Anda di halaman 1dari 53

FERTILITAS

Kelompok 2
Kelas A Kelas C
Khairunnisa Hasan (2010713010) Farah Namira Anjani (2010713049)
Anisa Afianti Nur (2010713012) Janu Dimas Saputra (2010713085)
Adella Delisa Putri (2010713013) Desi Apriliana Z. (2010713093)
Keren Stelin M. (2010713014) Nadya Audina F. (2010713109)
Agnes Gonxa M. H. (2010713015) Sekar Ayu Putri (2010713124)
Dian Pertiwi (1810713053) Rossa Shafira Nur S. (2010713157)

Kelas B Kelas D
Annisa Anindita R. (2010713004) Aria Putra Yuda (2010713058)
Salsabila Shinta M. (2010713065) Diva Anita C. S. (2010713123)
Indah Tri Utami (2010713066) Nabila Erinaputri (2010713137)
Inezca Junistias R. S. (2010713076) Balqis Triaya D. (2010713138)
Tania Rahmayanti (2010713148) Siti Humaira Syarif (2010713146)
Mutiara Aisyah Fitriani (2010713153)
PENGERTIAN FERTILITAS

Fertilitas menurut (WHO dalam Maharani et al, 2020)


adalah ketika seorang bayi telah lahir dengan tidak
memperhitungkan lamanya bayi di dalam
kandungan dan terdapat tanda kehidupan dari si
bayi seperti dapat bernapas, memiliki detak jantung,
dapat bergerak, dan sebagainya.
PENGERTIAN FERTILITAS
MENURUT PARA AHLI
•Menurut Mulyadi (2003 : 18)
Fertilitas merupakan hasil reproduksi yang nyata dari seorang atau sekelompok perempuan.
Dengan maksud lain fertilitas ini merupakan banyaknya bayi yang lahir secara hidup-hidup.

•Menurut Mantra (2003 : 145)


Arti dari fertilitas sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu keluarnya bayi dari rahim
seorang atau sekelompok perempuan yang menghasilkan tanda-tanda kehidupan seperti
bernafas, berteriak, menangis, jantung berdenyut, dan sebagainya.
Menurut Sukarno (2010)
Fertilitas merupakan jumlah anak yang dilahirkan, dengan pengertian
anak yang dilahirkan dalam kondisi hidup dengan menunjukkan tanda-
tanda kehidupan. Jika pada saat dilahirkan bayi dalam kondisi hidup
kemudian meninggal, maka bisa disebut dengan Anak Lahir Hidup (ALH).

Dapat disimpulkan bahwa fertilitas adalah dimana terdapatnya bayi telah


lahir hidup hasil reproduksi seorang wanita yang dapat mempengaruhi
jumlah penduduk. Bayi tersebut juga memiliki tanda-tanda
kehidupan,seperti bernapas dan memiliki denyut jantung.
FERTILITAS DAN FEKUNDITAS
FERTILITAS
Fertilitas dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang atau sekelompok wanita dimana fertilitas menyangkut
jumlah kelahiran bayi yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya
meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang
bayi (Han and goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee 2019).
FEKUNDITAS
Fekunditas secara singkat didefinisikan sebagai
potensi fisik untuk melahirkan anak. Menurut
(Jumliadi et al, 2020). Adapun fekunditas
(fecundity) menurut (Mantra, 2008: 145)
merupakan kemampuan fisiologis dan biologis
seorang perempuan untuk menghasilkan anak
lahir hidup (Fitriadi 2018).
PERBEDAAN DAN KETERKAITAN
ANTARA FERTILITAS DAN
FEKUNDITAS
PERBEDAAN
Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara
keduanya, yaitu fertilitas dapat diartikan sebagai kemampuan
seorang wanita untuk menghasilkan kelahiran hidup,
sementara fekunditas adalah potensi seorang wanita untuk
menjadi hamil. Fertilitas cenderung kearah kuantitatif atau
jumlah dari setiap anak yang dihasilkan oleh wanita
melahirkan. Sedangkan fekunditas lebih kepada kualitas
kemampuan biologis seorang wanita untuk mengandung dan
melahirkan.
KETERKAITAN
Antara fekunditas dengan fertilitas dapat dikatakan memiliki
keterkaitan. seorang wanita yang memiliki fekunditas yang baik
merupakan modal yang besar dari seorang wanita untuk
mendapatkan fertilitas yang baik dalam hidupnya. Tingkat fekunditas
seorang wanita dilihat proporsi dan kondisi tubuh yang dimilikinya.
Jadi apabila proporsi dan kondisi tubuh seorang wanita sesuai untuk
bisa mengandung dan melahirkan anak maka semakin meningkat
pula fertilitas wanita tersebut. dengan demikian, fertilitas dibatasi dan
cenderung lebih dibawah fekunditas. Seorang wanita yang tidak bisa
mengandung (mandul) dapat disebut infectud atau sterile.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI FERTILITAS
Menurut Davis dalam Bagoes Mantra (2003), faktor yang dapat
mempengaruhi fertilitas terbagi menjadi dua faktor yaitu :
FAKTOR DEMOGRAFI : FAKTOR NON DEMOGRAFI :
1.Usia kawin pertama 1.Tingkat pendidikan
2.Struktur perkawinan 2.Keadaan ekonomi penduduk
3.Proporsi perkawinan 3.Urbanisasi
4.Industrialisasi
4.Paritas
5.Perbaikan status perempuan
5.Distrubsi perkawinan
6.Penggunaan alat kontrasepsi
Selain faktor-faktor tersebut, faktor sosial juga
dapat mempengaruhi tingkat pendidikan ibu,
status ketenagakerjaan ibu, usia kawin pertama
ibu, penggunaan alat kontrasepsi, dan tingkat
pendapatan orang tua.
TEORI FERTILITAS
MENURUT PARA AHLI
1. Teori Davis dan Blake (1956)
Davis dan Blake menyatakan bahwa proses reproduksi berlangsung
melalui 3 tahap yaitu tahap hubungan kelamin, konsepsi dan
kehamilan/kelahiran. David dan Blake dalam bukunya menyatakan bahwa
faktor-faktor sosial mempengaruhi fertilitas melalui variabel antara.
Variabel antara yang dikemukakan oleh David dan Blake terbagi
kedalam 3 kelompok utama :

1.Faktor yang mempengaruhi kemungkinana hubungan kelamin


pada usia produksi :
a.Usia memulai hubungan kelamin
b.Proporsi wanita yang tidak pernah hubungan kelamin
c.Lamanya masa reproduksi akibat disrupsi kawin
d.Abstinensi sukarea
e.Abstinensi secara paksa
f. Frekuensi hubungan seks
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi konsepsi :
a.Kesuburan dan kemandulan biologis yang tak disengaja
b.Menggunakan/ tidak menggunakan alat kontrasepsi
c.Kesuburan dan kemandulan yang disengaja
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan dan
kelahiran :
a.Kematian janin oleh faktor-faktor yang tidak disengaja
b.Kematian janin oleh faktor-faktor yang disengaja
2. Teori Freedman

Ronald Freedman (1962) melakukan analisis dan


mengembangkan variabel antara milik Davis dan Blake untuk
membuat kerangka teori analisis faktor yang mempengaruhi
fertilitas. Dalam bukunya yang berjudul “The Sociology of
Human Fertility” Freedman menambahkan bahwa faktor
lingkungan juga mempengaruhi tingkat fertilitas.
Selain faktor lingkungan faktor lain yang juga dikemukakan oleh
Freedman yaitu tingkat mortalitas, norma tentang besarnya
keluarga, struktur sosial ekonomi dan norma tentang variabel
antara. Berikut adalah kerangka analisis Ronald Freedman:
3. Teori Hawthorne (1970)
Hawthorne mengemukakan bahwa dalam kesadaran untuk
membatasi kelahiran atau fertilitas tergantung kepada latar belakang
tempat tinggal atau lingkungan, tingkat pendidikan dan besaran
penghasilan.

