Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
dr. Hari pagi itu mengikuti rapat dari dinas kesehatan membicarakan laporan
kesehatan tahunan. dr. Hari melaporkan kenaikan prevalensi hipertensi sebanyak 15% dan
penurunan insiden demam berdarah sebesar 10%. Pada kesempatan tersebut, kepala dinas
kesehatan menyampaikan rencana pelaksanaan survei demografi dan kesehatan yang akan
dilaksanakan pada tahun ini
Sementara rapat berlangsung, seorang staf puskesmas melaporkan bahwa puluhan
anak sekolah dasar dibawah ke puskesmas sejak jam 9 pagi. Anak-anak ini mengalami nyeri
perut disertai mual, muntah, dan diare. Kejadian ini dialami tak lama sesudah mengonsumsi
makanan di kantin sekolah

A. Kata sulit
1. Prevalensi
Prevalensi adalah bagian dari studi epidemiologi yang membawa pengertian jumlah
orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan atau kondisi tertentu pada
suatu tempoh waktu dihubungkan dengan besar populasi dari mana kasus itu berasal
(journal USU)

2. Survei demografi
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan salah satu survei
sosial kependudukan yang secara berkala diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS), BKKBN dan Kementerian Kesehatan sejak tahun 1987. Hingga saat ini, SDKI
telah dilaksanakan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1987 (SPI), 1991, 1994, 1997,
2002/2003, 2007 dan 2012.

B. Kata/kalimat kunci
Rapat membicarakan laporan kesehatan tahunan
C. Pertanyaan
1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan survei demografi?
2. Apakah prevalensi dan insiden? Bagaimana menentukan indikator kesehatan
3. Apa yang dimaksud epidemiologi? Apa cakupan ruang lingkupnya?
4. Apakah survelensi epidemiologi?
5. Bagaimana melakukan pengukuran epidemiologi?
6. Apa peran epidemiologi dalam laporan dan kebijakan kesehatan?
7. Apa itu kualitas penyakit? Agen penyakit faktor resiko dan hubungannya dengan
manusia?
8. Apakah konsep sehat dan sakit?

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan survei demografi?

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan salah satu survei
sosial kependudukan yang secara berkala diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS), BKKBN dan Kementerian Kesehatan sejak tahun 1987. Hingga saat ini, SDKI
telah dilaksanakan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1987 (SPI), 1991, 1994, 1997,
2002/2003, 2007 dan 2012. SDKI khusus dirancang untuk mengumpulkan berbagai
informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, keluarga berencana dan kesehatan
khususnya kesehatan reproduksi. Sebagai bagian dari program Demographic and Health
Surveys (DHS), survei serupa juga dilaksanakan di negara-negara Amerika Latin, Asia,
Afrika dan Timur Tengah. Sejalan dengan itu, pertanyaan-pertanyaan yang dicakup
dalam SDKI secara umum merujuk pada instrumen DHS yang berlaku secara
internasional.
Seperti pelaksanaan SDKI sebelumnya, kegiatan SDKI Tahun 2017 (SDKI 2017) juga
diselenggarakan oleh BPS yang bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Secara teknis, BPS juga dibantu oleh United States Agency for International
Development (USAID) melalui proyek Demographic and Health Surveys yang
dilaksanakan oleh ICF International yang berkantor pusat di Rockville, Maryland,
Amerika Serikat. Materi pertanyaan yang dicakup dalam SDKI 2017 mengadopsi materi
pertanyaan dari DHS 7 dan SDKI 2012, sedangkan sebagian lagi merupakan pertanyaan
baru sesuai dengan perkembangan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Kesehatan yang dipilih secara ketat melalui proses uji coba.

Tujuan penyelenggaraan sdki 2017


a. Mengumpulkan informasi mengenai kesehatan ibu dan anak, prevalensi imunisasi,
kesehatan reproduksi, KB, serta pengetahuan tentang AIDS dan IMS lainnya.
b. Mengumpulkan data mengenai tingkat fertilitas, mortalitas dan KB.
c. Mengumpulkan informasi tentang kesehatan ibu dan anak, seperti perawatan ibu
hamil, imunisasi, pemberian ASI, dan pengetahuan tentang AIDS/IMS lainnya.
d. Memenuhi kebutuhan data dasar yang memiliki keterbandingan internasional untuk
e. penyusunan kebijakan dan program di bidang kependudukan dan kesehatan
f. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku pria berstatus
kawin yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, penyakit AIDS dan IMS
lainnya.
g. Mengumpulkan data untuk memantau peran serta pria dalam program KB.
h. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku remaja berstatus
belum kawin yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, penyakit AIDS dan IMS
lainnya.

2
i. Mengumpulkan informasi mengenai kesehatan lingkungan tempat tinggal, antara
lain mengenai kondisi rumah, fasilitas air bersih, fasilitas dapur, kepemilikan
ternak dan keberadaan tempat cuci tangan di rumah tangga.

Ruang Lingkup
a. Survei ini diharapkan mencakup sekitar 1.950 Blok Sensus yang mencakup 49.250
rumah tangga.
b. Pada rumah tangga tersebut diharapkan diperoleh wawancara lengkap dengan
sekitar 59.100 wanita usia subur, 14.193 pria kawin dan 24.625 remaja pria yang
memenuhi syarat.
c. Sebanyak 49.250 rumah tangga terpilih sampel SDKI 2017 seluruhnya adalah
rumah tangga biasa yang bertempat tinggal di blok sensus biasa.
d. Rumah tangga yang tinggal di blok sensus khusus seperti kompleks militer dan
sejenisnya dan rumah tangga khusus yang tinggal di blok sensus biasa seperti
asrama, penjara dan sejenisnya tidak dipilih sebagai sampel.
e. Semua wanita usia 15-49 tahun, pria kawin usia 15-54 tahun, dan remaja pria
belum kawin usia 15-24 tahun yang biasanya tinggal di suatu rumah tangga, serta
tamu yang menginap tadi malam di rumah tangga tersebut adalah responden untuk
diwawancarai dengan masing-masing Daftar SDKI17-WUS, SDKI17-PK dan
SDKI17-RP.

2. Apakah prevalensi dan insiden? Bagaimana menentukan indikator kesehatan


Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4
determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap
kesehatan adalah: a). lingkungan, b). perilaku, c). pelayanan kesehatan, dan d).keturunan
atau herediter. Keempat determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan
kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan tetapi
untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut,  faktor internal individu juga
berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor
herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah
semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara individual, kelompok, maupun
komunitas yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia
itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah
dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau
menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat :Faktor
makanan, Pendidikan atau tingkat pengetahuan, Faktor sosioekonomi, Latar belakang
budaya, Usia, Faktor emosional, dan Faktor agama dan keyakinan

3. Apa yang dimaksud epidemiologi? Apa cakupan ruang lingkupnya?


 Menurut para ahli
1. Greenwood (1934)

3
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam
kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
2. StaffanNorel( 1989 )

Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi


manusia.    
3. Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit pada satu populasi
manusia
4. Barbara Valanis
Epidemiologi terdiri dari tiga kata ;epid = atas; demos = manusia ; logos = ilmu
 
Pengertian epidemiologi ditinjau dari berbagai aspek
1. Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan, sosial-
ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum
atau kelompok penduduk tertentu.
2. Aspek Klinik
Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk mendeteksi
secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan
klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya
epidemi.
3.  Aspek praktis
Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya
pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau
masyarakat umum.
4. Aspek Administrasi
Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui  keadaan
masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat

4. Apakah survelensi epidemiologi?


a. Pengertian surveilens epidemiologi

4
Serangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan, pengolahan, penyajian,
analisis data data penyakit/masalah kesehatan dan penyebarluasan informasi kepada
pihak lain yang membutuhkan secara terus menerus dan tepat waktu, untuk
kepentingan pengambilan keputusan.

b. Konsep dasar surveilens epidemiologi


1. Pengumpulan data.
2. Pengolahan data
3. Analisi dan penyajian data
4. Penyebarluasan informasi

c. Tujuan dan manfaat surveilens epidemiologi


 tujuan : mendapatkan informasi epidemiologi tentang masalah kesehatan meliputi
gambaran masalah kesehatan menurut waktu, tempat, dan orang, diketahuinya
determinan, faktor resiko dan penyebab langsung terjadinya masalah kesehatan
tersebut
 manfaat:
1. perencanaan
2. implementasi
3. evaluasi kegiatan masyarakat

d. kegunaan surveilens epidemiologi


1. mengamati kecenderungan dan memperkirakan besar masalah
2. medeteksi serta memprediksi adanya KLB
3. menetukan program penanggulangan wabah
4. memperkirakan dampak program penanggulan
5. mengevaluasi program penanggulangan
6. mempermudah perencanaan program pemberantasan penyakit
7. mengamati kemajuan suatu program pencegahan dan pemberantasan penyakit

 Menurut sejarah perkembangan, epidemiologi dibedakan atas:


1. Epidemiologi klasik: terutama mempelajari tentang penyakit menular wabah serta
terjadinya penyakit menurut konsep epidemiologi klasik
2. Epidemiologi modern: merupakan sekumpulan konsep yang digunakan dalam
studi epidemiologi yang terutama bersifat analitik, selain untuk penyakit menular
wabah dapat diterapkan juga untuk penyakit menular bukan wabah, penyakit
tidak menular, serta masalah-masalah kesehatan lainnya. Menurut bidang
penerapannya, epidemiologi modern dibagi atas
(a) Epidemiologi lapangan
(b) Epidemiologi komunitas
(c) Epidemiologi klinik

