Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN KECERDASAN SOSIAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah


“ Dasar-Dasar Kependidikan”
Dosen Pembimbing:
Patimah,M. Ag

MOHAMMAD JUNAEDI (1708101117)

Kelas PAI B / 1

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SYEKH NURJATI


CIREBON
2017
1
KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur bagi Allah S.W.T. karena berkat , rahmat dan karunia-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah pengembangan kecerdasan sosiall.
          Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari
buku panduan yang berkaitan dengan pengembangan kecerdasan emosional dan
alhamdulilah makalah ini bisa terselesaikan.
          Penyusun berharap, dengan membaca makalah ini bisa memberikan wawasan
bagi kita semua. Makalah ini masih memiliki kekurangan, maka dari itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Cirebon, desember 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
A.      Latar belakang ...................................................................................................................
B.      Rumusan masalah...............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
1.      Definisi Kecerdasan Sosial.................................................................................................
2.   Komponen dan Indikator dari Kecerdasan Sosial.................................................................
3.      Komponen dan Indikator dari Kecerdasan Sosial...............................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................


E. Kesimpulan......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecerdasan atau intelejensi seseorang dibawa dari pertama kali ia dilahirkan.
Akan tetapi perkembangan kecerdasan atau intelegensi itu didapatkan seseorang seiring
perkembangannya dalam kehidupan.
Menurut Piaget perkembangan intelegensi atau kecerdasan anak itu terbagi
menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motorik antara umur 0-2 tahun, tahap
praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-12 tahun), dan tahap
operasional formal (12 tahun-seterusnya). Menurut piaget apabila satu tahap saja tidak
dilalui oleh seorang anak, maka itu akan berakibat pada kecerdasan anak itu sendiri.
Intelegensi sangat penting bagi kehidupan seseorang, karena tanpa intelegensi
tersebut, seseorang tidak akan mampu untuk membedakan sesuatu, baik itu hal yang
nyata ataupun hal yang tidak nyata. Jika kita membicarakan intelegensi maka tidak
terlepas dari proses pembelajaran. Karena intelejensi itu berkembang dan didapatkan
melalui proses pembelajaran. Jika intelegensi itu tidak diasah maka intelegensi itu tidak
akan berkembang dan tidak akan ada perubahan.
Adapun Kecerdasan sosial tidak kalah penting dibandingkan dengan kecerdasan
intelektual dll. Banyak para orangtua yang sangat senang apabila anaknya mendapat
nilai yang selalu bagus di sekolahnya. Hal tersebut memang benar, namun tidak
seutuhnya benar. Sebab menurut  penelitian yang dilakukan oleh Daniel Goleman (1995
dan 1998) menunjukkan bahwa kecerdasan sosial, emosional, dan spiritual memberikan
kontribusi sebesar 80% terhadap tingkat kesuksesan seseorang, sedangkan kecerdasan
intelektual hanya memberikan kontribusi sebesar 20%.
Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan sosial yang tinggi, cenderung akan
lebih mudah beradaptasi dan pandai berkomunikasi, sehingga akan memiliki banyak
teman dan dia akan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Kemampuan seperti
itu lah yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada pada zaman
sekarang ini.Berdasarkan uraian diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas lebih
lanjut mengenai kecerdasaan sosial pada anak yang dapat dikembangan melalui
kegiatan pembelajaran, sehingga anak mudah dalam berkomunikasi dengan orang lain.

4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah “Kecerdasan Sosial” adalah:
a.       Apa pengertian Kecerdasan Sosial?
b.      Apa komponen dan indikator Kecerdasan Sosial?
c.       Bagaimana model Kecerdasan Sosial menurut para ahli?
d.      Bagaimana pengaruh Kecerdasan Sosial terhadap kesuksesan?
e.       Apa yang menjadi komponen utama membangun Kecerdasan Sosial?
f.       Bagaimana meningkatkan Kecerdasan Sosial pada anak?

