Anda di halaman 1dari 47

dr.

Jimmy Rumampuk,
MKes, AIFO
Bagian Fisika
Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Konduksi Impuls

Impulse secara teratur pada


frekuensi 60-100 beat/min
SAN

AVN
mv 20 Phase 1 Aksi Potensial
0
Jantung
Phase 2
Depolarization
)Plateau Phase(
20-
40-
Phase 0 Phase 3
60-

80- Phase 4
Resting membrane
Potential
+
Na
Na
Na
-100 ++
+Na
++
Na caca
++
ca
++
++
Na
K+
m
+
Na +
K ca++ ATPase

h Na
KKK
+ +
K
+ ++
mv 20 Phase 1 Aksi Potensial
0
Jantung
Phase 2
Depolarization
)Plateau Phase(
20-
40- Phase 4
Phase 3 only in(
60- Phase 0 pacemaker
cells

80- Phase 4
R.M.P
+
Na
Na
Na
-100 ++
++
Na
Na caca
++
ca
++
++
+
Na
K+
m
+
Na +
K ca++ ATPase

h Na
KKK
+ +
K
+ ++
Aritmia Jantung

Suatu kondisi abnormalitas ritme jantung


Arrhythmias dapat menyebabkan kematian
mendadak, syncope, gagal jantung, pusing,
.palpitasi atau bahkan tanpa gejala apapun

Terdapat 2 jenis aritmia


.bradycardia: Heartrate lambat (< 60 bpm)
.tachycardia: Heartrate cepat (> 100 bpm)
Mekanisme Aritmia Jantung

: Mekanisme bradikardia
Sinus bradikardia muncul dari otomatisitas abnormal yang
lambat secara sedangkan bradikardia AV block disebabkan
oleh konduksi abnormal melalui nodus AV atau system
.konduksi AV distal

: Mekanisme yang memunculkan takikardia


.Akselerasi Otomatisitas -
Triggered activity -
Re-entry (or circus movements) -
Akselerasi Otomatisitas

• Terjadi karena peningkatan laju depolarisasi


diastolic atau perubahan ambang batas potensial
• Otomatisitas abnormal dapat terjadi pada hampir
seluruh jaringan jantung dan dapat menginisiasi
aritmia
• Perubahan tersebut dianggap memproduksi sinus
tachycardia, ritme yang menyimpang dan
mempercepat ritme nodus AV nodal (junctional).
AKTIVITAS TERPICU

• Kerusakan myocardial dapat memunculkan oscillasi


potensial transmembrane pada ujung aksi potensial.
Oscillasi ini, yang disebut 'after depolarizations', dapat
mencapai ambang batas potensial dan menyebabkan
aritmia.
• Oscillasi abnormal dimungkinkan karena adanya pacing,
catecholamine, ketidakseimbangan elektrolit, atau efek
beberapa jenis obat.
• Examples as atrial tachycardias produced by digoxin
toxicity and the initiation of ventricular arrhythmia in the
long QT syndrome.
Re-entry (circus movement)
• Mekanisme re-entry terjadi ketika 'ring/ cincin' jaringan jantung
disekeliling inexcitable core (mis pada region scarred myocardium).
Takikardia diinisiasi jika denyut ektopik muncul pada salah satu limb
refractory (α) menghasilkan penghambatan unidireksional serta limb
excitable lainnya.
• Mmeunculkan konduksi melalui excitable limb (β) yang cukup lambat,
limb yang lain (α) akan kembali recover dan akan memungkinkan
aktivasi retrograde untuk melengkapi re-entry loop. Jika waktu untuk
mengkonduksi disekitar cincin lebih lama daripada waktu recovery
jaringan pada cincin (refractory periods), “circus movement” akan
dipertahankan, dan menyebabkan takikardia.
• Sebagian besar takikardia paroxysmal regular dihasilkan melalui
mekanisme ini.
Reentry Arrhythmias

Normal

Re-enterant
Tachycardia
Atrial Arrhythmias

Sinus arrhythmia: 

• Kondisi dimana heartrate berbeda dengan


pernapasan.
• Biasanya merupakan kondisi benign
SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIAS

  

• Supraventricular tachycardias (SVTs) muncul dari


atrium atau atrioventricular junction.

