Anda di halaman 1dari 8

KASUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN MALPRAKTIK

MELALUI ELEMEN 4D

Disusun untuk memenuhi tugas

Modul Bioetik dan Hukum Kedokteran

DOSEN :

dr. James F. Siwu, SH, MHum, DFM, DK

Disusun Oleh :

Nama : Crifer Rael Jason Rondonuwu

NIM : 19011101001

Semester : 1

PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan keahadirat Tuhan yang telah memberikan hikmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KASUS YANG
BERHUBUNGAN DENGAN MALPRAKTIK MELALUI ELEMEN 4D ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan

Adapun tugas dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dr. James F. Siwu,
SH,DFM,DK. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Bioetik dan Hukum Kedokteran bagi para pembaca dan penulis

Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. James F. Siwu, SH,DFM,DK yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Manado, 02 September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………. 5

A. Unsur 4D
B. Kasus Malpraktik
C. Analisis Kasus

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………….. 7

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………….. 8

BAB I
PENDAHULUAN

Malpraktik merupakan suatu kesalahan dalam menjalankan profesi sebagai dokter.


Malpraktik adalah akibat dari sikap tidak peduli, kelalaian, atau kurang keterampilan, kurang
hati-hati dalam menjalankan profesi, berupa pelanggaran disengaja, pelanggaran hokum atau
pelanggaran etika. Malpraktik tidak hanya terdapat dalam dunia kedokteran, namun malpraktik
juga bisa terdapat dalam dunia pengacara maupun akuntan. Malpraktik sendiri berasal dari kata
“mal” yang berarti salah dan “praktik” yang berarti tindakan. Dengan demikian “Malpraktik”
dapat diartikan sebagai “tindakan yang salah”.

Malpraktik Kedokteran adalah dokter atau orang yang ada dibawah perintahnya dengan
sengaja atau kelalaian melakukan perbuatan (aktif atau pasif) dalam praktik kedokteran pada
pasiennya dalam segala tindakan yang melanggar standar profesi, standar prosedur, prinsip-
prinsip professional kedokteran, atau dengan melanggar hokum (tanpa wewenang) karena
tanpa informed consent, tanpa SIP (Surat Ijin Praktik), atau tanpa STR (Surat Tanda Registrasi),
tidak sesuai dengan kebutuhan medis pasien, dengan menimbulkan kerugian bagi tubuh,
kesehatan fisik, mental, dan atau nyawa pasien sehingga membentuk pertanggungjawaban
hukum bagi dokter

BAB II
PEMBAHASAN

Dalam bidang kedokteran suatu kesalahan kecil dapat menimbulkan akibat berupa
kerugian yang besar.

Munculah konsep 4D bertujuan utnuk menjenmbatani adanya kerugian akibat


munculnya kejadian tidak diinginkan tersebut apakah benar-benar sebagai kejadian tidak
diinginkan yang termasuk malpraktik atau bukan.

A. Unsur 4D

Unsur 4D terdiri dari :

1) Duty, artinya tugas atau kewajiban yang dimiliki oleh dokter. Artinya dokter memiliki
kewajiban-kewajiban yang muncul asli karena kedokterannya dan juga dokter memiliki
kewajiban akibat dari adanya hubungan dokter dan pasien yaitu kontrak terapetik
2) Derilection of Duty artinya dokter menelantarkan tugas yang dibebankan pada
pundaknya. Kewajiban atau tugas tersebut tidak dilaksanakan oleh dokter, padahal
dokter harus menyerahkan prestasinya kepada pasien
3) Damage artinya kerusakan yang terjadi pada pasien. Kerusakan pada pasien diartikan
sebagai adanya kejadian tidak diinginkan. Kejadian tidak diinginkan tersebut ada
menimbulkan kecurigaan adanya malpraktik
4) Direct Causation artinya hubungan langsung antara Derilection of Duty dan Damage
yaitu adanya penelantaran kewajiban yang dilakukan oleh dokter secara langsung
mengakibatka adanya kerusakan