4. Teori Liebenstein (1958)


Menurut Liebenstein anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek Utility
(kegunaan) dan aspek Cost (biaya).
5. Teori Becker (1960)
Dari sisi ekonomi, Becker menilai anak sebagai suatu barang konsumsi
yang memberikan suatu kepuasan tertentu bagi orang tua dan juga
merupakan sumber pendapatan ekonomi fertilitas menurut becker
dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, biaya memiliki anak dan
meningkatnya pendapatan yang dapat meningkatkan tuntutan kepada
anak.
ANGKA KELAHIRAN
Keadaan wanita melahirkan seorang bayi pada waktu tertentu
merupakan istilah yang sering kita sebut dengan kelahiran. Ada
beberapa istilah yang digunakan selain kelahiran, yairu fertilitas,
birth, dan natalitas. Oleh karena itu, angka kelahiran dapat
diartikan jumlah angka kelahiran dalam rentang waktu selama
satu tahun per 1.000 masyarakat.
Rumus Angka Kelahiran secara umum
A𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 = (𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎
𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)/(𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡) 𝑥
1.000

Adapun klasifikasi angka kelahiran adalah sebagai berikut :


Tinggi : Angka kelahiran lebih dari 30
Sedang : Angka kelahiran 20 – 30
Rendah : Angka kelahiran kurang dari 20
1. Faktor-faktor yang mendukung kelahiran
(Pronatalitas)
Pernikahan usia dini
Adanya anggapan ”banyak anak banyak rejeki”
Anak sebagai jaminan untuk hari tua agar ada yang merawat
orang tuanya
Anak sebagai lambang kebanggaan
Masa damai, aman dan tentram, pada keadaan yang demikian
keluarga akan lebih berkesempatan untuk punya anak.
2. Faktor-faktor yang tidak mendukung kelahiran
(Antinatalitas)
Adanya ketentuan batas umur menikah
Rendahnya tingkat kesehatan
Adanya program pemerintah yang membatasi jumlah anak
Adanya anggapan orang-orang modern bahwa anak merupakan
beban bagi orang tua
Wanita karir biasanya tidak mau punya anak, takut karirnya akan
berhenti atau hilang
Masa-masa perang atau tidak aman, tidak memung-kinkan
keluarga untuk berkumpul. (Drs. Kustopo 2018)
3. Negara dengan Angka Kelahiran Tertinggi
Berdasarkan data yang dikutip dari CIA World Factbook 2021. Negara
dengan angka kelahiran tertinggi di dunia terjadi pada negara Niger. Pada
angka kelahiran setiap peremuan pada negara Niger adalah sebesar 47,28
dengan artian, adanya 47,28 bayi yang lahir setiapa 1.000 penduduknya.
Dengan angka tersebut negara Niger masuk pada peringkat utama
sebagai angka kelahiran tertinggi di dunia. Dengan jumlah populasi
penduduk sebanyak 23, 605,767 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk
sebesar 3,65% (CIA, 2021).
4. Negara dengan Angka Kelahiran Terendah
Berdasarkan data yang dikutip dari CIA World Factbook 2021. Negara
dengan angka kelahiran rendah di dunia yaitu Saint Pierre and
Miquelon (North America) selepas negara Monaco. Angka kelahiran
Saint Pieree an Miquelon berjumlah 6.58 kelahiran yang mengartikan
bahwa hanya 6,58 bayi yang diahirkan dari setiap 1.000 penduduknya,
dengan populasi 5,77 juta jiwa dengan jumlah pertumbuhan
penduduk sebesar -1,2%. Sedangkan pada negara Monako
menunjukkan angka kelahiran pada 6,63 kelahiran dari setiap bayi
yang dilahirkan per1.000 penduduknya. (CIA, 2021).
5. Angka Kelahiran di Indonesia

