Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Mata Kuliah:
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tugas mata kuliah “Metodologi
Pengembangan Sosial Emosional AUD” yang berjudul Konsep kompetensi sosial emosional
anak dan kaitannya dengan prestasi belajar dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu“Dra. Nasriah,M.Pd/ Elya Siska Anggraini,S.Pd.,M.Pd” selaku dosen mata kuliah
Metodologi Pengembangan Sosial Emosional AUD, yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa isi dan juga penyampaian dalam makalah ini
masih kurang sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Konsep kompetensi sosial emosional anak dan kaitannya degan prestasi belajar.................3
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Adam (dalam Martani & Adiyanti, 1991) kompetensi sosial mempunyai hubungan
yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi antar pribadi. Membangun
kompetensi sosial pada kelompok bermain dapat dimulai dengan membangun interaksi di antara
anak-anak, interaksi yang dibangun dimulai dengan bermain hal-hal yang sederhana, misalnya
bermain peran, mentaati tata tertib dalam kelompoknya, sehingga kompetensi sosialnya akan
terbangun.
Kompetensi sosial merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh anak-
anak dan pemilikan kompetensi ini merupakan suatu hal yang penting. Menurut Leahly (1985)
kompentensi merupakan suatu bentuk atau dimensi evaluasi diri (self evaluation), dengan
kompetensi yang dimilikinya.
Beberapa pakar di bidang psikologi dan pendidikan berasumsi bahwa kompetensi sosial
merupakan dasar bagi kualitas hubungan antar teman sebaya yang akan terbentuk (Adam, 1983).
Keberhasilan untuk masuk dan menjadi bagian dari kelompok teman sebaya atau kompetensi
dengan teman bukanlah hal yang mudah. Hal ini tidak diukur dengan menghitung banyaknya
jumlah hubungan yang dilakukan seorang anak dengan anak-anak lainnya, apabila hubungan
seorang anak sebagian besar dalam bentuk agresi atau asimetris terus-menerus (bersama anak
3
yang selalu menjadi pengikut), hal ini tidak menunjukkan kompetensi sosial walaupun dia sering
berinteraksi. Sebaliknya, terkadang bermain sendiri tidak berarti kurang berkompetensi sosial.
Bermain sendiri berbeda dengan “sendirian” (hanya berada di dekat kelompok tetapi tidak
bergabung) (Coplat dkk, dalam Sroufe dkk, 1996).
Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih baik, dapat
menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, jarang tertular
berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan
pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan keterampilan dasar
banyak sukses disekolah dan dalam berhubungan dengan rekan-rekan sebaya serta
struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970)
4
individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir
dapat dinyatakan sebagai salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki
oleh anak yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Terdapat beberapa hal mendasar
yang mendorong pentingnya pengembangan sosial emosional tersebut, yaitu Pertama, makin
kompleksnya permasalahan kehidupan di sekitar anak, termasuk di dalamnya perkembangan
IPTEK yang banyak memberikan tekanan pada anak dan mempengaruhi perkembangan emosi
maupun sosial anak. Kedua, adalah penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan
investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara maksimal, baik aspek perkembangan
emosinya maupun keterampilan sosialnya. Ketiga, karena rentang usia penting pada anak
terbatas. Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu fase pun yang terlewatkan.
Keempat, ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ semata, tetapi EI jauh lebih
dibutuhkan sebagai bekal kehidupan. Kelima, telah tumbuh kesadaran pada setiap anak tentang
tuntutan untuk dibekali dan memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini.
3.2 Saran
Para orang tua atau guru anak usia dini sudah seharusnya dapat memberikan pembekalan
yang memadai tentang pengelolaan emosi pada setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan
penyesuaian diri dari lingkungannya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah maupun teman
5
bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan tersebut tidak segera diupayakan maka
dampak negatif akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak lebih serius.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.laililutfi/561f0eaf5993736b048b4568/faktorfaktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan-sosial-dan-emosional-anak-usia-dini.kompasiana.com ( diakses pada : 17
September 2020, pukul 11.30)