
sebagai penanggung jawab pelayana ANC.,PNC,dan INC.

Pada tahun 1967, kursus tambahan Bidan (KTB) ditutup, dan BKIA terintegrasi dengan Puskesmas. Pada
tahun 1978 diadakan konferensi internasional mengenai pelayanan kesehatan dan Primary Health Care
(PHC), yang diadakan di Alma Ata.Dalam pertemuan tersebut, dinyatakan bahwa PHC merupakan kunci
terwujudnya sehat untuk semua di tahun 2000
Sejarah Kebidanan Komunitas di Indonesia dan
Beberapa Negara Lain

Kesepakatan ini terkenal dengan deklarasi "Alma Atta".Keberadaan Puskesmas merupakan perwujudan dari pelaksanaan
dari PHC tersebut. Puskesmas sendiri merupakan unit pelayanan kesehatan dasar terintegrasi, yang memberikan
pelayanan di suatu wilayah kerja, sehingga dengan terbentuknyaPuskesmas, maka pelayanan kesehatan ibu dan anak
dintegrasikan dan menjadi salah satu kegiatan pokok puskesmas

Tahun 1990, pelayanan kebidanan mulai merata dan dekat dengan masyarakat. Presiden memberikan instruksi pada
tahun 1992 secara lisan pada sidang cabinet tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatannya di Desa (Bidan
Desa) dengan tugas yaitu pelaksanaan KIA (Kesehatan ibu dan Anak) diantaranya: ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir serta memberikan pelayanan KB.

Tahun 1993, di Indonesia dibuka PPB B ( lulusan Akper, lama pendidikan 1 tahun, sebagai tenaga pengajar pada PPB A,
hanya 2 angkatan saja). Sedangkan PPB C yakni lulusan SMP, lama pendidikan 6 semester) yang berada di 11 propinsi
yaitu Aceh, Bengkulu, lampung, Riau, Kalbar, kaltim, Kalsel, Sulsel, NTT, Maluku dan Irian Jaya.
Sejarah Kebidanan Komunitas di Indonesia dan
Beberapa Negara Lain

1) Tahun 1994-1995, pendidikan bidan jarak jauh (distance learning) di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
2) Tahun 1996, ACNM mengadakan training of trainer untuk pelatih LSS.
3) 1995-1998 IBI bekeria sama dengan mother care melakukan pelatihan dan peer review bagi bidan R
S, PKM, dan bidan desa di Provinsi Kalimantan Selatan.
4) 2000, dibuka program Diploma IV Kebidanan.
5) 2004, dibuka program Sarjana (S1) Kebidanan di Universitas Airlangga.
6) 2006, dibuka program Pascasarjana (S2)Kebidanan di Universitas Padjajaran.
7) 2008, dibuka program S1 + Profesi Kebidanan di Universitas Airlangga.
8) 2011, dibuka program Pascasarjana (S2) Kebidanan di Universitas Andalas dan Universitas Brawijaya
Sejarah Kebidanan Komunitas di Indonesia dan
Beberapa Negara Lain

b.Negara lain

1) Selandia baru
Selandia Baru telah mempunyai peraturan wacana cara kerja kebidanan semenjak tahun 1904.Karena adanya
otonomi bagi pekerja yang bergerak dalam praktiknya dengan lingkup praktik yang penuh di awal tahun
1900,Seorang bidan bekerja di masyarakat di mulai dengan bekerja di rumah sakit dalam area tertentu, ibarat klinik
antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas, kehamilan dan persalinan menjadi terpisah menjadi khusus dan tersendiri
secara keseluruhan, Di Selandia Baru, para wanita melawan model asuhan persalinan tersebut dan menginginkan
kembalinya bidan 'tradisional' yaitu seseorang yang berpengalaman dari mulainya kehamilan hingga dengan
abadsetelah persalinan

