PENDAHULUAN
1.1 Pendahuan
Akibat yang ditimbulkan dari kecerdasan sosial yang tidak terasah pada
individu adalah memberi kontribusi pada perilaku anarkis seperti kekerasan dalam
rumah tangga, tawuran antar kampung, perkelahian antar pelajar atau mahasiswa,
bentrok antarkelompok politik, etnik, atau. Mengapa kecenderungan seperti ini
begitu marak?. Hal ini dikarenakan individu yang kecerdasan sosialnya rendah
tidak akan mampu berbagi dengan orang lain dan ingin menang sendiri. Kalau dia
gagal akan melakukan apa saja, asal tujuannya bisa tercapai, tak peduli
tindakannya merusak lingkungan, dan tidak merasa yang dikerjakannya
menginjak harkat dan martabat kemanusiaan. Sehingga diskripsi kepribadian
seperti ini, berpotensi melakukan perilaku anarkis, ketika hasrat pribadinya tidak
tercapai atau sedang menghadapi masalah dengan orang atau kelompok lain.
Proses ini tampak pada masyarakat yang lebih menghargai orang dari
jabatan dan kekayaan yang digenggamnya. Kondisi ini membuat orang terobsesi
1
untuk memperoleh kedudukan tinggi dan kekayaan yang berbuncah-buncah agar
terpandang di masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mengorganisir Kelompok
b. Merundingkan Pemecahan
3
Bakat seorang mediator yang mencegah konflik atau menyelesaikan konflik-
konflik yang meletup. Orang yang mempunyai kemampuan ini, hebat dalam
mencapai kesepakatan dalam mengatasi atau menangani perbantahan, mereka
cakap dalam bidang diplomasi, arbitrasi atau hukum atau sebagai perantara atau
manajer operasi. Mereka ini adalah anak-anak yang mendamainkan perbantahan
di tempat bermain.
c. Hubungan Pribadi
Empati dan bakat menjalin hubungan. Bakat ini memudahkan untuk masuk
kedalam lingkup pergaulan atau untuk mengenali dan merespons dengan tepat
akan perasaan dan keprihatinan orang lain, seni menjalin hubungan. Orang
semacam ini merupakan pemain tim yang bagus, pasangan hidup yang
diandalkan, sahabat atau rekan usaha yang setia, didunia bisnis mereka sukses
sebagai tenaga penjual atau para manajer atau dapat menjadi guru yang hebat.
Bakat ini pada anak-anak yang dapat bergaul praktis dengan siapa saja, mudah
memasuki ruang lingkup permainan, dan senang hati melakukannya. Anak-anak
ini cenderung paling pintar membaca emosi dari ungkapan wajah dan paling sukai
oleh teman-teman sekelasnya.
d. Analisis Sosial
4
b. SI (Social Intelligence) eksternal
- Bersosial karena adanya faktor yang lain (supaya mendapat sanjungan dan
pujian dari orang lain)
a. Kesadaran sosial.
1) Empati dasar
Suatu kemampuan untuk merasakan isyarat-isyarat nonverbal dengan orang
lain dalam berinteraksi dengan orang lain. Dan kemampuan merasakan emosi
orang lain berupa sebuah kemampuan jalan-rendah yang berlangsung spontan
dan cepat atau muncul dan gagal dengan cepat dan otomatis.
2) Penyelarasan
Perhatian yang melampaui empati sesaat ke kahadiran yang bertahan untuk
melancarkan hubungan yang baik, yaitu dengan menawarkan perhatian total
kepada seseorang dan mendengarkan sepenuhnya, berusaha memahami orang
lain lebih daripada menyampaikan maksud tertentu. Mendengarkan secara
mendalam seperti itu kelihatannya merupakan kemampuan alamiah. Meskipun
begitu, seperti halnya dengan dimensi-dimensi kecerdasan sosial lainnya orang
bisa memperbaiki keterampilan penyelarasannya yang baik.
3) Ketepatan empatik
Ketepatan empatik dibangun di atas empati dasar namun menambahkan suatu
pengertian lagi yaitu adanya suatu kemampuan untuk memahami pikiran,
5
perasaan dan maksud orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga
tercipta interaksi yang baik dan harmonis.