C. Tujuan Makalah
a.       Untuk mengetahui Pengertian atau Defini Kecerdasan Sosial;
b.      Untuk mengetahui Komponen dan Indikator Kecerdasan Sosial;
c.       Untuk mengetahui Model Kecerdasan Sosial menurut para ahli;
d.      Untuk mengetahui Pengaruh terhadap Kecerdasan Sosial terhadap Kesuksesan;
e.       Untuk mengetahui Komponen Utama dalam Membangun Kecerdasan Sosial;
f.       Untuk mengetahui Cara Meningkatkan Kecerdasan Sosial pada anak.

D.   Manfaat Makalah
a.       Bagi Penulis
Manfaat yang diharapkan oleh Penulis dengan hadirnya makalah ini adalah
bertambahnya wawasan mengenai Kecerdasan Sosial.
b.      Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca adalah dapat mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu
Kecerdasan Sosial dan cara mengembangkannya dalam proses pembelajaran.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. PEMBAHASAN
Kecerdasan Sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan
dimasyarakat dan kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang-orang
disekitarnya.
Kecerdasan Sosial terdiri atas 2 komponen yaitu Internal dan Eksternal, dimana
internal berkaitan dengan keinginan dalam diri untuk bersosial dan menjalin hubungan
baik dengan orang lain, maupun mengorbankan kepentingan diri demi kepentingan
orang lain. Adapun Kecerdasan Eksternal berkaitan dengan pengaruh dari orang sekitar,
seseorang akan berinteraksi dengan orang disekitar jika ada kepentingan lain, baik
berupa motivasi untuk mendapat pujian atau sanjungan dari orang lain.
Model Kecerdasan Sosial menurut Karl Albrecht ada lima yaitu SPACE.
§  Kesadaran Situasional (memahami dan peka terhadap kebutuhan serta hak orang lain);
§  Kemampuan Membawa Diri(berkaitan dengan tingkah laku seseorang);
§  Keaslian (berkaitan dengan nilai kejujuran yang mana akan dipercaya oleh orang lain);
§  Kejelasan (kemampuan dalam menyampaikan ide secara persuasif/ bersifat ajakan);
§  Empati (sikap untuk menerima pandapat orang lain secara ).
Pengaruh Kecerdasan sosial terhadap kesuksesan merupakan pengaruh yang akan
diterima oleh seseorang yang berdasarkan tingkat Sosial interligensi juga umur
seseorang. Seseorang akan mengalami gangguan komunikasi apabila tingkat sosial
inteligensi dibawah 85, begitupun sebaliknya. Dalam mengatasi gangguan komunikasi
(autisme), maka perlu adanya pelatihan ketrampilan sosial, sehingga dapat berinteraksi
dengan orang lain secara baik.
Cara meningkatkan kecerdasan sosial dapat dilakukan dengan meningkatkan
komunikasi dengan orang lain, mendengarkan secara aktif dll. Adapun mengembangkan
kecerdasan sosial pada anak dapat dilakukan dengan melatih empati anak sejak dini,
bersosialisasi dengan teman sebaya, maupun orang dewasa baik dilakukan dalam
keluarga maupun disekolah. Disekolah, pembelajaran ini dapat dilatih dengan kegiatan
diskusi kelas maupun kegiatan lainnya

6
2. LANDASAN TEORI
a.      Definisi Kecerdasan Sosial
 Thorndike (dalam Goleman, 1995) pengertian kecerdasan sosial adalah
kemampuan untuk memahami dan mengatur orang untuk bertindak bijaksana dalam
menjalin hubungan dengan orang lain.
 Anderson, (dalam Safaria, 2005) mengungkapkan konsep kecerdasan sosial
diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan
relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua
belah pihak berada dalam situasi saling menguntungkan.
 Handy, (2006) mengatakan bahwa kecerdasan sosial ialah suatu kemampuan untuk
memahami dan mengelola hubungan manusia.
 §  Goleman, (2007) sebagai hubungan interpersonal, baik atau buruk, memiliki
kekuatan untuk membentuk otak kita dan mempengaruhi sel-sel tubuh yang dapat
menciptakan suatu kemampuan dalam memahami orang lain, membentuk relasi dan
mempertahankannya dengan baik.
 Ford memberi definisi mengenai kecerdasan sosial yaitu tindakan yang sesuai
dengan tujuan dalam konteks sosial tertentu, dengan menggunakan cara-cara yang
tepat dan memberikan efek yang positif bagi perkembangan.
Kesimpulan:
Maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri
seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial
dengan orang-orang disekitarnya.
b.      Komponen dan Indikator dari Kecerdasan Sosial
1.     Social Intelligence Internal
 Keinginan bersosial dari dalam diri
 Menjalin hubungan baik dengan orang lain
 Mengorbankan kepentingan diri demi orang lain

