Anda di halaman 1dari 15

Sri puji lestsri

MAKALAH
“TINGKAT KELAHIRAN DAN PELAYANAN KESEHATAN”

DOSEN PENGAMPU :
Ikhsan,S.K.M,.M,Kes

DISUSUN OLEH :
1. Erlinda Febrianti

2. Heri Dwi Aryanto

3. Heni Ayani

4. Rina susianti

UNIVERSITAS RATU SAMBAN


KOTA ARGAMAKMUR
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Sri puji lestsri
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini untuk

memenuhi tugas dari dosen yang bersangkutan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan keritik sehingga makalah ini

dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karna itu, kami

mengharapkan segala bentuk saran serta memasukan bahkan kritik yang membangun dari

berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan dunia pendidikan.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii
Sri puji lestsri
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................4

1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tingkat Kelahiran dan Pelayanan Kesehatan.........................8

2.2 Faktor penghambat dan Pendprpng Tingkat Kelahiran..........................11

2.3 Jenis” dan Tujuan Pelayanan Kesehatan................................................12

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................................14

Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelahiran atau fertilitas merupakan istilah dalam ilmu demografi yang

mendefinisikan anak yang dilahirkan hidup oleh seorang wanita. Faktor-faktor yang

mempengaruhi fertilitas
Sri puji lestsri
menurut Kingsley Davis dan Judith Blake dalam buku yang berjudul “The Social Structure

and Fertility: An Analytic Framework (1956)” yaitu:

1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan kelamin (intercourse variabel), antara

lain umur kawin pertama, lama dalam ikatan perkawinan, selibat permanen, abstinensi,

frekuensi senggama;

2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya pembuahan (conception variabel), meliputi

kesuburan atau kemandulan baik secara sengaja maupun tidak;

3. Variabel yang mempengaruhi terjadinya kehamilan dan kelahiran (gestation

variabel), yaitu mortalitas atau kematian janin baik secara sengaja mauptun tidak.

Menurut Ida Bagus Mantra (2003:167), kelahiran (fertilitas) dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor demografi

dan faktor non demografi. Faktor demografi seperti struktur umur, status perkawinan, usia

kawin pertama, dan proporsi penduduk yang kawin. Faktor non demografi seperti keadaan

ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi serta

industrialisasi. Faktor-faktor tersebut diatas dapat berpengaruh secara langsung maupun

tidak langsung terhadap kelahiran. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(Bappenas), pertumbuhan penduduk relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan

nasional.

Indikator utama dalam upaya pengendalian penduduk adalah tingkat kelahiran.

Pengendalian jumlah penduduk bertujuan untuk menyeimbangkan laju pertumbuhan

penduduk, dengan laju pertumbuhan ekonomi sehingga dapat terwujudnya peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya menurunkan laju pertumbuhan penduduk

adalah melalui peningkatan usia kawin.


Sri puji lestsri
Rendahnya usia perkawinan pertama secara tidak langsung akan mempengaruhi

tingkat fertilitas. Jika semakin rendah usia pernikahan pertama maka semakin panjang

masa reproduksi, sehingga dapat menaikkan tingkat fertilitas. Sebaliknya jika semakin

tinggi usia pernikahan pertama maka semakin pendek masa reproduksi, sehingga dapat

menurunkan tingkat fertilitas. Upaya penundaan usia kawin pertama merupakan salah satu

upaya menurunkan tingkat fertilitas. Selain itu kondisi ekonomi, sosial dan budaya juga

dapat menjadi penentu tinggi rendahnya usia pernikahan pertama. Seorang ahli filsafat dan

ahli ekonomi bangsa Inggris, John Stuart Mill berpendapat bahwa situasi tertentu manusia

dapat mempengaruhi prilaku demografinya. Apabila produktivitas manusia tinggi maka ia

akan cenderung memiliki keluarga yang kecil. Jadi, taraf hidup merupakan determinan

dari fertilitas dan tinggi rendahnya fertilitas di tentukan oleh manusia itu sendiri.

Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu

sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu

dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan (Mantra, 2000:57).