Menurut metode investigasi yang digunakan, epidemiologi dibedakan atas


1. Epidemiologi deskriptif: mempelajari peristiwa dan distribusi penyakit
2. Epidemiologi analitik: mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi
penyakit ("determinan"-nya)

5
Ruang lingkup kajian epidemiologi mencakup:
- Penyakit menular wabah
- Penyakit menular bukan wabah
- Penyakit tidak menular
- Masalah kesehatan lainnya

Secara praktis, ruang lingkup epidemiologi lapangan dan komunitas dapat


dibagi menjadi dua kelompok, yaitu studi mengenai fenomena dan studi mengenai
penduduk, sedangkan ruang lingkup epidemiologi klinik mempelajari mengenai
peristiwa klinik serta kaitannya dengan riwayat alamiah penyakit.

Keunikan epidemiologi jika dibandingkan dengan cabang-cabang lain Ilmu


Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ialah:
1. Epidemiologi tidak mempelajari individu, melainkan sekelompok orang
2. Epidemiologi memperbandingkan satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam
masyarakat
3. Epidemiologi mempelajari apakah kelompok dengan kondisi tertentu lebih sering
memiliki suatu karakteristik tertentu daripada kelompok tanpa kondisi tersebut.
Kelompok yang lebih sering memiliki karakteristik tertentu tersebut dinamakan
kelompok berisiko tinggi (high risk group).

5. Bagaimana melakukan pengukuran epidemiologi?


Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinat
penyakit, serta upaya pengendalian penyakit tersebut. Frekuensi terjadinya penyakit dan
kematian pada penduduk bervariasi dari waktu ke waktu. Prinsip-prinsip dan metode
epidemiologi digunakan untuk menjelaskan frekuensi dan determinan kejadian-kejadian
tersebut. Pada bagian ini membahas mengenai arti dan penggunaan frekuensi penyakit,
Insidensi dan prevalensi dan Rate, Ratio dan Proporsi yang digunakan untuk mengukur
frekuensi dari mortalitas dan morbiditas dalam sebuah populasi.

Frekuensi Masalah Kesehatan adalah keterangan tentang banyaknya suatu masalah


kesehatan yang ditemukan dalam sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka
mutlak, rate atau ratio.
Insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu. Batasan untuk angka insidensi adalah proposi kelompok individu yang terdapat
dalam penduduk suatu wilayah atau negara yang semula tidak sakit dan menjadi sakit
dalam kurun waktu tertentu dan
pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru. Rumusnya sebagai berikut:
p : estimasi angka insidensi
d : jumlah kasus baru
n : jumlah individu yang awalnya tidak sakit
k : konstanta
Atau jumlah kejadian dalam kurun waktu tertentu dibagi penduduk yang mempunyai
risiko (population at risk) terhadap kejadian tersebut dalam kurun waktu tertentu
dikalikan dengan konstanta “k”.
Angka insidensi dalam epidemiologi merupakan ukuran yang penting dan banyak
digunakan. Istilah-istilah yang banyak digunakan misalnya incidence rate atau
cummulative incidence rate, atau attack rate. Untuk memperoleh insidensi harus

6
dilakukan dengan melakukan pengamatan kelompok penduduk yang mempunyai risiko
terkena penyakit yang ingin dicari yaitu dengan cara mengikuti secara prospektif untuk
menentukan insidensi kasus baru.
Hubungan antara insidensi dan prevalensi
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya penyakit.
Lamanya sakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya
penyakit tersebut, yaitu sembuh, mati, atau kronis. Hubungan antara prevalensi, insidensi
dan lamanya sakit dapat dinyatakan dalam rumus
berikut : P = I × D
dimana P = Prevalensi
I = Insidensi
D = Lamanya sakit
Bila karena kemajuan teknologi bidang pengobatan suatu penyakit hanya dapat
menghindarkan kematian tetapi tidak menyembuhkan maka pada keadaan ini prevalensi
akan meningkat meskipun tidak terjadi peningkatan insidensi. Sebaliknya, adanya
kemajuan teknologi kedokteran hingga suatu penyakit dengan cepat dapat disembuhkan
atau suatu penyakit yang dengan cepat menimbulkan kematian maka prevalensi akan
tetap, bahkan mungkin menurun meskipun terjadi kenaikan insidensi. Penurunan
prevalensi dipengaruhi oleh :
a. Menurunnya insidensi
b. Lamanya sakit yang menjadi pendek
c. Perbaikan pelayanan kesehatan.
Bila kita membandingkan prevalensi suatu penyakit antara beberapa wilayah, harus
memperhatikan ketiga faktor tersebut. Angka kesakitan dan kematian merupakan indeks
kesehatan yang penting dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat
kesehatan masyarakat
Pengertian rasio, proporsi, angka/rate
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Misalnya sebuah nilai kuantitatif
A dan nilai kuantitatif lain adalah B, maka rasio kedua nilai tersebut adalah A/B.
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut. Pada proporsi, perbandingan menjadi : A/(A+B). Rate/angka
adalah proporsi dalam bentuk khusus, dimana perbandingan antara pembilang dan
penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.

6. Apa peran epidemiologi dalam laporan dan kebijakan kesehatan?


Apa itu Peran epidemiologi terhadap laporan dan kebijakan kesehatan, yaitu :
1. Mengindentifikasi faktor-faktor yang berperan sehingga penyakit atau masalah
kesehatan dalam masyarakat
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan
keputusan
3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam
upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya

7
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu
dipecahkan
7. kualitas penyakit? Agen penyakit faktor resiko dan hubungannya dengan manusia?
 Kausalitas penyakit
Proses mempelajari serangkain peristiwa yang menyebabkan KLB (kejadian
luar biasa) penyakit didalam komunitas melibatkan pengembangan hubungan sebab
akibat yang menghasilkan kesimpulan.
Kausalitas atau hubungan kausal berkaitan dengan hubumgan sebab akibat yang
digunakan untuk memastikan bagaimana kejadian atau lingkungan yang berbeda
berhubungan satu sama lain dan atau bagaimana kejadian tersebut bisa berhubungan.
 Faktor resiko adalah faktor-faktor yang berhubungan dgn peningkatan terjadinya
suatu penyakit.
Faktor resiko adalah suatu kondisi, sifat, fisik atau perilaku yang dapat
meningkatkan kejadian penyakit pada orang sehat. ( Knap, 1992 )
Macam-macam faktor resiko
1. Menurut dapat tidaknya diubah
a. Un-changeable ( umur, genetik dll )
b. Changeable ( merokok, olahraga, dll )
2. Menurut kestabilan peranannya.
a. Suspected ( rokok – Ca-leher rahim )
b. Established ( rokok – Ca-paru )
3. Well documented- Less well documented Strong – Weak

8. Apakah konsep sehat dan sakit?


 Sehat
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.


2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni
Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat
spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
4. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang
lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran
dan menghargai.
5. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam
arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong
terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang
belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan
sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang
berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna
bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa,

8
dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia
lanjut.

Paradigma sehat

paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan
yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai
masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral,
dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan per –
lindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan
penduduk yang sakit.

Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan


yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi
sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun teta p mengupayakan
yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada
masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit.
Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai konotasi biomedik
dan sosio kultural.

Aspek-aspek pendukung kesehatan

Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila
tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu
kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg
baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu
tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit
bukan berarti sehat.
Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem
organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg mempengaruhi
keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:

1. Nutrisi yang lengkap dan seimbang


2. Istirahat yang cukup
3. Olah Raga yang teratur
4. Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
5. Lingkungan yang bersih

Faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan kesehatan

1. Faktor Internal 

a. Tahap Perkembangan
b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
c. Persepsi tentang fungsi
d. Faktor Emosi
e. Spiritual

2. Faktor Eksternal

9
a. Praktik di Keluarga
b. Faktor Sosioekonomi
c. Latar Belakang Budaya

 Sakit

Tahapan sakit menurut Schuman Terbagi menjadi 5 tahap yaitu Tahap mengalami
gejala

1.Tahap transisi
2.Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role)
3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan.
4.Tahap ketergantungan
5.Tahap penyembuhan

 Sakit dan perilaku sakit

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,


perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit.

Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien
dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi
seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang
mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan akibatnya
pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami;
melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.

Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa
berfungsi sebagai mekanisme koping.

Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
1.Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri
2.Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit
3.Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan kasus di atas, dapat diketahui bahwa penelitian kesehatan dapat
dihitung dengan mengunakan surveilens epidemiologi. Seperti pada kasus diatas
penelitian menggunakan servei demografi dan kesehatan untuk melaporkan kesehatan
tahunan

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiarto, Eko, Anggraeni, dewi. Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta : EGC ; 2002.
2. Bailey, L., Vardulaki, K., Langham, J., Chandramohan, D., Introduction to
3. Epidemiology. USA : Open University Press ; 2005
4. Beaglehole R, Bonita R, Kjellstrom T. Basic epidemiology. Geneva: World Health
Organization; 1993. p. 133
5. Azwar, Azrul. Pengantar epidemiologi edisi revisi. Jakarta; Binarupa Aksara.
M.N.Buston. 1997. Pengantar epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
6. [diakses] https://www.bps.go.id/index.php
https://rohilkab.bps.go.id/KegiatanLain/view/id/10

11
12

Anda mungkin juga menyukai