Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN
PADA KELOMPOK GANGGUAN JIWA

DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Tomi Jepisa, M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII
1. Riri Arika Putri (1710105065)
2. Indah Mayang Sari (1710105052)
3. Putri Larassati (1710105059)
4. Febria Dena Putri (1710105049)
5. Dera Murni (1710105047)

Kelas : III B

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa, yang
melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungan dan
kesehatan sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “Kebutuhan
Pasien Pada Keperawatan Jiwa”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi dan Pendidikan Kesehatan.

Kami menyadari bahwa sepenuhnya selama menyusun makalah ini kami


banyak menemui kesulitan dan di karenakan keterbatasan referensi dan
keterbatasan yang kami miliki, maka kami berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam membuat makalah ini yaitu kepada Bpk
Dosen pembimbing Promosi dan Pendidikan Kesehatan. Kami menyadari bahwa
penyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan yang lebih dimasa yang akan dating.

Oleh karena itu, kami meminta maaf atas ketidaksempurnaan dalam


pembuatan makalah ini dan juga memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa
lebih baik lagi dalam membuat karya tulis ini. Harapan kami mudah-mudahan apa
yang akan kami susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri kami sendiri,
teman-teman, maupun orang lain.

Padang, November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Tujuan .............................................................................................................2

BAB II TEORI
A. Definisi Kesehatan Jiwa .................................................................................3
B. Kriteria Sehat Jiwa .........................................................................................3
C. Kebijakan Kesehatan Jiwa Di Indonesia ........................................................4
D. Promosi Kesehatan Jiwa ................................................................................5
E. Tujuan Upaya Promosi Kesehatan Jiwa .........................................................6
F. Metode Promosi Kesehatan............................................................................6
G. Media Promosi Kesehatan Jiwa .....................................................................7
H. Sasaran Promosi Kesehatan ...........................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................9
B. Saran ...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa masyarakat telah menjadi bagian dari masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Berbagai masalah multi-dimensional yang masih dan akan
terus dihadapi masyarakat menyangkut masalah ekonomi, bencana alam, wabah
penyakit merupakan factor pencetus terjadinya masalah pada kesehatan jiwa
masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan jiwa di masyarakat dampaknya sangat luas
dan kompleks. Meskipun secara tidak langsung menyebabkan kematian, namun akan
mengakibatkan si penderita gangguan jiwa menjadi tidak produktif dan menimbulkan
beban bagi keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Definisi kesehatan jiwa menurut UU no.3 1966 tersebut adalah keadaan jiwa
yang sehat mengenai usaha- usaha kesehatan jiwa dan penanganan penakit jiwa
diusahakan oleh pemerintah atau badan swasta dengan mengikutsertakan masyarakat
dalam usaha- usaha kesehatan jiwa (promotif , preventif, kuratif, rehabilitative)
Masalah kesehatan mental sering terjadi di masyarakat. Masalah kesehatan mental
yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor makrososial dan
makroekonomi. Pemerintah terus melakukan dan memperbaiki peraturan yang
berkaitan dengan faktor-faktor tersebut. Hanya saja terkadang pemerintah sebagai
pembuat dan perancang peraturan tidak sadar akan konsekuensi peraturan yang
mereka buat terhadap kesehatan mental masyarakat. Faktor-faktor sosial ekonomi
yang mempengaruhi kesehatan mental masyarakat seperti kemiskinan,
pengangguran, terjadinya konflik yang berkepanjangan, dll. Faktor kemiskinan
mempengaruhi kesehatan mental masyarakat dikarenakan tekanan-tekanan dalam
menjalani hidup, seperti kesulitan untuk memenuhi keperluan hidup, tekanan dari
lingkungan sosial terkait dengan penerimaan dari lingkungan sekitarnya, kemudian
dari segi kesehatan, kesulitan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang layak
bagi mereka juga membuat semakin parahnya gangguan yang mereka alami.
Dari kesulitan-kesulitan hidup yang mereka hadapi dapat menimbulkan dampak
negatif yang semakin memperparah keadaan, seperti misalnya bunuh diri, kekerasan

1
dalam rumah tangga, dll. Pengangguran juga menjadi salah satu hal yang
mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan mental. Hal ini disebabkan oleh
penilaian negatif dari masyarakat terhadap orang-orang yang belum memperoleh
pekerjaan, selain itu juga tuntutan atau desakan dari orang-orang terdekat yang
membuat orang tersebut semakin tertekan dan menimbulkan gangguan psikologis
dalam dirinya. Untuk mengatasinya diperlukan program preventif dan promosi
kesehatan mental kepada masyarakat

B. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami
tentang kebutuhan pasien pada keperawatan jiwa.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kesehatan Jiwa


Definisi kesehatan jiwa merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui, sebab merupakan suatu definisi acuan yang merupakan sasaran utama
dari berbagai upaya dalam kehidupan manusia sesuai dengan tujuan dasar
humaniora (Utama H, 2013).
Pengertian kesehatan mental sebagai berikut:
1) Kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya
perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional,
sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain.
2) Sebuah masyarakat yang baik adalah masyarakat yang membolehkan
perkembangan ini pada anggota masyarakatnya selain pada saat yang sama
menjamin dirinya berkembang dan toleran terhadap masyarakat yang lain.
Dalam konteks Federasi Kesehatan Mental Dunia ini jelas bahwa kesehatan
mental itu tidak cukup dalam pandangan individual belaka tetapi sekaligus
mendapatkan dukungan dari masyarakatnya untuk berkembang secara
optimal (Yusuf, 2009).

B. Kriteria Sehat Jiwa


Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang merasa sehat dan bahagia,
mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya (yaitu dapat berempati dan tidak secara apriori bersikap negatif terhadap
diri sendiri dan orang lain (Utama H, 2013). Seseorang yang sehat jiwa
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Senang terhadap dirinya sendiri
2. Mampu mengatasi situasi
3. Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
4. Puas dengan kehidupannya sehari-hari

3
5. Mempunyai harga diri yang wajar
6. Menilai secara realisstis, tidak melebihkan dan tidak pula merendahkan
7. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain
8. Mampu mencintai orang lain
9. Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
10. Merasa bagian dari suatu kelompok
11. Mampu memenuhi tuntutan hidupMenetapkan tujuan hidup yang realistis
12. Mampu mengambil keputusan
13. Mampu menerima tanggung jawab
14. Mampu merancang masa depan
15. Dapat menerima ide dan pengalaman baru

C. Kebijakan Kesehatan Jiwa di Indonesia


Renstra Kemenkes 2010-2014 menjelaskan bahwa visi pembangunan
kesehatan Indonesia antara lain menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang
berkualitas, meningkatkan surveyor, monitoring dan informasi kesehatan serta
meningkatkan pemberdayaan masyarakat (Depkes, 2010). Beberapa provinsi di
Indonesia telah dibangun rumah sakit jiwa, namun kecenderungan penderita
dengan gangguan jiwa ternyata terus meningkat. Ini menunjukkan bahwa
tuntasnya penanganan kesehatan jiwa tidak hanya ditandai dengan banyaknya
rumah sakit tetapi masih ada faktor lainnya seperti ekonomi, kependudukan, dan
pendidikan yang ikut mempengaruhi. Indonesia khususnya sejak diterapkannya
ilmu kedokteran jiwa modern dan sejak diberlakukannya Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, akhirnya melahirkanTP-KJM (Tim
Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan JiwaMasyarakat) (Depkes,
2010).
Direktur Bina Kesehatan Jiwa dr. H.M. Aminullah dalam laporannya
menyatakan, pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan primer dapat meningkatkan
akses masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan jiwa sehingga dapat
segera tertangani. Beberapa Puskesmas di Indonesia telah berhasil
menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikannya sebagai

4
program prioritas. Oleh karena itu beberapa narasumber dalam seminar ini
bukan paraahli dari universitas atau ahli kesehatan jiwa (Keswa) tapi mereka
adalah para praktisi kesehatan dan masyarakat yang telah berhasil
menyelenggarakan pelayanan Keswa di Puskesmas, kata dr. Aminullah (Depkes,
2010).

D. Promosi Kesehatan Jiwa


Promosi kesehatan jiwa merupakan konsep sebagai memberi kuasa,
memberikan partisipasi dan berkerja sama dengan orang-orang lain untuk
meningkatkan pengendalian penuh terhadap kesehatan jiwa mereka (Barry MM,
2007). Prinsip-prinsip kerangka kerja promosi kesehatan mental:
1. Melibatkan populasi sebagai sebuah kelompok besar di dalam konteks
kehidupan sehari-hari, dibandingkan memfokuskan kepada seseorang yang
lebih beresiko terkena gangguan kesehatan mental.
2. Terfokus pada kator-faktor perlindungan untuk meningkatkan kualitas hidup
yang lebih baik.
3. Pengalamatan sosial, fisik, dan lingkungan sosial ekonomi yang menentukan
kesehatan mental dari sebuah populasi dan individu.
4. Mengadopsi pendekatan penglengkapan dan strategi terintegritas,
penyelenggaraan dari individu ke tingkat lingkungan sosial.
5. Melibatkan aksi perpanjangan dari berbagai bidang ke bidang kesehatan.
Didasari pada partispasi umum, mengikutsertakan dan pemberi kuasaan
E. Tujuan Upaya Promosi Kesehatan Jiwa (UU RI No 18, 2014)
1. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat
secara optimal menghilangkan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi
orang dengan gangguan jiwa sebagai bagian dari masyarakat
2. Meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat terhadap Kesehatan
Jiwa
3. Meningkatkan penerimaan dan peran serta masyarakat terhadap Kesehatan
Jiwa.

5
F. Metode Promosi Kesehatan (Prince M, et al)
Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu
kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut,
maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan
adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap
perubahan perilaku kesehatan dari sasaran.
Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses
tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu
proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni
perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi
suatu proses pendidikan di samping faktor masukannya sendiri juga faktor
metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya,
dan alat-alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus
bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran
pendidikan) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula. Materi juga harus
disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan.
Untuk sasaran kelompok, maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa
dan sasaran individual dan sebagainya.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau pendidikan
individual, kelompok dan massa (publik).
1. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan
untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya
pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru
tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta
membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini.

6
2. Metode Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal daro sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.
Efektivitasnya suatu metode akan tergantung pula besarnya sasaran
pendidikan.
3. Metode Promosi Massa
Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang
paling tepat ialah pendekatan massa. Oleh karena sasaran promosi ini
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka
pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap
suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan
perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk
pendekatan massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau
melalui media massa.

G. Media Promosi Kesehatan Jiwa


Media Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang,
sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan
dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu
memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk
mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.

7
Penggolongan media promosi kesehatan ini dapat ditinjau dari
berbagai aspek, antara lain:
a. Berdasarkan bentuk umum penggunaannya:
Berdasarkan penggunaan media promosi dalam rangka promosi
kesehatan, dibedakan menjadi:
1. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah,
buletin, dan sebagainya.
2. Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, flipchart, transparan, slide,
film, dan seterusnya.
b. Berdasarkan cara produksi:
Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan
menjadi:
1. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan
visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah
kata, gambar atau foto dalam tata warna. Adapun macam-macamnya
adalah poster, leaflet, brosur, majalah, pamplet, surat kabar dan
lainnya.
2. Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat
dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat
bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut adalah
televisi, radio, film, cd dan sebagainya.

H. Sasaran Promosi Kesehatan Jiwa (Notosoedirjo, 2005)


1. Masyarakat umum
2. Masyarakat dalam kelompok risiko sakit
3. Kelompok masyarakat yang mengalami gangguan
4. Kelompok masyarakat yang mengalami kecacatan atau hendaya

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebuah masyarakat yang baik adalah masyarakat yang membolehkan


perkembangan ini pada anggota masyarakatnya selain pada saat yang sama
menjamin dirinya berkembang dan toleran terhadap masyarakat yang lain.
Dalam konteks Federasi Kesehatan Mental Dunia ini jelas bahwa kesehatan
mental itu tidak cukup dalam pandangan individual belaka tetapi sekaligus
mendapatkan dukungan dari masyarakatnya untuk berkembang secara
optimal (Yusuf, 2009).
Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu
kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan
tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada
akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain
dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa
akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna dan
untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
terciptanya promosi kesehatan yang lebih baik dan !uga berguna bagi masyarakat
luas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Barry M M. Generic Principles of Effectice Mental Health Promotion. 2007.


International Journal of Mental Health Promotion Vol: 9. Clifford Beers
Foundation.
Prince, M., V. Patel, S. Saxena, M. Maj, J. Maselko, M. Phillips and A.
Rahman,2007. "No health without mental health."The Lancet 370: 859-
877
Notosoedirjo, Moeljono & Latipun (2005). Kesehatan Mental. Surabaya: Universitas
Muhammadiah Malang Press.
Utama, H. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Bada Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
UU Republik Indonesia No 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa
Yusuf, Syamsu. 2009. Mental Hygiene: terapi psikospiritual untuk hidup sehat
berkualitas. Bandung: Maestro.
Walker L, Moodie R, Herrman H (2004). Promoting mental health and wellbeing.
In:Moodie R, Hulme A (eds). Hands on health promotion. Melbourne,
IPCommunications.
WHO. 2002. Prevention and promotion in mental health. Mental health: evidence
andresearch. Geneva, Department of Mental Health and Substance
Dependence.
WHO. 2004. Promoting Mental Health : concepts, emerging evidence,
practice:summary report. Geneva, World Health Organization.

10

Anda mungkin juga menyukai