• Konduksi melalui sistem His-Purkinje; oleh karena


bentuk QRS selama takikardia biasanya mirip dengan
kita lihat pada pasien selama berada pada ritme
baseline.
Penyebab SVT
Takikardia Gambaran EKG Comment
Sinus tachycardia Morfologi P wave mirip dengan ritme Perlu ditentukan penyebabnya
sinus
AV nodal re-entry tachycardia (AVNRT) Tidak muncul P wave, ataupun inverted Penyebab paling umum palpitasi pada pasien
P wave sesaat sebelum tau sesudah dengan jantung normal
QRS complex
AV reciprocating tachycardia (AVRT) P wave muncul diantara kompleks QRS Berdasarkan suatu accessory pathway. Jika
dan T wave jalur konduksi terjadi pada 2 arah, ECG
selama sinus rhythm mungkin pre-excitasi
Atrial fibrillation Irregularly irregular RR intervals and Commonest tachycardia in patients over 65
absence of organized atrial activity years
Atrial flutter (Debaran Atrial) Visible flutter waves at 300/min (saw- Suspect in any patient with regular SVT at
tooth appearance) usually with 2 : 1 AV 150/min
conduction
Takikardia Atrial Organized atrial activity with P wave Usually occurs in patients with structural
morphology different from sinus heart disease
rhythm
Takikardia Multifocal atrial Multiple P wave morphologies (≥3) and Rare arrhythmia; most commonly associated
irregular RR intervals with significant chronic lung disease
Accelerated junctional tachycardia ECG similar to AVNRT Rare in adults
SVT

Sinus Tachycardia  

• Suatu kondisi dimana heartrate 100-160/min


• Gejala muncul dengan adanya heartrate cepat yang
disertai : lemah, capek, pusing ataupun palpitasi.

• Sinus tachycardia seringkali hanya temporer, terjadi


saat stress setelah latihan, emosi tinggi, demam,
dehidrasi, thyrotoxicosis, anemia dan gagal jantung.
• Jika dibutuhkan, beta-blockers dapat digunakan untuk
memperlambat sinus rate, mis : pada hyperthyroidism.
SINUS TACHYCARDIA
Sinus tachycardia converted to NSR
Atrial Arrhythmias
Premature Supraventricular Contractions atau
 Premature Atrial Contractions (PAC)
• Suatu kondisi dimana suatu atrial pacemaker site yang berada
diatas ventrikel mengirim sinyal listrik lebih awal. Ventrikel
biasanya mampu merespons sinyal ini, tetapi akan menghasilkan
ritme jantung yang tidak beraturan.
• PAC merupakan hal yang umum dan biasa terjadi sebagai hasil
efek beberapa stimulant seperti kopi, teh, alcohol, rokok atau
beberapa jenis obat tertentu.
• Penanganan khusus jarang sekali diperlukan.
PAC
SVT
Paroxysmal Supraventricular Tachycardia
 ]HR 160-250/min[
• Atrioventricular Nodal Re-entry Tachycardia (AVNRT)
• Biasanya mulai dan berakhir dengan cepat, dan terjadi pada periode yang berulang
(repetisi). Kondisi ini akan memunculkan gejala seperti lemah, capek, pusing,
pucat atau palpitasi jika heartrate menjadi terlalu cepat.
• Pada AVNRT terdapat 2 fungsionalitas jalur yang secara anatomi berbeda
melewati nodus AV: Pertama memiliki ditandai dengan periode refractory efektif
yang singkat dan konduksi yang lambat; Kedua memiliki periode refractory efektif
dan konduksi yang cepat.
• Pada sinus rhythm, impuls atrial yang melakukan depolarisasi ventrikel biasanya
mengonduksi melalui jalur yang cepat.
• Jika impuls atrial (mis : denyut atrial premature) terjadi lebih awal saat jalur cepat
masih mengalami refraktori, jalur lambat akan mengambil alih propagasi impuls
atrial ke ventrikel kemudian kembali mengalir melalui jalur cepat yang telah
“recover”, inisiasi inilah yang umum dikenal sebagai ‘lambat-cepat', atau lebih
dikenal sebagai AVNRT.
AVNRT (lanjutan)
Ritme dibaca pada EKG melalui kompleks QRS regular secara
normal biasanya pada rate 140-240 per menit. Kadang kompleks
QRS akan menunjukkan kumpulan hambatan cabang yang
tipikal. P waves juga tidak nampak ataupun terlihat sesaat
sebelum ataupun sesudah kompleks QRS karena adanya aktivasi
atrial dan ventricular secara simultan.
SVT
Atrioventricular Reciprocating Tachycardia
(AVRT)
• Pada AVRT terdapat sirkuit besar yang terdiri atas
• AV node, His bundle, ventrikel dan suatu koneksi
abnormal dari ventrikel kembali ke atrium.
Koneksi abnormal ini disebut sebagai accessory
pathway (jalur tambahan) atau bypass tract.
• Bypass tracts muncul dari pemisahan yang tidak
lengkap dari atria dan ventrikel selama
perkembangan janin.
• Aktivasi atrial terjadi aktivasi ventricular dan P
wave biasanya terlihat jelas diantara kompleks
QRS dan T.
PSVT
Manajemen Akut
• Pasien yang mengalami SVT dan instabilitas hemodinamika
membutuhkan cardioversi darurat
• Jika hemodinamika pasien stabil, manuver vagal diantaranya
• If the patient is haemodynamically stable, vagal manoeuvres,
pemijatan karotis kanan, Manuver Valsalva dan imersi facial dengan
menggunakan air dingin biasanya akan berhasil digunakan.
• Jika tidak berhasil, maka digunakan intravenous adenosine (hingga
0.25 mg/kg), verapamil 5-10 mg i.v. over 5-10 minutes, i.v. diltiazem,
atau beta-blockers sebaiknya coba digunakan.

Manajemen Jangka Panjang


• Termasuk diantaranya ablasi accessory pathway. Juga digunakan
verapamil, diltiazem & β-blockers; biasanya efektif pada 60-80%
pasien.
N.B.
The Wolf Parkinson White Syndrome (WPW)

► Suatu ikatan abnormal jaringan atrial menghubungakn


atria dan ventrikel dan secara elektris memetong jalur
normal konduksi ; Sirkuit re-entry dapat berkembang
menjadi penyebab paroxysms tachycardia.
►EKG menunjukan :
- Inteval PR pendek
- Delta wave pada puncak kompleks QRS
►Penanganan obat diantaranya flecainamide,
amiodarone or disopyramide.
►Digoxin dan verapamil  kontraindikasi.
►ablasi radiofrekuensi kateter transvena merupakan
pilihan penanganan.
WPW syndrome
Atrial Arrhythmias
 Atrial flutter (HR200-350/min) 

• Suatu kondisi dimana sinyal elektrik dari Atria cepat


namun dengan rate genap, seringkali menyebabkan
ventrikel berkontraksi lebih cepat dan meningkatkan
heartrate
• Saat sinyal dari atria muncul dengan rate yang lebih
cepat daripada yang mampu direspons oleh ventrikel,
pola EKG membentuk pola “mata gergaji (sawtooth)",
menunjukkan 2 atau lebih flutter waves diantara
kompleks QRS.
Aritmia Atrial
Atrial Flutter (Penanganan)
• Penanganan Paroxysm simptomatik akut yakni dengan
cardioversi elektrik.
• Pasien yang mengalami >1-2 hari sebaiknya dirawat dengan
perlakuan yang sama dengan pasien yang mengalami atrial
fibrillation yang disertai anticoagulated untuk 4 minggu sesuai
kardioversi.
• Paroxysms ulangan dapat dicegah dengan obat2an class Ic dan
class III.
• Pilihan penanganan terhadap apsien dengan atrial flutter ulangan
yakni melalui ablasi kateter radiofrequency
ATRIAL FLUTTER
Atrial Arrhythmias
 - Atrial fibrillation (AF)
• Suatu kondisi dimana sinyal listrik dari Atria dengan
rate sangat cepat dan tak menentu. Kontraksi ventrikel
dalam keadaan tidak beraturan oleh karena sinyal yang
tak menentu yang muncul dari atria .
• EKG menunjukkan normal namun kompleks QRS tidak
beraturan, dan tidak ada P waves.
• Umumnya disebabkan CAD, Penyakit Katup Jantung,
hipertensi, hyperthyroidism dll. Pada beberap pasien
yang “tidak terlihat penyebabnya” dapat ditemukan
terjadinya atrial fibrillation.
ATRIAL FIBRILLATION
Ventricular Tachyarrhythmias
Ventricular tachyarrhythmias dapat diketahui
dengan adanya :
• life-threatening ventricular
tachyarrhythmias (Sustained ventricular
tachycardia and ventricular fibrillation)
• torsades de pointes
• normal heart ventricular tachycardia
• non-sustained ventricular tachycardia
• ventricular premature beats
Ventricular Arrhythmias
Ventricular tachycardia (VT)
• Suatu kondisi dimana sinyal elektrik dikirim melalui
ventrikel pada rate yang cepat namun kadang teratur.
• EKG menunjukan ritme ventricular yang cepat dengan
selang (kadang 0.14 detik atau lebih), kompleks QRS abnormal.
Dissosiasi AV dissociation muncul pada P waves yang terlihat
Ventricular Tachycardia
Aritmia Ventricular
 Ventricular fibrillation (VF)
• Suatu kondisi dimana banyak sinyal listrik dikirim dari ventrikel pada rate
yang sangat cepat dan tak menentu. Sbagai hasil dari ketidakmampuan
ventrikel untuk mengisi dan memompa darah.
• Ritme ini mengancam nyawa karena tidak ada denyut dan kehilangan
kesadaran
• EKG menunjukkan tidak berbentuk, oscillasi cepat dan tidak terdapat
kompleks terorganisir
Ventricular Fibrillation
Ventricular Arrhythmias
 - Torsades de pointes
• Merupakan tipe Takikardia jangka pendek yang membalikkan ritme sinus secara
spontan
• Terjadi karena :
- Kongenital
- Gangguan elektrolit mis hypokalemia, hypomagnesemia, hypocalcemia.
- Obat mis : tricyclic antidepressant, class IA dan III antiarrhythmics.
• Disertai adanya syncope dan kadang2 adanya ventricular fibrillation.
Torsade de Pointes in patient on Sotalol
Ventricular Arrhythmias
Premature ventricular contactions (PVCs)
• Suatu kondisi dimana sinyal listrik yang berasal dari ventrikel
dan menyebabkan ventrikel berkontraksi sebelum menerima
sinyal elektrik dari atria.
• EKG menampilkan kompleks QRS yang lebar dan tdk beraturan
• Denyut ventricular premature awal 'R-on-T' dapat memicu
fibrilasi ventrikular.
• PVC  tidak umum dan kadang tidak menyebabkan geala atau
masalah.
• Ditangani jika simptomatik dengan menggunakan beta-blockers.
Premature ventricular contractions (PVCs)
Bradycardias
 Sinus Bradycardia
• Bervariasi secara fisiologis sesuai dengan tonus vagal yang kuat
atau latihan olahraga.
• Rate as low as 50 at rest and 40 during sleep.
• Common causes of sinus bradycardia include:
• Penyebab ekstrinsik; Hipotermia, hypothyroidism, cholestatic
jaundice dan meningkatnya tekanan intrakranial. Terapi obat
dengan menggunakan beta-blockers, digitalis dan obat
antiarrhythmia.
• Penyebab intrinsik; Acute ischaemia dan Infark sinus node
(sebagai komplikasi myocardial infarction akut). Perubahan
degenratif kronis seperti fibrosis atrium dan sinus node (sick
sinus syndrome).
SINUS BRADYCARDIA
Bradycardias
 Sick sinus syndrome
• A condition in which the sinus node sends out
electrical signals either too slowly or too fast. There may
be alternation between too-fast and too-slow rates.
• This condition may cause symptoms if the rate becomes
too slow or too fast for the body to tolerate.
• Chronic symptomatic sick sinus syndrome requires
permanent pacing (AAI), with additional antiarrhythmic
drugs (or ablation therapy) to manage any tachycardia
element.
• Thromboembolism is common in tachy-brady syndrome
and patients should be anticoagulated unless there is a
contraindication.
Atrioventricular (AV) Block

:Bundle Branch Block (BBB)

• Interruption of the right or left branch of the bundle of


Hiss delays activation of the corresponding ventricle
leading to broadening of the QRS complex
• Unlike right BBB, left BBB is always associated with
an underlying heart disease.
• Both RT and LT BBB show wide deformed QRS
complex. In RBBB there is rSR pattern in lead V1,
while in LBBB there is a broad monophasic (or
notched) R wave in leads V5 and V6.
Atrioventricular (AV) Block

:Bundle Branch Block (BBB)


Hemiblock
Delay or block in the divisions of the left bundle branch produces
a swing in the direction of depolarization (electrical axis) of the
heart. When the anterior division is blocked (left anterior
hemiblock), there is left axis deviation. Delay or block in the
postero-inferior division causes(right axis deviation).
Bifascicular block
This is a combination of a block of any two of the following: the
right bundle branch, the left antero-superior division and the left
postero-inferior division. Block of the remaining fascicle will
result in complete AV block.
Penatalaksanaan Aritmia

• Terapi farmakologik.
• Kardioversi.
• Terapi pacu jantung (pacemaker).
• Terapi bedah mis : aneurysmal excision.
• Terapi intervensional “ablation”.
Klasifikasi Obat-obatan Anti-Aritmia
:Class IV
Ca ++ channel blockers

-
-
:Class II
Phase 2 Beta blockers
)Plateau Phase(

-
:Class I Phase 1
.Na + channel blockers

-
Phase 3
Phase 0 Pacemaker potential
- Phase 4
:Class III
R.M.P
K + channel blockers
Klasifikasi Obat-obatan Anti-Aritmia
Berdasarkan Cara Kerja Obat
CLASS ACTION DRUGS
.I Sodium Channel Blockers
.1A Moderate phase 0 depression and Quinidine,
slowed conduction (2+); prolong Procainamide,
repolarization Disopyramide
.1B Minimal phase 0 depression and slow
conduction (0-1+); shorten Lidocaine
repolarization
.1C Marked phase 0 depression and slow
conduction (4+); little effect on Flecainide
repolarization
.II Beta-Adrenergic Blockers Propranolol, esmolol
.III K+ Channel Blockers Amiodarone, Sotalol,
)prolong repolarization( Ibutilide
.IV Calcium Channel Blockade Verapamil, Diltiazem
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai