Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA VERBAL DAN NON VERBAL PADA NEGARA

AMERIKA

Oleh Kelompok 4

A15-B

Desak Made Dwi Sukma Prabayanthi 213213329

Luh Ade Chintya Ratna Dilla 213213324

Anak Agung Gede Oka Sakha Upadana 213213330

Komang Budi Kartika Sari Dewi 213213331

Ni Putu Cahayu Bulandari 213213332

Komang Anggie Sanjiwani Putri 213213337

I Gede Eka Dharma Putra Sanjaya 213213345

Dewa Ayu Dwi Pertiwi 213213346

Shaza Amelia Amay Puteri 213213347

Ni Made Dwi Lidya Juliantari 213213351

I Ketut Arya Pawitra 213213354

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

STIKES WIRA MEDIKA BALI


KOMUNIKASI NON VERBAL

Komunikasi non verbal adalah salah satu proses komunikasi dimana pesan disampaikan
tidak dengan menggunakan kata-kata. Misalnya saja hanya dengan menggunakan gerak isyarat,
bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan
rambut dan sebagainya, simbol-simbol serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi dan gaya berbicara.

CONTOH KOMUNIKASI NON VERBAL

• Mengacungkan jempol

Di beberapa negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Singapura,


Selandia Baru, Kanada, Afrika Selatan, tanda jempol memiliki dua makna yang berbeda.
Pertama, tanda ini berarti 'oke' atau sebuah simbol ketika telah menyelesaikan pekerjaan
dengan baik.Kedua, simbol ini digunakan para pelancong yang ingin meminta tumpangan
mobil.

• Isyarat Untuk Menyatakan Orang Tersebut Gila


Gila di Indonesia : menempelkan jari telunjuk miring di dahiJerman: menggoyang-goyangkan
ke lima jari tangan di dengan muka dengan telapak tangan menghadap ke orangnya. Amerika,
asutralia, kanada: memutarkan telunjuk di samping kepala sebelah kanan, di depan pelipis dan
telinga.

• Anti Sentuhan
Orang Amerika, Australia dan Eropa Utara adalah orang yang anti sentuhan (sesama jenis). Di
Ind. Kita biasa merangkul bahu teman akrab (pria) ketika sedang jalan, namun jika hal itu di
Sidney, London, maka akan banyak yang menganggap anda homoseksual. Sentuhan kepada
kepala di sebagian negara di Timur adalah kurang sopan, namun di Eropa adalah berupa pujian.
Barat-Sejak anak sudah bisa berbahasa (sekitar 2-3 tahun) anak tidak terlalu banyak disentuh,
dan diajarkan utnuk tidak disentuh oleh orang asing.Seorang ibu Indonesia melihat bayi bule
kecil nan lucu kemudian kita sentuh pipinya, cubit kecil.. Maka ibu tersebut dipersepsikan
kurang ajar oleh orang barat.
• Memanggil orang
Memanggil orang. amerika: tangan keatas

• Kontak Mata
Menunjukkan power dan status, derajat, perhatian atau kertetarikan. Dilakukan Ketika
menyapa dan berdialog. Jika tidak, maka anak-anak akan dianggap pemalu. Namun bagi orang
dewasa, jika mata menatap lurus bisa diartikan dorongan seksual. Negara bagian di kawasan
Amerika Serikat seperti di area West Coast dan area South America, melihat seseorang ketika
melewati mereka adalah sesuatu hal yang wajar dan dapat diterima. Misalnya, Anda bisa saja
melewati dua orang asing ketika Anda sedang berjalan dan membuat kontak mata dengan
mereka, tersenyum, dan bahkan mengatakan ‘Hai’ selama beberapa detik.

• Gestur
Gestur seperti mengacungkan jempol dapat diartikan secara berbeda dalam budaya yang
berbeda. Itu diambil sebagai tanda “Oke” di banyak budaya sedangkan diambil sebagai
vulgarisme di lain seperti budaya Amerika Latin dan di Jepang beberapa bahkan
menganggapnya sebagai uang.

• Gerakan Jari tangan V


Menandakan kemenangan dan kedamaian

• Facial Expressions
Sebagaian orang Amerika (terutama mereka yang tinggal di kota-kota kecil), tersenyum
kepada orang asing di depan publik merupakan sesuatu hal yang wajar dilakukan.

