Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DIRI DAN KESEHATAN SPIRITUAL

Disusun ntuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan

Dosen Pengampu: Ns. Neneng Aria Nengsih S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

Enung Widyaningsih (CKR0200086)

PRODI S1 KEPERAWATAN C
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2021
KONSEP DIRI

 Pengertian

Konsep diri merupakan suatu citra yang objektif dari diri dan
percampuran yang kompleks mengenai perasaan, sikap dan persepsi alam
bawah sadar maupun tidak sadar. Konsep diri mempengaruhi manajemen kita
terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Terbentuknya konsep
diri pada saat usia muda yaitu pada masa remaja. Karena pada masa ini adalah
waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep
diri.

Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu
dengan yang lain. Orang yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang
baik akan dapat meningkatkan konsep diri. Termasuk persepsi individu
terhadap sikap maupun kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai – nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek serta
tujuan dan keinginannya. Konsep diri juga lebih menjelaskan bahwa cara
individu memandang dirinya secara baik terutama fisik, emosional,
intelektual, sosial dan spiritualnya. Kepribadian yang baik disebut dengan
fully functioning person yang memiliki ciri – ciri terbuka pada pengalaman,
hidup masa kini, percaya pada diri sendiri, mengalami kebebasan dan
kreativitas.

 Aspek – Aspek Konsep Diri


Menurut William H. Fitts (dalam Zamroni, 2010) mengemukakan
konsep diri secara rinci, yang terdiri dari 5 kategori yaitu:
1. Diri fisik, yaitu pandangan seseorang terhadap fisik, kesehatan,
penampilan diri dan gerak motoriknya.
2. Diri keluarga, yaitu pandangan dan penilaian seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga.
3. Diri pribadi, yaitu bagaimana seseorang menggambarkan identitas dirinya
dan bagaimana dirinya sendiri.
4. Diri moral etik, yaitu persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari
standar pertimbangan nilai moral dan etika.
5. Diri sosial, yaitu bagaimana seseorang melakukan interaksi sosialnya.
Menurut pandangan Berzonsky (dalam Burns, 2002) terdiri atas:
1. Aspek fisik yang meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang
dimilikinya.
2. Aspek sosial yaitu bagaimana peranan sosial yang dimainkan oleh
individu dan sejauh mana penilaian dirinya terhadap keluarga, masyarakat
dan pekerjannya.
3. Aspek moral yang meliputi nilai – nilai dan prinsip – prinsip yang
memberi arti dan arah bagi kehidupan seseorang.
4. Aspek psikis yaitu pikiran, perasaan dan sikap individu terhadap dirinya
sendiri.
 Dimensi Konsep diri
1. Dimensi pengetahuan yaitu deskripsi seseorang terhadap dirinya, misalnya
jenis kelamin, etnis, ras, usia dan pekerjaan.
2. Dimensi harapan yaitu kepemilikan seseorang terhadap satu pandangan
mengenai kemungkinan yang akan terjadi.
3. Dimensi penilaian yaitu penilai tantang diri sendiri.
 Karakteristik Konsep Diri
a. Orang yang berpikir positif dapat dilihat jika:
- Yakin akan kemampuan dalam mengatasi suatu permasalahan.
- Menerima pujian tanpa rasa malu.
- Merasa sederajat dengan orang lain.
- Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri.

b. Orang yang berpikir negatif dapat dilihat dari:


- Peka terhadap kritik.
- Cenderung menghindari dialog yang terbuka.
- Selalu mempertahankan pendapat dengan berbagai logika yang keliru.
- Memiliki kecenderungan bersikap hiperkritis terhadap orang lain.
- Memiliki perasaan mudah marah.
 Faktor – Faktor yang dapat Membentuk Konsep Diri
1. Citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik.
2. Bahasa, yaitu kemampuan konseptualisasi dan verbalisasi.
3. Umpan balik dari lingkungan.
4. Pola asuh orang tua.
5. Identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat.
 Komponen Konsep Diri
a. Komponen perseptual.
b. Komponen konseptual.
c. Komponen Attitudinal.
 Perkembangan Konsep Diri
Sumber informasi untuk konsep diri adalah interaksi individu dengan
orang lain. Individu menggunakan orang lain untuk menunjukkan siapa dia.
Individu membayangkan bagaimana pandangan orang lain terhadapnya dan
bagaimana mereka menilai penampilannya. Penilaian pandangan orang lain
diambil sebagai gambaran tentang diri individu. Orang lain yang dianggap
bisa mempengaruhi konsep diri seseorang adalah :
a. Orang tua
Orang tua memberi pengaruh yang paling kuat karena kontak sosial
yang paling awal dialami manusia. Orang tua memberikan informasi yang
menetap tentang individu, mereka juga menetapkan pengharapan bagi
anaknya. Orang tua juga mengajarkan anak bagaimana menilai diri sendiri.
b. Teman sebaya
Kelompok teman sebaya menduduki tempat kedua setelah orang tua
terutama dalam mempengaruhi konsep diri anak. Masalah penerimaan atau
penolakan dalam kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap diri anak.
c. Masyarakat
Masyarakat punya harapan tertentu terhadap seseorang dan harapan itu
masuk ke dalam diri individu, dimana individu akan berusaha melaksanakan
harapan tersebut.
d. Hasil dan proses belajar
Belajar merupakan hasil perubahan permanen yang terjadidalam diri
individu akibat dari pengalaman. Pengalaman dengan lingkungan dan orang
sekitar akan memberikan masukan mengenai akibat suatu perilaku. Akibat ini
bisa menjadi berbentuk sesuatu yang positif maupun negatif.
KESEHATAN SPIRITUAL