4) Pengertian sosial
Pengertian sosial merupakan aspek keempat dari kesadaran sosial yang
merupakan pengetahuan tentang bagaimana dunia sosial itu sebenarnya
bekerja. Orang yang memiliki kemahiran dalam proses mental ini akan banyak
mengetahui apa yang diharapkan dalam kebanyakan situasi sosial. Kemahiran
sosial ini dapat dilihat pada diri mereka yang secara tepat membaca arus-arus
politik dalam sebuah organisasi.
1) Sinkroni
Berinteraksi secara mulus pada tingkat nonverbal. Sebagai landasan fasilitas
sosial, sinkroni adalah batu fondasi yang menjadi landasan di bangunnya
aspek-aspek lain. Kegagalan dalam sinkroni merusak kompetensi sosial,
membuat interaksi menjadi tidak selaras. Sinkroni memungkinkan kita
bergerak dengan anggun melalui tarian nonverbal bersama orang lain dengan
tanda-tanda sinkroni mencakup rentang interaksi yang terkonsentrasi secara
harmonis, dari senyuman atau mengangguk pada waktu yang tepat untuk
semata-mata mengarahkan tubuh kita pada orang lain.
2) Presentasi
Suatu kemampuan untuk menampilkan diri sendiri secara efektif untuk
menghasilkan kesan yang di kehendaki. Salah satu hal yang di pandang penting
dalam presentasi diri yaitu adanya kemampuan untuk "mengendalikan dan
menutupi". Orang yang mahir dalam pengendalian itu merasa percaya diri
dalam segala situasi sosial, memiliki kemampuan untuk bertindak yang sesuai
pada tempatnya. Dengan begitu mereka dengan mudah bisa tampil tenang dan
penuh kendali diri.
3) Pengaruh
Adanya suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat
membentuk hasil interaksi sosial yang baik. Dengan menggunakan kemampuan
6
bicara yang hati-hati dan adanya kendali diri dan mendekati orang lain dengan
perilaku profesional, tenang, dan penuh perhatian.
4) Kepedulian
Merupakan kemampuan seseorang untuk berbelas kasihan, peduli akan
kebutuhan orang lain dan melakukan tindakan yang sesuai dengan hal itu.
Kepedulian mendorong kita untuk mengambil tanggungjawab apa yang perlu
dilakukan dengan baik dan akan menimbulkan orang-orang yang prihatin, yaitu
seseorang yang paling bersedia mengambil waktu dan berusaha untuk
membantu seorang koleganya.
Pada tahun 2005, Karl Albrecht mengusulkan sebuah model social intelligence
yang terdiri dari lima poin dalam bukunya Social Intelligence: Ilmu Baru Sukses,
yaitu “SPACE”
“The ability to read situations and to interpret the behaviours of people in those
situations.” Makna dari kesadaran ini adalah sebuah kemampuan untuk bisa
memahami dan peka akan kebutuhan serta hak orang lain.
3. Authenticity (Keaslian)
7
“Authenticity is the extent to which others perceive you as acting from honest,
ethical motives, and the extent to which they sense that your behavior is congruent
with your personal values – i.e. “playing straight.”Authenticity atau sinyal dari
perilaku kita yang akan membuat orang lain menilai kita sebagai orang yang layak
dipercaya, jujur, terbuka, dan mampu menghadirkan sejumput ketulusan. Elemen
ini sangat penting sebab hanya dengan aspek inilah kita bisa membentangkan
jejak relasi yang mulia nan bermartabat.
4. Clarity (Kejelasan)
“Clarity is the ability to express ideas clearly, effectively and with impact. It
involves a range of “communicating” skills such as listening, feedback,
paraphrasing, semantic flexibility, skillful use of language, skill in using
metaphors and figures of speech, and the ability to explain things clearly and
concisely.” Aspek ini menjelaskan sejauh mana kita dibekali kemampuan untuk
menyampaikan gagasan dan ide kita secara baik dan persuasif sehingga orang lain
bisa menerimanya dengan tangan terbuka. Sering kali kita memiliki gagasan yang
baik, namun gagal mengkomunikasikannya secara baik sehingga atasan atau rekan
kerja kita tidak berhasil diyakinkan. Kecerdasan sosial yang produktif barangkali
memang hanya akan bisa dibangun dengan baik apabila kita mampu
mengartikulasikan segenap pemikiran kita dengan penuh kejernihan dan
kebeningan.
