PENDAHULUAN
dr. Hari pagi itu mengikuti rapat dari dinas kesehatan membicarakan laporan
kesehatan tahunan. dr. Hari melaporkan kenaikan prevalensi hipertensi sebanyak 15% dan
penurunan insiden demam berdarah sebesar 10%. Pada kesempatan tersebut, kepala dinas
kesehatan menyampaikan rencana pelaksanaan survei demografi dan kesehatan yang akan
dilaksanakan pada tahun ini
Sementara rapat berlangsung, seorang staf puskesmas melaporkan bahwa puluhan
anak sekolah dasar dibawah ke puskesmas sejak jam 9 pagi. Anak-anak ini mengalami nyeri
perut disertai mual, muntah, dan diare. Kejadian ini dialami tak lama sesudah mengonsumsi
makanan di kantin sekolah
A. Kata sulit
1. Prevalensi
Prevalensi adalah bagian dari studi epidemiologi yang membawa pengertian jumlah
orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan atau kondisi tertentu pada
suatu tempoh waktu dihubungkan dengan besar populasi dari mana kasus itu berasal
(journal USU)
2. Survei demografi
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan salah satu survei
sosial kependudukan yang secara berkala diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS), BKKBN dan Kementerian Kesehatan sejak tahun 1987. Hingga saat ini, SDKI
telah dilaksanakan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1987 (SPI), 1991, 1994, 1997,
2002/2003, 2007 dan 2012.
B. Kata/kalimat kunci
Rapat membicarakan laporan kesehatan tahunan
C. Pertanyaan
1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan survei demografi?
2. Apakah prevalensi dan insiden? Bagaimana menentukan indikator kesehatan
3. Apa yang dimaksud epidemiologi? Apa cakupan ruang lingkupnya?
4. Apakah survelensi epidemiologi?
5. Bagaimana melakukan pengukuran epidemiologi?
6. Apa peran epidemiologi dalam laporan dan kebijakan kesehatan?
7. Apa itu kualitas penyakit? Agen penyakit faktor resiko dan hubungannya dengan
manusia?
8. Apakah konsep sehat dan sakit?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan survei demografi?
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan salah satu survei
sosial kependudukan yang secara berkala diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS), BKKBN dan Kementerian Kesehatan sejak tahun 1987. Hingga saat ini, SDKI
telah dilaksanakan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1987 (SPI), 1991, 1994, 1997,
2002/2003, 2007 dan 2012. SDKI khusus dirancang untuk mengumpulkan berbagai
informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, keluarga berencana dan kesehatan
khususnya kesehatan reproduksi. Sebagai bagian dari program Demographic and Health
Surveys (DHS), survei serupa juga dilaksanakan di negara-negara Amerika Latin, Asia,
Afrika dan Timur Tengah. Sejalan dengan itu, pertanyaan-pertanyaan yang dicakup
dalam SDKI secara umum merujuk pada instrumen DHS yang berlaku secara
internasional.
Seperti pelaksanaan SDKI sebelumnya, kegiatan SDKI Tahun 2017 (SDKI 2017) juga
diselenggarakan oleh BPS yang bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Secara teknis, BPS juga dibantu oleh United States Agency for International
Development (USAID) melalui proyek Demographic and Health Surveys yang
dilaksanakan oleh ICF International yang berkantor pusat di Rockville, Maryland,
Amerika Serikat. Materi pertanyaan yang dicakup dalam SDKI 2017 mengadopsi materi
pertanyaan dari DHS 7 dan SDKI 2012, sedangkan sebagian lagi merupakan pertanyaan
baru sesuai dengan perkembangan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Kesehatan yang dipilih secara ketat melalui proses uji coba.
2
i. Mengumpulkan informasi mengenai kesehatan lingkungan tempat tinggal, antara
lain mengenai kondisi rumah, fasilitas air bersih, fasilitas dapur, kepemilikan
ternak dan keberadaan tempat cuci tangan di rumah tangga.
Ruang Lingkup
a. Survei ini diharapkan mencakup sekitar 1.950 Blok Sensus yang mencakup 49.250
rumah tangga.
b. Pada rumah tangga tersebut diharapkan diperoleh wawancara lengkap dengan
sekitar 59.100 wanita usia subur, 14.193 pria kawin dan 24.625 remaja pria yang
memenuhi syarat.
c. Sebanyak 49.250 rumah tangga terpilih sampel SDKI 2017 seluruhnya adalah
rumah tangga biasa yang bertempat tinggal di blok sensus biasa.
d. Rumah tangga yang tinggal di blok sensus khusus seperti kompleks militer dan
sejenisnya dan rumah tangga khusus yang tinggal di blok sensus biasa seperti
asrama, penjara dan sejenisnya tidak dipilih sebagai sampel.
e. Semua wanita usia 15-49 tahun, pria kawin usia 15-54 tahun, dan remaja pria
belum kawin usia 15-24 tahun yang biasanya tinggal di suatu rumah tangga, serta
tamu yang menginap tadi malam di rumah tangga tersebut adalah responden untuk
diwawancarai dengan masing-masing Daftar SDKI17-WUS, SDKI17-PK dan
SDKI17-RP.
3
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam
kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
2. StaffanNorel( 1989 )
4
Serangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan, pengolahan, penyajian,
analisis data data penyakit/masalah kesehatan dan penyebarluasan informasi kepada
pihak lain yang membutuhkan secara terus menerus dan tepat waktu, untuk
kepentingan pengambilan keputusan.
5
Ruang lingkup kajian epidemiologi mencakup:
- Penyakit menular wabah
- Penyakit menular bukan wabah
- Penyakit tidak menular
- Masalah kesehatan lainnya
6
dilakukan dengan melakukan pengamatan kelompok penduduk yang mempunyai risiko
terkena penyakit yang ingin dicari yaitu dengan cara mengikuti secara prospektif untuk
menentukan insidensi kasus baru.
Hubungan antara insidensi dan prevalensi
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya penyakit.
Lamanya sakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya
penyakit tersebut, yaitu sembuh, mati, atau kronis. Hubungan antara prevalensi, insidensi
dan lamanya sakit dapat dinyatakan dalam rumus
berikut : P = I × D
dimana P = Prevalensi
I = Insidensi
D = Lamanya sakit
Bila karena kemajuan teknologi bidang pengobatan suatu penyakit hanya dapat
menghindarkan kematian tetapi tidak menyembuhkan maka pada keadaan ini prevalensi
akan meningkat meskipun tidak terjadi peningkatan insidensi. Sebaliknya, adanya
kemajuan teknologi kedokteran hingga suatu penyakit dengan cepat dapat disembuhkan
atau suatu penyakit yang dengan cepat menimbulkan kematian maka prevalensi akan
tetap, bahkan mungkin menurun meskipun terjadi kenaikan insidensi. Penurunan
prevalensi dipengaruhi oleh :
a. Menurunnya insidensi
b. Lamanya sakit yang menjadi pendek
c. Perbaikan pelayanan kesehatan.
Bila kita membandingkan prevalensi suatu penyakit antara beberapa wilayah, harus
memperhatikan ketiga faktor tersebut. Angka kesakitan dan kematian merupakan indeks
kesehatan yang penting dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat
kesehatan masyarakat
Pengertian rasio, proporsi, angka/rate
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Misalnya sebuah nilai kuantitatif
A dan nilai kuantitatif lain adalah B, maka rasio kedua nilai tersebut adalah A/B.
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut. Pada proporsi, perbandingan menjadi : A/(A+B). Rate/angka
adalah proporsi dalam bentuk khusus, dimana perbandingan antara pembilang dan
penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
7
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu
dipecahkan
7. kualitas penyakit? Agen penyakit faktor resiko dan hubungannya dengan manusia?
Kausalitas penyakit
Proses mempelajari serangkain peristiwa yang menyebabkan KLB (kejadian
luar biasa) penyakit didalam komunitas melibatkan pengembangan hubungan sebab
akibat yang menghasilkan kesimpulan.
Kausalitas atau hubungan kausal berkaitan dengan hubumgan sebab akibat yang
digunakan untuk memastikan bagaimana kejadian atau lingkungan yang berbeda
berhubungan satu sama lain dan atau bagaimana kejadian tersebut bisa berhubungan.
Faktor resiko adalah faktor-faktor yang berhubungan dgn peningkatan terjadinya
suatu penyakit.
Faktor resiko adalah suatu kondisi, sifat, fisik atau perilaku yang dapat
meningkatkan kejadian penyakit pada orang sehat. ( Knap, 1992 )
Macam-macam faktor resiko
1. Menurut dapat tidaknya diubah
a. Un-changeable ( umur, genetik dll )
b. Changeable ( merokok, olahraga, dll )
2. Menurut kestabilan peranannya.
a. Suspected ( rokok – Ca-leher rahim )
b. Established ( rokok – Ca-paru )
3. Well documented- Less well documented Strong – Weak
8
dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia
lanjut.
Paradigma sehat
paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan
yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai
masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral,
dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan per –
lindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan
penduduk yang sakit.
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila
tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu
kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg
baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu
tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit
bukan berarti sehat.
Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem
organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg mempengaruhi
keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:
1. Faktor Internal
a. Tahap Perkembangan
b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
c. Persepsi tentang fungsi
d. Faktor Emosi
e. Spiritual
2. Faktor Eksternal
9
a. Praktik di Keluarga
b. Faktor Sosioekonomi
c. Latar Belakang Budaya
Sakit
Tahapan sakit menurut Schuman Terbagi menjadi 5 tahap yaitu Tahap mengalami
gejala
1.Tahap transisi
2.Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role)
3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan.
4.Tahap ketergantungan
5.Tahap penyembuhan
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien
dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi
seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang
mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan akibatnya
pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami;
melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa
berfungsi sebagai mekanisme koping.
Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
1.Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri
2.Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit
3.Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan kasus di atas, dapat diketahui bahwa penelitian kesehatan dapat
dihitung dengan mengunakan surveilens epidemiologi. Seperti pada kasus diatas
penelitian menggunakan servei demografi dan kesehatan untuk melaporkan kesehatan
tahunan
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiarto, Eko, Anggraeni, dewi. Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta : EGC ; 2002.
2. Bailey, L., Vardulaki, K., Langham, J., Chandramohan, D., Introduction to
3. Epidemiology. USA : Open University Press ; 2005
4. Beaglehole R, Bonita R, Kjellstrom T. Basic epidemiology. Geneva: World Health
Organization; 1993. p. 133
5. Azwar, Azrul. Pengantar epidemiologi edisi revisi. Jakarta; Binarupa Aksara.
M.N.Buston. 1997. Pengantar epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
6. [diakses] https://www.bps.go.id/index.php
https://rohilkab.bps.go.id/KegiatanLain/view/id/10
11
12