Indonesia memproyeksikan jumlah penduduknya pada tahun 2019


akan mencapai 266,9 juta jiwa dengan komposisi 134 juta jiwa laki –
laki da 132,8 juta jiwa perempuan. Sementara itu, jumlah kematian
(mortalitas) sebesar 1,6 juta jiwa pada 2019 dan terus meningkat
hingga 2045 sebesar 3,2 juta jiwa. Jumlah kelahiran (fertilitas)
penduduk Indonesia pada tahun 2019 mencapai 4,4 juta jiwa.
Sehingga angka kelahiran di Indonesia rendah dan jumlah
kematiannya yang tinggi.
Sumber Data Fertilitas
Sensus Penduduk Registrasi Penduduk
Bahan dari jumlah dan karakteristik Pengumpulan data yang dilakukan dari
yang dimiliki oleh kumpulan orang waktu ke waktu (Tukiran, 2016).
dimana kumpulan orang tersebut Berkaitan dengan komponen penduduk
dijadikan sampel (Sugiyono, 2012). dinamis (kelahiran, kematian, mobilitas,
Menggunakan sistem aktif pekerjaan, perkawinan, dan perceraian.
Sensus de facto Menggunakan sistem pasif.
Penjumlahan yang menetapkan bahwa
penduduk suatu negara apabila
melakukan pemilihan harus Survei Penduduk
bersangkutan dengan negaranya
tersebut. Diambil dengan mengambil sampel dengan
Sensus de jure penekanan atau topik yang berbeda sesuai
Berdasarkan tempat tinggal penduduk. kebutuhan.
Misal : KTP
Ukuran Dasar Fertilitas
Ukuran Fertilitas Tahunan
1. Crude Birth Rate (CBR)
Jumlah kelahiran pada tahun tertentu per 1000
pasa pertengahan tahun, untuk mengetahui tingkat
kelahiran daerah tertentu.

Contoh :
Pada tahun 2019 jumlah penduduk pertengahan tahun Dengan demikian, pada tahun
sebanyak 3.526.900. Jumlah kelahiran sebanyak 120.885 2019 tiap 1000 penduduk
jiwa. Maka CBR pada tahun 2019 adalah? terdapat 34,3 kelahiran bayi.

CBR = 120.885 / 3.526.900 x 1000


CBR = 34,3
Ukuran Fertilitas Tahunan
2. General Fertility Rate (GFR) Contoh :
Pada desa Tangguh Jaya terdapat wanita
Jumlah kelahiran bayi yang hidup per 1000 dengan rentang umur 15-49 tahun yang
penduduk wanita usia 15-49 tahun. berjumlah 8.500 pada tahun 2015. Sedangkan
bayi yang dilahirkan pada tahun tersebut
sebanyak 500 bayi. Berapakah angka kelahiran
umum?

GFR = 500/8500 x 1000


GFR = 58,82 = 59 bayi

Jadi, terdapat 59 bayi yang lahir per 1000


penduduk wanita usia 15-49 tahun pada tahun
2015.
Ukuran Fertilitas Tahunan
3. Age Specific Fertility Rate (ASFR)
Angka kelahiran menurut kelompok umur menunjukkan jumlah kelahiran yang dialami
oleh wanita kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun.
Ukuran Fertilitas Tahunan
4. Total Fertility Rate (TFR)
Jumlah kelahiran bayi laki-laki dan perempuan yang hidup
per 1000 penduduk dipertengahan tahun dengan rentang
usia ibu yang melahirkan yaitu 15-49 tahun. Dengan catatan
penduduk tersebut tidak mengakhiri masa hidupnya
sebelum masa reproduksinya berakhir.

Contoh : Dari tabel ASFR diatas


TFR = 5 (33+140+151+61+35+17+2) = 5 (439)
TFR = 2195 per 1000 perempuan usia 15 – 49 tahun atau
rata-rata 2,1 orang anak dilahirkan oleh tiap perempuan usia
15 – 49 tahun
Ukuran Fertilitas Kumulatif
1. Children Ever Born (CEB)
CEB atau jumlah anak yang dilahirkan hidup adalah jumlah
kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya bayi
tersebut di dalam kandungan. Children Ever Born
mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau
beberapa kelompok wanita selama reproduksinya
Contoh
2. Child Women ratio

CWR adalah rasio jumlah anak yang berumur di bawah 5 tahun


dengan jumlah perempuan dalam usia reproduksi yaitu sekitar 15-49
tahun.

Contoh
Banyaknya penduduk umur 0-4 tahun adalah 2.009.356.
Sedangkan banyaknya wanita umur 15-49 tahun adalah
6.876.009
CWR = 2.009.356 / 6.876.009 x 1000 = 292,2
Dengan demikian, rasio anak perempuan sebesar 292,2.
3. Contraceptive prevalence rate
CPR adalah angka persentase wanita usia produktif atau pasangan yang
menggunakan alat kontrasepsi tertentu saat melakukan hubungan seksual.

Contoh
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diperoleh data
untuk Provinsi Kalimantan Barat dari 591 perempuan usia reproduksi (15-49 tahun),
terdapat 378 perempuan yang menggunakan metode kontrasepsi modern.
Hitunglah CPR !
CPR = 378/591 x 100

= 63,9%

Artinya, terdapat 63,9% perempuan usia reproduktif yang menggunakan


kontrasepsi saat berhubungan seksual.
Ukuran Reproduksi
Angka reproduksi, yaitu ukuran yang berkaitan dengan kemampuan seorang perempuan untuk
menggantikan dirinya. Oleh karena itu, hanya bayi perempuan yang disertakan dalam
perhitungan ukuran reproduksi.

1. Gross Reproduction Rate (GRR)


POLA FERTILITAS INDONESIA
Pola fertilitas adalah bentuk/struktur pertumbuhan penduduk yang menggambarkan
jumlah kelahiran bayi.
1. Pola Fertilisasi Berdasarkan Penelitian Suku/Etnis
Di Indonesia, terdapat keterkaitan antara fertilitas dan
keberagaman kelompok suku atau etnis. Faktor yang
berhubungan dengan fertilitas menunjukkan bahwa budaya
serta kebiasaan setempat memiliki peran penting dan
berpengaruh terhadap fertilitas pada suatu wilayah. Pola
fertilitas menurut etnis juga dipengaruhi oleh wilayah tempat
tinggal dikarenakan mudahnya untuk mendapatkan pelayanan
dan fasilitas kesehatan secara optimal.
2. Pola fertilisasi berdasarkan penelitian Total Fertility Rate

Total Fertility Rate adalah pengukuran jumlah bayi laki-laki dan


perempuan yang lahir hidup per 1000 penduduk di wilayah tertentu
dengan catatan penduduk tersebut tetap hidup hingga masa
reproduksinya berakhir dengan perempuan yang melahirkan bayi
tersebut dengan rentang umur 15-49 tahun.

Metode pengukuran fertilitas menggunakan Total Fertility Rate sangat


erat kaitannya dengan penduduk. Berdasarkan TFR, penduduk
merupakan subjek dan objek dalam pembangunan. Salah satu metode
yang dapat digunakan untuk menghitung total fertility rate atau TFR
dengan menggunakan regesi semiparametik spline, yang merupakan
gabungan dari regesi parametik dan nonparametik.
3. Indikator yang mempengaruhi pola fertilisasi di Indonesia
Faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk atau fertilitas menurut Ida
Bagoes Mantra (2014), dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non
demografi.
Faktor demografi yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya fertilisasi adalah
perkawinan terdapat struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama.
Apabila, pernikahan terlalu dini atau muda akan menyebabkan lajunya tingkat
fertilitas penduduk di Indonesia karena banyak kesempatan dan umur yang masih
cukup untuk memiliki anak banyak, serta kurangnya pemahaman dan pengetahuan
terkait kelahiran dan perkawinan.
Faktor non demografi adalah faktor yang meliputi faktor sosial dan ekonomi
contohnya tempat tinggal, tingkat pendidikan dan status pekerjaan. Faktor
tempat tinggal mempengaruhi seseorang untuk berperilaku, bagaimana
seseorang tersebut hidup di lingkungannya. Faktor tingkat pendidikan
mempengaruhi pola fertilitas karena apabila wanita mendapatkan pendidikan
yang tinggi maka, wanita tersebut akan dapat mengontrol kehamilan dan
menunda pernikahan.
Bonus Demografi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Bonus diartikan sebagai upah tambahan selain (di luar) gaji
atau upah yang diberikan sebagai hadiah.