• Conversational Distance
Untuk tipikal budaya Amerika, biasanya jarak yang dibuat adalah sekitar sepanjang lengan
hingga dalam jarak empat langkah kaki tergantung dari situasi dan siapa lawan bicaranya.
Dalam budaya Amerika, semakin dekat jarak berarti semakin besar/dekat pula hubungan antar
orang tersebut.
KOMUNIKASI VERBAL

Komunikasi verbal merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam proses
interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Begitupun halnya jika kita berbicara tentang
hubungan atara budaya dan komunikasi memiliki hubungan yang saling berkaitan satu dengan
lainnya, tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling mempengaruhi. Simbol, bahasa, atau
pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat
juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana, Deddy, 2010: 69). Bahasa dapat
didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-
simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Dalam kajian lintas budaya dikenal istilah “heated conversation” dan “hesitant
conversation”. “Heated conversation” adalah tipikal percakapan yang memiliki karakteristik
suara yang keras, banyak rentetan kalimat yang meluncur, tipe percakapan langsung, serta
banyak interupsi yang terjadi. Sementara “hesitant conversation” sebaliknya yakni tipikal
percakapan yang memiliki karakteristik kesopanan, tipe percakapan tidak langsung, ada
banyak jeda, serta sedikit interupsi karena percakapan dilakukan bergantian. Sementara budaya
Amerika pada umumnya adalah tipikal model “heated conversation” meskipun mereka masih
menggunakan tipe percakapan langsung.
Budaya di Amerika karakter masyrakat dalam berbicara verbal mengikuti pola “High
Involvement” biasanya akan:
1. Berbicara lebih banyak
2. Menginterupsi lebih sering
3. Mengharapkan diinterupsi orang lain
4. Berbicara lebih keras dan
5. Berbicara lebih cepat.
Masyarakat Amerika lebih menyukai mengatakan segala sesuatu secara langsung lewat
ekspresi-ekspresi seperti :
1. “Get to the point!”
2. “Don’t beat around the bush!”
3. “Let’s get down to business!”
Sementara jika seseorang diam atau mengambil jeda selama 3 hingga 5 detik saja dalam
sebuah percakapan, maka bagi masyarakat Amerika hal tersebut akan sangat membuat mereka
tidak nyaman, seperti yang diungkapkan oleh Levine bahwa Americans do not like the feeling
of ‘pulling teeth’ in conversations.
Dalam tradisi masyarakat di Amerika Serikat sendiri juga terdapat perbedaan. Misalnya
yang paling terkenal yaitu aksen ala New Yorkers dan aksen ala Californians. “New Yorkers
tend to talk faster and respond more quickly (high involvement) than Californians (high
considerateness). To some New Yorkers, Californians seem slower, less intelligent, and not as
responsive while to some Californians, New Yorkers seem pushy and domineering” (Levine &
Adelman, 67-68). Jadi sangat jelas bahwa faktor latar belakang budaya akan sangat
mempengaruhi cara seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Begitu pula ketika
terjadi percakapan antara Latin American dan North American. Dalam percakapan ini, Latin
American akan tampak lebih mendominasi dan akan banyak mengatakan detil-detil yang tidak
penting sehingga terkadang membuat lawan bicaranya menjadi bosan. Sementara North
American dibiasakan untuk mendengarkan percakapan hingga orang tersebut selesai berbicara
dan tidak sopan menginterupsi percakapan orang lain.
CONTOH KOMUNIKASI VERBAL

1. Salam
Mengucapkan salam di Amerika Serikat cenderung informal, pastikan Anda tersenyum dan
memanggil seseorang dengan menggunakan nama pertama mereka. Selain itu, Jika Anda
sedang bersama teman-teman Anda, jangan lupa untuk saling memperkenalkan mereka. Jabat
tangan dan ucapan "Hello" merupakan hal yang umum dipergunakan untuk memulai
percakapan. Warga Amerika cenderung berbicara terbuka apa adanya. Jangan tersinggung
dengan ucapan mereka, karena mereka pada dasarnya tidak menyukai obrolan yang sekedar
basa basi.

2. Pentingnya Waktu
Budaya Amerika memandang waktu sedemikian penting, sehingga harus dimanfaatkan secara
efisien. Dalam suatu pertemuan bisnis, pertemuan dimulai tepat waktu, menggunakan waktu
rapat secara efisien, dan berusaha mengakhiri rapat seperti yang dijadwalkan. Hal ini juga
tercermin pada saat melakukan komunikasi bisnis, mereka menitikberatkan pada hal-hal yang
penting saja, dan kemudian menyudahi komunikasi tersebut. Tetapi, bukan berarti tidak ada
pembicaraan yang bersifat ringan. Orang Amerika terkadang terbiasa membicarakan sesuatu
yang umum seperti mengenai cuaca saat itu atau bisa juga menanyakan ”how was your
weekend?”. Mereka sebisa mungkin tidak membicarakan hal-hal yang menyangkut keluarga
karna menurut mereka pembicaraan mengenai keluarga tsb sedikit tabu dan menganggap
keluarga adalah privacy yang tidak patut untuk dibicarakan dengan orang lain.