2.      Social Intelligence Eksternal


 Adanya pengaruh untuk bersosialisasi

7
 Menyelesaikan permasalahan dalam berinteraksi
 Bersosial karena ada faktor yang lain (misal : agar mendapat  pujian/sanjungan dari
orang lain).

c. Pengaruh Kecerdasan Sosial Terhadap Kesuksesan


Sosial IQ adalah ukuran kecerdasan sosial. Sosial IQ didasarkan pada 100 titik
skala, dimana 100 adalah skor rata-rata dan 140 (di atas 140) dianggap sangat tinggi.
Sosial IQ di ukur dengan teknik tanya jawab. Orang dengan sosial IQ yang rendah akan
dianggap anak-anak dan belum dewasa, bahkan jika orang tersebut pun telah berumur
dewasa. Cara yang baik untuk mengukur sosial IQ adalah dengan menggunakan sistem
IQ dasar, disesuaikan dengan keterampilan sosial. Kebanyakan orang memiliki IQ sosial
85-115.

            Orang dengan sosial IQ di bawah 80 mungkin memiliki gangguan spektrum


autisme, seperti sindrom Asperger dan skizofrenia. Orang-orang ini mungkin
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan memerlukan pelatihan keterampilan
sosial atau dukungan tambahan dari spesialis jiwa.
Orang-orang ini sulit mendapatkan pekerjaan karena mereka tidak memiliki komunikasi
interpersonal yang diperlukan dan keterampilan sosial untuk sukses dalam angkatan
kerja. Orang-orang ini dapat bekerja dengan baik dalam pekerjaan meja kantor,
pekerjaan rumah atau pekerjaan yang tidak memerlukan banyak interaksi, seperti
konstruksi.
            Orang dengan sosial IQ di atas 120 dianggap sangat terampil dan menyesuaikan
diri dengan baik, dan bisa bekerja dengan baik dengan pekerjaan yang melibatkan
kontak langsung dan komunikasi dengan orang-orang.