B. Kasus Malpraktik

Korban meninggal usai operasi Caesar


Dugaan kasus malpraktek kembali terjadi, korbannya seorang wanita (22 tahun)
meninggal dunia tidak lama setelah menjalani operasi caesar di Rumah Sakit x di
Surabaya. Korban mengalami infeksi pada saluran urin dan kemudian menjalar ke otak.
Saat dikonfirmasi, pihak Rumah Sakit belum memberikan jawaban terkait dugaan
malpraktek ini.
Orang tua korban dipanggil pihak Rumah Sakit terkait laporannya pada salah satu media
tentang kematian anaknya, setelah menjalani operasi caesar di Rumah Sakit x tersebut.
Menurut cerita ibu korban, sebelumnya korban melakukan persalinan disalah satu
praktek bidan di Surabaya. Karena kondisinya terus memburuk, korban lalu dirujuk ke
Rumah Sakit x untuk dilakukan operasi caesar.
Operasi berjalan mulus yang ditangani oleh dokter A, dua minggu kemudian korban
kembali ke Rumah Sakit x untuk melakukan chek up. Dokter menyarankan korban
dioperasi karena diduga saluran kencingnya bocor dan korban kembali menjalani
operasi.
Korban juga disarankan minum jamu asal Cina untuk memulihkan tenaga. Namun
kondisinya malah memburuk dan korban sempat buang air besar bercampur darah.
Melihat kondisi korban semakin memburuk, pihak keluarga meminta dirujuk ke Rumah
Sakit Dr Soetomo Surabaya. Korban sempat dua hari dirawat di Rumah Sakit Dr Soetomo
namun dinyatakan terlambat, karena infeksi sudah menjalar ke otak dan korban
akhirnya meninggal dunia
Anak yang dilahirkan korban kini sudah berumur satu bulan dan terpaksa dirawat oleh
ayahnya dan kedua mertuanya

C. Analisis Kasus
1) Unsur “Duty” (kewajiban):
Dokter A melakukan operasi caesar sesuai permintaan pihak pasien
2) Unsur “Breach Of Duty/Derelict” (pelanggaran kewajiban):
Operasi caesar yang dilakukan dokter A ternyata menimbulkan kebocoran pada
saluran kencing dan dugaan kebocoran pada saluran usus setelah operasi kedua.
3) Unsur “Damage” (kerugian/kerusakan) :
Terjadinya kebocoran pada saluran kencing dan dugaan kebocoran pada saluran
usus setelah operasi kedua
4) Unsur “Direct Causation” (hubungan sebab-akibat) :
Perlu dilakukan pembuktian guna kepastian lebih lanjut (melalui autopsi diagnostik)
adanya kebocoran pada saluran kencing sekaligus saluran usus yang menjadi
penyebab dari kematian korban.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dibutuhkan pembenahan yang lebih intensif dan ekstensif untuk mengurangi insiden
malpraktek medis ini. Baik berupa perubahan paradigma dikalangan medis sendiri yang
seharusnya sudah dilatih sejak mahasiswa kedokteran, mengurangi dominasi pemilik modal
yang seringkali melampaui batas, menyaring kemajuan teknologi yang seringkali mengabaikan
etika medis dan peningkatan interaksi antar divisi hukum kesehatan yang akhirnya mengarah
pada peningkatan pengetahuan di bidang bioetika dan hak asasi manusia, secara khusus di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Purwadianto A. Hukum Responsif Paradigma Hukum Kesehatan. Jurnal Hukum Kesehatan


Departemen Kesehatan RI[internet]. 2008 [cited 02 Sept 2019];1(1):1-8. Available from :
http://kin.perpusnas.go.id/DisplayData.aspx?
pId=1109&RegionCode=UNIHAOL&pClientId=143

Hari Wujoso. 2008. Analisis Hukum Tindakan Medik. Surakarta : UNS Pres

Anda mungkin juga menyukai