Pada saat ini di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia,

mengupayakan penurunan tingkat fertilitas. Tujuan pembangunan dari suatu negara adalah

untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Disamping menjadi objek

pembangunan, penduduk juga berperan sebagai subjek pembangunan. Namun di sisi lain,

pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dianggap sebagai faktor penghambat dari

pembangunan. Perkembangan jumlah penduduk tanpa disertai dengan kebijakan yang

tepat dan memadai maka akan menimbulkan masalah sosial dan ekonomi. Bertambah

besarnya jumlah penduduk memerlukan berbagai fasilitas pendukung sehingga

membutuhkan investasi dalam menciptakan sarana dan prasarana yang memadai seperti

tempat tinggal, sarana pendidikan,


Sri puji lestsri
Peningkatan upaya kesehatan saat ini mendapatkan momentum dengan terbitnya

dua peraturan perundang-undangan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39

Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga, dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.Berbagai peraturan perundang-undangan tersebut

menuntut pengaktualisasian urusan wajib bidang kesehatan khususnya upaya kesehatan di

Provinsi Riau. Agar upaya kesehatan dimaksud dapat diselenggarakan sesuai yang

diharapkan, perlu disusun Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan Provinsi Riau.Agar

upaya kesehatan dimaksud dapat diselenggarakan sesuai yang diharapkan.

1.2 Tujuan Penulisan

1). Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kelahiran dan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

yang diharapkan.

2). Tujuan Khusus

A. Untuk mengetahui pengertian tingkat kelahiran dan pelayanan

kesehatan

B. Faktor penghambat dan pendorong tingkat kelahiran

C. Untuk mengetahui Jenis-jenis dan tujuan pelayanan kesehatan


Sri puji lestsri

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian tingkat kelahiran dan pelayanan kesehatan

Tingkat kelahiran atau angka kelahiran atau crude birth rate (CBR) adalah jumlah

kelahiran per 1.000 orang tiap tahun. Dihitung dengan rumus CBR = b/p (1000));

Ket:

b = jumlah kelahiran pada tahun tersebut

p = jumlah populasi/ penduduk pada wilayah tersebut.

Kelahiran/natalitas adalah kemampuan seorang perempuan melahirkan anak.

Indikator untuk mengukur tingkat kehamilan adalah tingkat kehamilan total - rata-

rata jumlah anak yang terlahir bagi tiap wanita dalam hidupnya. Secara umum, tingkat

kehamilan total adalah indikator yang lebih baik untuk tingkat kehamilan daripada CBR,

karena tidak terpengaruh oleh distribusi usia dari populasi.

Faktor-faktor penunjang tingginya angka natalitas/kalahiran dalam suatu negara

antara lain:
Sri puji lestsri
1) Kepercayaan dan agama

Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau

kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB.D.

2) Tingkat pendidikan

Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti

pula penundaan kelahiran. .

3) Kondisi perekonomian

Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak

karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya.

4) Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau

penambahan jumlah kelahiran.

5) Adat istiadat di masyarakat

Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlahpenduduk.

6) Kematian dan kesehatan

Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian

bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.

7) Struktur Penduduk

Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi

dibandingkan yang mayoritas usia non produktif. Pelayanan kesehatan adalah sebuah

pelaksanaan pemeliharaan kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan baik itu
Sri puji lestsri
untuk individu maupun masyarakat dengan secara optimal. Dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan tersebut terdapat interaksi antara pasien, tenaga kesehatan dan juga sarana

kesehatan. Hubungan atau interaksi yang timbul antara pasien, tenaga kesehatan, serta

sarana kesehatan diatur dalam kaidah-kaidah mengenai kesehatan baik itu secara hukum

maupun non hukum (antara lain: kesopanan, kesusilaan, ketertiban, moral termasuk etika).

Hubungan hukum yang terjadi merupakan sebuah hubungan antar subyek-subyek hukum

yang diatur dalam kaidah-kaidah hukum serta juga memenuhi hubungan yang mengatur

mengenai hak dan kewajiban para pihak

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Adalah ketentuan mengenai jenis

dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak

diperoleh setiap warga negara secara minimal di bidang kesehatan sebagaimana di atur

dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan.Pelayanan Kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan,

pengobatan, dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan

kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan

dengan selalu mengutamakan keamanan, kualitas, dan bermanfaat

Program Indonesia Sehat Merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita,

yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh

program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan

Program Indonesia Sejahtera.

Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan

sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya

dengan mendatangi keluarga sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI


Sri puji lestsri
Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga

2.2 Faktor penghambat dan pendorong tingkat kelahiran

Berikut ini menjadi faktor penghambat natalitas tingkat kelahiran:

 Anggapan anak adalah beban ekonomi.

 Anggapan banyak anak banyak rejeki.

 Pernikahan usia muda.

 Tingkat kesehatan penduduk yang baik

Berikut faktor pendorong kelahiran, di antaranya sebagai berikut.

1. Adanya pernikahan di usia muda karena semakin muda seseorang menikah semakin

lama periode suburnya dan akan berpengaruh terhadap fekunditasnya.