Pada masa 80-an, bidan bekerja sama dengan para perempuan untuk menegaskan kembali otonomi bidan dan bahu-
membahu sebagai partner mereka dan telah membawa kebijakan politik yang diperkuat dengan pengakuan wacana
profesionalisme praktik bidan. Sebagian besar bidan di Selandia Baru mulai menentukan untuk bekerja dengan
tanggung jawab penuh kepada klien dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Saat ini, 86% perempuan
mendapatkan pelayanan dari bidan selama kehamilan hingga nifas, dan asuhan berkelanjutan pada persalinan
bersedia dilakukan di rumah ibu. Sekarang
Sejarah Kebidanan Komunitas di Indonesia dan
Beberapa Negara Lain

2) Belanda
Awal tahun 1970-an, angka persalinan di rumah berkisar 70%, dan pada masa ini pekerjaan tenaga bidan
sangat berat dan pendapatannya rendah, Tahun 1980-an merupakan masa kebangkitan bidan di Belanda.
Bidan menjadi sangat militan, karena harus mempertahankan persalinan di rumah. Bidan-bidan banyak
menghasilkan buku dan video pengajaran yang dipublikasikan

Bidan mulai merambah area politik untuk meningkatkan pendapatannya dan memperoleh pengakuan
terhadap pelayanan yang diberikan. Masa ini, The Active Birth berpindah di United Kingdom (UK) dan
Michel Odent membantu memberikan ide dan bekerja sama dengan bidan, sehingga bidan dapat
menunjukkan aspirasinya. Salah satu aspirasi bidan adalah posisi menolong persalinan dari posisi tidur
menjadi posisi duduk. Selain itu, diperlukan sebuah penelitian besar untuk mendukung praktik kebidanan.

Tahun 1990-an, merupakan masa pencerahan bagi profesi bidan dan membawa cara berpikir vang baru.
Sejarah Kebidanan Komunitas di Indonesia dan
Beberapa Negara Lain

3)Amerika serikat
Di Amerika menerapkan sistem Homebirth. Homebirth adalah metode persalinan alami yang
dilakukan di rumah pribadi dan berlangsung secara normal hanya dengan bantuan bidan. Persalinan
homebirth dilakukan secara normal vaginal (vaginal birth) dan tanpa bantuan obat- obatan atau alat
pemacu kelahiran (drip). Paket persalinan di rumah mulai populer di negara- negara maju. Persalinan
dilakukan di rumah dengan mendatangkan tenaga penolong persalinan seperti bidan atau dukun ke
rumah karena terbatasnya akses ibu untuk menuju rumah sakit atau hambatan sosial ekonomi si calon
ibu untuk mendapatkan layanan persalinan yang cukup.
Fokus/Sasaran Kebidanan Komunitas

Ukuran keberhasilan bidan di komunitas adalah bangkitnya


atau lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah
dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidup
perempuan di wilayah tertentu dengan sasaran sebagai
berikut.
1. Secara umum b.Anak
Lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi Meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita,
masyarakat tokoh masyarakat, dan kelompok prasekolah, dan anak usia sekolah.
masyarakat. c. Keluarga
Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan
2. Secara Khusus anak, perneliharaan ibu. sesudah persalinan, perbaikan gizi,
Perempuan selama dalam siklus kehidupannya, yaitu imunisasi..
mulai sejak konsepsi sampai lanjut usia, yang dapat d.Masyarakat
dijabarkan sebagai berikut. Pemberian asuhan ditujukan kepada remaja, calon ibu, dan
a.Ibu kelompok ibu.
Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas,
masa interval, menopause.
Prinsip dan Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas sebagai Area Praktik dan Pelayanan
Kebidanan

Prinsip pelayanan pada asuhan kebidanan komunitas meliputi:

1. Kebidanan komunitas merupakan multi disiplin yangs meliputi ilmu kesehatan masyarakat, sosial, psikologi, ilmu
kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas.
2. Selalu berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan klien
3. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi berupa kelompok sasaran
(jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia)
dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan.Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1
kelurahan/ kawasan perumahan/ perkantoran
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK,
kelompok ibu-ibu pengajian, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
5. Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya
(Wahyuni, 2018)
Tujuan Bidan di Komunitas. 6) Pelayanan KIA/KB/imunisasi.
7) Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan
Tujuan umum: daerah.
1) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga 8) Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/KB di
terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu wilayah.
2) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah 9) Bimbingan pada kader posyandu/kesehatan/ dukun
kebidanan komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bayi.
10) Mengidentifikasikan kerja sama LP/LS.
b. Tujuan khusus:
11) Kunjungan rumah.
1) Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas
12) Penyuluhan laporan dan seminar dan evaluasi
2) Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan
3) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
4) Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat
5) Meningkatkan kemampuan individu/keluarga/ masyarakat untuk
melaksanakan askeb dalam rangka mengatasi masalah.
Pengertian Gender dan Seks

Pengertian Gender
Gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan ditinjau dari segi nilai dan tingkah
laku (Webster's New World Dictionary). Definisi gender juga diartikan sebagai konsep cultural yang berupaya
membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karateristik emosional antara laki-laki
dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Women's Studies Encyclopedia).

Oakley Stoller dalam bukunya Sex, Gender and Society mengemukakan bahwa gender adalah perbedaan yang
bukan bersifat biologis dan bukan kodrat Tuhan. Stoller mengartikan gender merupakan konstruksi sosial atau
atribut yang dikenakan pada manusia yang dibangun oleh kebudayaan manusia.(Dr.Dra. Alifiulahttin Utaminingsih,
2017)
Pengertian Gender Dan Seks

Pengertian seks
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang
sering disebut jenis kelamin (Ing: sex). Sex secara umum digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi
biologis. Oleh sebab itu istilah sex merujuk pada persoalan reproduksi
dam aktivitas seksual.
Pengertian Gender dan Seks

Pengertian seks Menurut para Ahli

1) Menurut Budianto (1993) seks berasal dari kata sexe atau secare yang berartimemotong atau memisahkan.seks
membuat garis pemisah yang tegas antara jenis kelamin jantan dan betina atau laki-laki dan
perempuan.kata"seks"lebih banyakmengacu pada alat kelamin (genetalia) gairah, libido seksual dan aktifitas
seks
2) Menurut WHO (2006) Seks dialami dan diekspresikan salah satunya melalui sikap seksuaL Sikap seksual
sesorang akan memengaruhi keputusan dan bentuk perilaku seksual yang dipilihnya. Seks berarti kelamin yang
sedang dalam arti luas sering disebut dengan seksualitas tidak hanya menyangkut kelamin saja tetapi semua
aspek perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari sisi fisik biologis, psikis dan sosial yang berhubungan
dengan manusia serta diekspresikan salah satunya melalui sikap seksual.
Sensitifitas Gender

Sensitivitas gender sebagai suatu kualitas kesadaran bahwa dalam pendidikan laki-laki dan perempuan harus
diperbolehkan untuk mengadopsi sifat dan gayanya masing-masing tanpa takut terdiskriminasi. (Oleh
Widyatmike Gede Mulawarman, 2018)

Kesadaran bahwa laki-laki dan perempuan memiliki pengalaman yang berbeda, termasuk memiliki
kesempatan yang berbeda terutama dalam hal akses dan kontrol terhadap sumber daya dan keuntungannya,
dan tiap individu laki-laki dan perempuan memiliki pengalaman yang heterogen yang tidak bisa
disamaratakan. Serta kesadaran bahwa diskriminasi gender bersifat sistemis yang bisa termanifestasi dalam
berbagai bidang kehidupan, dari struktur masyarakat terbesar sampai ke yang terkecil. (Abbasi, Anwar,
Habib, 2019)

Anda mungkin juga menyukai