5. Empathy (Empati)
“Emphaty is the skill of building connections with people – the capacity to get
people to meet you on a personal level of respect and willingness to
cooperate.”Aspek ini merujuk pada sejauh mana kita bisa berempati pada
pandangan dan gagasan orang lain. Dan juga sejauh mana kita memiliki
keterampilan untuk bisa mendengarkan dan memahami maksud pemikiran orang
lain. Kita barangkali akan bisa merajut sebuah jalinan relasi yang baik kalau saja
kita semua selalu dibekali dengan rasa empati yang kuat terhadap sesama rekan
kita..
8
Sosial IQ adalah ukuran kecerdasan sosial. IQ Sosial didasarkan pada 100
titik skala, dimana 100 adalah skor rata-rata dan 140 (di atas 140) dianggap sangat
tinggi. Sosial IQ diukur dengan teknik tanya jawab. Orang dengan IQ sosial yang
rendah akan dianggap anak-anak dan belum dewasa, bahkan jika orang yang
berusia dewasa. Cara yang baik untuk mengukur IQ Sosial adalah dengan
menggunakan sistem IQ dasar, disesuaikan dengan keterampilan sosial.
Kebanyakan orang memiliki IQ sosial 85-115. Orang dengan IQ sosial di bawah
80 mungkin memiliki gangguan spektrum autisme, seperti sindrom Asperger dan
skizofrenia. Orang-orang ini mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
dan memerlukan pelatihan keterampilan sosial atau dukungan tambahan dari
spesialis jiwa. Orang-orang ini sulit mendapatkan pekerjaan karena mereka tidak
memiliki komunikasi interpersonal yang diperlukan dan keterampilan sosial untuk
sukses dalam angkatan kerja. Orang dengan IQ sosial atas 120 dianggap sangat
sosial terampil dan menyesuaikan diri dengan baik, dan bisa bekerja dengan baik
dengan pekerjaan yang melibatkan kontak langsung dan komunikasi dengan
orang-orang.
110 18.7
100 (rata-rata) 17
90 15,3
80 13,6
60 10,2
9
50 8,5
40 6,8
30 5,1
20 3,4
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan sosial,
diantaranya:
Dengan kecerdasan sosial yang tertanam dalam diri dapat menjadi pijakan,
apabila tujuannya mengalami hambatan atau menghadapi masalah dengan orang
lain. Keterampilan tersebut juga bermanfaat, ketika keinginannya ada rintangan
atau dirinya sedang punya masalah dengan orang atau kelompok lain. Dia akan
mengobservasi, mengamati, dan mencari tahu berkaitan dengan problem yang
sedang dihadapinya. Hasil dari pencariannya tersebut, dapat menjadi pondasi
untuk menentukan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah.
10
ditemukan untuk menyelesaikan masalah dengan disesuaikan pada situasi.
Apabila upaya ini diterapkan, tentu akan menghasilkan kedamaian dan kesantunan
dalam menyelesaikan setiap persolaan.
Salah satu hal terpenting dalam kecerdasan sosial adalah selalu mau secara
ikhlas untuk memahami semua tantangan komunikasi sosial sebelum
mengeluarkan pendapat atau ide untuk kepentingan kehidupan sosial. Kecerdasan
sosial akan menuntun diri untuk menjadi orang bijak yang cerdas memahami
orang lain, serta selalu hidup dengan persepsi positif terhadap semua warna
kehidupan di sekitarnya.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Orang yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi biasanya mudah beradaptasi
dan pandai berkomunikasi. Contoh orang yang memiliki kecerdasan ini misalnya
Public Relation.Dalam pembelajaran, kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan
sosial dapat dilakukan dengan diskusi kelas. Adapun dalam keluarga dapat
melatih anak untuk saling menghargai pendapat orang lain, berempati,
bersosialisasi dengan teman sebaya, maupun orang dewasa.
Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://sastraamijaya.wordpress.com/2009/03/18/kecerdasan-sosial/
13