8
Perhatikan tabel di bawah ini :

Tingkat Sosial Intelligence Umur

120 (diatas rata-rata – sosial dewasa untuk usia) 20.4

110 18.7

100 (rata-rata) 17

90 15,3

80 13,6

70 (dibawah rata-rata) 11,9

60 10,2

50 8,5

40 6,8

30 5,1

9
d.       Komponen membangun Kecerdasan Sosial
Penulis sains populer Daniel Goleman (2007) menyatakan adanya 2 komponen utama
dalam membangun kecerdasan sosial yang baik yaitu : 
1.      Kesadaran sosial.
Kesadaran sosial merujuk pada spektrum yang merentang secara instan merasakan
keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya, untuk
"mendapatkan" situasi sosial yang baik meliputi :
§  Empati dasar : Suatu kemampuan untuk merasakan isyarat-isyarat nonverbal dengan
orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain. Dan kemampuan merasakan emosi
orang lain berupa sebuah kemampuan jalan-rendah yang berlangsung spontan dan cepat
atau muncul dan gagal dengan cepat dan otomatis.
§  Penyelarasan : Perhatian yang melampaui empati sesaat ke kahadiran yang bertahan untuk
melancarkan hubungan yang baik, yaitu dengan menawarkan perhatian total kepada
seseorang dan mendengarkan sepenuhnya, berusaha memahami orang lain lebih
daripada menyampaikan maksud tertentu. Mendengarkan secara mendalam seperti itu
kelihatannya merupakan kemampuan alamiah. Meskipun begitu, seperti halnya dengan
dimensi-dimensi kecerdasan sosial lainnya orang bisa memperbaiki keterampilan
penyelarasannya yang baik.
§  Ketepatan empatik : Ketepatan empatik dibangun di atas empati dasar namun
menambahkan suatu pengertian lagi yaitu adanya suatu kemampuan untuk memahami
pikiran, perasaan dan maksud orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga
tercipta interaksi yang baik dan harmonis.
§  Pengertian sosial : Pengertian sosial merupakan aspek keempat dari kesadaran sosial yang
merupakan pengetahuan tentang bagaimana dunia sosial itu sebenarnya bekerja. Orang
yang memiliki kemahiran dalam proses mental ini akan banyak mengetahui apa yang
diharapkan dalam kebanyakan situasi sosial. Kemahiran sosial ini dapat dilihat pada diri
mereka yang secara tepat membaca arus-arus politik dalam sebuah organisasi.

10
2.      Fasilitas sosial, meliputi :
§  Sinkroni : Berinteraksi secara mulus pada tingkat nonverbal. Sebagai landasan fasilitas
sosial, sinkroni adalah batu fondasi yang menjadi landasan di bangunnya aspek-aspek
lain. Kegagalan dalam sinkroni merusak kompetensi sosial, membuat interaksi menjadi
tidak selaras. Sinkroni memungkinkan kita bergerak dengan anggun melalui tarian
nonverbal bersama orang lain dengan tanda-tanda sinkroni mencakup rentang interaksi
yang terkonsentrasi secara harmonis, dari senyuman atau mengangguk pada waktu yang
tepat untuk semata-mata mengarahkan tubuh kita pada orang lain.
§  Presentasi : Suatu kemampuan untuk menampilkan diri sendiri secara efektif untuk
menghasilkan kesan yang di kehendaki. Salah satu hal yang di pandang penting dalam
presentasi diri yaitu adanya kemampuan untuk "mengendalikan dan menutupi". Orang
yang mahir dalam pengendalian itu merasa percaya diri dalam segala situasi sosial,
memiliki kemampuan untuk bertindak yang sesuai pada tempatnya. Dengan begitu
mereka dengan mudah bisa tampil tenang dan penuh kendali diri.
§  Pengaruh : Adanya suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat
membentuk hasil interaksi sosial yang baik. Dengan menggunakan kemampuan bicara
yang hati-hati dan adanya kendali diri dan mendekati orang lain dengan perilaku
profesional, tenang, dan penuh perhatian.
§  Kepedulian : Merupakan kemampuan seseorang untuk berbelas kasihan, peduli akan
kebutuhan orang lain dan melakukan tindakan yang sesuai dengan hal itu. Kepedulian
mendorong kita untuk mengambil tanggungjawab apa yang perlu dilakukan dengan baik
dan akan menimbulkan orang-orang yang prihatin, yaitu seseorang yang paling bersedia
mengambil waktu dan berusaha untuk membantu seorang koleganya. 

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa untuk membangun kecerdasan sosial
yang baik kedua komponen di atas sangat diperlukan dan saling berhubungan.

11
3.       CARA MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL
1.      Meningkatkan Kecerdasan Sosial:
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan sosial,
diantaranya:
1.      Tubuh dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata;
2.      Tubuh dirancang untuk berkomunikasi dengan orang lain;
3.      55% makna yang akan disampaikan dalam aktivitas tercermin pada sikap fisik;
4.      Tanpa kata-kata tubuh dapat mengkomunikasikan apakah seseorang sedang sedih,
senang, marah, kecewa, bahagia, malu, takut, khawatir, gugup, antusias, percaya diri,
dan lain-lain;
5.      Mendengarkan aktif.
Salah satu hal terpenting dalam kecerdasan sosial adalah selalu mau secara ikhlas
untuk memahami semua tantangan komunikasi sosial sebelum mengeluarkan pendapat
atau ide untuk kepentingan kehidupan sosial. Kecerdasan sosial akan menuntun diri
untuk menjadi orang bijak yang cerdas memahami orang lain, serta selalu hidup dengan
persepsi positif terhadap semua warna kehidupan di sekitarnya.
2.      Cara Mengembangkan Kecerdasan Sosial Pada Anak
a.      Melatih empati anak sejak dini, empati adalah bagaimana buah hati kita bisa ikut
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Cobalah sesekali anak kita diajak
berbagi dengan teman atau sesama yang kekurangan. Ayah dan bunda bisa lho
memanfaatkan moment ultah buah hati kita untuk berbagi hadiah pada teman/ tetangga
yang kekurangan. Hal ini bisa meningkatkan empati buah hati.

b.      Sering-sering mengajak anak bersosialisasi dengan teman sebaya. Ketika buah hati
kita sering kita ajak bersosialisasi dengan teman-temannya hal ini secara tidak langsung
akan melatih skill anak dalam bersosialisasi. Anak akan belajar bahwa ada sikap-sikap
positif yang harus dikembangkan agar teman-teman suka, tapi ada sikap-sikap negatif
yang harus dihindari.

12
c.       Sesekali bisa juga kita ajak di forum orang dewasa. Sesekali ayah dan bunda bisa
mengajak buah hati untuk ikut diacara-acara kita. Disini akan banyak skill yang kita
ajarkan ke anak. Misalkan bagaimana harus mneghormati orang yang lebih tua,
bersalaman ketika bertemu, tersenyum, ramah, menanyakan kabar. Hal-hal yang dilihat
oleh anak kita akan dipelajari dan di contoh oleh anak.
d.      Presentasi diri dan keteladanan dari orangtua. Biarkan buah hati kita melihat dan
mencontoh bagaimana cara kita bersosialisasi. Karena itu kita sebagai ayah dan bunda
harus menjadi contoh dan teladan bagaimana cara yang baik dalam berinteraksi.

13
BAB III
PENUTUP

E.   KESIMPULAN
Kecerdasan Sosial adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan hubungan
(relasi), membangun dan juga mempertahankan relasi dengan orang lain, sehingga dapat
menguntungkan kedaua belah pihak. Dalam menjalin relasi ini, seseorang perlu bersikap
dan bertingkah laku baik, sehingga relasi ini dapat dipertahankan.
Orang yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi biasanya mudah beradaptasi
dan pandai berkomunikasi. Contoh orang yang memiliki kecerdasan ini misalnya Public
Relation.
Dalam pembelajaran, kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan sosial dapat
dilakukan dengan diskusi kelas. Adapun dalam keluarga dapat melatih anak untuk
saling menghargai pendapat orang lain, berempati, bersosialisasi dengan teman sebaya,
maupun orang dewasa.

F.   SARAN
Pada dasarnya kecerdasan yang dimiliki seseorang haruslah di gunakan dan
dikembangkan secara terus-menerus guna memaksimalkan potensi diri untuk lebih baik.
Pada kecerdasan sosial, seseorang haruslah meningkatkan interaksi dengan orang lain
dengan memperhatikan sikap dan tingkah laku diri sendiri maupun orang lain, baik
merespon pendapat maupun dalam menyampaikan ide ataupun gagasan, sehingga dapat
dipahami dan diterima dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf L N, Syamsu.2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Goleman, Daniel. 2007. Sosial Intellegence (Edisi Indonesia). Jakarta: Gramedia.

Reni Akbar, dkk. 2001. Keberbakatan Intelektual. Jakarta: Grasindo.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Champbell, Linda dkk. 2002. Multiple Intelligences, Metode Terbaru Melesatkan


Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press.

Safaria, T. 2005. Interpersonal Intellegence. Yogyakarta: Amara Books.

Reni Akbar, dkk. 2001. Keberbakatan Intelektual. Jakarta: Grasindo

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

15

Anda mungkin juga menyukai