 Pengertian Konsep Spiritual


Kesehatan spiritual merupakan rasa keharmonisan saling kedekatan
antara diri sendiri dan orang lain dengan kehidupan yang tertinggi. Seseorang
akan menemukan keseimbangan antara nilai, tujuan, dan sistem keyakinan
mereka dengan hubungan yang ada didalam diri mereka sendiri dan dengan
orang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit, penyembuhan atau kehilangan,
seseorang mungkin berbalik ke cara - cara lama dalam merespon atau
menyesuaikan dengan situasi salah satunya dengan meningkatkan aspek
spiritualnya. Sepanjang hidup seorang individu mungkin tumbuh menjadi
lebih menyadari tentang makna, tujuan dan nilai hidup, maka dari itu perlu
diadakannya bimbingan spiritual bagi seorang yang menderita stres dan sakit.
Disinilah peran perawat yang sangat dibutuhkan untuk menciptakan rasa
keharmonisan antara diri dengan kehidupan yang lebih tinggi.
 Aspek Konsep Spiritual
Menurut Burkhardt (dalam Hamid, 2000) spiritualitas meliputi aspek
sebagai berikut:
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian
dalam kehidupan.
2. Menemukan arti dan tujuan hidup.
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam
diri sendiri.
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri yang tinggi.
 Dimensi Konsep Spiritual
1. Sehat fisik ukuran tubuh, ketajaman sensorik, kerentanan terhadap
penyakit, fungsi tubuh, kebugaran fisik dan kemampuan sembuh.
2. Sehat intelektual kemampuan untuk berpikir dengan jernih dan
menganalisis secara kritis untuk memenuhi tantangan hidup.
3. Sehat sosial kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal dan
interaksi dengan orang lain yang memuaskan.
4. Sehat emosional ekspresi yang sesuai dan kontrol emosi: harga diri, rasa
percaya dan cinta.
5. Sehat lingkungan penghargaan terhadap lingkungan eksternal dan peran
yang dimainkan seseorang dalam mempertahankan, melidungi dan
memperbaiki kondisi lingkungan.
6. Sehat spiritual keyakinan terhadap Tuhan atau cara hidup yang ditentukan
oleh agama, rasa terbimbing akan makna atau nilai kehidupan.
 Kebutuhan Konsep Spiritual
a. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara
terus-menerus diulang untuk membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini
adalah Ibadah.
b. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan
makna hidup dalam membangun hubungan yang selaras dengan Tuhannya
(vertikal) dan sesama manusia (horisontat) serta alam sekitaraya.
c. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan
keseharian, pengalaman agama integratif antara ritual peribadatan dengan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
d. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan
hubungan dengan Tuhan, tujuannya agar keimanan seseorang tidak
melemah.
e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa.
f. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri (self acceptance dan self
esteem), setiap orang ingin dihargai, diterima dan diakui oleh
lingkungannya.
g. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan
masa depan.
h. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi
sebagai pribadi yang utuh.
i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama
manusia.
j. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilai - nilai
religius.
 Peran Perawat dalam Pemenuhan Konsep Spiritual
1. Sebagai pemberi Asuhan Keperawatan.
2. Sebagai Advokat klien.
3. Sebagai edukator.
4. Sebagai kordinator.
5. Sebagai kolaborator.
6. Sebagai konsultan.
 Faktor yang Berhubungan dengan Spiritual
Menurut Dyson dalam Young (2007) menjelaskan 3 faktor yang
berhubungan dengan spiritual, yaitu:
a. Diri sendiri
Jiwa seseorang dan daya jiwa merupakan hal yang fundamental dalam
eksplorasi atau penyelidikan spiritual.
b. Sesama
Hubungan seseorang sama pentingnya dengan diri sendiri. Kebutuhan
untuk menjadi anggota masyarakat dan saling keterhubungan telah lama
diakui sebagai bagian pokok pengalaman manusiawi.
c. Tuhan
Pemahaman tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan
secara tradisional dipahami dalam kerangka hidup keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2014/12/makalah-
konsep-diri_9.html

http://digilib.uinsgd.ac.id/5183/4/4_babI.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/106/jtptunimus-gdl-noorfaizah-5292-3-babii.pdf

05410071_Bab_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai