Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL ANAK DAN


KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR

Dosen Pengampu :

Dr.Nasriah,M.Pd /Elya Siska Anggraini,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Siti Hamida Pasaribu(1183113024)


2. Niswatun Hasanah (1185013001)

Mata Kuliah:

Metodologi pengembangan sosial-emosional AUD

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN


2019/2020

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tugas mata kuliah “Metodologi
Pengembangan Sosial Emosional AUD” yang berjudul Konsep kompetensi sosial emosional
anak dan kaitannya dengan prestasi belajar dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu“Dra. Nasriah,M.Pd/ Elya Siska Anggraini,S.Pd.,M.Pd” selaku dosen mata kuliah
Metodologi Pengembangan Sosial Emosional AUD, yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa isi dan juga penyampaian dalam makalah ini
masih kurang sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 17 Oktober 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

1.3 Tujuan Dan Manfaat Pembuatan Makalah............................................................................2

BAB II  PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Konsep kompetensi sosial emosional anak dan kaitannya degan prestasi belajar.................3

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13

3.2 Saran.....................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Anak dilahirkan dengan potensi mampu berkembang secara baik, tetapi mereka tidak
mungkin sepenuhnya melakukan secara sendiri. Anak-anak dalam pengembangan dirinya,
termasuk pada aspek sosial emosional membutuhkan bantuan dan program yang sesuai dengan
kebutuhannya. Tindakan-tindakan untuk mencerdaskan dimensi perkembangannya perlu
ditangani secara serius. Dengan demikian, diharapkan anak menjadi generasi yang mampu
mengisi kehidupannya secara cerdas dan sesuai harapan masyarakat. Namun tentunya tiap anak
tidak sama persis pencapaiannya, ada yang benar-benar cepat berkembang ada pula yang
membutuhkan waktu agak lama.Tidak semua anak usia dini mengalami perkembangan secara
normal,banyak kendala/permasalahan di dalam perkembangannya yang di sebabkan oleh
beberapa faktor. Perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bertingkah laku dan
berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial. Pada usia 2-3
tahun anak mulai belajar mengembangkan kemampuan sosial dalam bentuk belajar memainkan
peran sosial dalam aktivitas dengan teman sebayanya, dan mengembangkan sikap sosial terhadap
individu lain dan aktivitas sosial yang berada di masyarakat. Kemampuan bersosialisasi adalah
salah satu kemampuan yang perlu dikuasai anak, karena anak akan berinteraksi dengan orang
lain (Wahyudin & Agustin, 2011).1 Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan membahas lebih
lanjut tentang Konsep Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial emosional anak.
2. Dan apa kaitannya degan prestasi belajar

1.3 Tujuan Dan Manfaat Pembuatan Makalah


1. Agar pembaca dapat mengetahui tentang konsep kompetensi sosial emosional anak.
2. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana kaitannya degan prestasi belajar.

1
1.

2
BAB II
 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kompetensi sosial emosional anak


A. Pengertian kompetensi

Menurut Adam (dalam Martani & Adiyanti, 1991) kompetensi sosial mempunyai hubungan
yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi antar pribadi. Membangun
kompetensi sosial pada kelompok bermain dapat dimulai dengan membangun interaksi di antara
anak-anak, interaksi yang dibangun dimulai dengan bermain hal-hal yang sederhana, misalnya
bermain peran, mentaati tata tertib dalam kelompoknya, sehingga kompetensi sosialnya akan
terbangun.

Kompetensi sosial merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh anak-
anak dan pemilikan kompetensi ini merupakan suatu hal yang penting. Menurut Leahly (1985)
kompentensi merupakan suatu bentuk atau dimensi evaluasi diri (self evaluation), dengan
kompetensi yang dimilikinya.

Ross-Krasnor (Denham dkk, 2003) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai keefektifan


dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Bagi anak pra
sekolah, perilaku yang menunjukkan kompetensi sosial berkisar pada tugas-tugas utama
perkembangan yaitu menjalin ikatan positif dan self regulations selama berinteraksi dengan
teman sebaya. Dalam pandangan teoritis kompetensi sosial, terdapat dua fokus pengukuran yaitu
pada diri atau orang lain, dalam hal ini adalah mengukur kesuksesan anak dalam memenuhi
tujuan pribadi atau hubungan interpersonal anak.