3. Konsep Jarak Dalam Komunikasi


Amerika sangat tergantung pada komunikasi verbal. Hal ini dikarenakan orang Amerika pada
umumnya tidak terampil dalaam membaca pesan non verbal. Dalam melakukan pembicaraan
mereka cenderung langsung pada persoalan atau disampaikan secara eksplisit dan tanpa basa-
basi. Komunikasi non verbal di budaya Amerika misalnya saja menatap mata pada saat
berkomunikasi mengandung makna menghargai lawan bicaranya, selain itu orang Amerika
menyatakan “tidak” dengan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan.
Konsep jarak komunikasi di budaya Amerika yakni mereka menjaga jarak sekitar 5 feet dari
lawan bicara mereka. Berbeda dengan budaya Jepang yang menganggap jarak tersebut terlalu
jauh. Dalam pengambilan keputusan, manajer puncak selalu berupaya secepat dan seefisien
mungkin dalam mengambil suatu .keputusan penting. Umumnya para manajer puncak
berkaitan dengan suatu keputusan pokok atau utama, sedangkan hal-hal yang lebih rinci di
serahkan kepada manajer yang lebih bawah.
4. Contoh Percakapan
Warga dunia mengibaratkan percakapan yang dilakukan antara dua orang warga negara
Amerika sebagai “ping pong game”. Satu orang memulai percakapan dan satu orang lainnya
menanggapi percakapan tersebut dan begitu seterusnya mereka akan bergantian berbicara
hingga akhirnya salah satu dari mereka berhenti menanggapi dan berakhirnya percakapan
diantara keduanya.
Berikut adalah contoh percakapan “small talk” dalam struktur gaya berbicara ala “ping-pong
game” yang dicuplik dari buku Beyond Language: Cross Cultural Communication karya
Deena R. Levine dan Mara B. Adelman (1993, 84-85) :
Sue : It’s nice to meet you. My friend told me about you. Have you lived in Seattle
long?
Mark : No, only three months. How about you?
Sue : I moved here three years ago from California.
Mark : Oh really! I’m from California too. Where did you live in California?
Sue : In Gilroy, not so far from San Jose.
Mark : This is really a coincidence. I’m from Gilroy, too! I like telling people I’m
from the garlic capital of the world. Did you usually go the summer garlic
festival?
Sue : I used to go every summer. How about you?
Mark : I went to most of them. I thought the one in 1980 was great. Did you go to that
one?
Adapun beberapa pertanyaan yang kurang sesuai diterapkan dalam sebuah
percakapan dengan orang yang baru dikenal diantaranya adalah:
1. Apakah kamu sudah menikah?
2. Berapa penghasilanmu sebulan/setahun?
3. Berapa banyak yang harus kau bayarkan untuk cicilan mobil/rumahmu?
4. Apakah agamamu?
5. Apakah kamu pendukung partai Republik atau Demokrat?
DAFTAR PUSTAKA

Diena Nurul Hikmah. (2018). Komunikasi Non Verbal Penyampaian Komunikasi. 1–5.
Indriani, S. S., & Prasanti, D. (2017). Proses Komunikasi Verbal Perempuan Indonesia Di
Australia. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(1), 27–32.
https://doi.org/10.30656/lontar.v5i1.484
Rachmawati, I. (2013). Dasar-dasar Teori Cross Cultural Understanding. In Encephale (Vol.
53, Issue 1). http://dx.doi.org/10.1016/j.encep.2012.03.001
Diena Nurul Hikmah. (2018). Komunikasi Non Verbal Penyampaian Komunikasi. 1–5.
https://merahputih.com/post/read/jangan-lakukan-5-gestur-ini-di-negara-tertentu
https://adoc.pub/komunikasi-non-verbal-pksm-mercubuana.html
https://www.academia.edu/13062634/Komunikasi_Lintas_Budaya
https://www.slideshare.net/elkhea/budaya-konteks-verbal-dan-non-verbal

Anda mungkin juga menyukai