2. Adanya anggapan bahwa anak laki-laki adalah penerus garis keturunan sebuah

keluarga

3. Adanya anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

2.3 Jenis-jenis dan tujuan pelayanan kesehatan

 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan


Sri puji lestsri
Menurut Hodgetts Dan Casio pelayanan kesehatan ini dibedakan menjadi 2

kelompok yakni, Pelayanan kedokteran (medical services) dan Pelayanan kesehatan

masyarakat (public health service), penjelasannya sebagai berikut :

 Pelayanan kedokteran (medical services)

Pelayanan dengan cara pengorganisasian yang memiliki sifat sendiri solo practice

dapat juga dengan cara bersama-sama didalam sebuah organisasi. Memiliki tujuan untuk

menyembuhkan dan mengobati memulihkan penyakit seseorang, sasarannya adalah

perseorangan juga keluarga.

 Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)

Pelayanan dengan cara pengorganisasian yang secara umum itu dilakukan

bersama-sama dalam suatu organisasi. Yang memiliki tujuan utama yakni untuk

menyembuhkan ataupun memelihara serta meningkatkan kesehatan dan juga mencegah

penyakit, sasarannya pada pelayanan kesehatan ini adalah kelompok dan masyarakat.

Tujuan Pelayanan KesehatanMenurut (A. A. Maulana, 2013), Sistem Pelayanan

Kesehatan memiliki tujuan yaitu:

1. Promotif : pemelihara dan peningkatkan kesehatan hal-hal ini sangat diperlukan

misalnya dalam peningkatan gizi.

2. Preventif : suatu pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap sebuah

penyakit.

3. Preventif primer : ini terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,

penyediaan nutrisi yang baik.


Sri puji lestsri
4. Preventif sekunder : pengobatan penyakit tahap dini.

5. Preventif tersier : diagnosa penyakit, pembuatan diagnosa dan pengobatan.

6. Kuratif : penyembuhan penyakit

7. Rehabilitasi : pemulihan dan juga proses pengobatan.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1, Faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan kelamin (intercourse variabel),

antara lain umur kawin pertama, lama dalam ikatan perkawinan, selibat permanen, abstinensi,

frekuensi senggama;

2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya pembuahan (conception variabel), meliputi

kesuburan atau kemandulan baik secara sengaja maupun tidak;

3. Variabel yang mempengaruhi terjadinya kehamilan dan kelahiran (gestation

variabel), yaitu mortalitas atau kematian janin baik secara sengaja mauptun tidak.

Menurut Ida Bagus Mantra (2003:167), kelahiran (fertilitas) dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor.

4.Pelayanan kedokteran (medical services)

Pelayanan dengan cara pengorganisasian yang memiliki sifat sendiri solo practice dapat juga

dengan cara bersama-sama didalam sebuah organisasi. Memiliki tujuan untuk

menyembuhkan dan mengobati memulihkan penyakit seseorang, sasarannya adalah

perseorangan juga keluarga.

5.Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)


Sri puji lestsri
Pelayanan dengan cara pengorganisasian yang secara umum itu dilakukan bersama-sama

dalam suatu organisasi. Yang memiliki tujuan utama yakni untuk menyembuhkan ataupun

memelihara serta meningkatkan kesehatan dan juga mencegah penyakit, sasarannya pada

pelayanan kesehatan ini adalah kelompok dan masyarakat.

3.1 SARAN

1.ibu dianjurkan untuk rutin memeriksa kehamilannya minimal 4kali selama kehamilannya

dan menerecankan persalinanya pada bidan atau tenaga kesehatan.

2.disaran pada petugas kesehatan khususnya bidan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil melahirkan tetap dalam kondisi baik dalam upaya
menurukan angka kejadian yang tidaki di harpakan.

3.bagi pihak rumah sakit khususnya bagian kebidanaan dan KIA agar lebih meningkatkan

mutu dan pelayanan dengan mutu untuk mencegah berbagai resiko kejadian retensio plasenta.
Sri puji lestsri
Daftar pusaka

(Mantra, 2000:57). . tingkat kelahiran dan pelayanan kesehatan, Kualitatif. Riau; 2011. Analisis

Kebijakan Publik “Konsep, Teori, dan Aplikasi”. INDONESIA: Pustaka Menteri Kesehatan RI

Nomor 39 Tahun 2016 Pelajar. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

www.share.pdfonline.com/9f8341f8365b40c79f3ff670067a1c2a/BAB%201.htm diakses pada

tanggal 29 September 2013


Sri puji lestsri

Anda mungkin juga menyukai