Beberapa pakar di bidang psikologi dan pendidikan berasumsi bahwa kompetensi sosial
merupakan dasar bagi kualitas hubungan antar teman sebaya yang akan terbentuk (Adam, 1983).
Keberhasilan untuk masuk dan menjadi bagian dari kelompok teman sebaya atau kompetensi
dengan teman bukanlah hal yang mudah. Hal ini tidak diukur dengan menghitung banyaknya
jumlah hubungan yang dilakukan seorang anak dengan anak-anak lainnya, apabila hubungan
seorang anak sebagian besar dalam bentuk agresi atau asimetris terus-menerus (bersama anak

3
yang selalu menjadi pengikut), hal ini tidak menunjukkan kompetensi sosial walaupun dia sering
berinteraksi. Sebaliknya, terkadang bermain sendiri tidak berarti kurang berkompetensi sosial.
Bermain sendiri berbeda dengan “sendirian” (hanya berada di dekat kelompok tetapi tidak
bergabung) (Coplat dkk, dalam Sroufe dkk, 1996).

Kaitan Konsep Kompetensi Sosial Emosional Anak Degan Prestasi Belajar

Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih baik, dapat

menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, jarang tertular

penyakit, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam

berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan

untuk kerja akademis di sekolah lebih baik.Keterampilan dasar emosional tidak

dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya

dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional tersebut besar

pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan keterampilan dasar

kecerdasan emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh pengertian,

mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih banyak pengalaman dalam

memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih

banyak sukses disekolah dan dalam berhubungan dengan rekan-rekan sebaya serta

akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat terlarang, kenakalan, kekerasan

serta seks yang tidak aman.

Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis

struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970)

menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu

mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan

4
individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir

Berddengan demikian mengenai kecerdasan emosi serta hubungannya

dengan prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional

dapat dinyatakan sebagai salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki

oleh anak yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik

di sekolah serta menyiapkan mereka menghadapi dunia nyata nantinya

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Terdapat beberapa hal mendasar
yang mendorong pentingnya pengembangan sosial emosional tersebut, yaitu Pertama, makin
kompleksnya permasalahan kehidupan di sekitar anak, termasuk di dalamnya perkembangan
IPTEK yang banyak memberikan tekanan pada anak dan mempengaruhi perkembangan emosi
maupun sosial anak. Kedua, adalah penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan
investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara maksimal, baik aspek perkembangan
emosinya maupun keterampilan sosialnya. Ketiga, karena rentang usia penting pada anak
terbatas. Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu fase pun yang terlewatkan.
Keempat, ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ semata, tetapi EI jauh lebih
dibutuhkan sebagai bekal kehidupan. Kelima, telah tumbuh kesadaran pada setiap anak tentang
tuntutan untuk dibekali dan memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini.

3.2 Saran
Para orang tua atau guru anak usia dini sudah seharusnya dapat memberikan pembekalan
yang memadai tentang pengelolaan emosi pada setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan
penyesuaian diri dari lingkungannya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah maupun teman

5
bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan tersebut tidak segera diupayakan maka
dampak negatif akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak lebih serius.

6
DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Muhammad. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Wineka Media


Sunarto dan B. Agung Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Hurlock (1991). Perkembangan Anak. Jilid 1. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lawrence, E. S. (1997). Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta: Gramedia
Syamsuddin, A. (2000). Psikologi Pendidikan (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosda Karya
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/download/6392/3878
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-septianawi-5158-3-bab2.pdf ( diakses
pada :17 september 2020 ,pukul 10:15)
https://www.researchgate.net/publication/331373334 (diakses pada : 17 september 2010,pukul
10:02 )
http://eprints.ums.ac.id/69157/3/BAB%20II.pdf ( diakses pada : 17 september 2020,pukul
10:57)

http://repository.ut.ac.id/4691/1/PAUD4103-M1.pdf ( diakses pada : 17 september 2020,pukul


11:12)

https://www.laililutfi/561f0eaf5993736b048b4568/faktorfaktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan-sosial-dan-emosional-anak-usia-dini.kompasiana.com ( diakses pada : 17
September 2020, pukul 11.30)

Anda mungkin juga menyukai