Dari Bahasa Yunani


demos = rakyat grafein = tulisan
Demografi adalah ilmu yang mempelajari mengenai rakyat
atau dinamika kependudukan manusia.
Suatu keuntungan ekonomi yang

Bonus terjadi ketika masyarakat

dengan usia produktif lebih


Demografi banyak daripada masyarakat

berusia nonproduktif.
Transisi Bonus Demografi
Gejala atau tanda-tanda negara tersebut sedang dalam periode bonus demografi,

Susunan penduduk yang semakin sempurna


Jumlah penduduk usia produktif yang semakin banyak.
Prediksi Bonus Demografi
2030-2040

Prediksi Penduduk Usia Produktif

Penduduk usia produktif diperkirakan


mencapai 64% dengan total penduduk
297 juta jiwa (Afandi, 2017).
Hasil Sensus Penduduk 2020
dengan Bonus Demografi

Jumlah penduduk Indonesia 270,20 juta jiwa.


Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 70,72%
Laju pertumbuhan penduduk 1,25%
Parameter Bonus Demografi
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
Perbandingan antara jumlah penduduk usia
nonproduktif (dibawah usia kerja dan diatas usia
kerja) dan penduduk usia produktif (15 – 64 tahun)
Keuntungan Bonus Demografi

Peluang lingkungan kerja yang produktif Kontra produktif


Penduduk dapat berinvestasi selama Pengangguran terbuka dan
masa produktifnya pengangguran setengah terbuka
Meningkatnya kualitas hidup masyarakat

Kerugian Bonus Demografi


Tantangan Bonus Demografi
Pengangguran Kemiskinan
Memaksimalkan Bonus Demografi
Peningkatan
Sumber Daya Kualitas Pendidikan Keterbukaan
Manusia (SDM) usia dan Program Lapangan Kerja
produktif Ketenagakerjaan
Teori Bonus Demografi
"Bonus demografi adalah kondisi dimana
penduduk produktif dengan usia 15 – 64
tahun jumlahnya lebih besar dari penduduk
tidak produktif dimana usia di bawah 5 "Bonus demografi merupakan keadaan
tahun dan di atas 64 tahun." ~ Jati (2015) penduduk yang menguntungkan dimana jumlah
penduduk didominasi oleh masyarakat berusia
produktif." ~ Tifatul Sembiring (Kominfo, 2014)

"Bonus Demografi atau demographic deviden


merupakan keuntungan ekonomis karena hasil
fertilisasi jangka panjang dengan menurunnya
rasio ketergantungan jumlah penduduk." ~
Wongboonsin (2003)
Angka Ketergantungan
Digunakan sebagai indikator kasar dari status atau keadaan ekonomi suatu
negara dan dipergunakan oleh para ahli sebagai indikator apakah data kondisi
yang berlangsung akan menguntungkan atau malah merugikan bagi negara.

"Semakin tinggi angka ketergantungan maka semakin tinggi beban


penduduk usia yang tidak produktif. Apabila angka ketergantungan
semakin rendah maka semakin rendah pula beban yang ditanggung
oleh penduduk usia produktif untuk menopang penduduk usia tidak
produktif." ~ Utami (2020).
Angka Ketergantungan Provinsi di Indonesia

Pada puncak bonus demografi Indonesia tahun 2035


diperkirakan akan ada 7 provinsi yang masih tidak
mendapatkan bonus demografi. Provinsi-provinsi
tersebut adalah Sumatera Utara (50,8%), Sumatera
Barat (50,6%), Nusa Tenggara Timur (61,6%), Sulawesi
Tenggara (51,5%) Sulawesi Barat (51,1%), Maluku
(54,3%) dan Maluku Utara (50,8%).

Anda mungkin juga menyukai